Begitu pesawat yang di tumpanginya mendarat di Jakarta, Killian langsung sibuk meeting untuk membahas kegiatan promosi untuk resort di Lombok. Kekuatan promosi Phoenix Corporation sudah tidak perlu diragukan lagi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa apapun yang di tangani dan berada di bawah naungan Phoenix Corporation sudah pasti dijamin kualitasnya dan kesuksesannya. Untuk itulah Killian sampai terjun langsung untuk memantau kegiatan promosi untuk resort di Lombok. Dia tidak mau ada celah sekecil apapun untuk saingan bisnisnya merusak proyek akbarnya. Selain nama baik Tjahyadinata yang menjadi taruhannya, kompetensinya dan kualitas promosi yang mumpuni akan mempengaruhi kesuksesan proyeknya kali ini. “Siapa brand ambassadornya kali ini?” Killian baru saja selesai meeting dengan para manager cabang. Melangkah dengan tergesa kearah ruangannya. Dia sangat lelah dan matanya sudah lima watt, kepalanya sudah luar biasa pening. Sejak kembali dari Annecy, Killian bekerja bagai kuda non
Sejak Killian kembali ke Jakarta untuk menangani launching resort di Lombok milik Phoenix Corporation, sejak itu pula Marcia tidak pernah mendengar kabar pria itu lagi.Pria yang katanya mencintainya itu sama sekali tidak memberi kabar apapun termasuk tidak mengirimkan pesan atau video call. Marcia kesal sekali kepada Killian.‘Katanya cinta! Katanya sayang! Tapi sejak sampai di Jakarta sama sekali nggak telpon ataupun kirim pesan. Ahh dasar tukang bohong!’ batin Marcia kesal sampai bantal dan guling yang tidak bersalah menjadi sasarannya malam itu.Ingin hubungi duluan tapi gengsi dan malu. Masih kesal setelah melempar bantal dan gulingnya ke lantai, Marcia bergegas ke dapur mengambil minuman.Setelah marah-marah jadi haus.Sambil meminum air dalam botol, gadis itu tersedak sendiri saat menyadari dia sudah marah-marah tidak jelas.“Uhuk uhuk uhuk” Marcia terbatuk-batuk dan menyeka air yang menetes di bibirnya.‘Astaga aku kenapa sih? Ngapain juga harus marah-marah 'gak jelas gini cu
“Kak Lian” bisik Marcia pelanKemudian gadis itu berjalan perlahan menghampiri Killian. Menatapnya dengan takjub seakan tidak percaya bahwa Killian memang sedang berdiri di hadapannya.Tiba-tiba Killian merasakan pipinya di tusuk pelan.Dua kali.Dan tiba-tiba “Aduuhh”Killian berteriak kesakitan karena Marcia mencubit pipinya gemas."Darling, what are you doing?! " Keluh Killian sambil mengusap pipi kirinya yang di cubit Marcia."It hurts Darl! " Killian cemberut pipinya jadi korban. Marcia langsung cengar cengir tidak merasa bersalah"Hehehe, maaf Kak Lian. Kirain tadi cuma bayangan aja" Marcia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal"Huh, awas kau ya. Mau Kak Lian hukum kamu disini hem?! " Dengan gerakan cepat Killian langsung mengamit pinggang Marcia. Membuat gadis itu kaget dan terlambat menghindar. "Ahhh, Kakak. Lepas. Malu!" Marcia berusaha melepaskan diri tapi Killian semakin mempererat pelukannya. Kemudian tanpa Marcia duga Killian tiba-tiba memeluknya. "I miss you Darling.
