Share

Saling Terbuka

Penulis: Youna Imut
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-26 12:29:58

Brams siang itu juga langsung pulang ke rumah. Dia melihat istrinya lagi berada di dalam kamar. Brams yang sangat tahu,  dia sangat bersalah dan kini hanya menunggu istrinya keluar dari ruang tamu.

Hahhhh desah napas Brams kini terdengar, dia jadi bingung dan merasa kecewa dengan petistiwa yang terjadi pagi tadi di kantor.

Jesselyn mengetahui kalau suaminya sudah pulang kerja. Dia hanya melihat dari kaca jendela dan tidak mau keluar dari kamarnya.

Brams merasa sudah mulai bosan menunggu. Dia berdiri dan berjalan ke arah kamar mereka. Dengan memberanikan diri, dia mengetuk pintu dari kamar tersebut. 

"Tok...Tok....Tok," 

Suara pintu di dengar oleh Jesselyn. Dia malas dan tidak mau membuka pintu tersebut.Dengan lemas, Brams mencoba memanggil istrinya itu.

"Jesselyn," ucap Brams dengan suara memelas.Jesselyn tetap saja diam. Dia tidak mau membuka bahkan mendengar sapaan dari suaminya.

"Sayang buka pintunya dong," ucap Bram

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Perdamaian

    Malam itu, Jesselyn dan Brams sama-sama merayakan perdamaian yang sangat bermakna dalam rumah tangga mereka. Jesselyn yang merasa bersalah, kini bermaksut melupakan semua masalah yang selama ini dia alami."Brams, bagaimana kalau aku tinggal disini saja dan berhenti bekerja di Singapore?" Tanya Jesselyn.Pandangan mata Brams, kini terlihat sangat berbinar. Dia sangat bahagia dengan pertanyaan istrinya."Sayang, apakah aku tidak salah mendengar ucapan kamu? Coba kamu ucapkan sekali lagi, agar aku puas dengan apa yang baru saja aku dengarkan!"Jesselyn tersenyum karena merasa lucu dengan tingkah suaminya. Dia menggelengkan kepalanya dan berusaha mengulang pertanyaannya kembali."Sayang, bagaimana jika aku tinggal di sini dan berhenti bekerja di Singapore?""Dari dulu aku berharap kamu mau tinggal disini sayang, aku tidak pernah menginginkan kamu untuk ikut bekerja. Sebagai suami aku sangat bertanggungjawab penuh atas diri kamu, walaupun

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-29
  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Percaya Diri

    Malam bertambah larut, Shahnaz belum juga bisa memejamkan matanya. Dia masih berpikir tentang dirinya ke depan nanti. Shahnaz melihat Brams dan Jesselyn kini semakin akur dan semakin romantis. Dia jadi khawatir, kalau Brams akan meninggalkannya dan mengucilkannya seperti dugaan papanya."Bagaimana ini? Apakah aku harus minta sebagian harta gono gini bila Brams sudah tidak mau lagi denganku? Bathin Shahnaz."Tidak, aku tidak boleh berpikiran seperti itu, dia tidak bisa semudah itu untuk menjauhiku, diantara kami masih ada bayi kecil yang akan selalu bisa menyambung hubungan kami," ucap Shahnaz.Shahnaz kembali berdiri dari tempat tidurnya. Dia sadar kalau dia juga berhak atas diri Brams selagi dia masih berstatus sebagai istri Brams."Aku harus berikan pelayanan terbaik yang busa memuaskan Brams," aku yakin dengan cara itu lama kelamaan cintanya akan bertambah untukkku dan kemungkinan akan lebih mengarah padaku dan secara perlahan, Jesselyn bisa jadi tersisih dari hati Brams," bathin S

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-30
  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Tawaran Yang Menyakitkan

