Setelah mengunjungi makam Andrew dan Misato dua hari lalu, Killian mengajak Marcia pulang ke rumah yang sudah di siapkannya untuk istrinya.Saat sampai di sebuah rumah yang terletak di dalam komplek perumahan elite di daerah Kemang, Marcia kebingungan.Mobil Killian memasuki gerbang tinggi itu dan memarkirkan kendaraannya di halaman rumah yang bisa menampung lima mobil.“Ini rumah siapa Kak?”Killian tidak menjawab, melainkan langsung melepas seatbelt nya dan membuka pintu mobil, berjalan mengitari kepala mobil untuk membukakan pintu mobil untuk sang istri yang masih kebingungan.“Ini rumah kita Darl” Jawab Killian sambil mengamit tangan Marcia dan menuntunnya berjalan ke pintu depan.Marcia menatap takjub dengan interior rumah itu. Bergaya modern minimalis dengan warna putih dan abu-abu mendominasi.Ruang tengah dengan ruang makan dan dapur memiliki konsep terbuka dan dapat saling melihat karena tanpa sekat.Dari ruang tengah dapat melihat dapur dan meja makan. Juga ada pintu geser
Setelah mandi bersama yang benar-benar mandi, istrinya menolak keras berendam plus-plus dengannya karena sudah kelelahan.Apa boleh buat, lebih baik Killian turuti dari pada sang istri ngambek dan berimbas pada jatah malamnya.Akhirnya mereka pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang.Killian ingin belajar memasak katanya."Sekali-sekali aku mau manjain kamu Darling" Mengedipkan matanya menggoda sambil memakai apron pink bermotif piglet si babi imut salah satu teman Winnie si Pooh.Marcia tersipu. Wajahnya merona malu. Apalagi sang suami terlihat makin tampan saat memakai apron.Gegas Marcia berbalik membelakangi Killian pura-pura menyibukkan diri dengan membuka pintu kulkas yang ada di belakangnya.Killian terkekeh melihat istrinya malu-malu."Kak Lian kapan masuk kantor lagi? " Tanya Marcia mencari bahan pembicaraan sangking gugupnya.Kentang terakhir yang sedang di pot
Sisa dua hari cuti di manfaatkan Killian dengan maksimal. Killian dan Marcia menjalani hari-hari sebagai pengantin baru yang bahagia di rumah baru mereka. Mereka berusaha saling mengerti dengan keinginan pasangannya dan kalau ada perbedaan pendapat, maka Killian akan mengajak istrinya berunding dan bertukar pikiran. Meskipun usia mereka terpaut 15 tahun, tetapi Marcia mampu mengimbangi kedewasaan Killian begitu pula sebaliknya dengan Killian. *** Kehamilan Marcia yang sudah masuk trimester kedua tidak mengalami kendala yang berarti. Marcia sejak awal kehamilan tidak mengalami ngidam ataupun pusing dan mual yang berat yang sampai mengganggu aktifitasnya. Hanya mual dan muntah ringan saja di dua minggu awal kehamilannya. Setelah itu, sang janin sepertinya sudah tau dan sangat pengertian dengan tidak membuat calon mamanya kerepotan. Marcia sedang mengulas lipstick tipis-tipis di depan kaca, kemudian mengusap gaun biru yang di kenakannya. Baby bumpnya sudah mulai terlih
'Hm, ini folder apa ya. Kok lain sendiri' Lucy mulai bertanya-tanya dalam hati ketika wanita itu menjelajah folder-folder laptop milik kekasihnya setelah urusannya selesai. Di bukanya folder itu yang seketika membuat Lucy sangat terkejut. "I-ini... " Lucy sungguh terkejut dengan kenyataan yang di ketahuinya secara tidak sengaja ini. Karena tidak mempercayai yang di lihatnya, Lucy membaca lagi dan memeriksa foto-foto seluruh dokumen di folder itu. “Ternyata aku tidak salah lihat” Lucy bergumam kecil. Gegas segera di simpannya file tersebut di ponselnya yang sudah menyala. “Untung aku bawa kabel.” Dengan tersenyum devil, di coloknya kabel USB itu dengan laptop yang ada dimeja. Keluar dari ruang kerja itu, Lucy kembali ke kamar sang pemilik rumah di lantai dua. Di lihatnya pria itu yang masih tertidur pulas setelah mendapatkan kepuasannya. Lucy tersenyum devil menatap pria itu. ”Nikmati dulu ketenanganmu sekarang sayang, sebentar lagi kita akan bermain” gumam wanita itu pela
-Flashback on- Beberapa bulan sebelumnya... Hinggar binggar musik berdentum memenuhi pendengaran Keenan yang sedang duduk di area bar meminum vodka pesanannya. Banyak pasangan sedang berdansa dengan enerjik di lantai dansa meliukkan tubuh mengikuti irama lagu yang menghentak membakar lantai dansa. "Satu lagi please" "Yakin? Kamu sudah minum banyak Nan" Tegur Juki sang bartender yang juga merupakan teman Keenan. "Ah berisik” Keenan menghiraukan peringatan sang bartender dan langsung mengambil botol vodka dari tangan Juki. "Heiii dude" Sang bartender kaget botol vodka di tangannya sudah berpindah tempat. Juki geleng-geleng kepala melihat langganannya ini minum-minum seperti orang kesetanan. "Okay, aku tidak akan melarangmu lagi. Kalau kamu mabuk dan pingsan itu bukan urusanku lagi man" Juki si bartender mengangkat kedua tangannya dengan sikap menyerah. Juki bekerja di club malam yang sering di datangi Keenan sejak pria itu di putuskan Marcia. Dia bekerja sebagai bartende
Killian tersadar di sofa ruang tamu di rumahnya. Pakaiannya masih sama seperti saat dia meeting dengan rekan bisnisnya di restoran hotel kemarin. Meskipun sudah acak-acakan. Masih merasa pusing, Killian perlahan bangun dan melihat sekeliling mencari istrinya. Saat di rasakannya tubuhnya sudah menyesuaikan diri, Killian bangkit dari sofa dan berjalan keliling seluruh rumah mencari Marcia. "Darling! Kamu dimana?! " Killian memanggil-manggil Marcia. Saat masuk ke kamar utama, di lihatnya ponsel Marcia tergeletak di atas nakas dalam keadaan tanpa daya. Killian bergegas memgambil ponsel itu dan menyalakannya.Begitu ponsel itu menyala, Killian mengecek applikasi pesan dan mengecek pesan terakhir istrinya. Di lihatnya pesannya masuk pukul dua siang setelah meeting dan sudah di baca sang istri.Dan terdapat pesan balasan Marcia kalau dirinya ingin jalan-jalan ke mall tapi masih belum di baca oleh Killian. Karena ulah seseorang yang ingin mencelakainya.Killian ingat, saat itu dia mera
Hati Marcia begitu hancur saat melihat foto-foto yang di berikan Keenan barusan. Baru saja Marcia mulai mempercayai Killian, berusaha mengatasi traumanya terhadap pria itu namun apa yang Marcia dapat?Penghianatan !Marcia ingin marah, berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Andaikan semudah itu.Marcia tetap diam menatap foto-foto suaminya dengan wanita lain. Wanita yang di ketahuinya sebagai sekretarisnya di kantor. Anna Bellatrix.Marcia tidak pernah memikirkan affair suaminya selama ini.Dia bahkan tidak pernah memiliki pikiran suaminya akan bosan padanya secepat ini. Padahal mereka baru menikah beberapa bulan.Setetes air mata menetes lagi ke foto tersebut. Di ambilnya foto itu dan dirematnya sampai berbentuk bola. Kemudian Marcia menatap Keenan yang sedang memandanginya, mengamati reaksi kekasih hatinya.Ada nyeri yang terasa di hati Keenan saat melihat gadis tersayangnya menangis karena merasa terkhianati oleh pria lain.Sedikit banyak Keenan sudah tau kalau hati Marcia sudah be
Wajah cantik di hadapannya sudah memerah, napas wanita itu mulai tersendat, tangan nya mulai memukul-mukul tangan Keenan yang masih mencekiknya.Di tengah napasnya yang sudah mulai putus-putus, Anna berusaha melepaskan cekikan Keenan di lehernya meskipun dia harus mencakar-cakar tangan besar yang begitu kuat mencengkram leher jenjangnya.“Ugh, Kee..nan” Lirih Anna terputus-putus dengan susah payahTangannya berusaha memukul-mukul lengan yang masih mencengkram lehernya, wajah cantiknya yang sensual sudah berubah warna dari merah menjadi biru keunguanDan dengan usaha terakhirnya dengan sekuat tenaga Anna menancapkan kuku-kuku tajamnya ke lengan besar itu membuat Keenan mengernyit karena merasakan nyeri di tangannya.“AHH SHIT!” Teriak Keenan sambil menghempaskan leher Anna Seketika tubuh Anna terpelanting mundur dan menabrak kursi di belakangnya. Napas wanita itu terengah berusaha menghirup oksigen banyak-banyak karena hampir tidak bisa bernapas.Wajahnya yang semula hampir berwarna u