Hari itu Marcia tampil sangat cantik dan anggun. Membuat Killian yang sedang berdiri menantinya di altar tidak bisa mengedipkan matanya sedikitpun.Dadanya berdebar-debar menahan bahagia yang membuncah membuat tangannya gemetar dan basah karena terlalu gugup.Di dampingi oleh ayah angkatnya, Thomas. Di sepanjang langkahnya Marcia berjalan menuju altar ke tempat di mana Killian sudah berdiri menunggunya di sana, sekelebat memory percakapan antara Marcia dan Ellena mulai melintas.Flashback"Kenapa semuanya pada kesini? " Tanya Marcia polos. Masih takjub dengan kehadiran keluarganya, sahabat-sahabatnya dan Killian. Gadis itu bahkan tidak sadar Killian sedang menggenggam tangannya dan sesekali mengecupnya.Bahkan di hadapan kedua orang tua mereka. "Tentu saja karena dua hari lagi akan ada acara istimewa disini Sayang" Kata Ellena tersenyum bahagia"Acara apa Bu? ""Pernikahan kalian""A-APA? "“Uhum, kamu sudah dengar tadi.” Jawab Ellena dan membetulkan anak rambut nakal ke balik telin
Alunan lagu lembut mengalun merdu mengiringi langkah Marcia menuju altar tempat Killian sudah berdiri di sana dengan wajah semringah dan bahagia.Menunggunya.Setiap langkah Marcia terasa sangat ringan. Hatinya membuncah dipenuhi kebahagiaan.Lonely, the path you have chosenA restless road, no turning backOne day you will find your light againDon't you knowDon't let go be strongTadinya Marcia pikir menikah dengan Killian adalah tabu. Karena mereka di besarkan bersama sebagai kakak dan adik meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah.Follow your heartLet your love lead through the darknessBack to a place you once knewI believe, I believe, I believe in youFollow your dreamsBe yourself, an angel of kindnessThere's nothing that you cannot doI believe, I believe, I believe in youTapi ternyata tidak seperti itu.‘Entahlah. Apakah sudah sejak lama aku jatuh cinta kepada Killian?’“Kenapa rasanya bahagia sekali?’‘Rasa itu tumbuh begitu saja tanpa ku sadari’‘Ah sudahlah. Lebi
Malamnya sepasang pengantin yang sedang berbahagia dan keluarga serta sahabat-sahabat mereka makan malam sederhana di hotel tempat mereka menginap.Makan malam sederhana dengan suasana kekeluargaan itu dihiasi dengan canda tawa pengantin dengan sahabat-sahabat mereka.Kedua orang tua mereka hanya mengulum senyum dan sesekali terkekeh melihat putra mereka yang di ledek habis oleh Bayu sahabatnya.“Kali ini enggak akan mabuk lagi kan kamu Lian. Awas aja ngajak-ngajak mabuk lagi. Kali ini aku aduin ke istrimu” Goda Bayu semakin menjadi.Terbayang oleh Bayu masa-masa menyedihkan Killian di New York saat menyadari telah jatuh cinta kepada Marcia yang saat itu masih di bawah umur.“Siapa yang mabuk. Nggak lah. Aku mah enggak pernah mabuk” Balas Killian jumawa sambil merangkul pundak Marcia yang sedang makan buah semangka di sebelahnya.Marcia yang tersedak akhirnya melayangkan satu cubitan pedas ke perut Killi
Setelah pernikahan mereka dan di lanjutkan dengan makan malam bersama keluarga dan sahabat-sahabat mereka, Killian dan Marcia memang menginap semalam di hotel. Dan keesokan harinya, setelah sarapan bersama, mereka mengantar orang tua dan sahabat-sahabat mereka ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Bayu dan Shizuka tidak bisa berlama-lama ambil cuti karena harus bekerja. Begitu pula dengan ayahnya, Thomas. Selama Killian cuti bulan madu, Thomas yang mengambil alih Phoenix dan K Global. Karena itulah ayahnya langsung kembali ke Jakarta bersama ibunya yang menemaninya kemanapun sang ayah pergi. Selepas mengantar keluarga mereka, Killian langsung tancap gas ke Desa Grindelwald untuk bulan madu mereka. Tadinya Marcia sama sekali tidak kepikiran tentang bulan madu. Tetapi sejak Shizuka yang tiba-tiba bertanya tentang bulan madunya saat makan malam dia jadi penasaran juga. Karena Killian langsung menjawab Shizuka kalau perjalanan kami akan menjadi kejutan untuk istrinya dan membuat s
