Mutiara Dari Pegunungan Alpen Perancis itulah sebutan untuk Kota Annecy. Sebuah kota kecil di wilayah Haute-Savoie.Annecy adalah salah satu kota tercantik di Perancis. Letaknya yang ada di daerah tenggara Perancis dan berbatasan langsung dengan negara Swiss terkadang juga mendapat julukan “Venesia di Alpen” karena banyaknya kanal dan sungai Thiou yang mengalir di antara dinding rumah-rumah di kota tua.Bangunan-bangunan di kota ini memiliki aksen Eropa klasik yang indah. Hampir seluruh bentuk dan warna bangunan pun senada.Pegunungan Alpen merupakan bagian utama panorama alam Kota Annecy yang cantik selain Lac d'Annecy atau Danau Annecy yang terkenal sebagai danau terbersih di Eropa, Danau Annecy selalu menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan untuk datang mengunjungi kota ini.Hamparan air jernih sebening kristal, taman bunga warna-warni di tepiannya, serta lanskap pegunungan Alpen membuat siapapun akan dibuat kagum oleh danau ini.Marcia jatuh cinta pada Kota Annecy saat pertam
Di sebuah apartemen di kawasan SCBD Jakarta.Killian sedang berada diruang kerjanya. Duduk di kursi kebesarannya dan sedang mengecek dokumen-dokumen yang membutuhkan perhatiannya.Sejak mengetahui kehamilan Marcia, Killian langsung menghubungi seseorang untuk mencari Marcia. Seorang professional yang dapat mencari seseorang dengan cara yang tidak terduga dan berhasil dalam waktu singkat.Bagaimanapun Killian tidak bisa membuang waktu lagi. Keselamatan Marcia dan janin dalam kandungannya adalah tanggung jawab Killian saat ini. Dan demi Tuhan Killian sangat cemas kalau Marcia masih belum di temukan.Dia tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Membuat bobot tubuhnya menyusut drastis seminggu ini.Belum lagi kedua orang tuanya yang sudah mulai mengetahui kalau Marcia menghilang. Keduanya selalu mananyakan perkembangan pencarian Marcia setiap hari. Benar-benar membuatnya sakit kepala.Kalau sudah begini biasanya Killian akan menghabiskan waktunya di club dan melampiaskannya kepada jalang
Sebuah taxi berhenti di depan pagar rumahnya yang bercat putih. Sepasang kaki berbalut celana jins yang mengenakan sepatu kets turun dari taxi itu menyusul Marcia yang berbalik, berjalan masuk ke rumahnya setelah merapikan alat penyiram tersebut. “Akhirnya aku menemukanmu” suara seseorang yang familiar membuat Marcia menghentikan langkah di depan pintu rumahnya.Tubuh Marcia membeku di tempatnya. Langkah kakinya yang sedang menapaki teras terhenti. Perlahan, Marcia membalikkan badannya ke arah suara yang familier tersebut dan di sanalah berdiri seorang pria, tampan dengan senyum menawannya yang selalu membuat wanita klepek-klepek.Penampilannya sangat kasual, kaos putih longgar, celana jins dan sepatu kets dengan koper kecil di sebelahnya, membuat penampilan Killian menjadi lebih muda beberapa tahun. Apalagi dengan rambut hitamnya yang berantakan dan rahang tegasnya yang mulai di tumbuhi bulu-bulu halus karena belum bercukur sejak kemarin membuat pria itu semakin menawan tanpa haru
“Aku merindukanmu Darl”Deg!Jantung Marcia yang sudah mulai tenang tiba-tiba mulai berdebar tidak karuan. Semakin lama debarannya semakin kencang sampai ia pikir sudah terdengar oleh Killian karena jarak mereka sedikit dekat.Perlahan pipi Marcia merona dan wajahnya memanas. Tidak ingin Killian tau kalau wajahnya sudah merona, segera di palingkannya wajahnya ke arah lain. Sekalian menjaga debaran jantungnya agar lebih tenang.‘Hufff…tenang Cia…tenang…Ini cuma Kak Lian. Dia udah biasa bilang rindu sama kamu. Jangan baper deh! Ingett kamu tuh masih cinta sama Keenan!’ omel Marcia pada dirinya sendiri dalam hati. Tiba-tiba tangannya di genggam dengan hangat oleh Killian. Membuat Marcia tersentak kaget dan refleks melepaskan tangannya dari genggaman Killian yang tidak di lepaskan pria itu."Lepas" Marcia berusaha melepaskan tangannya yang masih di genggam dengan erat. "Please Darl, listen to me." Mohon Killian semakin erat menggenggam tangan Marcia. Mendengar nada permohonan dalam su