    Hati Jesselyn makin jengkel dengan ucapan Shahnaz. Dia merasa Shahnaz sudah mulai berani melawan. Jesselyn yang terbawa omosi, kini berbalik menawarkan suatu hal pada Shahnaz."Shahnaz, kalau kamu masih berkeras untuk mendapatkan Brams, aku punya satu tawaran untuk kamu," ucap Jesselyn."Tawaran...?" Jawab Shahnaz."Iya, tawaran. Aku akan beri kesempatan pada kamu selama satu Minggu untuk mendekati Brams. Apabila dalam satu Minggu hatinya bisa berpaling pada kamu, aju akan ikhlas melepas Brams untuk kamu miliki, tapi apabila dalam satu Minggu tersebut, Brams sama sekali tidak perduli pada kamu, aku harap kamu bisa berhenti mengganggu Brams dan jangan lagi berharap untuk mendapatkan cinta Brams," ucap Jesselyn.Shahnaz seperti tertekan, hatinya sakit karena dia menganggap cintanya buat Brams hanya sebagai mainan. Sesuai dengan rencananya tadi malam, Shahnaz merada yakin kalau dia akan memenangkan tatawaran Jesselyn dan akan berhasil jadi istri Brams."Oke, aku terima tawaran kamu," ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-01
  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Ujian Bathin

    "Kamu bicara apa Shahnaz?" Tanya Brams."Aku bicara yang sebenaranya Brams. Aku kesini disuruh oleh Jesselyn untuk bisa mendampingi kamu makan siang di luar," jawab Shahnaz.Brams terdiam, dia bingung dengan masalah yang ada di depan matanya. Dengan penasaran Brams mengulangi kembali untuk menghubungi Jesselyn Setiap kali Brams berusaha untuk menghubungi Jesselyn, maka hasil yang didapatkannya masih tetap sama."Bagaimana Brams? Apa kamu susah yakin dengan apa yang aku bilang?" Ucap Shahnaz Brams hanya diam, dia tidak bicara sepatah katapun. Shahnaz dengan akal liciknya mulai mendekati Brams dan mencoba merayu Brams dengan segala cara agar Brams mau keluar untuk makan siang."Kamu apa-apan sih Shahanaz? Bukankan aku sudah bilang, kamu itu jangan mendekati aku lagi," ucap Brams.Tangan Shahnaz langsung saja memeluk Brams dari belakang. Tangannnya meraba dada bidang Brams masuk dari celah kemeja dan jas kantornya. Brams terlihat menyipitkan matanya sebagai usaha untuk menahan nafsuny

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-04
  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Curhat Pada Orangtua

    Langkah kaki Pak Hadi kini mengarah ke ruang tamu. Dia duduk dan memanggil Jesselyn."Jesselyn, apa kamu lagi ada masalah dengan Brams?" Ucap pak Hadi.Jesselyn tertunduk seakan malu karena papanya mengetahui masalahnya. Dengan penuh keyakinan, Jesselyn mengambil tempat di samping mamanya."Papa, aku memang lagi ada masalah dengan Brams. Semenjak dia mengetahui aku dan Peter waktu itu, dia jadi marah dan mulai bertingkah," jawab Jesselyn."Maksut kamu bagaimana Jesselyn?" Tanya Pak Hadi."Papa, Brams saat itu dibalut api cemburu, jujur Jesselyn tidak bermaksut untuk betbuat lain di belakangnya . Karena rasa cemburu itu, dia juga sepertinya balas dendam setelah pulang ke Jakarta," jawab Brams."Balas dendam bagaimana Jesselyn?" Kata Pak Hadi."Papa, dia juga tidak mau kalah, Brams juga selingkuh dengan wanita lain di Jakarta," jawab Jesselyn."Apa...?" Tanta Mamanya "Iya ma, aku tidak bisa menyalahkan Brams, wajar saja dia berbuat seperti itu, apalagi dia melihat langsung aku dan Pete

