Di tengah cumbuan sang suami, Marcia tiba-tiba merasakan hawa dingin mengenai tubuhnya. Saat di sadarinya, ternyata Killian sudah menelanjangi mereka berdua. Membuat Marcia sempat terkagum-kagum dengan skill jari Killian yang mumpuni. "Ahhh Kak! " Marcia menjerit Kepala Killian sudah sibuk bergerak-gerak di atas payudaranya. Sebelah tangannya sibuk memberi rangsangan di dada kiri istrinya sedangkan jarinya yang lain sibuk bergerilya di bawah sana membuat Marcia menjerit karena kaget. Baru kali ini Marcia merasakan bercumbu intim seperti ini. Seluruh tubuhnya tidak ada yang lolos dari cumbuan dan kecupan basah Killian. Ini sangat baru untuknya. Membuat Marcia semakin berdebar tidak karuan. Tiba-tiba di rasakannya miliknya sudah basah di bawah sana. Dan kepala Killian sudah semakin turun dan turun, berhenti sebentar di pusarnya. Mengecupnya dengan mesra membuat Marcia menggelinjang geli. “Uhhhh geli Kak Lian” Marcia mendesah. Matanya terpejam menikmati geli yang di rasakann
Siang itu, suasana pemakaman yang sepi dan sunyi membuat tempat itu terlihat damai. Angin sepoi-sepoi bertiup di tengah hari yang mendung di tengah kedamaian itu. Terlihat Marcia sedang mengusap batu nisan di hadapannya.Di bersihkannya makam itu dengan telaten, di pungutnya ranting kering dan daun kering yang berguguran menutupi makam. Dengan sayang Marcia mengusap foto yang tertempel di batu nisan itu. Foto seorang wanita cantik dengan mata sipit berambut hitam lurus seperti rambutnya sedang tersenyum bahagia menatap kamera. Misato Kellgaren, nama yang tertera di batu nisan itu. Memegang topi lebar di tangan kanannya, wanita itu tersenyum dengan tatapan mata teduh kepada seseorang yang mengambil fotonya, yaitu ayah Marcia, Andrew Kellgaren. "Di sini terbaring dalam damai, seorang istri, ibu dan sahabat terkasih yang akan selalu di rindukan" Misato Kellgaren Lahir : Tokyo xx-xx-xxxx Meninggal : Jakarta xx-xx-xxxxPun di
Ada beberapa hal yang membuat Marcia tidak pernah mengunjungi makam kedua orang tuanya. Selain karena saat itu usianya masih sangat belia, Marcia juga mengalami hilang ingatan partial. Setelah sadar dari koma, Marcia hanya ingat kejadian sebelum kecelakaan yang menewaskan ibunya dan membuatnya kehilangan ingatannya itu.Ya. Ingatannya mulai kembali sejak malam itu. Malam saat Marcia mengetahui dirinya tengah memgandung, sesaat sebelum berangkat ke Annecy.Mimpi itu menghantamnya dengan sangat jelas. Satu persatu ingatannya perlahan kembali dengan pesat. Seakan ada suatu pemicu yang mengembalikan seluruh memorynya.Ya hari itu... FlashbackMusim Panas di Tokyo,Sebelum menikah, Misato pernah bekerja di kantor pemerintahan Jepang.Dia memiliki keahlian di bidang IT. Di usia yang masih terhitung muda, Misato sudah mengepalai sektor IT di kantornya.Di musim panas tahun itu, Misato dan Andrew bertemu pertama kali ketika tidak sengaja Andrew menabrak Misato saat mereka selesai makan s
“Apa yang terjadi Yah?” Killian berjalan mendekati kedua orang tuanya dan bertanya kepada ayahnya yang berdiri di samping ibunya.“Misato meninggal” Lirih ayahnya.Killian terkesiap. Matanya langsung menatap ke arah gadis kecil yang masih belum sadarkan diri.Gadis kecil yang di seluruh tubuhnya terpasang selang dan jarum untuk menopang hidupnya.Tubuh kecil itu berusaha bertahan dari ambang kematian yang nyaris merenggut nyawanya. Bunyi detak jantung yang stabil masih terdengar di monitor di sebelah brangkar gadis cilik itu.Grafik yang menggambarkan detak jantung dan nadi terus berkedip stabil dengan bunyi yang teratur. Menandakan Marcia masih hidup.Tidak di sangkanya Marcia akan mengalami kejadian menyedihkan ini di usianya yang masih sangat muda.“Mobilnya menabrak pembatas jalan” Lanjut sang ayah.“Sepertinya Misato melindungi Marcia. Mereka menemukan Misato yang memeluk erat Marcia yang tidak sadarkan diri. Sedangkan Misato sendiri langsung meninggal ditempat.” Air mata menete
