Celine merengek karna Aldo ingkar lagi kepadanya. Dia tidak terima di kalahkan oleh seorang anak ingusan seperti Kenan. "Kamu koq ingkar janji sih, Al? Tadi kamu bilang besok mau ke villa?" sungut Celine."Paling cuma sebentar acara sekolahnya. Selepas itu kita berangkat," sahut Aldo.Celine tampak berpikir. Yang di katakan Aldo ada benarnya. Acara sekolah Kenan paling hanya sebentar saja. Sore atau malamnya Celine bisa menghabiskan waktu bersama dengan Aldo. "Baiklah ... aku izinkan kamu menemani Kenan," ucapnya. Aldo tersenyum mendengarnya. Sedang Kenan mencebik. Pelayan datang membawa pesanan Aldo. Setelah makanan di tata, Aldo dan lainnya makan siang bersama. Termasuk Celine yang juga ikut makan bersama. "Cel, aku akan mengantar Kenan pulang. Kamu mau pulang atau bagaimana?" tanya Aldo. "Aku mau belanja. Kamu transfer aku uang," pintanya. Aldo mengambil ponselnya. Dia mengirim uang kepada Celine untuk belanja. Kenan semakin tidak suka dengan sikap tidak adil Aldo. Mommynya
Rere tertidur di kamar Kenan. Dia baru saja membacakan putranya itu dongeng sebelum tidur. Aldo bangkit dari tepi ranjang. Dia sudah lama menunggu Rere di kamar. Namun yang di tunggu tidak menampakkan batang hidungnya. Aldo keluar kamar. Dia melangkah masuk ke kamar tidur Kenan. Aldo berdecak melihat Rere yang ternyata tertidur bersama putranya. Aldo menghampiri keduanya. Dia mengusap puncak kepala Kenan. Aldo juga mendaratkan bibirnya di Kening Kenan sebagai penghantar tidur."Kenan sayang, kamu tidurnya sendiri saja. Mommy harus tidur dengan Daddy. Soalnya Daddy tidak tahan berjauhan sama Mommy Rere," gumam Aldo. Aldo mengangkat tubuh Rere dalam gendongannya. Dia membawa kekasihnya itu masuk ke dalam kamar. Dengan perlahan Aldo merebahkan kepala Rere di atas bantal. Aldo membuka piyama tidur yang di pakai oleh Rere. Kebetulan sekali Rere tidak mengunakan pembungkus di bagian yang berbentuk bulat dan membusung. Setiap malam Rere memang tidak mengunakan dalaman bagian atas. Aldo
Semuanya sudah selesai sarapan. Pagi ini Aldo akan menemani Kenan ke acara sekolahnya. Sedang Rere akan pergi ke kantor. Kenan bersama Maya sudah masuk ke dalam mobil. Aldo menghampiri Rere yang juga hendak masuk ke dalam mobilnya sendiri. Aldo mengecup kening Rere. "Kamu hati-hati di jalan. Nanti malam aku tidak akan menginap di sini."Rere menganguk. "Iya .... "Aldo masuk ke dalam mobil. Dia menghidupkan mesin kemudian berlalu dari rumah. Rere mendengus, menatap mobil Aldo yang melaju di jalan raya. "Kamu tidak datang ke rumah lebih bagus. Buat aku tersiksa saja, jika kamu menginap di rumah."Rere masuk ke dalam mobilnya. Dia melaju menuju perusahaan tempatnya bekerja. Sekitar 20 menit berlalu. Rere sampai di gedung perusahaan.Dia keluar dari dalam mobil. Rere menuju ke bagian personalia terlebih dahulu. Dia ingin tahu, apa saja yang harus dia lalukan. Selesai melapor, Rere masuk ke dalam lift. Kotak besi itu membawa Rere menuju lantai yang paling atas. Dia keluar menuju ruang
Mobil sampai di vila mewah. Aldo dan Celine keluar dari dalam mobil. Dia dan tunangannya akan berlibur selama tiga hari ke depan. Kedatangan mereka sudah di sambut oleh pelayan yang memang di tempatkan bekerja di sana. Kadang keluarga Aldo berlibur di vila. Mereka tidak akan repot lagi jika harus berkunjung tanpa persiapan. Sepasang kekasih itu masuk ke dalam vila. Aldo membawa Celine masuk ke dalam kamar. Ini bukan pertama kalinya Celine ke vila keluarga Aldo. Ini sudah sekian kalinya dia berkunjung. Sebelum menjadi sepasang kekasih. Aldo dan Celine bersahabat dengan baik. Aldo merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Celine ikut berbaring di sisi Aldo. Dia mengecup pipi pujaan hatinya.Celine ingin membuat Aldo bergelora. Sudah lama dia tidak di sentuh oleh kekasihnya. Terakhir kali saat dia datang. Lalu pada saat di kantor malah kepergok oleh Rere. Aldo memejamkan matanya. Dia sudah sangat lelah. Dia tidak membalas kecupan-kecupan yang di lakukan oleh Celine. "Kamu lelah?" tanya
