Aldo perlahan bangkit dari tempat tidurnya. Dia memandang wajah teduh Rere yang tertidur pulas. Dia bisa merasakan desiran di hatinya.Wajah cantik tanpa cela itu sangat nikmat untuk di pandangi. Ada sesuatu di dalam hatinya. Aldo sendiri tidak dapat mengartikan itu semua.Apakah dia jatuh cinta? Rasanya itu tidak mungkin. Cintanya hanya untuk Celine. Sejak melihat Rere pertama kali di kantor, dia sudah tertarik.Rere seperti magnet yang menginginkan dirinya untuk terus mendekat. Aldo bahkan kehilangan selera untuk menyentuh Celine. Terakhir kali mereka berhubungan saat Celine baru datang dari America. Selepas itu Aldo hanya bermesraan biasa saja. Saat dia melakukan percintaan panas bersama Celine. Dia malah membayangkan Rere. Ibu dari putranya itu secara tidak sadar sudah menjerat dirinya.Sebenarnya Rere yang telah menjerat Aldo. Hingga dirinya tidak sanggup untuk berjauhan. Pesonanya, sikap, dan kelembutan bicaranya, membuat Aldo terjerat. Aldo membelai lembut kepala Rere. Jari-
Celine merengek karna Aldo ingkar lagi kepadanya. Dia tidak terima di kalahkan oleh seorang anak ingusan seperti Kenan. "Kamu koq ingkar janji sih, Al? Tadi kamu bilang besok mau ke villa?" sungut Celine."Paling cuma sebentar acara sekolahnya. Selepas itu kita berangkat," sahut Aldo.Celine tampak berpikir. Yang di katakan Aldo ada benarnya. Acara sekolah Kenan paling hanya sebentar saja. Sore atau malamnya Celine bisa menghabiskan waktu bersama dengan Aldo. "Baiklah ... aku izinkan kamu menemani Kenan," ucapnya. Aldo tersenyum mendengarnya. Sedang Kenan mencebik. Pelayan datang membawa pesanan Aldo. Setelah makanan di tata, Aldo dan lainnya makan siang bersama. Termasuk Celine yang juga ikut makan bersama. "Cel, aku akan mengantar Kenan pulang. Kamu mau pulang atau bagaimana?" tanya Aldo. "Aku mau belanja. Kamu transfer aku uang," pintanya. Aldo mengambil ponselnya. Dia mengirim uang kepada Celine untuk belanja. Kenan semakin tidak suka dengan sikap tidak adil Aldo. Mommynya
Rere tertidur di kamar Kenan. Dia baru saja membacakan putranya itu dongeng sebelum tidur. Aldo bangkit dari tepi ranjang. Dia sudah lama menunggu Rere di kamar. Namun yang di tunggu tidak menampakkan batang hidungnya. Aldo keluar kamar. Dia melangkah masuk ke kamar tidur Kenan. Aldo berdecak melihat Rere yang ternyata tertidur bersama putranya. Aldo menghampiri keduanya. Dia mengusap puncak kepala Kenan. Aldo juga mendaratkan bibirnya di Kening Kenan sebagai penghantar tidur."Kenan sayang, kamu tidurnya sendiri saja. Mommy harus tidur dengan Daddy. Soalnya Daddy tidak tahan berjauhan sama Mommy Rere," gumam Aldo. Aldo mengangkat tubuh Rere dalam gendongannya. Dia membawa kekasihnya itu masuk ke dalam kamar. Dengan perlahan Aldo merebahkan kepala Rere di atas bantal. Aldo membuka piyama tidur yang di pakai oleh Rere. Kebetulan sekali Rere tidak mengunakan pembungkus di bagian yang berbentuk bulat dan membusung. Setiap malam Rere memang tidak mengunakan dalaman bagian atas. Aldo
Semuanya sudah selesai sarapan. Pagi ini Aldo akan menemani Kenan ke acara sekolahnya. Sedang Rere akan pergi ke kantor. Kenan bersama Maya sudah masuk ke dalam mobil. Aldo menghampiri Rere yang juga hendak masuk ke dalam mobilnya sendiri. Aldo mengecup kening Rere. "Kamu hati-hati di jalan. Nanti malam aku tidak akan menginap di sini."Rere menganguk. "Iya .... "Aldo masuk ke dalam mobil. Dia menghidupkan mesin kemudian berlalu dari rumah. Rere mendengus, menatap mobil Aldo yang melaju di jalan raya. "Kamu tidak datang ke rumah lebih bagus. Buat aku tersiksa saja, jika kamu menginap di rumah."Rere masuk ke dalam mobilnya. Dia melaju menuju perusahaan tempatnya bekerja. Sekitar 20 menit berlalu. Rere sampai di gedung perusahaan.Dia keluar dari dalam mobil. Rere menuju ke bagian personalia terlebih dahulu. Dia ingin tahu, apa saja yang harus dia lalukan. Selesai melapor, Rere masuk ke dalam lift. Kotak besi itu membawa Rere menuju lantai yang paling atas. Dia keluar menuju ruang
