“Kau cukup tunggu instruksi dariku dan urusan Marcia kau tidak perlu ikut campur apa aku kurang jelas mengatakannya padamu “ Jawab Keenan lugas. Suaranya yang berat dan dalam membuat bulu kuduk Anna meremang seketika. Apalagi dalam jarak sedekat ini.Daya tarik seksual Keenan memang tidak bisa di anggap remeh. Meskipun masih muda tapi Keenan memiliki kharisma sebagai badboy yang banyak di sukai wanita. Membuat Anna menelan ludahnya karena dia sudah basah di bawah sana hanya karena mendengar suara Keenan.‘Shit, kenapa cowok ini sexy banget sih bikin turn on aja’ Batin Anna kesalAnna tergagap karena gugup. Wanita itu berdeham “Pokoknya aku mau kau bawa kekasihmu itu jauh-jauh dari Killian”“Rencanaku sebentar lagi terwujud Keenan, aku tidak mau kekasihmu itu merusaknya. Dari laporan orang bayaranku Killian sedang mengerahkan orang-orangnya mencari Marcia. Kau tau sendiri pengaruh Killian bagaimana. Dia akan
Bu Nana kebingungan. Dia hanya tau nama wanita muda itu Marcia dan wanita itu sama sekali tidak membawa identitas diri, dompet ataupun ponsel.Perlahan, Bu Nana memasuki IGD dan kebetulan Marcia masih sadar meskipun masih pucat. Dokter sedang mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Setelahnya, Dokter menjelaskan keadaan Marcia kepadanya.“Bu Marcia mengalami kontraksi palsu Bu. Sebaiknya di rawat dulu semalam di sini untuk memantau keadaannya. Kelelahan yang berlebihan bisa menjadi salah satu penyebabnya. Putri ibu harus perbanyak istirahat dan makan makanan bergizi ya. Jangan terlalu stress dan lelah” Anjuran dokter tersebut kepada Bu Nana.“Baik dokter” Dokter mengangguk sebentar kemudian keluar dari ruang IGDMarcia tersenyum lemah saat pandangannya bertemu dengan Bu Nana. “Maaf merepotkan Bu”“Tidak apa-apa Nak. Istirahatlah kau membutuhkannya.”“Bagaimana kalau aku menghubungi suam
Mata indah itu terpejam dengan tenang. Wajahnya begitu tirus dan pucat, tubuhnya sedikit kurus dan ada gurat kelelahan yang amat sangat terlukis di wajah cantik itu.Setelah menyetir bak kesetanan dan berlari-lari dari parkiran sampai di ruang perawatan sang istri, Killian menemukan seorang wanita paruh baya sedang duduk di samping brangkar istrinya. Menunggui istri tercintanya yang sedang terlelap.Bu Nana yang sedang membaca buku langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar pintu kamar rawat menjeblak terbuka dengan kencang dan seorang pria tampan dengan tubuh tegap dan terengah muncul dan menanyakan istrinya.“Istri saya kenapa Bu?” Dengan tergesa Killian mendekati brangkar istrinya dan memeriksa seluruh tubuhnya dengan seksama. Takut kalau Marcia ada luka serius.Bu Nana yang melihat betapa cemasnya suami Marcia langsung tersenyum menenangkan dan menutup buku yang sedang di bacanya “Kamu pasti Killian, suaminya Marcia?&
“Saya mengecek CCTV dan di sana terlihat Marcia bisa keluar dari kamar ini dengan mudah.” Lanjut Keenan“Apa kau sama sekali tidak mengunci pintunya?!” Tanya Keenan marahPelayan itu tersentak dengan tubuh yang semakin gemetar. Demi Tuhan, dia sangat takut dengan kemarahan tuan mudanya ini.Sangat mengerikan terutama tadi setelah melihat dengan mata kepala sendiri saat tuan mudanya ini bertengkar dan mencekik seorang wanita saat di ruang kerja sebelumnya.Tuan mudanya ini tidak akan segan membunuh kalau sudah murka. Begitu pikir pelayan itu.“Kenapa diam” Tanya Keenan dengan suara pelan berbahayaPelayan itu tersentak dan langsung menunduk takut berusaha meminta pengampunan majikannya “Maafkan saya tuan muda”“Maaf saya sudah lalai” Lirih pelayan itu sangat ketakutan.Mendengar pengakuan dari pelayan yang selama ini melayani Marcia membuat Keenan sangat geram. Dia suda
