Killian sampai di apartemen Shizuka menjelang tengah malam. Berkali-kali membunyikan bel tapi tidak ada yang membuka pintu. Killian sungguh sudah tidak bisa menunggu lagi sehingga meskipun sudah tengah malam dia tetap datang demi memupus kerinduannya kepada gadisnya. Hingga akhirnya Killian menelpon Marcia untuk yang kesekian kalinya. Ddrrttt ddrrttt Trek… ‘telpon yang anda tuju…’ Dengan kesal Killian langsung mematikan sambungan telponnya begitu mendengar suara operator menjawab panggilannya. ‘Damn! lagi-lagi gak aktif’ Killian menyugar rambutnya dengan frustasi lalu duduk di lantai dan bersandar di tembok unit apartemen sambil memejamkan matanya sejenak. Penampilannya sungguh berantakan. Rambutnya acak-acakan, setelan jasnya yang mahal sudah terongok di lantai dilorong unit apartemen, kemeja putihnya sudah kusut, dasinya bahkan entah ada dimana. Perutnya keroncongan dan dia sungguh lelah luar biasa. Sejak pagi Killian bangun dalam keadaan mabuk dan di tengah situasi yang sun
Matanya bergerak ke kiri dan ke kanan membaca isi surat tersebut, tangan Killian gemetar, dadanya bergemuruh, sesak dan berdebar jadi satu membuatnya langsung jatuh terduduk di lantai di depan meja rias.‘Darl…’ setetes air mata jatuh membasahi pipinya.Memikirkan gadisnya yang ceria harus menghadapi kehamilannya seorang diri entah di mana dan ini semua salahnya yang telah memaksa Marcia saat itu.Surat tersebut beserta selembar foto hasil USG perlahan terjatuh ke lantai terlepas dari pegangan Killian.***Desahan dan erangan saling menyahut di dalam keremangan kamar hotel itu. Sepasang manusia yang sedang sibuk berkejaran meraih surga dunia itu semakin sibuk saling bercumbu.“Ahhh…” jerit sang wanita yang akhirnya mendapat pelepasannya.Sementara itu hentakan pinggul sang pria semakin menggila menggejar pelepasannya. Bulir keringat semakin membasahi tubuh sang pria, membuat sang wanita di bawahnya semakin menjerit seiring hentakan demi hentakan yang semakin cepat.Kedua asset sexy wa
Mutiara Dari Pegunungan Alpen Perancis itulah sebutan untuk Kota Annecy. Sebuah kota kecil di wilayah Haute-Savoie.Annecy adalah salah satu kota tercantik di Perancis. Letaknya yang ada di daerah tenggara Perancis dan berbatasan langsung dengan negara Swiss terkadang juga mendapat julukan “Venesia di Alpen” karena banyaknya kanal dan sungai Thiou yang mengalir di antara dinding rumah-rumah di kota tua.Bangunan-bangunan di kota ini memiliki aksen Eropa klasik yang indah. Hampir seluruh bentuk dan warna bangunan pun senada.Pegunungan Alpen merupakan bagian utama panorama alam Kota Annecy yang cantik selain Lac d'Annecy atau Danau Annecy yang terkenal sebagai danau terbersih di Eropa, Danau Annecy selalu menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan untuk datang mengunjungi kota ini.Hamparan air jernih sebening kristal, taman bunga warna-warni di tepiannya, serta lanskap pegunungan Alpen membuat siapapun akan dibuat kagum oleh danau ini.Marcia jatuh cinta pada Kota Annecy saat pertam
Di sebuah apartemen di kawasan SCBD Jakarta.Killian sedang berada diruang kerjanya. Duduk di kursi kebesarannya dan sedang mengecek dokumen-dokumen yang membutuhkan perhatiannya.Sejak mengetahui kehamilan Marcia, Killian langsung menghubungi seseorang untuk mencari Marcia. Seorang professional yang dapat mencari seseorang dengan cara yang tidak terduga dan berhasil dalam waktu singkat.Bagaimanapun Killian tidak bisa membuang waktu lagi. Keselamatan Marcia dan janin dalam kandungannya adalah tanggung jawab Killian saat ini. Dan demi Tuhan Killian sangat cemas kalau Marcia masih belum di temukan.Dia tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Membuat bobot tubuhnya menyusut drastis seminggu ini.Belum lagi kedua orang tuanya yang sudah mulai mengetahui kalau Marcia menghilang. Keduanya selalu mananyakan perkembangan pencarian Marcia setiap hari. Benar-benar membuatnya sakit kepala.Kalau sudah begini biasanya Killian akan menghabiskan waktunya di club dan melampiaskannya kepada jalang
