“Kak Lian” bisik Marcia pelanKemudian gadis itu berjalan perlahan menghampiri Killian. Menatapnya dengan takjub seakan tidak percaya bahwa Killian memang sedang berdiri di hadapannya.Tiba-tiba Killian merasakan pipinya di tusuk pelan.Dua kali.Dan tiba-tiba “Aduuhh”Killian berteriak kesakitan karena Marcia mencubit pipinya gemas."Darling, what are you doing?! " Keluh Killian sambil mengusap pipi kirinya yang di cubit Marcia."It hurts Darl! " Killian cemberut pipinya jadi korban. Marcia langsung cengar cengir tidak merasa bersalah"Hehehe, maaf Kak Lian. Kirain tadi cuma bayangan aja" Marcia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal"Huh, awas kau ya. Mau Kak Lian hukum kamu disini hem?! " Dengan gerakan cepat Killian langsung mengamit pinggang Marcia. Membuat gadis itu kaget dan terlambat menghindar. "Ahhh, Kakak. Lepas. Malu!" Marcia berusaha melepaskan diri tapi Killian semakin mempererat pelukannya. Kemudian tanpa Marcia duga Killian tiba-tiba memeluknya. "I miss you Darling.
Hari itu Marcia tampil sangat cantik dan anggun. Membuat Killian yang sedang berdiri menantinya di altar tidak bisa mengedipkan matanya sedikitpun.Dadanya berdebar-debar menahan bahagia yang membuncah membuat tangannya gemetar dan basah karena terlalu gugup.Di dampingi oleh ayah angkatnya, Thomas. Di sepanjang langkahnya Marcia berjalan menuju altar ke tempat di mana Killian sudah berdiri menunggunya di sana, sekelebat memory percakapan antara Marcia dan Ellena mulai melintas.Flashback"Kenapa semuanya pada kesini? " Tanya Marcia polos. Masih takjub dengan kehadiran keluarganya, sahabat-sahabatnya dan Killian. Gadis itu bahkan tidak sadar Killian sedang menggenggam tangannya dan sesekali mengecupnya.Bahkan di hadapan kedua orang tua mereka. "Tentu saja karena dua hari lagi akan ada acara istimewa disini Sayang" Kata Ellena tersenyum bahagia"Acara apa Bu? ""Pernikahan kalian""A-APA? "“Uhum, kamu sudah dengar tadi.” Jawab Ellena dan membetulkan anak rambut nakal ke balik telin
Alunan lagu lembut mengalun merdu mengiringi langkah Marcia menuju altar tempat Killian sudah berdiri di sana dengan wajah semringah dan bahagia.Menunggunya.Setiap langkah Marcia terasa sangat ringan. Hatinya membuncah dipenuhi kebahagiaan.Lonely, the path you have chosenA restless road, no turning backOne day you will find your light againDon't you knowDon't let go be strongTadinya Marcia pikir menikah dengan Killian adalah tabu. Karena mereka di besarkan bersama sebagai kakak dan adik meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah.Follow your heartLet your love lead through the darknessBack to a place you once knewI believe, I believe, I believe in youFollow your dreamsBe yourself, an angel of kindnessThere's nothing that you cannot doI believe, I believe, I believe in youTapi ternyata tidak seperti itu.‘Entahlah. Apakah sudah sejak lama aku jatuh cinta kepada Killian?’“Kenapa rasanya bahagia sekali?’‘Rasa itu tumbuh begitu saja tanpa ku sadari’‘Ah sudahlah. Lebi
Malamnya sepasang pengantin yang sedang berbahagia dan keluarga serta sahabat-sahabat mereka makan malam sederhana di hotel tempat mereka menginap.Makan malam sederhana dengan suasana kekeluargaan itu dihiasi dengan canda tawa pengantin dengan sahabat-sahabat mereka.Kedua orang tua mereka hanya mengulum senyum dan sesekali terkekeh melihat putra mereka yang di ledek habis oleh Bayu sahabatnya.“Kali ini enggak akan mabuk lagi kan kamu Lian. Awas aja ngajak-ngajak mabuk lagi. Kali ini aku aduin ke istrimu” Goda Bayu semakin menjadi.Terbayang oleh Bayu masa-masa menyedihkan Killian di New York saat menyadari telah jatuh cinta kepada Marcia yang saat itu masih di bawah umur.“Siapa yang mabuk. Nggak lah. Aku mah enggak pernah mabuk” Balas Killian jumawa sambil merangkul pundak Marcia yang sedang makan buah semangka di sebelahnya.Marcia yang tersedak akhirnya melayangkan satu cubitan pedas ke perut Killi
Setelah pernikahan mereka dan di lanjutkan dengan makan malam bersama keluarga dan sahabat-sahabat mereka, Killian dan Marcia memang menginap semalam di hotel. Dan keesokan harinya, setelah sarapan bersama, mereka mengantar orang tua dan sahabat-sahabat mereka ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Bayu dan Shizuka tidak bisa berlama-lama ambil cuti karena harus bekerja. Begitu pula dengan ayahnya, Thomas. Selama Killian cuti bulan madu, Thomas yang mengambil alih Phoenix dan K Global. Karena itulah ayahnya langsung kembali ke Jakarta bersama ibunya yang menemaninya kemanapun sang ayah pergi. Selepas mengantar keluarga mereka, Killian langsung tancap gas ke Desa Grindelwald untuk bulan madu mereka. Tadinya Marcia sama sekali tidak kepikiran tentang bulan madu. Tetapi sejak Shizuka yang tiba-tiba bertanya tentang bulan madunya saat makan malam dia jadi penasaran juga. Karena Killian langsung menjawab Shizuka kalau perjalanan kami akan menjadi kejutan untuk istrinya dan membuat s
Menarik napas dalam kemudian menghembuskannya kembali.Berulang kali Killian melakukannya untuk menenangkan debaran jantungnya yang menggila karena gairahnya yang sangat sulit untuk di tahan. Itulah kelemahan Killian. Kalau menyangkut Marcia, dia sudah tidak dapat berpikir jernih. 'Tenang Lian. Tarik napas dalam, hembuskan' Batinnya berusaha tenang. Dasar sang junior yang memang susah di tenangkan,apalagi sudah puasa lama sekali membuat Killian menahan napasnya dan memaksakan diri menyelesaikan pekerjaannya memakaikan gaun tidur ke tubuh sang istri.Kemudian Killian langsung bergegas ke kamar mandi dan terpaksa bermain solo di sana. 'Shit!' Kesal KillianDia masih berusaha menuntaskan hasratnya di dalam kamar mandi. Setelah beberapa menit berkutat di dalam kamar mandi, Killian membersihkan diri sekali lagi dan langsung bergabung dengan sang istri yang masih terlelap di atas ranjang. Menyetir hampir empat jam mengantar keluarganya ke bandara dan langsung bertolak ke desa ini me
Di tengah cumbuan sang suami, Marcia tiba-tiba merasakan hawa dingin mengenai tubuhnya. Saat di sadarinya, ternyata Killian sudah menelanjangi mereka berdua. Membuat Marcia sempat terkagum-kagum dengan skill jari Killian yang mumpuni. "Ahhh Kak! " Marcia menjerit Kepala Killian sudah sibuk bergerak-gerak di atas payudaranya. Sebelah tangannya sibuk memberi rangsangan di dada kiri istrinya sedangkan jarinya yang lain sibuk bergerilya di bawah sana membuat Marcia menjerit karena kaget. Baru kali ini Marcia merasakan bercumbu intim seperti ini. Seluruh tubuhnya tidak ada yang lolos dari cumbuan dan kecupan basah Killian. Ini sangat baru untuknya. Membuat Marcia semakin berdebar tidak karuan. Tiba-tiba di rasakannya miliknya sudah basah di bawah sana. Dan kepala Killian sudah semakin turun dan turun, berhenti sebentar di pusarnya. Mengecupnya dengan mesra membuat Marcia menggelinjang geli. “Uhhhh geli Kak Lian” Marcia mendesah. Matanya terpejam menikmati geli yang di rasakann
Siang itu, suasana pemakaman yang sepi dan sunyi membuat tempat itu terlihat damai. Angin sepoi-sepoi bertiup di tengah hari yang mendung di tengah kedamaian itu. Terlihat Marcia sedang mengusap batu nisan di hadapannya.Di bersihkannya makam itu dengan telaten, di pungutnya ranting kering dan daun kering yang berguguran menutupi makam. Dengan sayang Marcia mengusap foto yang tertempel di batu nisan itu. Foto seorang wanita cantik dengan mata sipit berambut hitam lurus seperti rambutnya sedang tersenyum bahagia menatap kamera. Misato Kellgaren, nama yang tertera di batu nisan itu. Memegang topi lebar di tangan kanannya, wanita itu tersenyum dengan tatapan mata teduh kepada seseorang yang mengambil fotonya, yaitu ayah Marcia, Andrew Kellgaren. "Di sini terbaring dalam damai, seorang istri, ibu dan sahabat terkasih yang akan selalu di rindukan" Misato Kellgaren Lahir : Tokyo xx-xx-xxxx Meninggal : Jakarta xx-xx-xxxxPun di