‘Biasanya istrinya itu tidak akan menolak sentuhannya. Tapi kenapa sekarang menolaknya? Apa karena istrinya sudah kembali lagi pada Keenan? Dan sekarang berniat menceraikannya? Apa dia sungguh-sungguh ingin bercerai dariku?’ Batin Killian mulai cemasKillian berusaha menyentuh Marcia lagi tapi di tepis dan Marcia berusaha meraih botol minum di atas nakas.Killian ingin marah pada istrinya tapi tiba-tiba pintu kamar rawat terbuka dan Bu Nana serta dokter yang merawat Marcia masuk.“Selamat Sore” Sapa dokter dengan tersenyum ramah pada Killian dan Marcia.Bu Nana yang berdiri di belakang sang dokter melihat wajah Killian yang memerah dan tidak ramah bergegas berjalan ke arah Marcia dan membantunya mengambil botol minum di atas nakas.Sedangkan Killian berusaha mengendalikan kemarahannya karena ada dokter yang sedang visit. Tidak bijak rasanya jika bertengkar masalah rumah tangga mereka di depan orang asing.“Selamat Sore dokter” Balas Killian tersenyum dan menyalami dokter.“Apa ada k
Keenan yang sedang duduk dengan tenang tiba-tiba tersentak saat mendengar pintu depan rumahnya menjeblak terbuka di susul dengan suara dingin yang membuat merinding.“Rupanya kau di sini”Mendengar suara yang paling di bencinya membuat Keenan langsung menengok ke asal suara dan menemukan Killian berdiri disana dengan kemeja putihnya yang sudah terbuka dua kancing teratasnya, lengan panjangnya tergulung setengah lengan dan ujung kemeja sudah keluar dari celana jins biru belel kebanggannya.Rambutnya yang tidak berpomade membuat Killian terlihat lebih muda sepuluh tahun. Kalau ada orang yang melihat mereka berdua sekarang, akan langsung menerka kalau mereka adalah teman seumuran yang sedang saling adu tatap.Tatapan Killian begitu tajam dan sarat akan amarah. Keenan yang melihat Killian datang ke rumahnya tenang-tenang aja. Dia tidak heran kalau Killian akan langsung menemukan keberadaannya begitu Marcia keluar dari rumah ini.Hanya saja yang membuatnya heran, kenapa perlu dua hari unt
Killian yang sudah duduk nyaman di dalam mobilnya mendesah kasar menyugar rambutnya. Kemudian membuka amplop coklat yang tadi di ambilnya dari atas tubuh Keenan.Matanya seketika membola saat melihat foto-fotonya yang sedang di atas tempat tidur dengan Anna. Ada beberapa lembar foto dan semuanya di atas tempat tidur dengan berbagai pose.Killian mengerang kesal. ‘Apa Marcia sudah melihat foto-foto ini? Apa karena foto-foto ini Marcia meminta cerai? Akhh!’ Killian menghantam setir mobil dengan marah.‘Kurang ajar Anna! Jalang sialan!’ Batinnya marahDengan segera Killian menelpon Agung asistennya.“Gung, pantau perkembangan si brengsek itu. Laporkan kondisinya padaku secara berkala!”“Ok” Jawab Agung singkat“Dan selidiki hubungan Keenan dengan Anna Bellatrix. Aku ingin tau apa mereka berhubungan. Aku baru saja mendapatkan foto-fotoku dengan wanita sialan itu di rumah bocah sialan i
Seorang pria tampan sedang duduk di meja bar. Meminum minuman pesanannya entah sudah yang keberapa gelas.Pria itu nampak kacau. Kemeja kerjanya sudah berantakan, rambutnya acak-acakan, tapi dia masih sadar. Sesekali mengumpat. Entah mengumpati apa atau siapa.Dua orang wanita yang sedang berdansa dengan dua orang pria di lantai dansa nampak sedang meliukkan tubuh indah mereka seirama dengan musik yang sedang berdisko. Hentakan tubuh mereka mengikuti hentakan musik yang memanaskan lantai dansa itu. Tidak lama kemudian, wanita bergaun hitam dengan model sabrina membalikkan tubuhnya dan menempelkan punggung ke dada pria pasangan dansanya sambil meraih rambutnya dan meliukkan tubuhnya dengan seksi. Tangan nakal pria yang menjadi pasangan dansanya mulai menari di tubuh wanita bergaun hitam itu. Tangannya meremas pinggang ramping sang wanita yang sedang meliukkan tubuh sexynya dan perlahan tangan pria itu naik ke dada sang wanita ikut meliuk mengikuti siluet tubuh sang wanita.Tak lama
