-Flashback on- Beberapa bulan sebelumnya... Hinggar binggar musik berdentum memenuhi pendengaran Keenan yang sedang duduk di area bar meminum vodka pesanannya. Banyak pasangan sedang berdansa dengan enerjik di lantai dansa meliukkan tubuh mengikuti irama lagu yang menghentak membakar lantai dansa. "Satu lagi please" "Yakin? Kamu sudah minum banyak Nan" Tegur Juki sang bartender yang juga merupakan teman Keenan. "Ah berisik” Keenan menghiraukan peringatan sang bartender dan langsung mengambil botol vodka dari tangan Juki. "Heiii dude" Sang bartender kaget botol vodka di tangannya sudah berpindah tempat. Juki geleng-geleng kepala melihat langganannya ini minum-minum seperti orang kesetanan. "Okay, aku tidak akan melarangmu lagi. Kalau kamu mabuk dan pingsan itu bukan urusanku lagi man" Juki si bartender mengangkat kedua tangannya dengan sikap menyerah. Juki bekerja di club malam yang sering di datangi Keenan sejak pria itu di putuskan Marcia. Dia bekerja sebagai bartende
Killian tersadar di sofa ruang tamu di rumahnya. Pakaiannya masih sama seperti saat dia meeting dengan rekan bisnisnya di restoran hotel kemarin. Meskipun sudah acak-acakan. Masih merasa pusing, Killian perlahan bangun dan melihat sekeliling mencari istrinya. Saat di rasakannya tubuhnya sudah menyesuaikan diri, Killian bangkit dari sofa dan berjalan keliling seluruh rumah mencari Marcia. "Darling! Kamu dimana?! " Killian memanggil-manggil Marcia. Saat masuk ke kamar utama, di lihatnya ponsel Marcia tergeletak di atas nakas dalam keadaan tanpa daya. Killian bergegas memgambil ponsel itu dan menyalakannya.Begitu ponsel itu menyala, Killian mengecek applikasi pesan dan mengecek pesan terakhir istrinya. Di lihatnya pesannya masuk pukul dua siang setelah meeting dan sudah di baca sang istri.Dan terdapat pesan balasan Marcia kalau dirinya ingin jalan-jalan ke mall tapi masih belum di baca oleh Killian. Karena ulah seseorang yang ingin mencelakainya.Killian ingat, saat itu dia mera
Hati Marcia begitu hancur saat melihat foto-foto yang di berikan Keenan barusan. Baru saja Marcia mulai mempercayai Killian, berusaha mengatasi traumanya terhadap pria itu namun apa yang Marcia dapat?Penghianatan !Marcia ingin marah, berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Andaikan semudah itu.Marcia tetap diam menatap foto-foto suaminya dengan wanita lain. Wanita yang di ketahuinya sebagai sekretarisnya di kantor. Anna Bellatrix.Marcia tidak pernah memikirkan affair suaminya selama ini.Dia bahkan tidak pernah memiliki pikiran suaminya akan bosan padanya secepat ini. Padahal mereka baru menikah beberapa bulan.Setetes air mata menetes lagi ke foto tersebut. Di ambilnya foto itu dan dirematnya sampai berbentuk bola. Kemudian Marcia menatap Keenan yang sedang memandanginya, mengamati reaksi kekasih hatinya.Ada nyeri yang terasa di hati Keenan saat melihat gadis tersayangnya menangis karena merasa terkhianati oleh pria lain.Sedikit banyak Keenan sudah tau kalau hati Marcia sudah be
Wajah cantik di hadapannya sudah memerah, napas wanita itu mulai tersendat, tangan nya mulai memukul-mukul tangan Keenan yang masih mencekiknya.Di tengah napasnya yang sudah mulai putus-putus, Anna berusaha melepaskan cekikan Keenan di lehernya meskipun dia harus mencakar-cakar tangan besar yang begitu kuat mencengkram leher jenjangnya.“Ugh, Kee..nan” Lirih Anna terputus-putus dengan susah payahTangannya berusaha memukul-mukul lengan yang masih mencengkram lehernya, wajah cantiknya yang sensual sudah berubah warna dari merah menjadi biru keunguanDan dengan usaha terakhirnya dengan sekuat tenaga Anna menancapkan kuku-kuku tajamnya ke lengan besar itu membuat Keenan mengernyit karena merasakan nyeri di tangannya.“AHH SHIT!” Teriak Keenan sambil menghempaskan leher Anna Seketika tubuh Anna terpelanting mundur dan menabrak kursi di belakangnya. Napas wanita itu terengah berusaha menghirup oksigen banyak-banyak karena hampir tidak bisa bernapas.Wajahnya yang semula hampir berwarna u