Sebuah taxi berhenti di depan pagar rumahnya yang bercat putih. Sepasang kaki berbalut celana jins yang mengenakan sepatu kets turun dari taxi itu menyusul Marcia yang berbalik, berjalan masuk ke rumahnya setelah merapikan alat penyiram tersebut. “Akhirnya aku menemukanmu” suara seseorang yang familiar membuat Marcia menghentikan langkah di depan pintu rumahnya.Tubuh Marcia membeku di tempatnya. Langkah kakinya yang sedang menapaki teras terhenti. Perlahan, Marcia membalikkan badannya ke arah suara yang familier tersebut dan di sanalah berdiri seorang pria, tampan dengan senyum menawannya yang selalu membuat wanita klepek-klepek.Penampilannya sangat kasual, kaos putih longgar, celana jins dan sepatu kets dengan koper kecil di sebelahnya, membuat penampilan Killian menjadi lebih muda beberapa tahun. Apalagi dengan rambut hitamnya yang berantakan dan rahang tegasnya yang mulai di tumbuhi bulu-bulu halus karena belum bercukur sejak kemarin membuat pria itu semakin menawan tanpa haru
“Aku merindukanmu Darl”Deg!Jantung Marcia yang sudah mulai tenang tiba-tiba mulai berdebar tidak karuan. Semakin lama debarannya semakin kencang sampai ia pikir sudah terdengar oleh Killian karena jarak mereka sedikit dekat.Perlahan pipi Marcia merona dan wajahnya memanas. Tidak ingin Killian tau kalau wajahnya sudah merona, segera di palingkannya wajahnya ke arah lain. Sekalian menjaga debaran jantungnya agar lebih tenang.‘Hufff…tenang Cia…tenang…Ini cuma Kak Lian. Dia udah biasa bilang rindu sama kamu. Jangan baper deh! Ingett kamu tuh masih cinta sama Keenan!’ omel Marcia pada dirinya sendiri dalam hati. Tiba-tiba tangannya di genggam dengan hangat oleh Killian. Membuat Marcia tersentak kaget dan refleks melepaskan tangannya dari genggaman Killian yang tidak di lepaskan pria itu."Lepas" Marcia berusaha melepaskan tangannya yang masih di genggam dengan erat. "Please Darl, listen to me." Mohon Killian semakin erat menggenggam tangan Marcia. Mendengar nada permohonan dalam su
Marcia terdiam. Sungguh jantungnya berdebar sangat kencang sekarang. Apalagi saat Killian menggenggam tangannya seperti ini. 'Duh, jangan tatap aku seperti itu Kak Lian... 'DegDeg Deg"A-aku... "DdrrttttDdrrttttBunyi getaran ponsel menginterupsi suasana intim pasangan itu. Membuat Killian kesal sekaligus jengkel moment mesranya di ganggu."Damn!" umpat Killian tanpa bisa menahan dirinya.Dengan kesal, Killian berdiri dari posisi bersimpuhnya di hadapan Marcia. Tangan besarnya yang tadi menggenggam tangan gadisnya harus rela terlepas untuk meraih ponselnya yang sedang menjerit di atas meja makan.Marcia langsung menyelipkan rambut nakalnya yang terlepas dari sanggulan asalnya dan membetulkan posisi duduknya menghadap ke arah meja makan dan tidak duduk menyamping lagi. Dengan ekor matanya di liriknya Killian yang sedang meraih ponselnya sambil berusaha tidak terlalu kentara mengamati pria itu dan sesekali mengipasi wajahnya yang masih memanas karena tatapan maut Killian sesaat l