Marcia terdiam. Sungguh jantungnya berdebar sangat kencang sekarang. Apalagi saat Killian menggenggam tangannya seperti ini. 'Duh, jangan tatap aku seperti itu Kak Lian... 'DegDeg Deg"A-aku... "DdrrttttDdrrttttBunyi getaran ponsel menginterupsi suasana intim pasangan itu. Membuat Killian kesal sekaligus jengkel moment mesranya di ganggu."Damn!" umpat Killian tanpa bisa menahan dirinya.Dengan kesal, Killian berdiri dari posisi bersimpuhnya di hadapan Marcia. Tangan besarnya yang tadi menggenggam tangan gadisnya harus rela terlepas untuk meraih ponselnya yang sedang menjerit di atas meja makan.Marcia langsung menyelipkan rambut nakalnya yang terlepas dari sanggulan asalnya dan membetulkan posisi duduknya menghadap ke arah meja makan dan tidak duduk menyamping lagi. Dengan ekor matanya di liriknya Killian yang sedang meraih ponselnya sambil berusaha tidak terlalu kentara mengamati pria itu dan sesekali mengipasi wajahnya yang masih memanas karena tatapan maut Killian sesaat l
Marcia membelalakkan matanya karena terkejut.Karena tidak merasakan penolakan dari Marcia, Killian mulai menggerakkan bibirnya. Di hisapnya bibir atas nan sexy itu dan mengigit bibir bawahnya pelan.Saat merasakan Marcia terkesiap karena kaget, Killian langsung menginvasi mulut Marcia. Lidahnya menerobos masuk mengabsen seluruh isi di dalam mulut gadisnya dan menciumnya dengan lembut penuh damba. Membuat jantung Marcia semakin berdebar tidak karuan.Tangan gadis itu bergetar dan lututnya sudah mulai lemas, ciuman Killian benar-benar memabukkan.Meskipun ini bukan ciuman pertamanya, tapi bagi Marcia ciuman Killian kali ini begitu lembut, dalam dan penuh cinta membuat Marcia merasa begitu di cintai dan di hargai sebagai seorang wanita. Sangat intim.Killian benar-benar memperlakukan Marcia dengan lembut. Perlahan tangan Marcia yang menempel di dada bidang Killian mulai meremas kerah mantel pria itu.Dia butuh pegangan.Kepalanya sudah mulai pusing. Ciuman Killian membuat Marcia ke
Begitu pesawat yang di tumpanginya mendarat di Jakarta, Killian langsung sibuk meeting untuk membahas kegiatan promosi untuk resort di Lombok. Kekuatan promosi Phoenix Corporation sudah tidak perlu diragukan lagi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa apapun yang di tangani dan berada di bawah naungan Phoenix Corporation sudah pasti dijamin kualitasnya dan kesuksesannya. Untuk itulah Killian sampai terjun langsung untuk memantau kegiatan promosi untuk resort di Lombok. Dia tidak mau ada celah sekecil apapun untuk saingan bisnisnya merusak proyek akbarnya. Selain nama baik Tjahyadinata yang menjadi taruhannya, kompetensinya dan kualitas promosi yang mumpuni akan mempengaruhi kesuksesan proyeknya kali ini. “Siapa brand ambassadornya kali ini?” Killian baru saja selesai meeting dengan para manager cabang. Melangkah dengan tergesa kearah ruangannya. Dia sangat lelah dan matanya sudah lima watt, kepalanya sudah luar biasa pening. Sejak kembali dari Annecy, Killian bekerja bagai kuda non
Sejak Killian kembali ke Jakarta untuk menangani launching resort di Lombok milik Phoenix Corporation, sejak itu pula Marcia tidak pernah mendengar kabar pria itu lagi.Pria yang katanya mencintainya itu sama sekali tidak memberi kabar apapun termasuk tidak mengirimkan pesan atau video call. Marcia kesal sekali kepada Killian.‘Katanya cinta! Katanya sayang! Tapi sejak sampai di Jakarta sama sekali nggak telpon ataupun kirim pesan. Ahh dasar tukang bohong!’ batin Marcia kesal sampai bantal dan guling yang tidak bersalah menjadi sasarannya malam itu.Ingin hubungi duluan tapi gengsi dan malu. Masih kesal setelah melempar bantal dan gulingnya ke lantai, Marcia bergegas ke dapur mengambil minuman.Setelah marah-marah jadi haus.Sambil meminum air dalam botol, gadis itu tersedak sendiri saat menyadari dia sudah marah-marah tidak jelas.“Uhuk uhuk uhuk” Marcia terbatuk-batuk dan menyeka air yang menetes di bibirnya.‘Astaga aku kenapa sih? Ngapain juga harus marah-marah 'gak jelas gini cu
