Sore itu di kantornya Killian sangat tidak tenang. Pikirannya terus melayang kepada sang istri yang sedang di rumah mantan tunangannya.Killian benar-benar kesal. Seharian itu dia sangat sensitive. Semua karyawan yang berhubungan langsung dengannya harus siap mental.Karena pasti ada saja kesalahan mereka di mata Killian si bos perfect. Begitulah julukan karyawan-karyawannya untuk Killian yang super sensitive hari ini.Meskipun memiliki bos tampan nan rupawan, tidak pelit dengan bonus dan gaji, tetap tidak meloloskan Killian sebagai bos yang tanpa julukan dari karyawan-karyawannya.Yang paling apes tentu saja Agung sang asisten kesayangan dan Chika sang sekretaris professional. Baru saja Agung duduk di kursi kebesarannya di ruangannya, tidak lama kemudian terdengar ponselnya berbunyi dengan dering khusus penuh tuntutan.Agung menghela napas lelah karena tau yang menelpon adalah Killian, bosnya yang sedang super sensitive. Di angkatnya ponsel dengan logo apel tergigit itu sambil mengh
‘Damn!’ Makinya dalam hati.PasrahKeenan langsung beranjak dari tempatnya, melihat gelagat kalau Killian akan menghajarnya lagi membuat Keenan panik.Cepat-cepat Keenan berseru “ W-wait Kak! Stop, stop aku bisa jelasin” Cegah Keenan panik‘Sialan! Aku udah cukup babak belur jangan sampai kena bogem lagi’ Keenan memelas dalam hatiKillian yang tinjunya hampir mengenai pipi Keenan langsung berhenti saat mendengar kalimat lelaki itu.“Cepat jelaskan sialan!” Teriak Killian“Dan jangan berbelit-belit!”Sanking leganya lolos dari tinju Killian yang menyakitkan membuat Keenan langsung menghela napas lega. Killian yang melihat itu mendengus melihatnya.Mereka kemudian sama-sama duduk lagi di sofa dan Keenan mulai menceritakan yang dia tau mengenai rencana Am
“Njir lu somplak” Kesal Amira yang ingin sekali melempar cake strawberry ke wajah temannya itu.“Udah ah ngomongin si Boy. Gimana soal Keenan?” Tanya Amira penasaran.Killian dan Marcia yang sudah menunggu moment ini langsung saling menatap satu sama lain dan menajamkan pendengaran mereka.Dengan santai Marcia memakan croissant coklatnya sambil pasang telinga lebar-lebar dan mengecek mode rekam video di ponselnya. Begitu pula dengan Killian.Amira sudah menunggu moment dimana Keenan akan melihatnya dan menyambut cintanya. Terakhir kali dengar dari Anna kalau si Marcia jelek itu sudah di bawa Keenan ke tempat yang jauh tapi sudah beberapa minggu ini Keenan bahkan belum menghubunginya.Pria itu bahkan tidak masuk kantor sebulan ini karena cuti. Amira sungguh sangat penasaran dengan kabar dari Anna, karena sahabatnya itu yang terakhir kali menemui Keenan di t
“Loh itu kan” Anna terdiam “Ck, dasar pasangan mesum. Get a room!” Tukasnya sinis pada pasangan yang sedang bermesraan itu lantas berlalu.Sedangkan Marcia yang sudah kehabisan nafas karena ulah Killian langsung melepaskan diri dari pelukan suaminya. Nafas mereka tersengal dan meraup oksigen banyak-banyak.“Kamu dengar tadi Darl?” Tanya Killian kepada istrinya. Wajahnya berbinar-binar senang.“Aku sama sekali ‘gak salah loh! Si Anna cuma telanjangin aku dan foto aja! Aku ‘gak terkontaminasi dia! YES!!” teriak Killian penuh semangat sambil meninju udara dengan kepalan tangan kanannya.Marcia langsung berdesis berkali-kali “Sstttt ssttt sstt, astaga bisa ‘gak sih jangan teriak-teriak begitu ih !! Kemudian di cubitnya perut roti sobek suaminya.“Aduh Darl!! Sakit” Killian mengaduh menggosok-gosok bag