Mobil sampai di vila mewah. Aldo dan Celine keluar dari dalam mobil. Dia dan tunangannya akan berlibur selama tiga hari ke depan. Kedatangan mereka sudah di sambut oleh pelayan yang memang di tempatkan bekerja di sana. Kadang keluarga Aldo berlibur di vila. Mereka tidak akan repot lagi jika harus berkunjung tanpa persiapan. Sepasang kekasih itu masuk ke dalam vila. Aldo membawa Celine masuk ke dalam kamar. Ini bukan pertama kalinya Celine ke vila keluarga Aldo. Ini sudah sekian kalinya dia berkunjung. Sebelum menjadi sepasang kekasih. Aldo dan Celine bersahabat dengan baik. Aldo merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Celine ikut berbaring di sisi Aldo. Dia mengecup pipi pujaan hatinya.Celine ingin membuat Aldo bergelora. Sudah lama dia tidak di sentuh oleh kekasihnya. Terakhir kali saat dia datang. Lalu pada saat di kantor malah kepergok oleh Rere. Aldo memejamkan matanya. Dia sudah sangat lelah. Dia tidak membalas kecupan-kecupan yang di lakukan oleh Celine. "Kamu lelah?" tanya
Setelah mengantar Celine pulang, Aldo melajukan kembali mobilnya ke kantor. Ada suatu pekerjaan penting yang harus dia sendiri yang menangani.Aldo sampai di kantornya. Selama empat hari dia tidak masuk kantor. Semua pekerjaan selalu Ryan yang menangani. Sahabatnya itu begitu bisa diandalkan. Aldo keluar dari dalam lift. Dia langsung saja masuk ke dalam ruangannya. Ryan juga ikut masuk sesaat melihat Aldo telah datang. Dia membawa berkas-berkas di tangannya. Ryan meletakkan berkas-berkas itu di meja. "Minggu ini kita harus ke luar kota. Ada proyek pembangunan yang harus kita menangkan. Persaingan kita sangat berat kali ini."Aldo meraih berkas yang di letakkan oleh Ryan. Dia tersenyum sinis. "Ternyata perusahaan MCORP ingin bersaing denganku. Aku tidak akan membiarkan perusahaan mereka menduduki peringkat nomor satu.""Jangan sombong, Al. Jangan meremehkan kemampuan lawan," kata Ryan. "Aku sendiri yang akan buat proposalnya," sahut Aldo. "Aku ingin memberitahu kamu. Aku sudah tahu
Dimas mengunjungi rumah Rere. Hari ini mereka akan pergi ke luar kota. Selama dua hari Rere akan mendampingi Dimas.Perusahaan Dimas akan memperebutkan tender proyek pembangunan pusat perbelanjaan. Selain itu, akan ada pertemuan antara pembisnis dari berbagai bidang usaha. Dimas keluar dari dalam mobil. Rere sudah menunggu di depan rumah. Selama dua hari Aldo tidak menginap di rumah. Aldo juga mengatakan kepada Rere. Jika dirinya juga akan keluar kota. "Kamu sudah siap?" tanya Dimas. "Aku sudah siap. Kita bisa berangkat sekarang juga," ucap Rere. Kenan sudah dititipkan kepada nenek dan kakeknya. Sebelum berangkat keluar kota, Rere sudah memberitahu Aldo. Kekasihnya itu mengizinkannya untuk pergi. Aldo juga menyuruh Rere agar menitipkan Kenan kepada orangtuanya. Dimas mengambil tas yang dipegang Rere. Dia meletakan tas itu dalam bagasi. Dimas membukakan pintu mobil untuk Rere. "Silakan ....""Terima kasih."Dimas menyusul masuk ke dalam mobil. Dia duduk disebelah Rere di kursi b
Rere keluar dari hotel. Dia mencari taksi dan menghentikannya. Rere masuk ke dalam mobil setelah mendapatkannya. "Pak, antarkan saya ke TPU melati," kata Rere. "Siap, Nona," sahutnya. Mobil melaju ke tempat pemakaman umum. Rere akan mengunjungi makan kedua orangtuanya. Sudah bertahun-tahun dia tidak pulang dan berkunjung. Tetapi Rere tetap menyuruh orang untuk merawat makan ayah dan ibunya. Mobil telah sampai di pemakaman. "Pak ... tunggu saya. Saya tidak akan lama.""Sip," jawab supir taksi. Rere keluar dari dalam mobil. Dia melangkah menuju makam orangtuanya. Makam orangtua Rere saling berdampingan.Rere bersimpuh di antara dua makam. Dia mengusap nisan kedua orangtuanya. Rere menitikkan air matanya. "Daddy, Mommy ... ini Rere. Maafkan Rere karena baru bisa datang. Kalian tahu, Kenan sudah besar. Dia juga sangat pintar. Rere bahagia sekali. Andai kalian bersama dengan kami," lirihnya. Rere mengecup batu nisan ayah dan juga ibunya. Dia juga mengirim doa agar kedua orangtuanya
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa