Jason langsung membelokkan mobilnya untuk menghampiri Valerie. "Kamu mau ke mana Valerie?" tanya Jason pada Valerie, dia membuka sedikit jendela kacanya dan memandang Valerie penuh tanda tanya. "Saya akan kembali ke hotel, Pak. Lalu kenapa bapak ada di sini? Bukankah Anda harusnya menemani Raya?" Jason sedikit kelabakan. "Oh itu, aku akan kembali ke sana lagi. Ada sesuatu yang ingin kubeli. Mau ke sana bersama?" Valerie berpikir sejenak, kemudian dia masuk ke mobil Jason. Karena perjalanan ke hotel lumayan jauh juga. Di dalam mobil Valerie diam saja, dia malah kepikiran dengan Noah saat ini. "Kenapa dia jadi berubah begitu? Maksudku... kalau dia marah, bilang saja tak perlu..." "Kamu pasti sedang memikirkan kekasihmu ya?" tanya Jason tiba tiba membuat pikiran Valerie terputus. Valerie tersenyum canggung. "Tidak kok." "Apa kekasihmu marah? Dia terlihat seperti mau menelanku tadi," goda Jason. "Padahal dia bukan tipe pria seperti itu," sahut Valerie dengan suara yang seperti g
"Ya, ini aku," sahut Noah dengan wajah mengejek Valerie. Dia berhasil memergoki Valerie masuk ke rumahnya diam diam. Sebenarnya tadi dia melihat bayangan Valerie saat dirinya hendak meninggalkan area perumahan. Lalu dia kembali untuk memastikan bahwa yang dilihat oleh matanya adalah benar. "Kenapa baru pulang pagi ini?" "Sudah kubilang itu bukan urusanmu," jawab Valerie tak peduli. Dia pun masuk ke rumah lalu bergegas untuk mengganti pakaiannya. Hari ini dia akan pergi keluar kota dengan Jason, dan tak tahu jam berapa akan pulang. Saat keluar dari kamarnya, dia melihat Dimitri masih duduk di ruang tamu sambil sibuk menggeser layar gawainya. "Kamu belum berangkat juga? Bukankah sekarang sudah siang?" tanya Valerie. Padahal dia hanya tak mau melihat Noah. "Kamu juga belum berangkat." "Aku akan pergi ke luar kota dengan pak Jason." Valerie pun berjalan keluar tanpa memedulikan Noah. Noah melipat ponselnya lalu memasukkannya ke dalam sakunya. Dia mengejar Valerie dengan langkah p
Hari ini dia dan Jason menghadiri sebuah acara peragaan busana yang dihadiri oleh banyak orang yang berkecimpung di dunia industri fashion. Melihat gaun gaun cantik terlihat di depan matanya, membuat mata Valerie tak berhenti memandang. "Valerie, kita duduk di sana," kata Jason ketika mendapati Valerie berada jauh di belakangnya. Valerie menyusul, dia duduk di sebelah Jason untuk melihat acara yang akan digelar sebentar lagi. Di sepanjang acara, Valerie mengamati dengan serius acara yang sedang berlangsung. Wajahnya mencerminkan ketertarikannya yang mendalam pada desain dan gaya. Dia menyimak dengan saksama setiap langkah model, potongan pakaian dan padu padan warna yang dipresentasikan di atas panggung. Sesekali dia membuat catatan kecil di buku catatannya, mencatat inspirasi dan ide ide kreatif yang mungkin berguna bagi Jason dan perusahaan fashion mereka. Jason yang melihat keseriusan Valerie jadi ingin mengetes Valerie untuk sekali-kali mendesain pakaian untuk perusahaan mere
Valerie berjalan bersama dengan Jason, melewati kolam renang dengan tatapan orang orang yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi. Meski banyak wartawan yang datang ke sana, Jason sama sekali tidak memedulikan saat mereka banyak mengambil gambar Valerie dan dirinya. Valerie melihat ke arah Ruth, dia berdiri di sebelah Damian dan mengangkat gelas yang berisi wine-nya untuk dirinya. Ruth benar benar sedang mengejeknya. "Kita harus ganti pakaian," kata Jason saat melihat pakaian Valerie basah kuyup. Saat itu Valerie tidak membawa pakaian ganti, jadi mana mungkin dia berganti baju? Namun, supir yang membawa mereka berdua mengerti ketika Jason melihat ke arahnya dan mengarahkan mobil ke sebuah butik yang tidak jauh dari tempat peragaan busana. "Turunlah." Jason keluar lebih dulu, disusul oleh Valerie yang ragu hendak mengikuti Jason. "Tapi Pak." "Tidak apa apa, anggap saja ini hadiah dariku." Di dalam butik, Jason memilihkan pakaian untuk Valerie. Pakaian yang cocok d