Killian mendekatkan tubuh mereka dan mencium bibir merah Marcia yang merekah menyambutnya. Tangan Marcia memeluk suaminya. Membalas kecupan sang suami.Ciuman mereka yang lembut dan dalam penuh dengan cinta itu perlahan membuat Killian mulai panas dan merasakan bagian tubuhnya yang paling sensitif mulai memberontak ingin meminta lebih.Ciuman itu mulai berubah menjadi lebih menuntut dan lebih cepat, tangan Killian mulai naik dari pinggang sang istri menuju perut rata nan kencang tersebut dan mulai naik lagi ke salah satu aset sensitif sang istri di atas.Tangan itu mulai membelai dan meremas dengan gesit mulai masuk ke dalam piyama Marcia. Membuat istrinya terkesiap dan melepaskan ciuman mereka yang mulai panas dan intens.Napas keduanya tersengal, mata keduanya saling menatap dalam kabut gairah yang sudah mulai naik. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Killian langsung membuka piyamanya dan membuangnya sembarangan lalu mulai menerjang Marcia.Cumbuan di leher Marcia perlahan mulai turun k
New York, Empat tahun kemudian...Matahari bersinar indah dan mulai terik di luar rumah. Suasana di dalam rumah sangat tenang dan adem. Tentu saja tenang, karena hari masih menunjukkan pukul enam tiga puluh pagi.Dan hari ini tanggal merah artinya Killian libur kerja dan Kieran yang sudah berusia tiga setengah tahun juga sedang libur sekolah. Kedua pria tersayang Marcia sedang tertidur lelap di tempat tidur mereka masing-masing.Sejak dini Marcia dan Killian sudah melatih Kieran untuk tidur di kamar sendiri. Tentu saja yang paling senang adalah Killian. Dengan begitu dia bisa memiliki istrinya di malam hari untuk dirinya sendiri.Awalnya memang sulit dan penuh dengan drama, terutama drama antara ayah dengan anak laki-lakinya.Kieran selalu menangis meraung-raung dan memaksa agar mamanya tidur sambil memeluknya. Tapi setelah dua minggu di biasakan dan di beri pengertian akhirnya Kieran kecil mulai terbiasa dan beradaptasi.Tapi tidak dengan s
Soraya memacu mobilnya ugal-ugalan. ‘Sial!’ Batinnya kesal.Begitu sampai di rumah Angga, Soraya langsung keluar dari mobil dan berlari kecil ke satu tempat yang sudah lama menjadi incarannya. Bahkan mobilnya di biarkannya terparkir sembarangan.Ruang kerja!Iya ruang kerja Angga. Soraya pernah secara tidak sengaja melihat Angga menyimpan setumpuk uang dalam mata uang dollar di brankas rahasianya.Saat itu mereka sedang kelelahan setelah bercinta di sofa di ruang kerja Angga dan pria tua itu mengira kalau Soraya sedang tertidur karena kelelahan, padahal sebenarnya Soraya tidak tidur dan saat itulah Angga menerima uang dari asistennya sebanyak satu tas kecil yang semua isinya di pindahkan ke dalam brankas rahasianya.Dan tentu saja mata Soraya yang sangat jeli langsung bisa melihat nomor kombinasi digital yang di input oleh Angga karena Sofa tempat Soraya tiduri sangat dekat dengan brankas itu.
“Bagaimana keadaan ayah saya dokter”“Pak Angga mengalami koma” Keterangan dokter membuat Keenan bagai di hantam truk tronton.Dadanya berdebar nyeri mendengar ayahnya mengalami kecelakan dan koma seperti ini. Bagaimanapun buruknya sang ayah, Angga tetap seorang ayah yang penyayang untuk Keenan.Sejak kecil Angga berusaha membersamai tumbuh kembang Keenan kecil sampai masa dewasanya. Meskipun caranya terbilang ekstrim sampai menyakiti orang lain, Keenan tetap menyayangi ayahnya.Keenan sudah tidak bisa mendengarkan penjelasan dokter. Dia hanya bisa diam dan mengangguk kecil sebagai responnya untuk penjelasan dokter.Keenan menatap sang ayah yang sedang di tangani di ruang ICU. Sedikit mengusap sudut matanya dan berusaha tetap tenang.Tanpa di sadarinya ada Soraya yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya dan mengusap pundaknya dari belakang “Bersabarl
Killian sampai rumah jam sepuluh malam. Rumah sudah sepi karena semua pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing.Dengan perlahan Killian membuka pintu kamar dan mendapati Marcia yang tertidur sambil memeluk Kieran yang tidur di sampingnya.Kedua hartanya yang paling berharga. Killian sangat terharu melihat impiannya terwujud di depan matanya dan sedang terlelap dengan nyenyak saat ini.Berusaha tidak menimbulkan suara, Killian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus mandi sampai bersih apalagi tadi darah si supir sempat muncrat ke bajunya.Selesai membersihkan diri, Killian berjalan ke walk in closetnya dan mengenakan piyamanya di sana kemudian berjalan ke tempat tidur dan mengecup pelan kening Marcia dan Kieran lalu merebahkan dirinya di samping sang istri.Killian lalu tidur dan melepas lelah sambil memeluk belahan jiwanya sampai pagi menyapa.&n
