Bu Nana kebingungan. Dia hanya tau nama wanita muda itu Marcia dan wanita itu sama sekali tidak membawa identitas diri, dompet ataupun ponsel.
Perlahan, Bu Nana memasuki IGD dan kebetulan Marcia masih sadar meskipun masih pucat. Dokter sedang mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Setelahnya, Dokter menjelaskan keadaan Marcia kepadanya.
“Bu Marcia mengalami kontraksi palsu Bu. Sebaiknya di rawat dulu semalam di sini untuk memantau keadaannya. Kelelahan yang berlebihan bisa menjadi salah satu penyebabnya. Putri ibu harus perbanyak istirahat dan makan makanan bergizi ya. Jangan terlalu stress dan lelah” Anjuran dokter tersebut kepada Bu Nana.
“Baik dokter” Dokter mengangguk sebentar kemudian keluar dari ruang IGD
Marcia tersenyum lemah saat pandangannya bertemu dengan Bu Nana. “Maaf merepotkan Bu”
“Tidak apa-apa Nak. Istirahatlah kau membutuhkannya.”
“Bagaimana kalau aku menghubungi suam
Mata indah itu terpejam dengan tenang. Wajahnya begitu tirus dan pucat, tubuhnya sedikit kurus dan ada gurat kelelahan yang amat sangat terlukis di wajah cantik itu.Setelah menyetir bak kesetanan dan berlari-lari dari parkiran sampai di ruang perawatan sang istri, Killian menemukan seorang wanita paruh baya sedang duduk di samping brangkar istrinya. Menunggui istri tercintanya yang sedang terlelap.Bu Nana yang sedang membaca buku langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar pintu kamar rawat menjeblak terbuka dengan kencang dan seorang pria tampan dengan tubuh tegap dan terengah muncul dan menanyakan istrinya.“Istri saya kenapa Bu?” Dengan tergesa Killian mendekati brangkar istrinya dan memeriksa seluruh tubuhnya dengan seksama. Takut kalau Marcia ada luka serius.Bu Nana yang melihat betapa cemasnya suami Marcia langsung tersenyum menenangkan dan menutup buku yang sedang di bacanya “Kamu pasti Killian, suaminya Marcia?&
“Saya mengecek CCTV dan di sana terlihat Marcia bisa keluar dari kamar ini dengan mudah.” Lanjut Keenan“Apa kau sama sekali tidak mengunci pintunya?!” Tanya Keenan marahPelayan itu tersentak dengan tubuh yang semakin gemetar. Demi Tuhan, dia sangat takut dengan kemarahan tuan mudanya ini.Sangat mengerikan terutama tadi setelah melihat dengan mata kepala sendiri saat tuan mudanya ini bertengkar dan mencekik seorang wanita saat di ruang kerja sebelumnya.Tuan mudanya ini tidak akan segan membunuh kalau sudah murka. Begitu pikir pelayan itu.“Kenapa diam” Tanya Keenan dengan suara pelan berbahayaPelayan itu tersentak dan langsung menunduk takut berusaha meminta pengampunan majikannya “Maafkan saya tuan muda”“Maaf saya sudah lalai” Lirih pelayan itu sangat ketakutan.Mendengar pengakuan dari pelayan yang selama ini melayani Marcia membuat Keenan sangat geram. Dia suda
‘Biasanya istrinya itu tidak akan menolak sentuhannya. Tapi kenapa sekarang menolaknya? Apa karena istrinya sudah kembali lagi pada Keenan? Dan sekarang berniat menceraikannya? Apa dia sungguh-sungguh ingin bercerai dariku?’ Batin Killian mulai cemasKillian berusaha menyentuh Marcia lagi tapi di tepis dan Marcia berusaha meraih botol minum di atas nakas.Killian ingin marah pada istrinya tapi tiba-tiba pintu kamar rawat terbuka dan Bu Nana serta dokter yang merawat Marcia masuk.“Selamat Sore” Sapa dokter dengan tersenyum ramah pada Killian dan Marcia.Bu Nana yang berdiri di belakang sang dokter melihat wajah Killian yang memerah dan tidak ramah bergegas berjalan ke arah Marcia dan membantunya mengambil botol minum di atas nakas.Sedangkan Killian berusaha mengendalikan kemarahannya karena ada dokter yang sedang visit. Tidak bijak rasanya jika bertengkar masalah rumah tangga mereka di depan orang asing.“Selamat Sore dokter” Balas Killian tersenyum dan menyalami dokter.“Apa ada k
Keenan yang sedang duduk dengan tenang tiba-tiba tersentak saat mendengar pintu depan rumahnya menjeblak terbuka di susul dengan suara dingin yang membuat merinding.“Rupanya kau di sini”Mendengar suara yang paling di bencinya membuat Keenan langsung menengok ke asal suara dan menemukan Killian berdiri disana dengan kemeja putihnya yang sudah terbuka dua kancing teratasnya, lengan panjangnya tergulung setengah lengan dan ujung kemeja sudah keluar dari celana jins biru belel kebanggannya.Rambutnya yang tidak berpomade membuat Killian terlihat lebih muda sepuluh tahun. Kalau ada orang yang melihat mereka berdua sekarang, akan langsung menerka kalau mereka adalah teman seumuran yang sedang saling adu tatap.Tatapan Killian begitu tajam dan sarat akan amarah. Keenan yang melihat Killian datang ke rumahnya tenang-tenang aja. Dia tidak heran kalau Killian akan langsung menemukan keberadaannya begitu Marcia keluar dari rumah ini.Hanya saja yang membuatnya heran, kenapa perlu dua hari unt
