Malamnya sepasang pengantin yang sedang berbahagia dan keluarga serta sahabat-sahabat mereka makan malam sederhana di hotel tempat mereka menginap.
Makan malam sederhana dengan suasana kekeluargaan itu dihiasi dengan canda tawa pengantin dengan sahabat-sahabat mereka.
Kedua orang tua mereka hanya mengulum senyum dan sesekali terkekeh melihat putra mereka yang di ledek habis oleh Bayu sahabatnya.
“Kali ini enggak akan mabuk lagi kan kamu Lian. Awas aja ngajak-ngajak mabuk lagi. Kali ini aku aduin ke istrimu” Goda Bayu semakin menjadi.
Terbayang oleh Bayu masa-masa menyedihkan Killian di New York saat menyadari telah jatuh cinta kepada Marcia yang saat itu masih di bawah umur.
“Siapa yang mabuk. Nggak lah. Aku mah enggak pernah mabuk” Balas Killian jumawa sambil merangkul pundak Marcia yang sedang makan buah semangka di sebelahnya.
Marcia yang tersedak akhirnya melayangkan satu cubitan pedas ke perut Killi
Setelah pernikahan mereka dan di lanjutkan dengan makan malam bersama keluarga dan sahabat-sahabat mereka, Killian dan Marcia memang menginap semalam di hotel. Dan keesokan harinya, setelah sarapan bersama, mereka mengantar orang tua dan sahabat-sahabat mereka ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Bayu dan Shizuka tidak bisa berlama-lama ambil cuti karena harus bekerja. Begitu pula dengan ayahnya, Thomas. Selama Killian cuti bulan madu, Thomas yang mengambil alih Phoenix dan K Global. Karena itulah ayahnya langsung kembali ke Jakarta bersama ibunya yang menemaninya kemanapun sang ayah pergi. Selepas mengantar keluarga mereka, Killian langsung tancap gas ke Desa Grindelwald untuk bulan madu mereka. Tadinya Marcia sama sekali tidak kepikiran tentang bulan madu. Tetapi sejak Shizuka yang tiba-tiba bertanya tentang bulan madunya saat makan malam dia jadi penasaran juga. Karena Killian langsung menjawab Shizuka kalau perjalanan kami akan menjadi kejutan untuk istrinya dan membuat s
Menarik napas dalam kemudian menghembuskannya kembali.Berulang kali Killian melakukannya untuk menenangkan debaran jantungnya yang menggila karena gairahnya yang sangat sulit untuk di tahan. Itulah kelemahan Killian. Kalau menyangkut Marcia, dia sudah tidak dapat berpikir jernih. 'Tenang Lian. Tarik napas dalam, hembuskan' Batinnya berusaha tenang. Dasar sang junior yang memang susah di tenangkan,apalagi sudah puasa lama sekali membuat Killian menahan napasnya dan memaksakan diri menyelesaikan pekerjaannya memakaikan gaun tidur ke tubuh sang istri.Kemudian Killian langsung bergegas ke kamar mandi dan terpaksa bermain solo di sana. 'Shit!' Kesal KillianDia masih berusaha menuntaskan hasratnya di dalam kamar mandi. Setelah beberapa menit berkutat di dalam kamar mandi, Killian membersihkan diri sekali lagi dan langsung bergabung dengan sang istri yang masih terlelap di atas ranjang. Menyetir hampir empat jam mengantar keluarganya ke bandara dan langsung bertolak ke desa ini me
Di tengah cumbuan sang suami, Marcia tiba-tiba merasakan hawa dingin mengenai tubuhnya. Saat di sadarinya, ternyata Killian sudah menelanjangi mereka berdua. Membuat Marcia sempat terkagum-kagum dengan skill jari Killian yang mumpuni. "Ahhh Kak! " Marcia menjerit Kepala Killian sudah sibuk bergerak-gerak di atas payudaranya. Sebelah tangannya sibuk memberi rangsangan di dada kiri istrinya sedangkan jarinya yang lain sibuk bergerilya di bawah sana membuat Marcia menjerit karena kaget. Baru kali ini Marcia merasakan bercumbu intim seperti ini. Seluruh tubuhnya tidak ada yang lolos dari cumbuan dan kecupan basah Killian. Ini sangat baru untuknya. Membuat Marcia semakin berdebar tidak karuan. Tiba-tiba di rasakannya miliknya sudah basah di bawah sana. Dan kepala Killian sudah semakin turun dan turun, berhenti sebentar di pusarnya. Mengecupnya dengan mesra membuat Marcia menggelinjang geli. “Uhhhh geli Kak Lian” Marcia mendesah. Matanya terpejam menikmati geli yang di rasakann