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Godaan Gila

    Shahnaz seakan kesetanan, dia mencoba melepas sendiri pakaiannya satu persatu dengan tujuan agar Brams tergoda.'Ya tuhan, manusia ini kenapa makin gila?' Bathin Brams.Brams menghela napas yang panjang. Dia berusaha menghindari penglihatannya dari godaan tubuh Shahnaz."Sayang, kamu tidak usah munafik! Kamu kemarilah! Aku telah siap membuat kamu melayang di sorga," canda Shahanaz.Brams membalikkan badannya, dia kelihatan ingin menjauh dari Shahnaz. Dengan langkah perlahan, Brams mencoba keluar dari dalam kamar.Shahnaz yang sudah mulai memuncak, kini malah menarik Brams dan meraba bagian sangkar perkutut yang teramat gagah tersebut. Mata Brams mulai meram, dia tidak kuasa menahan sentuhan Shahnaz yang membelai jagoannya itu.Perlahan perkutut tersebut mulai bangun. Dia bahkan mendorong sangkar dan ingin keluar bebas melihat pemandangan yang indah.Shahnaz mencium jambul perkutut, dia berusaha menjinakkkan jagoan yang sudah sering kali bermain dengannya."Awass ... kamu Shahnaz," ucap

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Kembali Ke Jakarta

    Jesselyn jadi tidak ada pilihan. Dia langsung memasukkan kembali pakaiannya ke dalam koper. Dengan pakaian seadanya dia mencoba berdandan dan keluar dari dalam kamarnya.Mata Pak Hadi dan Barbara secara bersamaan melihat Jesselyn keluar dengan membawa kopernya lagi. Keduanya bingung dengan apa yang mereka lihat saat itu. "Jesselyn, kamu mau kemana lagi sayang?" Tanya Barbara."Papa..Mama .,Jesselyn mau pulang ke Jakarta," jawab Jesselyn.Kedua orangtuanya saling berpandangan. Mereka tidak mengerti apa maksut dari putrinya."Sayang, kamu ini tidak lagi bercanda kan?" Tanya Pak Hadi."Tidak papa, Brams baru saja menghubungi aku dan menyuruh aku agar pulang ke Jakarta sekarang juga," jawab Jesselyn."Kamu mau pulang ke Jakarta?" Tanya Barbara penasaran."Iya ma, aku harus pulang sekarang," jawab Jesselyn Tanpa banyak protes, kedua orangtuanya langsung mengantar Jesselyn ke Bandara. Mereka juga paham dengan Brams yang menyuruh Jesselyn untuk segera pulang .Saat berada di salam mobil, P

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Pandangan Yang Menyakitkan

    Sore menjelang malam, Shahnaz datang ke rumah Brams. Dia sedikitpun tidak mengetahui kalau Jesselyn sudah berada di rumah Brams.Sepanjang berjalan ke dalam rumah, dia sudah berencana ingin memberikan kepuasan yang teramat nikmat pada Brams, agar nantinya Brams bisa bertekuk lutut padanya. Shahnaz melihat rumah Brams sepi dan tidak ada suara, dia menatap ke garasi dan melihat ada mobil Brams parkir disana."Brams pasti sekarang lagi tertidur di kamar" bathin Shahnaz.Dengan santai, dia berjalan dan membuka pintu rumah yang sama sekali tidak dikunci.******Jesselyn yang merasa nikmat dengan sentuhan Brams, kini mendesah di kamar dan saling balas kenikmatan. Brams yang sudah berada di puncak gairah yang amat tinggi, kini telah melata di tubuh Jesselyn dengan liar."Aduh, Brams dimana ya? Sampai segitunya dia lelap dalam tidur."ucap Shahnaz.Shahnaz semakin mendekati pintu kamar Brams. Dia merasa ingin memberi kejutan. Sesaat dia berada di depan pintu, dia mencoba mendorong pintu secar