Setelah mengantar Celine pulang, Aldo melajukan kembali mobilnya ke kantor. Ada suatu pekerjaan penting yang harus dia sendiri yang menangani.Aldo sampai di kantornya. Selama empat hari dia tidak masuk kantor. Semua pekerjaan selalu Ryan yang menangani. Sahabatnya itu begitu bisa diandalkan. Aldo keluar dari dalam lift. Dia langsung saja masuk ke dalam ruangannya. Ryan juga ikut masuk sesaat melihat Aldo telah datang. Dia membawa berkas-berkas di tangannya. Ryan meletakkan berkas-berkas itu di meja. "Minggu ini kita harus ke luar kota. Ada proyek pembangunan yang harus kita menangkan. Persaingan kita sangat berat kali ini."Aldo meraih berkas yang di letakkan oleh Ryan. Dia tersenyum sinis. "Ternyata perusahaan MCORP ingin bersaing denganku. Aku tidak akan membiarkan perusahaan mereka menduduki peringkat nomor satu.""Jangan sombong, Al. Jangan meremehkan kemampuan lawan," kata Ryan. "Aku sendiri yang akan buat proposalnya," sahut Aldo. "Aku ingin memberitahu kamu. Aku sudah tahu
Dimas mengunjungi rumah Rere. Hari ini mereka akan pergi ke luar kota. Selama dua hari Rere akan mendampingi Dimas.Perusahaan Dimas akan memperebutkan tender proyek pembangunan pusat perbelanjaan. Selain itu, akan ada pertemuan antara pembisnis dari berbagai bidang usaha. Dimas keluar dari dalam mobil. Rere sudah menunggu di depan rumah. Selama dua hari Aldo tidak menginap di rumah. Aldo juga mengatakan kepada Rere. Jika dirinya juga akan keluar kota. "Kamu sudah siap?" tanya Dimas. "Aku sudah siap. Kita bisa berangkat sekarang juga," ucap Rere. Kenan sudah dititipkan kepada nenek dan kakeknya. Sebelum berangkat keluar kota, Rere sudah memberitahu Aldo. Kekasihnya itu mengizinkannya untuk pergi. Aldo juga menyuruh Rere agar menitipkan Kenan kepada orangtuanya. Dimas mengambil tas yang dipegang Rere. Dia meletakan tas itu dalam bagasi. Dimas membukakan pintu mobil untuk Rere. "Silakan ....""Terima kasih."Dimas menyusul masuk ke dalam mobil. Dia duduk disebelah Rere di kursi b
Rere keluar dari hotel. Dia mencari taksi dan menghentikannya. Rere masuk ke dalam mobil setelah mendapatkannya. "Pak, antarkan saya ke TPU melati," kata Rere. "Siap, Nona," sahutnya. Mobil melaju ke tempat pemakaman umum. Rere akan mengunjungi makan kedua orangtuanya. Sudah bertahun-tahun dia tidak pulang dan berkunjung. Tetapi Rere tetap menyuruh orang untuk merawat makan ayah dan ibunya. Mobil telah sampai di pemakaman. "Pak ... tunggu saya. Saya tidak akan lama.""Sip," jawab supir taksi. Rere keluar dari dalam mobil. Dia melangkah menuju makam orangtuanya. Makam orangtua Rere saling berdampingan.Rere bersimpuh di antara dua makam. Dia mengusap nisan kedua orangtuanya. Rere menitikkan air matanya. "Daddy, Mommy ... ini Rere. Maafkan Rere karena baru bisa datang. Kalian tahu, Kenan sudah besar. Dia juga sangat pintar. Rere bahagia sekali. Andai kalian bersama dengan kami," lirihnya. Rere mengecup batu nisan ayah dan juga ibunya. Dia juga mengirim doa agar kedua orangtuanya
Rere selesai membersihkan diri. Dia mulai merias wajahnya dengan make up. Dia juga menata rambutnya seindah mungkin. Rere membiarkan rambut panjangnya terurai. Diujung bawahnya dibuat curly. Selesai dengan riasan wajah dan rambut, Rere keluar dari kamar mandi. Dia mengambil tas lalu membukanya. Rere mengeluarkan sebuah gaun berwarna light grey. Dia juga mengeluarkan tas tangan serta high heel dengan warna sepadan dengan gaunnya. Rere memakainya. Gaun itu melekat sempurna di tubuh indah dan mulusnya. Gaun itu berbentuk v-neck. Menampakkan sedikit belahan aset indah milik Rere.Bagian belakang punggungnya juga terbuka. Bagian bawahnya berbentuk kain tulle yang bertumpuk. Rere memakai aksesoris serta tas tangan sebagai pelengkap penampilannya. Pintu kamar diketuk dari luar. Dimas datang untuk menjemput sang Sekretaris. Rere membuka pintu kamarnya. Dimas tidak berkedip melihat penampilan Rere yang begitu cantik dan anggun. Dia terpana melihatnya. Dimas semakin tertarik kepada wanita