Siang itu, suasana pemakaman yang sepi dan sunyi membuat tempat itu terlihat damai. Angin sepoi-sepoi bertiup di tengah hari yang mendung di tengah kedamaian itu. Terlihat Marcia sedang mengusap batu nisan di hadapannya.Di bersihkannya makam itu dengan telaten, di pungutnya ranting kering dan daun kering yang berguguran menutupi makam. Dengan sayang Marcia mengusap foto yang tertempel di batu nisan itu. Foto seorang wanita cantik dengan mata sipit berambut hitam lurus seperti rambutnya sedang tersenyum bahagia menatap kamera. Misato Kellgaren, nama yang tertera di batu nisan itu. Memegang topi lebar di tangan kanannya, wanita itu tersenyum dengan tatapan mata teduh kepada seseorang yang mengambil fotonya, yaitu ayah Marcia, Andrew Kellgaren. "Di sini terbaring dalam damai, seorang istri, ibu dan sahabat terkasih yang akan selalu di rindukan" Misato Kellgaren Lahir : Tokyo xx-xx-xxxx Meninggal : Jakarta xx-xx-xxxxPun di
Ada beberapa hal yang membuat Marcia tidak pernah mengunjungi makam kedua orang tuanya. Selain karena saat itu usianya masih sangat belia, Marcia juga mengalami hilang ingatan partial. Setelah sadar dari koma, Marcia hanya ingat kejadian sebelum kecelakaan yang menewaskan ibunya dan membuatnya kehilangan ingatannya itu.Ya. Ingatannya mulai kembali sejak malam itu. Malam saat Marcia mengetahui dirinya tengah memgandung, sesaat sebelum berangkat ke Annecy.Mimpi itu menghantamnya dengan sangat jelas. Satu persatu ingatannya perlahan kembali dengan pesat. Seakan ada suatu pemicu yang mengembalikan seluruh memorynya.Ya hari itu... FlashbackMusim Panas di Tokyo,Sebelum menikah, Misato pernah bekerja di kantor pemerintahan Jepang.Dia memiliki keahlian di bidang IT. Di usia yang masih terhitung muda, Misato sudah mengepalai sektor IT di kantornya.Di musim panas tahun itu, Misato dan Andrew bertemu pertama kali ketika tidak sengaja Andrew menabrak Misato saat mereka selesai makan s
“Apa yang terjadi Yah?” Killian berjalan mendekati kedua orang tuanya dan bertanya kepada ayahnya yang berdiri di samping ibunya.“Misato meninggal” Lirih ayahnya.Killian terkesiap. Matanya langsung menatap ke arah gadis kecil yang masih belum sadarkan diri.Gadis kecil yang di seluruh tubuhnya terpasang selang dan jarum untuk menopang hidupnya.Tubuh kecil itu berusaha bertahan dari ambang kematian yang nyaris merenggut nyawanya. Bunyi detak jantung yang stabil masih terdengar di monitor di sebelah brangkar gadis cilik itu.Grafik yang menggambarkan detak jantung dan nadi terus berkedip stabil dengan bunyi yang teratur. Menandakan Marcia masih hidup.Tidak di sangkanya Marcia akan mengalami kejadian menyedihkan ini di usianya yang masih sangat muda.“Mobilnya menabrak pembatas jalan” Lanjut sang ayah.“Sepertinya Misato melindungi Marcia. Mereka menemukan Misato yang memeluk erat Marcia yang tidak sadarkan diri. Sedangkan Misato sendiri langsung meninggal ditempat.” Air mata menete
Setelah mengunjungi makam Andrew dan Misato dua hari lalu, Killian mengajak Marcia pulang ke rumah yang sudah di siapkannya untuk istrinya.Saat sampai di sebuah rumah yang terletak di dalam komplek perumahan elite di daerah Kemang, Marcia kebingungan.Mobil Killian memasuki gerbang tinggi itu dan memarkirkan kendaraannya di halaman rumah yang bisa menampung lima mobil.“Ini rumah siapa Kak?”Killian tidak menjawab, melainkan langsung melepas seatbelt nya dan membuka pintu mobil, berjalan mengitari kepala mobil untuk membukakan pintu mobil untuk sang istri yang masih kebingungan.“Ini rumah kita Darl” Jawab Killian sambil mengamit tangan Marcia dan menuntunnya berjalan ke pintu depan.Marcia menatap takjub dengan interior rumah itu. Bergaya modern minimalis dengan warna putih dan abu-abu mendominasi.Ruang tengah dengan ruang makan dan dapur memiliki konsep terbuka dan dapat saling melihat karena tanpa sekat.Dari ruang tengah dapat melihat dapur dan meja makan. Juga ada pintu geser
Setelah mandi bersama yang benar-benar mandi, istrinya menolak keras berendam plus-plus dengannya karena sudah kelelahan.Apa boleh buat, lebih baik Killian turuti dari pada sang istri ngambek dan berimbas pada jatah malamnya.Akhirnya mereka pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang.Killian ingin belajar memasak katanya."Sekali-sekali aku mau manjain kamu Darling" Mengedipkan matanya menggoda sambil memakai apron pink bermotif piglet si babi imut salah satu teman Winnie si Pooh.Marcia tersipu. Wajahnya merona malu. Apalagi sang suami terlihat makin tampan saat memakai apron.Gegas Marcia berbalik membelakangi Killian pura-pura menyibukkan diri dengan membuka pintu kulkas yang ada di belakangnya.Killian terkekeh melihat istrinya malu-malu."Kak Lian kapan masuk kantor lagi? " Tanya Marcia mencari bahan pembicaraan sangking gugupnya.Kentang terakhir yang sedang di pot