Menarik napas dalam kemudian menghembuskannya kembali.Berulang kali Killian melakukannya untuk menenangkan debaran jantungnya yang menggila karena gairahnya yang sangat sulit untuk di tahan. Itulah kelemahan Killian. Kalau menyangkut Marcia, dia sudah tidak dapat berpikir jernih. 'Tenang Lian. Tarik napas dalam, hembuskan' Batinnya berusaha tenang. Dasar sang junior yang memang susah di tenangkan,apalagi sudah puasa lama sekali membuat Killian menahan napasnya dan memaksakan diri menyelesaikan pekerjaannya memakaikan gaun tidur ke tubuh sang istri.Kemudian Killian langsung bergegas ke kamar mandi dan terpaksa bermain solo di sana. 'Shit!' Kesal KillianDia masih berusaha menuntaskan hasratnya di dalam kamar mandi. Setelah beberapa menit berkutat di dalam kamar mandi, Killian membersihkan diri sekali lagi dan langsung bergabung dengan sang istri yang masih terlelap di atas ranjang. Menyetir hampir empat jam mengantar keluarganya ke bandara dan langsung bertolak ke desa ini me
Killian sampai rumah jam sepuluh malam. Rumah sudah sepi karena semua pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing.Dengan perlahan Killian membuka pintu kamar dan mendapati Marcia yang tertidur sambil memeluk Kieran yang tidur di sampingnya.Kedua hartanya yang paling berharga. Killian sangat terharu melihat impiannya terwujud di depan matanya dan sedang terlelap dengan nyenyak saat ini.Berusaha tidak menimbulkan suara, Killian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus mandi sampai bersih apalagi tadi darah si supir sempat muncrat ke bajunya.Selesai membersihkan diri, Killian berjalan ke walk in closetnya dan mengenakan piyamanya di sana kemudian berjalan ke tempat tidur dan mengecup pelan kening Marcia dan Kieran lalu merebahkan dirinya di samping sang istri.Killian lalu tidur dan melepas lelah sambil memeluk belahan jiwanya sampai pagi menyapa.&n
Supir itu terkesiap “Ja-jangan tolong!” Supir itu memohon dengan gemetar.Tapi Killian sudah kepalang murka. Dalam sekali tebas darah segar langsung mengucur di dada supir truck tersebut. Teriakan kesakitannya terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan suram itu.“AAAAAKKKKKKHHH SAKITT!!!” Teriak supir itu.“Cih!” Kesal Killian membersihkan cipratan darah yang mengotori tangannya. Kemudian Killian tersenyum kejam menatap datar supir itu.Ketika tangannya akan menyayat tubuh di depannya lagi, supir tersebut langsung berteriak “Jangan saya mohon! Saya akan katakan semuanya tapi tolong ! Tolong” Teriak supir itu sambil menangis meratapi luka sayatan di dadanya yang cukup dalam itu.Mendengar perkataan supir itu Killian mendengus. Kemudian menghela napas dalam lalu menatap Agung di sampingnya.Agung yang mengerti kode dari Killian langsung menarik supir itu ag
Sejak mengetahui Marcia sedang kritis di rumah sakit dan mengetahui tentang kekejaman papanya, Keenan belum bertemu lagi dengan sang papa. Dia hanya kembali ke rumah sang mama dan di penghujung hari setelah pulang dari kantor, Keenan akan pulang ke apartemennya.Meskipun Amira selalu menelponnya yang tidak pernah di angkat oleh Keenan karena Keenan mengetahui Soraya, ibunya Amira juga ikut andil dalam mencelakai Marcia meskipun tidak secara langsung.Keenan sangat muak dengan ibu dan anak itu yang selalu membayangi hidupnya. Mereka berdua tidak ubahnya lintah yang terus menempel dan menghabiskan harta papanya.Tidak cukupkah mereka menghancurkan keluarganya, membuat papa dan mamamya bercerai dan membuatnya hidup tanpa kasih sayang yang utuh dari papanya. Meskipun Keenan tumbuh besar dalam pengasuhan kedua orangtuanya di tempat terpisah. Mengingat itu Keenan menjadi kesal.Alhasil yang Keenan lakukan
Pemandangan indah penuh bunga dan rumput musim semi menyapa Marcia yang tiba-tiba menginjakkan kakinya di padang indah itu.Sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dan bunga-bunga berbagai warna dengan aromanya yang harum. Marcia sangat menyukai bunga dan musim semi. Karena itulah dia sangat suka padang ini dalam sekali lihat.“Wah....Yuhuuuu...” Teriak Marcia dengan penuh semangat merentangkan kedua tangannya dan berlari berputar-putar menjelajahi padang bunga itu.“Cantik banget tempat ini”Kemudian Marcia menarik napas dalam sambil memejamkan mata dan menghembuskannya. Menikmati suasana sekitarnya yang sunyi dan udaranya yang segar dengan senyuman tidak henti menghiasi wajah cantiknya.“Aku ingin tunjukin tempat ini ke Kak Lian. Eh, tapi kok Kak Lian dari tadi ‘gak ada ya” Gumam Marcia baru sadar kalau sejak tadi dia sendirian.Kemudian Marci