Marcia membelalakkan matanya karena terkejut.Karena tidak merasakan penolakan dari Marcia, Killian mulai menggerakkan bibirnya. Di hisapnya bibir atas nan sexy itu dan mengigit bibir bawahnya pelan.Saat merasakan Marcia terkesiap karena kaget, Killian langsung menginvasi mulut Marcia. Lidahnya menerobos masuk mengabsen seluruh isi di dalam mulut gadisnya dan menciumnya dengan lembut penuh damba. Membuat jantung Marcia semakin berdebar tidak karuan.Tangan gadis itu bergetar dan lututnya sudah mulai lemas, ciuman Killian benar-benar memabukkan.Meskipun ini bukan ciuman pertamanya, tapi bagi Marcia ciuman Killian kali ini begitu lembut, dalam dan penuh cinta membuat Marcia merasa begitu di cintai dan di hargai sebagai seorang wanita. Sangat intim.Killian benar-benar memperlakukan Marcia dengan lembut. Perlahan tangan Marcia yang menempel di dada bidang Killian mulai meremas kerah mantel pria itu.Dia butuh pegangan.Kepalanya sudah mulai pusing. Ciuman Killian membuat Marcia ke
Killian mendekatkan tubuh mereka dan mencium bibir merah Marcia yang merekah menyambutnya. Tangan Marcia memeluk suaminya. Membalas kecupan sang suami.Ciuman mereka yang lembut dan dalam penuh dengan cinta itu perlahan membuat Killian mulai panas dan merasakan bagian tubuhnya yang paling sensitif mulai memberontak ingin meminta lebih.Ciuman itu mulai berubah menjadi lebih menuntut dan lebih cepat, tangan Killian mulai naik dari pinggang sang istri menuju perut rata nan kencang tersebut dan mulai naik lagi ke salah satu aset sensitif sang istri di atas.Tangan itu mulai membelai dan meremas dengan gesit mulai masuk ke dalam piyama Marcia. Membuat istrinya terkesiap dan melepaskan ciuman mereka yang mulai panas dan intens.Napas keduanya tersengal, mata keduanya saling menatap dalam kabut gairah yang sudah mulai naik. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Killian langsung membuka piyamanya dan membuangnya sembarangan lalu mulai menerjang Marcia.Cumbuan di leher Marcia perlahan mulai turun k
New York, Empat tahun kemudian...Matahari bersinar indah dan mulai terik di luar rumah. Suasana di dalam rumah sangat tenang dan adem. Tentu saja tenang, karena hari masih menunjukkan pukul enam tiga puluh pagi.Dan hari ini tanggal merah artinya Killian libur kerja dan Kieran yang sudah berusia tiga setengah tahun juga sedang libur sekolah. Kedua pria tersayang Marcia sedang tertidur lelap di tempat tidur mereka masing-masing.Sejak dini Marcia dan Killian sudah melatih Kieran untuk tidur di kamar sendiri. Tentu saja yang paling senang adalah Killian. Dengan begitu dia bisa memiliki istrinya di malam hari untuk dirinya sendiri.Awalnya memang sulit dan penuh dengan drama, terutama drama antara ayah dengan anak laki-lakinya.Kieran selalu menangis meraung-raung dan memaksa agar mamanya tidur sambil memeluknya. Tapi setelah dua minggu di biasakan dan di beri pengertian akhirnya Kieran kecil mulai terbiasa dan beradaptasi.Tapi tidak dengan s
Soraya memacu mobilnya ugal-ugalan. ‘Sial!’ Batinnya kesal.Begitu sampai di rumah Angga, Soraya langsung keluar dari mobil dan berlari kecil ke satu tempat yang sudah lama menjadi incarannya. Bahkan mobilnya di biarkannya terparkir sembarangan.Ruang kerja!Iya ruang kerja Angga. Soraya pernah secara tidak sengaja melihat Angga menyimpan setumpuk uang dalam mata uang dollar di brankas rahasianya.Saat itu mereka sedang kelelahan setelah bercinta di sofa di ruang kerja Angga dan pria tua itu mengira kalau Soraya sedang tertidur karena kelelahan, padahal sebenarnya Soraya tidak tidur dan saat itulah Angga menerima uang dari asistennya sebanyak satu tas kecil yang semua isinya di pindahkan ke dalam brankas rahasianya.Dan tentu saja mata Soraya yang sangat jeli langsung bisa melihat nomor kombinasi digital yang di input oleh Angga karena Sofa tempat Soraya tiduri sangat dekat dengan brankas itu.