Killian sampai rumah jam sepuluh malam. Rumah sudah sepi karena semua pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing.Dengan perlahan Killian membuka pintu kamar dan mendapati Marcia yang tertidur sambil memeluk Kieran yang tidur di sampingnya.Kedua hartanya yang paling berharga. Killian sangat terharu melihat impiannya terwujud di depan matanya dan sedang terlelap dengan nyenyak saat ini.Berusaha tidak menimbulkan suara, Killian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus mandi sampai bersih apalagi tadi darah si supir sempat muncrat ke bajunya.Selesai membersihkan diri, Killian berjalan ke walk in closetnya dan mengenakan piyamanya di sana kemudian berjalan ke tempat tidur dan mengecup pelan kening Marcia dan Kieran lalu merebahkan dirinya di samping sang istri.Killian lalu tidur dan melepas lelah sambil memeluk belahan jiwanya sampai pagi menyapa.&n
Supir itu terkesiap “Ja-jangan tolong!” Supir itu memohon dengan gemetar.Tapi Killian sudah kepalang murka. Dalam sekali tebas darah segar langsung mengucur di dada supir truck tersebut. Teriakan kesakitannya terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan suram itu.“AAAAAKKKKKKHHH SAKITT!!!” Teriak supir itu.“Cih!” Kesal Killian membersihkan cipratan darah yang mengotori tangannya. Kemudian Killian tersenyum kejam menatap datar supir itu.Ketika tangannya akan menyayat tubuh di depannya lagi, supir tersebut langsung berteriak “Jangan saya mohon! Saya akan katakan semuanya tapi tolong ! Tolong” Teriak supir itu sambil menangis meratapi luka sayatan di dadanya yang cukup dalam itu.Mendengar perkataan supir itu Killian mendengus. Kemudian menghela napas dalam lalu menatap Agung di sampingnya.Agung yang mengerti kode dari Killian langsung menarik supir itu ag
Sejak mengetahui Marcia sedang kritis di rumah sakit dan mengetahui tentang kekejaman papanya, Keenan belum bertemu lagi dengan sang papa. Dia hanya kembali ke rumah sang mama dan di penghujung hari setelah pulang dari kantor, Keenan akan pulang ke apartemennya.Meskipun Amira selalu menelponnya yang tidak pernah di angkat oleh Keenan karena Keenan mengetahui Soraya, ibunya Amira juga ikut andil dalam mencelakai Marcia meskipun tidak secara langsung.Keenan sangat muak dengan ibu dan anak itu yang selalu membayangi hidupnya. Mereka berdua tidak ubahnya lintah yang terus menempel dan menghabiskan harta papanya.Tidak cukupkah mereka menghancurkan keluarganya, membuat papa dan mamamya bercerai dan membuatnya hidup tanpa kasih sayang yang utuh dari papanya. Meskipun Keenan tumbuh besar dalam pengasuhan kedua orangtuanya di tempat terpisah. Mengingat itu Keenan menjadi kesal.Alhasil yang Keenan lakukan
Pemandangan indah penuh bunga dan rumput musim semi menyapa Marcia yang tiba-tiba menginjakkan kakinya di padang indah itu.Sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dan bunga-bunga berbagai warna dengan aromanya yang harum. Marcia sangat menyukai bunga dan musim semi. Karena itulah dia sangat suka padang ini dalam sekali lihat.“Wah....Yuhuuuu...” Teriak Marcia dengan penuh semangat merentangkan kedua tangannya dan berlari berputar-putar menjelajahi padang bunga itu.“Cantik banget tempat ini”Kemudian Marcia menarik napas dalam sambil memejamkan mata dan menghembuskannya. Menikmati suasana sekitarnya yang sunyi dan udaranya yang segar dengan senyuman tidak henti menghiasi wajah cantiknya.“Aku ingin tunjukin tempat ini ke Kak Lian. Eh, tapi kok Kak Lian dari tadi ‘gak ada ya” Gumam Marcia baru sadar kalau sejak tadi dia sendirian.Kemudian Marci
Sepasang suami istri itu berlarian dengan panik di lorong rumah sakit. Keduanya mendapat kabar dari Agung kalau putra-putri mereka mendapat kecelakaan dan sekarang Marcia sedang di operasi untuk mengeluarkan bayinya.Thomas berjalan secepat mungkin ke arah ruang operasi dan menemukan Killian yang sedang tertunduk lesu.Kemeja dan celana panjangnya terdapat banyak noda darah.‘Apa Killian terluka?’ Batin Thomas cemas.“Lian!” Ellena sang ibu memanggil putranya dan segera memeluk sang putra saat di lihatnya putranya sedang tidak baik-baik saja.Killian langsung memeluk ibunya dan menangis tersedu di sana. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Segala resah, cemas, takut dan khawatir istri dan bayinya kenapa- kenapa campur aduk menjadi satu.Thomas yang melihat putranya sedang butuh dukungan langsung memeluk istri dan anaknya deng
“Marcia adalah putri dari wanita yang aku cintai sepenuh hati. Sejak dulu. Bahkan sampai saat ini” Angga berkata dengan lugas.Menatap Lucy langsung ke dalam matanya.Mendengar pengakuan Angga entah kenapa hati Lucy serasa tercubit. Bertahun-tahun bersama Angga rupanya tidak pernah membuat pria itu jatuh cinta padanya ternyata.Lucy kira selama ini Angga mencintainya karena itulah dia bercerai dengan istrinya, tidak pernah menikah lagi dan selalu mencarinya jika butuh untuk di puaskan. Ternyata kisahnya bukan seperti yang selama ini di pikirkannya.‘Brengsek!’ Maki Lucy dalam hati. Tatapan matanya menajam menatap Angga yang duduk di hadapannya. Tapi dia masih berusaha tenang.“Wanita yang kau cintai itu maksudnya Misato Kellgaren?” Tanya Lucy“Misato Minamoto. Itu namanya sebelum menikah dengan Andrew Kellgaren si pembully itu!” Kata Angga. Matanya berkilat p
“Sabar ya nak. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit. Kita akan segera bertemu sayang. Tenang-tenang dulu ya di dalam perut mama” Bisik Killian berulang-ulang ke perut Marcia sambil tidak henti mengelus perut sang istri.Sesekali Killian mengecup kening Marcia yang sudah tidak sadarkan diri. Jantungnya bertalu-talu. Takut dirinya sudah terlambat menyelamatkan istrinya.***Sepuluh menit kemudian mereka berhasil mencapai rumah sakit terdekat di daerah pinggiran kota. Killian langsung menggendong Marcia yang sudah tidak sadarkan diri keluar dari mobil dan berteriak ke arah petugas kesehatan yang sudah membawa brangkar agar segera menyelamatkan istrinya.Wajah Killian sangat pucat, panik menguasai pikirannya yang biasanya selalu tenang meskipun dalam keadaan terjepit. Ketakutan sangat kentara di wajahnya yang tampan.“Tolong selamatkan istri saya!” Teriak Killian sambil membaringkan Marcia di atas brankar.Dokter dan perawat segera membawa Marcia ke ruang IGD dan mulai melakukan pemer
Dengan senyum kemenangan, Lucy berkata “Aku tau apa yang kau lakukan Angga” Bisiknya pelan.Tidak ingin terpancing oleh wanita paruh baya di hadapannya ini, Angga berusaha bersikap santai. Kemudian dia duduk di sofa single di depan Lucy sambil menyilangkan kaki dan memantik cerutu.Seketika asap cerutu berkualitas tinggi membubung tinggi keluar dari bibir Angga. Kemudian sambil duduk santai dan menyenderkan punggungnya pria paruh baya itu menatap Lucy dengan tajam.“Apa maksudmu Lucy” Tanya Angga pura-pura tidak tahu.Lucy tersenyum sinis. “Aku sudah melihat isi laptopmu. Dan tau apa yang sudah kau lakukan bertahun lalu” Kata Lucy terus terang.Dia malas tarik ulur. Lucy sudah tarik ulur dengan Angga belasan tahun dan sudah muak melakukannya. Kalau dapat hasil sih tidak masalah tapi yang ada malah capek melayani lelaki tua ini!“Tidak ku sangka kalau kau dan Misato saling mengenal” Kata Lucy sekilas otaknya langsung traveling ke beberapa tahun silam saat Angga terlihat bahagia di hari
“Darling kamu udah siap ?” Tanya KillianMarcia yang sedang di ruang walk-in closet kamar mereka mulai memakai gaunnya. Malam ini ada pesta ulang tahun perusahaan Phoenix Corporation. Marcia sebagai istri sang CEO tentu saja harus hadir.Killian berjalan menghampiri sang istri yang sedang mengenakan gaun malamnya. Gaun malam yang sangat indah hasil dari rancangan seorang designer terkenal langganan keluarga Tjahyadinata.Sebuah gaun malam warna biru navy yang simple namun sangat anggun dan elegant jika di pakai oleh istrinya. Sewarna dengan mata indahnya yang selalu membuat Killian serasa tenggelam di lautan dalam jika memandangnya.Gaun itu bermodel long sleeve berbahan satin yang lembut dengan belahan dada v-neck yang tidak terlalu rendah tapi masih sopan dan garis pinggang yang menegaskan lekuk tubuh sang istri yang sedang mengandung 8 bulan. Tidak berlebihan aksesoris, payet ataupun ornamen lainn