Sepasang suami istri itu berlarian dengan panik di lorong rumah sakit. Keduanya mendapat kabar dari Agung kalau putra-putri mereka mendapat kecelakaan dan sekarang Marcia sedang di operasi untuk mengeluarkan bayinya.Thomas berjalan secepat mungkin ke arah ruang operasi dan menemukan Killian yang sedang tertunduk lesu.Kemeja dan celana panjangnya terdapat banyak noda darah.‘Apa Killian terluka?’ Batin Thomas cemas.“Lian!” Ellena sang ibu memanggil putranya dan segera memeluk sang putra saat di lihatnya putranya sedang tidak baik-baik saja.Killian langsung memeluk ibunya dan menangis tersedu di sana. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Segala resah, cemas, takut dan khawatir istri dan bayinya kenapa- kenapa campur aduk menjadi satu.Thomas yang melihat putranya sedang butuh dukungan langsung memeluk istri dan anaknya deng
“Marcia adalah putri dari wanita yang aku cintai sepenuh hati. Sejak dulu. Bahkan sampai saat ini” Angga berkata dengan lugas.Menatap Lucy langsung ke dalam matanya.Mendengar pengakuan Angga entah kenapa hati Lucy serasa tercubit. Bertahun-tahun bersama Angga rupanya tidak pernah membuat pria itu jatuh cinta padanya ternyata.Lucy kira selama ini Angga mencintainya karena itulah dia bercerai dengan istrinya, tidak pernah menikah lagi dan selalu mencarinya jika butuh untuk di puaskan. Ternyata kisahnya bukan seperti yang selama ini di pikirkannya.‘Brengsek!’ Maki Lucy dalam hati. Tatapan matanya menajam menatap Angga yang duduk di hadapannya. Tapi dia masih berusaha tenang.“Wanita yang kau cintai itu maksudnya Misato Kellgaren?” Tanya Lucy“Misato Minamoto. Itu namanya sebelum menikah dengan Andrew Kellgaren si pembully itu!” Kata Angga. Matanya berkilat p
“Sabar ya nak. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit. Kita akan segera bertemu sayang. Tenang-tenang dulu ya di dalam perut mama” Bisik Killian berulang-ulang ke perut Marcia sambil tidak henti mengelus perut sang istri.Sesekali Killian mengecup kening Marcia yang sudah tidak sadarkan diri. Jantungnya bertalu-talu. Takut dirinya sudah terlambat menyelamatkan istrinya.***Sepuluh menit kemudian mereka berhasil mencapai rumah sakit terdekat di daerah pinggiran kota. Killian langsung menggendong Marcia yang sudah tidak sadarkan diri keluar dari mobil dan berteriak ke arah petugas kesehatan yang sudah membawa brangkar agar segera menyelamatkan istrinya.Wajah Killian sangat pucat, panik menguasai pikirannya yang biasanya selalu tenang meskipun dalam keadaan terjepit. Ketakutan sangat kentara di wajahnya yang tampan.“Tolong selamatkan istri saya!” Teriak Killian sambil membaringkan Marcia di atas brankar.Dokter dan perawat segera membawa Marcia ke ruang IGD dan mulai melakukan pemer
Dengan senyum kemenangan, Lucy berkata “Aku tau apa yang kau lakukan Angga” Bisiknya pelan.Tidak ingin terpancing oleh wanita paruh baya di hadapannya ini, Angga berusaha bersikap santai. Kemudian dia duduk di sofa single di depan Lucy sambil menyilangkan kaki dan memantik cerutu.Seketika asap cerutu berkualitas tinggi membubung tinggi keluar dari bibir Angga. Kemudian sambil duduk santai dan menyenderkan punggungnya pria paruh baya itu menatap Lucy dengan tajam.“Apa maksudmu Lucy” Tanya Angga pura-pura tidak tahu.Lucy tersenyum sinis. “Aku sudah melihat isi laptopmu. Dan tau apa yang sudah kau lakukan bertahun lalu” Kata Lucy terus terang.Dia malas tarik ulur. Lucy sudah tarik ulur dengan Angga belasan tahun dan sudah muak melakukannya. Kalau dapat hasil sih tidak masalah tapi yang ada malah capek melayani lelaki tua ini!“Tidak ku sangka kalau kau dan Misato saling mengenal” Kata Lucy sekilas otaknya langsung traveling ke beberapa tahun silam saat Angga terlihat bahagia di hari
“Darling kamu udah siap ?” Tanya KillianMarcia yang sedang di ruang walk-in closet kamar mereka mulai memakai gaunnya. Malam ini ada pesta ulang tahun perusahaan Phoenix Corporation. Marcia sebagai istri sang CEO tentu saja harus hadir.Killian berjalan menghampiri sang istri yang sedang mengenakan gaun malamnya. Gaun malam yang sangat indah hasil dari rancangan seorang designer terkenal langganan keluarga Tjahyadinata.Sebuah gaun malam warna biru navy yang simple namun sangat anggun dan elegant jika di pakai oleh istrinya. Sewarna dengan mata indahnya yang selalu membuat Killian serasa tenggelam di lautan dalam jika memandangnya.Gaun itu bermodel long sleeve berbahan satin yang lembut dengan belahan dada v-neck yang tidak terlalu rendah tapi masih sopan dan garis pinggang yang menegaskan lekuk tubuh sang istri yang sedang mengandung 8 bulan. Tidak berlebihan aksesoris, payet ataupun ornamen lainn