Zack membuka pintu mobil untuk Noah. Dia lalu duduk di depan dan membawa Noah ke sebuah tempat. Malam ini Noah tidak menggunakan mobil yang biasa dia gunakan di depan Valerie, melainkan mobil Porsche yang baru dia beli awal tahun kemarin. Selama ini mobilnya dia simpan dan digunakan di waktu waktu tertentu. Dan malam ini dia akan datang ke acara ulang tahun sahabatnya, Rian di villa miliknya. Zack melihat Noah melalui spion di depannya, dan jika dilihat dari ekspresi Noah sejak tadi siang, ia yakin bahwa tuan muda nya itu saat ini sedang kesal dan tidak baik baik saja. "Sepertinya Anda harus memberitahu Valerie jika akan pergi ke pesta ulang tahun sahabat Anda, Tuan." "Untuk apa?" tanya Noah. Zack yang menerima pertanyaan itu pun bingung harus menjawab apa. "Agar... Valerie tidak menunggu Anda." "Dia tidak akan menungguku, dan sebaiknya kamu jalankan mobil ini dengan baik. Aku akan tidur sebentar." "Baik." Noah tak akan bersikap sedingin seperti itu jika perasaannya saat ini
Kevin, Karina dan Wendy berjalan ke arah di mana Rian dan Noah sedang duduk. Ketika Wendy sengaja ingin duduk di sebelah Noah, lelaki itu sengaja menjaga jarak agar tidak memberikan kesempatan Wendy untuk mendekatinya. "Nah nah, pesta akan segera dimulai, jadi Noah, apa yang akan kamu berikan padaku sebagai hadiah?" tanya Rian. "Kamu bisa menginap di hotelku sepuasmu," jawab Noah acuh tak acuh, dia memalingkan wajahnya ketika Wendy berusaha sedang mencari perhatian kepadanya. "Kamu mau minum?" tanya Wendy. "Aku akan mengambilkan minum untukmu," katanya dengan ucapan dibuat semanis mungkin, berbeda dengan dirinya beberapa hari yang lalu saat mencemooh Valerie di restoran. "Aku tidak ingin minum," jawab Noah. "Mau makan?" "'Tidak." Wendy memandang wajah Noah dari samping, dan terkesan dengan lelaki itu karena tidak mudah tergoda seperti Alex. Jadi, dengan sengaja Wendy menunduk mengambil ponsel yang sengaja dia jatuhkan agar belahan dadanya terlihat saat menunduk. Noah dalam ha
"Besok pagi jemput aku dengan mobilku yang biasa," kata Noah. Dia turun agak jauh dari rumah agar Valerie tidak melihatnya turun dari mobil mewah miliknya. Noah berjalan ke arah rumah yang mulai sepi, dia melihat lampu masih menyala menandakan jika Valerie belum juga tidur malam itu. Ketika dia membuka pintu, ia tidak melihat Valerie ada di ruang tamu. Ke mana wanita itu? Noah mengetuk pintu kamar Valerie. Apakah dia sudah tidur? Perjalanan memakan waktu selama dua jam, pasti dia bosan menunggu lalu tertidur. Noah membuka pintu kamar Valerie, ia melihat Valerie memang sudah tidur, tapi perempuan itu sedang menggigil. "Valerie?" panggil Noah. Valerie membuka matanya, lalu melirik ke arah Noah yang sedang berjalan ke arahnya. Noah menempelkan telapak tangannya di kening Valerie dan merasakan suhu tubuh istrinya itu panas. "Apa kamu bawa obat?" Noah menggelengkan kepalanya. "Kamu sedang hamil, aku tak mungkin memberimu obat tanpa resep dokter." Pikir Noah, Valerie pasti sakit k
Di tempat lain satu jam yang lalu. Ruth muncul di kedai pagi itu, memesan omelet untuk sarapan. Dia menemui kedua sahabatnya yang sudah membuat janji untuk bertemu sebelum masuk kantor. "Kalian ada apa? Pagi pagi sudah kegirangan seperti itu, apa ada hal yang menyenangkan?" tanya Ruth, tangannya bersilang di depan dada dan menunggu sarapannya tiba. "Kamu tau Ruth? Kami menemukan jackpot!" ujar Karina bersemangat. "Maksudmu?" "Tadi malam.. aku mengajak Wendy ke pesta ulang tahun sahabat pacarku. Tapi tak kusangka, kalau salah satu sahabatnya pemilik Hotel Royal Oasis. Dan sepertinya laki laki itu menyukai Wendy." Mendengar hal itu, Ruth tentu saja tidak senang. Dia tak ingin jika kedua sahabatnya itu menyaingi dirinya dalam hal apapun termasuk dalam hal percintaan. Namun, dia tak dapat menunjukkan ketidaksenangannya itu secara terang terangan di depan mereka berdua. "Benarkah? Kamu tidak kepedean kan?" tanya Ruth menyesap kopinya. "Apa maksudmu? Tentu saja tidak, laki laki itu