Killian yang sudah duduk nyaman di dalam mobilnya mendesah kasar menyugar rambutnya. Kemudian membuka amplop coklat yang tadi di ambilnya dari atas tubuh Keenan.Matanya seketika membola saat melihat foto-fotonya yang sedang di atas tempat tidur dengan Anna. Ada beberapa lembar foto dan semuanya di atas tempat tidur dengan berbagai pose.Killian mengerang kesal. ‘Apa Marcia sudah melihat foto-foto ini? Apa karena foto-foto ini Marcia meminta cerai? Akhh!’ Killian menghantam setir mobil dengan marah.‘Kurang ajar Anna! Jalang sialan!’ Batinnya marahDengan segera Killian menelpon Agung asistennya.“Gung, pantau perkembangan si brengsek itu. Laporkan kondisinya padaku secara berkala!”“Ok” Jawab Agung singkat“Dan selidiki hubungan Keenan dengan Anna Bellatrix. Aku ingin tau apa mereka berhubungan. Aku baru saja mendapatkan foto-fotoku dengan wanita sialan itu di rumah bocah sialan i
Seorang pria tampan sedang duduk di meja bar. Meminum minuman pesanannya entah sudah yang keberapa gelas.Pria itu nampak kacau. Kemeja kerjanya sudah berantakan, rambutnya acak-acakan, tapi dia masih sadar. Sesekali mengumpat. Entah mengumpati apa atau siapa.Dua orang wanita yang sedang berdansa dengan dua orang pria di lantai dansa nampak sedang meliukkan tubuh indah mereka seirama dengan musik yang sedang berdisko. Hentakan tubuh mereka mengikuti hentakan musik yang memanaskan lantai dansa itu. Tidak lama kemudian, wanita bergaun hitam dengan model sabrina membalikkan tubuhnya dan menempelkan punggung ke dada pria pasangan dansanya sambil meraih rambutnya dan meliukkan tubuhnya dengan seksi. Tangan nakal pria yang menjadi pasangan dansanya mulai menari di tubuh wanita bergaun hitam itu. Tangannya meremas pinggang ramping sang wanita yang sedang meliukkan tubuh sexynya dan perlahan tangan pria itu naik ke dada sang wanita ikut meliuk mengikuti siluet tubuh sang wanita.Tak lama
“Bawa buktinya padaku dan buat aku percaya”Permintaan istrinya masih terngiang di telinganya. Killian langsung menghubungi Agung untuk menanyakan perkembangan penyelidikan di resortnya yang sempat terputus karena kesibukan mereka dan di tambah kejadian penculikan terhadap Marcia tempo hari.Peristiwa kebakaran itu memang ulah salah satu saingan bisnisnya dan ulah Anna ternyata rencananya sendiri. Tinggal mendapatkan bukti konkritnya saja.Tapi gimana caranya?Haruskah Killian menculik wanita itu saja? Ah, tapi tidak! Bisa-bisa Killian masuk penjara karena kasus penculikan.Ataukah Killian merayunya saja? Sepertinya itu ide bagus. Begitu pikir Killian. Otaknya mulai merencanakan beberapa design kejadianMemilah rencana yang mana yang ada di otaknya itu yang bisa di gunakan dengan aman tanpa efek samping berkepanjangan alias tanpa menambah masalah lagi untuknya.Menghadapi wanita licik penuh muslihat seperti Anna perlu strategi. Salah-salah rencananya bisa jadi bumerang kalau dia tidak
Sore itu di kantornya Killian sangat tidak tenang. Pikirannya terus melayang kepada sang istri yang sedang di rumah mantan tunangannya.Killian benar-benar kesal. Seharian itu dia sangat sensitive. Semua karyawan yang berhubungan langsung dengannya harus siap mental.Karena pasti ada saja kesalahan mereka di mata Killian si bos perfect. Begitulah julukan karyawan-karyawannya untuk Killian yang super sensitive hari ini.Meskipun memiliki bos tampan nan rupawan, tidak pelit dengan bonus dan gaji, tetap tidak meloloskan Killian sebagai bos yang tanpa julukan dari karyawan-karyawannya.Yang paling apes tentu saja Agung sang asisten kesayangan dan Chika sang sekretaris professional. Baru saja Agung duduk di kursi kebesarannya di ruangannya, tidak lama kemudian terdengar ponselnya berbunyi dengan dering khusus penuh tuntutan.Agung menghela napas lelah karena tau yang menelpon adalah Killian, bosnya yang sedang super sensitive. Di angkatnya ponsel dengan logo apel tergigit itu sambil mengh