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10

Bab terbaru

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Kebohongan Brams

    Pagi hari telah tiba, Brams terlihat sudah duluan bangun dan terlihat rapi. Dia duduk sembari menunggu Pak Hadi keluar dari kamar. Rasa kecewa tadi malam membuat Brams malas untuk masuk ke kamar Shahnaz. Dia tidak ingin pamit, karena dia merasa tidak akan ada jawaban yang didapat nantinya."Brams, kamu kelihatan sudah rapi. Kamu mau kemana, Brams?" Pak Hadi bertanya dengan penasaran sembari duduk disamping Brams.Tidak lama kemudian, Mama Jesselyn juga keluar dan ikut bergabung dengan mereka. Dia juga heran dengan pakaian Brams yang terlihat rapi seakan ingin pergi kesuatu tempat."Kamu mau kemana, Brams?" "Papa...Mama...pagi ini juga aku harus kembali ke Jakarta. Tadi malam, aku dapat telepon untuk hadir nanti jam satu siang. Aku tidak punya pikiran lain.Tanpa alasan apapun aku harus kembali ke Jakarta, Papa," ucap Brams dengan gaya berbohong pada kedua mertuanya. Keduanya saling berpandangan. Mereka bertanya tentang Jesselyn dan keadaannya."Tapi, Brams. Bagaimana nantinya dengan

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Jangan Ungkit Masa Lalu

    Shahnaz dan Galih pergi bersama ke rumah. Sepanjang perjalanan, keduanya terlihat sangat mesra dan tidak jarang suka bercanda dan tertawa bersama. Galih merasa, Shahnaz adalah calon terbaik baginya yang akan menggantikan posisi mantan istrinya dahulu."Shahnaz, apa kamu tidak kepikiran lagi pada lelaki yang bernama Brams?" Sontak Shahanz terkejut. Dia seakan tidak percaya bila Galih bertanya tentang Brams pada dirinya. "Galih, kamu kenapa berkata demikian?"Hmmm...Galih menarik napasnya perlahan hingga mengeluarkannya kembali. Dia merasa bilakah masih ada hati Shahnaz pada lelaki itu."Tidak..aku hanya ingin memastikan apakah kamu masih mengingat dia?" "Galih, semenjak aku mengenal kamu, rasanya kau sudah melupakan orang tersebut. Apalagi kamu itu sangat jauh berbeda dengan dia yang sama sekali tidak perduli denganku," jawabnya "Sayang, maafkan aku! Jujur aku tidak bermaksut membuat kamu jadi teringat pada semuanya," ucap Galih. "Hmmm..," Shahnaz hanya tersenyum tipis. Dia tidak s

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Mandi Bersama

    Hari sudah menjadi sore. Shahnaz juga sudah mulai bosan melihat Galih bekerja. Ditambah lagi dengan badan yang gerah, membuat dia ingin pulang secepatnya."Galih, hari sudah sore. Aku permisi pulang, ya!" Galih meletakkan kembali alat ukir yang ada di tangannya. Dia mendekati Shahnaz yang ingin segera pulang."Shahnaz, aku ingin ikut ke rumah kamu," ucapnya.Shahanaz terkejut mendengar keinginnan Galih untuk ikut bersamanya. Namun keinginan Galih tersebut, tidak disengkal oleh Shahnaz. Dia bahkan senang mendengarnya karena dia merasa, Galih tidak bisa jauh darinya."Shahnaz, aku madi dulu, ya! Kamu tunggu aja dulu, aku tidak akan lama, kok."Shahnaz mengangguk. Dia tersenyum melihat Galih mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Gemerincing air yang kini terdengar oleh Shahnaz, membuat dia juga ingin membuang rasa gerah untuk segera mandi."Sebaiknya aku menyusul Galih," ucapnya.Shahnaz tanpa ragu pergi ke kamar mandi. Pintu kamar mandi yang sama sekali tidak dikunci, memudahkan

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Perhatian Yang Luar Biasa

    "Shahnaz, ayo masuk!" Galih terlihat sudah menyiapkan makanan di atas mejanya.Shahnaz bahagia. Dia diperlakukan dengan penuh kasih sayang oleh Galih. Keduanya menikmati makanan yang sudah tersaji."Galih, makanan ini enak sekali, kamu beli darimana?" "Ohh..aku hanya pesan saja pada langganan lama yang sudah terkenal dengan rasa dari masakannya," ucap Galih.Mulut mungil Shahnaz tersenyum. Dia melihat ada sebuah nasi yang menempel di atas bibir Galih .Dengan penuh kasih sayang dan juga perhatian, Shahnaz mencoba membersihkannya dengan mengambil nasi tersebut."Ada apa, Shahnaz?" "Tidak, aku hanya mengambil nasi yang lari dari jalannya," ucap Shahnaz.Keduanya tertawa. Mereka merasa lucu dengan hal yang baru saja terjadi. Sembari makan bersama, Shahnaz melihat model dari perabotan yang baru dikerjakan oleh Galih. Dia juga ikut kagum dengan model dari hasil kerja Galih yang sangat beda daripada barang lain yang sering terpajang di berbagai toko yang ada di beberapa tempat yang ada di

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Makan Siang Bersama

    Keesokan harinya, Galih keluar untuk membelanjakan semua keperluannya. mulai dari bahan hingga alat yang akan dia gunakan untuk membuka usaha. Galih berniat, dalam waktu singkat dia akan memperoleh kesuksesannya yang dulu telah direbut mantan istrinya. Seminggu kemudian, Galih sudah bisa membuka usahanya. Pagi itu dia masih bekerja sendiri. Dia yakin kalau di tahap permulaan ini, dia masih sanggup bekerja sembari mengenalkan berbagai model hasil tangannya yang terlihat beda dari yang lain. Para pelanggan Yanto yang dulu banyak memesan barang, kini selalu menanyakan dimana keberadaan Galih. Mereka ingin memesan banyak prabotan lain tetapi harus hasil kerja dari Galih. Tanpa merasa tersaingi, Yanto selalu memberitahu dimana Galih sekarang berada. Dia yakin kalau saja Galih punya orderan yang banyak, tanpa diminta, Galih juga akan membaginya pada dia. Sebagai sahabat yang baik, Yanto juga ingin Galih secepatnya berhasil agar cicilan Bank yang sudah dia percayakan pada Galih dapat be

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Godaan Sesaat

    Shahnaz melihat ada tas hitam di depan, dia penasaran tentang tas tersebut. Sembari duduk di samping Galih, Shahnaz meraih tas tersebut dan mengangkatnya."Galih, ini tas siapa?""Shahnaz, atas hal inilah aku sengaja menyuruh kamu datang kesini," ucap Galih.Shahnaz mengerutkan keningnya. Dia semakin bingung dengan maksut Galih sebenarnya. Shahnaz penasaran dan kembali bertanya."Galih, kamu tidak mencuri tas orang, kan?" Galih spontan melihat Shahnaz. Dia tidak yakin kalau Shahnaz bertanya demikian pada dirinya."Kamu bilang apa Shahnaz? Dari aku lahir, aku tidak pernah melakukan perbuatan sehina itu," jawabnya "Maaf, bukannya aku menuduh. Aku hanya heran saja, kenapa tiba-tiba ada tas seperti ini di rumah kamu.""Hahhh..!" Galih menghela napas yang panjang. Dia menggelengkan kepalanya sembari melihat wajah Shahnaz."Shahnaz, ini adalah uang yang dipinjamkan Yanto padaku untuk membuka usaha baru" ucap Galih "Sebanyak inikah?""Iya, Shahnaz. Uang ini berjumlah sekitar Lima ratus ju

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Usaha Baru

    Keesokan harinya, Yanto dan Galih pergi ke salah satu Bank yang ada di dekat lokasi mereka. Yanto membuat permohonan dengan memberikan surat rumahnya sebagai jaminan untuk meminjam sejumlah uang yang akan dia berikan pada Galih.Galih tidak menyangka, Yanto bisa sebaik itu. Hanya dalam hitungan jam, sejumlah uang yang diminta oleh Yanto telah cair dan langsung diberikan pada Galih "Galih, ambil uang ini! Kamu boleh gunakan ini untuk modal usaha kamu. Sementara, kamu boleh memakai lokasi kosong milikku yang tidak terlalu jauh dari sini," ucap Yanto."Terimakasih, Yanto. Galih terlihat memeluk erat sahabatnya yang begitu baik dan begitu ingin menolong Galih dengan tulus."Galih, sekarang kamu pergilah! Bawa uang ini ke rumah kamu! Aku harap kamu harus hati-hati agar uang ini tidak diambil oleh orang yang tidak bertangung jawab. Mulai besok kamu segera mengelolanya agar dalam waktu dekat kamu sudah bisa bekerja seperti biasa," ucap Yanto."Oke Yanto, kalau begitu aku permisi pulang!" Ga

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Sahabat Terbaik

    Hari itu, Yanto sahabat Galih sekaligus pemilik panglong menemui Galih yang sedang membuat model lemari hias yang terbaru. Dia begitu salut dan angkat tangan dengan hasil kerja Galih yang membuat omsetnya jadi melejit."Galih, apa kamu lagi sibuk?" Tanya Yanto."Enggak juga, Yanto. Memangnya ada apa?"Sembari meletakkan semua peralatan yang dipegangnya, Galih menemui Yanto yang sedang duduk di sampingnya."Yanto, sepertinya kamu mau bicara sesuatu hal yang sangat penting? Ada apa sebenarnya,Yanto?" "Galih, aku tidak tahu mau bicara mulai darimana. Belum lagi hal yang akan aku katakan itu, apakah kabar yang membuat aku senang atau tidak," ucap Yanto."Kamu ini bagaimana sih, Yanto? Kamu yang mau bicara, tapi kamu tidak tahu hal yang akan kamu bicarakan itu, baik atau buruk untuk kamu. Coba cerita, mana tahu aku bisa bantu!""Galih, ini sebenarnya tentang kamu," ucap Yanto."Tentang aku? Memangnya kenapa sih, Yanto? Apakah aku sudah memberatkan kamu bila aku bekerja disini?" Tanya Gali

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Mulai Dikenal Banyak Orang

    Seminggu kemudian, Jesselyn sudah dinyatakan sehat dan sudah boleh pulang. Brams bersama mertuanya membawa Jesselyn kembali ke rumahnya.Saat berada di mobil, Brams melihat Jesselyn selalu terlihat diam dan tidak ada selera untuk bicara. Dia berusaha menghibur istrinya agar secepatnya bisa melupakan kejadian yang telah menimpa mereka."Jesaelyn, kamu jangan diam saja, dong!" Ucap Brams "Iya, Jesselyn. Kamu tidak boleh terlalu bersedih apalagi dalam jangka waktu yang lama," jawab Mamanya.Walaupun semuanya memberi semangat buat Jesaelyn, dia tetap saja terdiam dan tidak mau bicara. Dia sepertinya merasa trauma dengan kejadian yang membuat bayinya harus pergi untuk selamanya "Aku benci pada kamu, Brams. Mungkin karena ulah kamu pada Shahnaz, aku akhirnya mendapatkan karma ini," bathin Jesselyn.Jesselyn berpikir, apa yang sedang dialaminya adalah karma dari perbuatan Brams pada Shahnaz.Tidak berapa lama kemudian, mereka telah sampai di rumah. Jesselyn langsung turun tanpa dibantu lag

DMCA.com Protection Status