“Bagaimana keadaan ayah saya dokter”“Pak Angga mengalami koma” Keterangan dokter membuat Keenan bagai di hantam truk tronton.Dadanya berdebar nyeri mendengar ayahnya mengalami kecelakan dan koma seperti ini. Bagaimanapun buruknya sang ayah, Angga tetap seorang ayah yang penyayang untuk Keenan.Sejak kecil Angga berusaha membersamai tumbuh kembang Keenan kecil sampai masa dewasanya. Meskipun caranya terbilang ekstrim sampai menyakiti orang lain, Keenan tetap menyayangi ayahnya.Keenan sudah tidak bisa mendengarkan penjelasan dokter. Dia hanya bisa diam dan mengangguk kecil sebagai responnya untuk penjelasan dokter.Keenan menatap sang ayah yang sedang di tangani di ruang ICU. Sedikit mengusap sudut matanya dan berusaha tetap tenang.Tanpa di sadarinya ada Soraya yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya dan mengusap pundaknya dari belakang “Bersabarl
Killian sampai rumah jam sepuluh malam. Rumah sudah sepi karena semua pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing.Dengan perlahan Killian membuka pintu kamar dan mendapati Marcia yang tertidur sambil memeluk Kieran yang tidur di sampingnya.Kedua hartanya yang paling berharga. Killian sangat terharu melihat impiannya terwujud di depan matanya dan sedang terlelap dengan nyenyak saat ini.Berusaha tidak menimbulkan suara, Killian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus mandi sampai bersih apalagi tadi darah si supir sempat muncrat ke bajunya.Selesai membersihkan diri, Killian berjalan ke walk in closetnya dan mengenakan piyamanya di sana kemudian berjalan ke tempat tidur dan mengecup pelan kening Marcia dan Kieran lalu merebahkan dirinya di samping sang istri.Killian lalu tidur dan melepas lelah sambil memeluk belahan jiwanya sampai pagi menyapa.&n
Supir itu terkesiap “Ja-jangan tolong!” Supir itu memohon dengan gemetar.Tapi Killian sudah kepalang murka. Dalam sekali tebas darah segar langsung mengucur di dada supir truck tersebut. Teriakan kesakitannya terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan suram itu.“AAAAAKKKKKKHHH SAKITT!!!” Teriak supir itu.“Cih!” Kesal Killian membersihkan cipratan darah yang mengotori tangannya. Kemudian Killian tersenyum kejam menatap datar supir itu.Ketika tangannya akan menyayat tubuh di depannya lagi, supir tersebut langsung berteriak “Jangan saya mohon! Saya akan katakan semuanya tapi tolong ! Tolong” Teriak supir itu sambil menangis meratapi luka sayatan di dadanya yang cukup dalam itu.Mendengar perkataan supir itu Killian mendengus. Kemudian menghela napas dalam lalu menatap Agung di sampingnya.Agung yang mengerti kode dari Killian langsung menarik supir itu ag
Sejak mengetahui Marcia sedang kritis di rumah sakit dan mengetahui tentang kekejaman papanya, Keenan belum bertemu lagi dengan sang papa. Dia hanya kembali ke rumah sang mama dan di penghujung hari setelah pulang dari kantor, Keenan akan pulang ke apartemennya.Meskipun Amira selalu menelponnya yang tidak pernah di angkat oleh Keenan karena Keenan mengetahui Soraya, ibunya Amira juga ikut andil dalam mencelakai Marcia meskipun tidak secara langsung.Keenan sangat muak dengan ibu dan anak itu yang selalu membayangi hidupnya. Mereka berdua tidak ubahnya lintah yang terus menempel dan menghabiskan harta papanya.Tidak cukupkah mereka menghancurkan keluarganya, membuat papa dan mamamya bercerai dan membuatnya hidup tanpa kasih sayang yang utuh dari papanya. Meskipun Keenan tumbuh besar dalam pengasuhan kedua orangtuanya di tempat terpisah. Mengingat itu Keenan menjadi kesal.Alhasil yang Keenan lakukan
Pemandangan indah penuh bunga dan rumput musim semi menyapa Marcia yang tiba-tiba menginjakkan kakinya di padang indah itu.Sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau dan bunga-bunga berbagai warna dengan aromanya yang harum. Marcia sangat menyukai bunga dan musim semi. Karena itulah dia sangat suka padang ini dalam sekali lihat.“Wah....Yuhuuuu...” Teriak Marcia dengan penuh semangat merentangkan kedua tangannya dan berlari berputar-putar menjelajahi padang bunga itu.“Cantik banget tempat ini”Kemudian Marcia menarik napas dalam sambil memejamkan mata dan menghembuskannya. Menikmati suasana sekitarnya yang sunyi dan udaranya yang segar dengan senyuman tidak henti menghiasi wajah cantiknya.“Aku ingin tunjukin tempat ini ke Kak Lian. Eh, tapi kok Kak Lian dari tadi ‘gak ada ya” Gumam Marcia baru sadar kalau sejak tadi dia sendirian.Kemudian Marci
Sepasang suami istri itu berlarian dengan panik di lorong rumah sakit. Keduanya mendapat kabar dari Agung kalau putra-putri mereka mendapat kecelakaan dan sekarang Marcia sedang di operasi untuk mengeluarkan bayinya.Thomas berjalan secepat mungkin ke arah ruang operasi dan menemukan Killian yang sedang tertunduk lesu.Kemeja dan celana panjangnya terdapat banyak noda darah.‘Apa Killian terluka?’ Batin Thomas cemas.“Lian!” Ellena sang ibu memanggil putranya dan segera memeluk sang putra saat di lihatnya putranya sedang tidak baik-baik saja.Killian langsung memeluk ibunya dan menangis tersedu di sana. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Segala resah, cemas, takut dan khawatir istri dan bayinya kenapa- kenapa campur aduk menjadi satu.Thomas yang melihat putranya sedang butuh dukungan langsung memeluk istri dan anaknya deng