Setelah mengunjungi makam Andrew dan Misato dua hari lalu, Killian mengajak Marcia pulang ke rumah yang sudah di siapkannya untuk istrinya.Saat sampai di sebuah rumah yang terletak di dalam komplek perumahan elite di daerah Kemang, Marcia kebingungan.Mobil Killian memasuki gerbang tinggi itu dan memarkirkan kendaraannya di halaman rumah yang bisa menampung lima mobil.“Ini rumah siapa Kak?”Killian tidak menjawab, melainkan langsung melepas seatbelt nya dan membuka pintu mobil, berjalan mengitari kepala mobil untuk membukakan pintu mobil untuk sang istri yang masih kebingungan.“Ini rumah kita Darl” Jawab Killian sambil mengamit tangan Marcia dan menuntunnya berjalan ke pintu depan.Marcia menatap takjub dengan interior rumah itu. Bergaya modern minimalis dengan warna putih dan abu-abu mendominasi.Ruang tengah dengan ruang makan dan dapur memiliki konsep terbuka dan dapat saling melihat karena tanpa sekat.Dari ruang tengah dapat melihat dapur dan meja makan. Juga ada pintu geser
Setelah mandi bersama yang benar-benar mandi, istrinya menolak keras berendam plus-plus dengannya karena sudah kelelahan.Apa boleh buat, lebih baik Killian turuti dari pada sang istri ngambek dan berimbas pada jatah malamnya.Akhirnya mereka pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang.Killian ingin belajar memasak katanya."Sekali-sekali aku mau manjain kamu Darling" Mengedipkan matanya menggoda sambil memakai apron pink bermotif piglet si babi imut salah satu teman Winnie si Pooh.Marcia tersipu. Wajahnya merona malu. Apalagi sang suami terlihat makin tampan saat memakai apron.Gegas Marcia berbalik membelakangi Killian pura-pura menyibukkan diri dengan membuka pintu kulkas yang ada di belakangnya.Killian terkekeh melihat istrinya malu-malu."Kak Lian kapan masuk kantor lagi? " Tanya Marcia mencari bahan pembicaraan sangking gugupnya.Kentang terakhir yang sedang di pot
Sisa dua hari cuti di manfaatkan Killian dengan maksimal. Killian dan Marcia menjalani hari-hari sebagai pengantin baru yang bahagia di rumah baru mereka. Mereka berusaha saling mengerti dengan keinginan pasangannya dan kalau ada perbedaan pendapat, maka Killian akan mengajak istrinya berunding dan bertukar pikiran. Meskipun usia mereka terpaut 15 tahun, tetapi Marcia mampu mengimbangi kedewasaan Killian begitu pula sebaliknya dengan Killian. *** Kehamilan Marcia yang sudah masuk trimester kedua tidak mengalami kendala yang berarti. Marcia sejak awal kehamilan tidak mengalami ngidam ataupun pusing dan mual yang berat yang sampai mengganggu aktifitasnya. Hanya mual dan muntah ringan saja di dua minggu awal kehamilannya. Setelah itu, sang janin sepertinya sudah tau dan sangat pengertian dengan tidak membuat calon mamanya kerepotan. Marcia sedang mengulas lipstick tipis-tipis di depan kaca, kemudian mengusap gaun biru yang di kenakannya. Baby bumpnya sudah mulai terlih
'Hm, ini folder apa ya. Kok lain sendiri' Lucy mulai bertanya-tanya dalam hati ketika wanita itu menjelajah folder-folder laptop milik kekasihnya setelah urusannya selesai. Di bukanya folder itu yang seketika membuat Lucy sangat terkejut. "I-ini... " Lucy sungguh terkejut dengan kenyataan yang di ketahuinya secara tidak sengaja ini. Karena tidak mempercayai yang di lihatnya, Lucy membaca lagi dan memeriksa foto-foto seluruh dokumen di folder itu. “Ternyata aku tidak salah lihat” Lucy bergumam kecil. Gegas segera di simpannya file tersebut di ponselnya yang sudah menyala. “Untung aku bawa kabel.” Dengan tersenyum devil, di coloknya kabel USB itu dengan laptop yang ada dimeja. Keluar dari ruang kerja itu, Lucy kembali ke kamar sang pemilik rumah di lantai dua. Di lihatnya pria itu yang masih tertidur pulas setelah mendapatkan kepuasannya. Lucy tersenyum devil menatap pria itu. ”Nikmati dulu ketenanganmu sekarang sayang, sebentar lagi kita akan bermain” gumam wanita itu pela
Killian sampai rumah jam sepuluh malam. Rumah sudah sepi karena semua pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing.Dengan perlahan Killian membuka pintu kamar dan mendapati Marcia yang tertidur sambil memeluk Kieran yang tidur di sampingnya.Kedua hartanya yang paling berharga. Killian sangat terharu melihat impiannya terwujud di depan matanya dan sedang terlelap dengan nyenyak saat ini.Berusaha tidak menimbulkan suara, Killian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus mandi sampai bersih apalagi tadi darah si supir sempat muncrat ke bajunya.Selesai membersihkan diri, Killian berjalan ke walk in closetnya dan mengenakan piyamanya di sana kemudian berjalan ke tempat tidur dan mengecup pelan kening Marcia dan Kieran lalu merebahkan dirinya di samping sang istri.Killian lalu tidur dan melepas lelah sambil memeluk belahan jiwanya sampai pagi menyapa.&n
Supir itu terkesiap “Ja-jangan tolong!” Supir itu memohon dengan gemetar.Tapi Killian sudah kepalang murka. Dalam sekali tebas darah segar langsung mengucur di dada supir truck tersebut. Teriakan kesakitannya terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan suram itu.“AAAAAKKKKKKHHH SAKITT!!!” Teriak supir itu.“Cih!” Kesal Killian membersihkan cipratan darah yang mengotori tangannya. Kemudian Killian tersenyum kejam menatap datar supir itu.Ketika tangannya akan menyayat tubuh di depannya lagi, supir tersebut langsung berteriak “Jangan saya mohon! Saya akan katakan semuanya tapi tolong ! Tolong” Teriak supir itu sambil menangis meratapi luka sayatan di dadanya yang cukup dalam itu.Mendengar perkataan supir itu Killian mendengus. Kemudian menghela napas dalam lalu menatap Agung di sampingnya.Agung yang mengerti kode dari Killian langsung menarik supir itu ag
Sejak mengetahui Marcia sedang kritis di rumah sakit dan mengetahui tentang kekejaman papanya, Keenan belum bertemu lagi dengan sang papa. Dia hanya kembali ke rumah sang mama dan di penghujung hari setelah pulang dari kantor, Keenan akan pulang ke apartemennya.Meskipun Amira selalu menelponnya yang tidak pernah di angkat oleh Keenan karena Keenan mengetahui Soraya, ibunya Amira juga ikut andil dalam mencelakai Marcia meskipun tidak secara langsung.Keenan sangat muak dengan ibu dan anak itu yang selalu membayangi hidupnya. Mereka berdua tidak ubahnya lintah yang terus menempel dan menghabiskan harta papanya.Tidak cukupkah mereka menghancurkan keluarganya, membuat papa dan mamamya bercerai dan membuatnya hidup tanpa kasih sayang yang utuh dari papanya. Meskipun Keenan tumbuh besar dalam pengasuhan kedua orangtuanya di tempat terpisah. Mengingat itu Keenan menjadi kesal.Alhasil yang Keenan lakukan
Pemandangan indah penuh bunga dan rumput musim semi menyapa Marcia yang tiba-tiba menginjakkan kakinya di padang indah itu.Sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dan bunga-bunga berbagai warna dengan aromanya yang harum. Marcia sangat menyukai bunga dan musim semi. Karena itulah dia sangat suka padang ini dalam sekali lihat.“Wah....Yuhuuuu...” Teriak Marcia dengan penuh semangat merentangkan kedua tangannya dan berlari berputar-putar menjelajahi padang bunga itu.“Cantik banget tempat ini”Kemudian Marcia menarik napas dalam sambil memejamkan mata dan menghembuskannya. Menikmati suasana sekitarnya yang sunyi dan udaranya yang segar dengan senyuman tidak henti menghiasi wajah cantiknya.“Aku ingin tunjukin tempat ini ke Kak Lian. Eh, tapi kok Kak Lian dari tadi ‘gak ada ya” Gumam Marcia baru sadar kalau sejak tadi dia sendirian.Kemudian Marci
Sepasang suami istri itu berlarian dengan panik di lorong rumah sakit. Keduanya mendapat kabar dari Agung kalau putra-putri mereka mendapat kecelakaan dan sekarang Marcia sedang di operasi untuk mengeluarkan bayinya.Thomas berjalan secepat mungkin ke arah ruang operasi dan menemukan Killian yang sedang tertunduk lesu.Kemeja dan celana panjangnya terdapat banyak noda darah.‘Apa Killian terluka?’ Batin Thomas cemas.“Lian!” Ellena sang ibu memanggil putranya dan segera memeluk sang putra saat di lihatnya putranya sedang tidak baik-baik saja.Killian langsung memeluk ibunya dan menangis tersedu di sana. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Segala resah, cemas, takut dan khawatir istri dan bayinya kenapa- kenapa campur aduk menjadi satu.Thomas yang melihat putranya sedang butuh dukungan langsung memeluk istri dan anaknya deng
“Marcia adalah putri dari wanita yang aku cintai sepenuh hati. Sejak dulu. Bahkan sampai saat ini” Angga berkata dengan lugas.Menatap Lucy langsung ke dalam matanya.Mendengar pengakuan Angga entah kenapa hati Lucy serasa tercubit. Bertahun-tahun bersama Angga rupanya tidak pernah membuat pria itu jatuh cinta padanya ternyata.Lucy kira selama ini Angga mencintainya karena itulah dia bercerai dengan istrinya, tidak pernah menikah lagi dan selalu mencarinya jika butuh untuk di puaskan. Ternyata kisahnya bukan seperti yang selama ini di pikirkannya.‘Brengsek!’ Maki Lucy dalam hati. Tatapan matanya menajam menatap Angga yang duduk di hadapannya. Tapi dia masih berusaha tenang.“Wanita yang kau cintai itu maksudnya Misato Kellgaren?” Tanya Lucy“Misato Minamoto. Itu namanya sebelum menikah dengan Andrew Kellgaren si pembully itu!” Kata Angga. Matanya berkilat p
“Sabar ya nak. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit. Kita akan segera bertemu sayang. Tenang-tenang dulu ya di dalam perut mama” Bisik Killian berulang-ulang ke perut Marcia sambil tidak henti mengelus perut sang istri.Sesekali Killian mengecup kening Marcia yang sudah tidak sadarkan diri. Jantungnya bertalu-talu. Takut dirinya sudah terlambat menyelamatkan istrinya.***Sepuluh menit kemudian mereka berhasil mencapai rumah sakit terdekat di daerah pinggiran kota. Killian langsung menggendong Marcia yang sudah tidak sadarkan diri keluar dari mobil dan berteriak ke arah petugas kesehatan yang sudah membawa brangkar agar segera menyelamatkan istrinya.Wajah Killian sangat pucat, panik menguasai pikirannya yang biasanya selalu tenang meskipun dalam keadaan terjepit. Ketakutan sangat kentara di wajahnya yang tampan.“Tolong selamatkan istri saya!” Teriak Killian sambil membaringkan Marcia di atas brankar.Dokter dan perawat segera membawa Marcia ke ruang IGD dan mulai melakukan pemer
Dengan senyum kemenangan, Lucy berkata “Aku tau apa yang kau lakukan Angga” Bisiknya pelan.Tidak ingin terpancing oleh wanita paruh baya di hadapannya ini, Angga berusaha bersikap santai. Kemudian dia duduk di sofa single di depan Lucy sambil menyilangkan kaki dan memantik cerutu.Seketika asap cerutu berkualitas tinggi membubung tinggi keluar dari bibir Angga. Kemudian sambil duduk santai dan menyenderkan punggungnya pria paruh baya itu menatap Lucy dengan tajam.“Apa maksudmu Lucy” Tanya Angga pura-pura tidak tahu.Lucy tersenyum sinis. “Aku sudah melihat isi laptopmu. Dan tau apa yang sudah kau lakukan bertahun lalu” Kata Lucy terus terang.Dia malas tarik ulur. Lucy sudah tarik ulur dengan Angga belasan tahun dan sudah muak melakukannya. Kalau dapat hasil sih tidak masalah tapi yang ada malah capek melayani lelaki tua ini!“Tidak ku sangka kalau kau dan Misato saling mengenal” Kata Lucy sekilas otaknya langsung traveling ke beberapa tahun silam saat Angga terlihat bahagia di hari
“Darling kamu udah siap ?” Tanya KillianMarcia yang sedang di ruang walk-in closet kamar mereka mulai memakai gaunnya. Malam ini ada pesta ulang tahun perusahaan Phoenix Corporation. Marcia sebagai istri sang CEO tentu saja harus hadir.Killian berjalan menghampiri sang istri yang sedang mengenakan gaun malamnya. Gaun malam yang sangat indah hasil dari rancangan seorang designer terkenal langganan keluarga Tjahyadinata.Sebuah gaun malam warna biru navy yang simple namun sangat anggun dan elegant jika di pakai oleh istrinya. Sewarna dengan mata indahnya yang selalu membuat Killian serasa tenggelam di lautan dalam jika memandangnya.Gaun itu bermodel long sleeve berbahan satin yang lembut dengan belahan dada v-neck yang tidak terlalu rendah tapi masih sopan dan garis pinggang yang menegaskan lekuk tubuh sang istri yang sedang mengandung 8 bulan. Tidak berlebihan aksesoris, payet ataupun ornamen lainn