Supir itu terkesiap “Ja-jangan tolong!” Supir itu memohon dengan gemetar.Tapi Killian sudah kepalang murka. Dalam sekali tebas darah segar langsung mengucur di dada supir truck tersebut. Teriakan kesakitannya terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan suram itu.“AAAAAKKKKKKHHH SAKITT!!!” Teriak supir itu.“Cih!” Kesal Killian membersihkan cipratan darah yang mengotori tangannya. Kemudian Killian tersenyum kejam menatap datar supir itu.Ketika tangannya akan menyayat tubuh di depannya lagi, supir tersebut langsung berteriak “Jangan saya mohon! Saya akan katakan semuanya tapi tolong ! Tolong” Teriak supir itu sambil menangis meratapi luka sayatan di dadanya yang cukup dalam itu.Mendengar perkataan supir itu Killian mendengus. Kemudian menghela napas dalam lalu menatap Agung di sampingnya.Agung yang mengerti kode dari Killian langsung menarik supir itu ag
Sejak mengetahui Marcia sedang kritis di rumah sakit dan mengetahui tentang kekejaman papanya, Keenan belum bertemu lagi dengan sang papa. Dia hanya kembali ke rumah sang mama dan di penghujung hari setelah pulang dari kantor, Keenan akan pulang ke apartemennya.Meskipun Amira selalu menelponnya yang tidak pernah di angkat oleh Keenan karena Keenan mengetahui Soraya, ibunya Amira juga ikut andil dalam mencelakai Marcia meskipun tidak secara langsung.Keenan sangat muak dengan ibu dan anak itu yang selalu membayangi hidupnya. Mereka berdua tidak ubahnya lintah yang terus menempel dan menghabiskan harta papanya.Tidak cukupkah mereka menghancurkan keluarganya, membuat papa dan mamamya bercerai dan membuatnya hidup tanpa kasih sayang yang utuh dari papanya. Meskipun Keenan tumbuh besar dalam pengasuhan kedua orangtuanya di tempat terpisah. Mengingat itu Keenan menjadi kesal.Alhasil yang Keenan lakukan
Pemandangan indah penuh bunga dan rumput musim semi menyapa Marcia yang tiba-tiba menginjakkan kakinya di padang indah itu.Sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dan bunga-bunga berbagai warna dengan aromanya yang harum. Marcia sangat menyukai bunga dan musim semi. Karena itulah dia sangat suka padang ini dalam sekali lihat.“Wah....Yuhuuuu...” Teriak Marcia dengan penuh semangat merentangkan kedua tangannya dan berlari berputar-putar menjelajahi padang bunga itu.“Cantik banget tempat ini”Kemudian Marcia menarik napas dalam sambil memejamkan mata dan menghembuskannya. Menikmati suasana sekitarnya yang sunyi dan udaranya yang segar dengan senyuman tidak henti menghiasi wajah cantiknya.“Aku ingin tunjukin tempat ini ke Kak Lian. Eh, tapi kok Kak Lian dari tadi ‘gak ada ya” Gumam Marcia baru sadar kalau sejak tadi dia sendirian.Kemudian Marci
Sepasang suami istri itu berlarian dengan panik di lorong rumah sakit. Keduanya mendapat kabar dari Agung kalau putra-putri mereka mendapat kecelakaan dan sekarang Marcia sedang di operasi untuk mengeluarkan bayinya.Thomas berjalan secepat mungkin ke arah ruang operasi dan menemukan Killian yang sedang tertunduk lesu.Kemeja dan celana panjangnya terdapat banyak noda darah.‘Apa Killian terluka?’ Batin Thomas cemas.“Lian!” Ellena sang ibu memanggil putranya dan segera memeluk sang putra saat di lihatnya putranya sedang tidak baik-baik saja.Killian langsung memeluk ibunya dan menangis tersedu di sana. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Segala resah, cemas, takut dan khawatir istri dan bayinya kenapa- kenapa campur aduk menjadi satu.Thomas yang melihat putranya sedang butuh dukungan langsung memeluk istri dan anaknya deng