“Kau cukup tunggu instruksi dariku dan urusan Marcia kau tidak perlu ikut campur apa aku kurang jelas mengatakannya padamu “ Jawab Keenan lugas. Suaranya yang berat dan dalam membuat bulu kuduk Anna meremang seketika. Apalagi dalam jarak sedekat ini.Daya tarik seksual Keenan memang tidak bisa di anggap remeh. Meskipun masih muda tapi Keenan memiliki kharisma sebagai badboy yang banyak di sukai wanita. Membuat Anna menelan ludahnya karena dia sudah basah di bawah sana hanya karena mendengar suara Keenan.‘Shit, kenapa cowok ini sexy banget sih bikin turn on aja’ Batin Anna kesalAnna tergagap karena gugup. Wanita itu berdeham “Pokoknya aku mau kau bawa kekasihmu itu jauh-jauh dari Killian”“Rencanaku sebentar lagi terwujud Keenan, aku tidak mau kekasihmu itu merusaknya. Dari laporan orang bayaranku Killian sedang mengerahkan orang-orangnya mencari Marcia. Kau tau sendiri pengaruh Killian bagaimana. Dia akan
Bu Nana kebingungan. Dia hanya tau nama wanita muda itu Marcia dan wanita itu sama sekali tidak membawa identitas diri, dompet ataupun ponsel.Perlahan, Bu Nana memasuki IGD dan kebetulan Marcia masih sadar meskipun masih pucat. Dokter sedang mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Setelahnya, Dokter menjelaskan keadaan Marcia kepadanya.“Bu Marcia mengalami kontraksi palsu Bu. Sebaiknya di rawat dulu semalam di sini untuk memantau keadaannya. Kelelahan yang berlebihan bisa menjadi salah satu penyebabnya. Putri ibu harus perbanyak istirahat dan makan makanan bergizi ya. Jangan terlalu stress dan lelah” Anjuran dokter tersebut kepada Bu Nana.“Baik dokter” Dokter mengangguk sebentar kemudian keluar dari ruang IGDMarcia tersenyum lemah saat pandangannya bertemu dengan Bu Nana. “Maaf merepotkan Bu”“Tidak apa-apa Nak. Istirahatlah kau membutuhkannya.”“Bagaimana kalau aku menghubungi suam
Mata indah itu terpejam dengan tenang. Wajahnya begitu tirus dan pucat, tubuhnya sedikit kurus dan ada gurat kelelahan yang amat sangat terlukis di wajah cantik itu.Setelah menyetir bak kesetanan dan berlari-lari dari parkiran sampai di ruang perawatan sang istri, Killian menemukan seorang wanita paruh baya sedang duduk di samping brangkar istrinya. Menunggui istri tercintanya yang sedang terlelap.Bu Nana yang sedang membaca buku langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar pintu kamar rawat menjeblak terbuka dengan kencang dan seorang pria tampan dengan tubuh tegap dan terengah muncul dan menanyakan istrinya.“Istri saya kenapa Bu?” Dengan tergesa Killian mendekati brangkar istrinya dan memeriksa seluruh tubuhnya dengan seksama. Takut kalau Marcia ada luka serius.Bu Nana yang melihat betapa cemasnya suami Marcia langsung tersenyum menenangkan dan menutup buku yang sedang di bacanya “Kamu pasti Killian, suaminya Marcia?&
“Saya mengecek CCTV dan di sana terlihat Marcia bisa keluar dari kamar ini dengan mudah.” Lanjut Keenan“Apa kau sama sekali tidak mengunci pintunya?!” Tanya Keenan marahPelayan itu tersentak dengan tubuh yang semakin gemetar. Demi Tuhan, dia sangat takut dengan kemarahan tuan mudanya ini.Sangat mengerikan terutama tadi setelah melihat dengan mata kepala sendiri saat tuan mudanya ini bertengkar dan mencekik seorang wanita saat di ruang kerja sebelumnya.Tuan mudanya ini tidak akan segan membunuh kalau sudah murka. Begitu pikir pelayan itu.“Kenapa diam” Tanya Keenan dengan suara pelan berbahayaPelayan itu tersentak dan langsung menunduk takut berusaha meminta pengampunan majikannya “Maafkan saya tuan muda”“Maaf saya sudah lalai” Lirih pelayan itu sangat ketakutan.Mendengar pengakuan dari pelayan yang selama ini melayani Marcia membuat Keenan sangat geram. Dia suda