Keenan melihat berita yang sedang viral selama seminggu terakhir ini lalu menghela nafas pelan.‘Kelihatannya Kak Lian sudah mulai melakukan pembalasan.’ Gumamnya dalam hati.Berita penangkapan Anna dan kekasihnya sudah Keenan lihat melalui berita di televisi dan berbagai portal berita di media sosial. Karena menyangkut jumlah narkoba yang sangat fantastis juga senjata ilegal membuat berita penangkapan itu masih ramai di perbincangkan.‘Dan kelihatannya berita ini masih akan ramai sampai sebulan kedepan’ Pikir Keenan.Bagi Keenan, dia hanya tinggal menunggu waktu kalau-kalau pihak berwajib mendatanginya dalam waktu dekat. Karena dia sangat sadar, bagaimanapun juga dia juga turut andil berhubungan dengan Anna.Keenan sudah siap di tangkap jika memang Killian menuntutnya atas upaya penculikan terhadap Marcia.Tiba-tiba ponselnya bergetar menampilkan nomor asing
“Darling kamu udah siap ?” Tanya KillianMarcia yang sedang di ruang walk-in closet kamar mereka mulai memakai gaunnya. Malam ini ada pesta ulang tahun perusahaan Phoenix Corporation. Marcia sebagai istri sang CEO tentu saja harus hadir.Killian berjalan menghampiri sang istri yang sedang mengenakan gaun malamnya. Gaun malam yang sangat indah hasil dari rancangan seorang designer terkenal langganan keluarga Tjahyadinata.Sebuah gaun malam warna biru navy yang simple namun sangat anggun dan elegant jika di pakai oleh istrinya. Sewarna dengan mata indahnya yang selalu membuat Killian serasa tenggelam di lautan dalam jika memandangnya.Gaun itu bermodel long sleeve berbahan satin yang lembut dengan belahan dada v-neck yang tidak terlalu rendah tapi masih sopan dan garis pinggang yang menegaskan lekuk tubuh sang istri yang sedang mengandung 8 bulan. Tidak berlebihan aksesoris, payet ataupun ornamen lainn
Dengan senyum kemenangan, Lucy berkata “Aku tau apa yang kau lakukan Angga” Bisiknya pelan.Tidak ingin terpancing oleh wanita paruh baya di hadapannya ini, Angga berusaha bersikap santai. Kemudian dia duduk di sofa single di depan Lucy sambil menyilangkan kaki dan memantik cerutu.Seketika asap cerutu berkualitas tinggi membubung tinggi keluar dari bibir Angga. Kemudian sambil duduk santai dan menyenderkan punggungnya pria paruh baya itu menatap Lucy dengan tajam.“Apa maksudmu Lucy” Tanya Angga pura-pura tidak tahu.Lucy tersenyum sinis. “Aku sudah melihat isi laptopmu. Dan tau apa yang sudah kau lakukan bertahun lalu” Kata Lucy terus terang.Dia malas tarik ulur. Lucy sudah tarik ulur dengan Angga belasan tahun dan sudah muak melakukannya. Kalau dapat hasil sih tidak masalah tapi yang ada malah capek melayani lelaki tua ini!“Tidak ku sangka kalau kau dan Misato saling mengenal” Kata Lucy sekilas otaknya langsung traveling ke beberapa tahun silam saat Angga terlihat bahagia di hari
“Sabar ya nak. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit. Kita akan segera bertemu sayang. Tenang-tenang dulu ya di dalam perut mama” Bisik Killian berulang-ulang ke perut Marcia sambil tidak henti mengelus perut sang istri.Sesekali Killian mengecup kening Marcia yang sudah tidak sadarkan diri. Jantungnya bertalu-talu. Takut dirinya sudah terlambat menyelamatkan istrinya.***Sepuluh menit kemudian mereka berhasil mencapai rumah sakit terdekat di daerah pinggiran kota. Killian langsung menggendong Marcia yang sudah tidak sadarkan diri keluar dari mobil dan berteriak ke arah petugas kesehatan yang sudah membawa brangkar agar segera menyelamatkan istrinya.Wajah Killian sangat pucat, panik menguasai pikirannya yang biasanya selalu tenang meskipun dalam keadaan terjepit. Ketakutan sangat kentara di wajahnya yang tampan.“Tolong selamatkan istri saya!” Teriak Killian sambil membaringkan Marcia di atas brankar.Dokter dan perawat segera membawa Marcia ke ruang IGD dan mulai melakukan pemer