Beranda / Romansa / Home / Bonus: Salam Sayang

Share

Bonus: Salam Sayang

Penulis: sy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-17 22:18:11

a/n: Anyelir's pov.

***

Patah hati pertamaku sudah berlalu dan Mama tidak memperbolehkanku menemui Satya lagi. Aku, Anyelir Pramudita, sekarang lebih dijaga oleh Mama yang mengatakan bahwa tidak mau melihatku menangisi lelaki brengsek. Satya sempat datang ke rumah--Mama tidak memperbolehkanku bicara dan sebagai gantinya Mama yang mengomeli Satya sampai Papa terpaksa menarik Mama masuk ke dalam.

Hari ini, Mama baru pulang dari Surabaya setelah mengunjungi satu sahabat baiknya, Tante Noela. Sepengetahuanku, mereka sudah bersahabat sejak Mama duduk di bangku kuliah dan sempat ada konflik walau aku tidak tahu masalah apa yang mereka hadapi. Mama pulang kemudian langsung disambut oleh Papa dengan pelukan hangat.

"Runa, capek?" Papaku tersenyum kelewat lebar ketika kembali melihat wajah Mama, setelah tiga hari ditinggal pergi ke Surabaya. Mama menyahut, "Biasa aja, sih. Kamu sama Anye sudah makan? Mau dimasakin apa?"

"Terserah, pokoknya bisa dimakan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Dini Olivia
thor keren bingit cintabdeh ama novelnya ilmunya berguna banget tq thor bikin yg ada ilmu i terus ya sehat terus dan sukses
goodnovel comment avatar
Dwi Melyawati
apa judul novel noela-angkasa?
goodnovel comment avatar
yenyen
karakter oendukung suka author's pov hahaha keren ilmunya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Home   Prolog

    20 Juni 2019 Kenapa, ya, kalau di film romantis, kisah perjodohan antara dua orang asing tampak dan terasa begitu mendebarkan? Yang awalnya tidak saling mengenal, justru menjadi sedekat nadi yang tidak bisa terpisahkan sampai maut menjemput. Tapi, kenapa di versi kehidupan nyata milik Runalla Edrea, kisahnya begitu tragis nan menyedihkan? Sama sekali tidak ada interaksi berarti, tidur bersama pun dibatasi oleh guling, dan suaminya itu sama sekali tidak peka-bahkan, Runalla sempat mengira kalau ia terikat dengan lelaki impoten atau memiliki gangguan seksual. "Mas, kamu yang benar aja," pagi-pagi sekali, Runalla sudah merengek meraung-raung karena ulah lelaki yang memiliki wajah sedatar jalan tol. "Mas, aku mau punya anak!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Home   1. Dua Paket Kejutan

    10 September 2019 Biru menghela napas super panjang ketika melangkah masuk ke dalam rumah. Sudah lebih dari empat hari tumpukan paket dari kurir menganggur di samping rak sepatu. Ditambah lagi, seminggu terakhir ini, Vivi tak menyambutnya ketika pulang ke rumah. Padahal biasanya kalau mendengar suara mobil Biru, Vivi sudah menggonggong serta melompat-lompat kegirangan. Kemudian, sebuah teriakan seorang lelaki serta suara sepeda motor yang mesinnya dimatikan terdengar jelas dari luar rumah. "PAKEETTT!" Tidak sampai sedetik, Runalla dan Vivi langsung berlari keluar dari kamar dengan begitu antusias. Wajah Runalla dipenuhi oleh sumringah kebahagiaan serta gonggongan semangat dari Vivi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Home   2. Sebuah Penjelasan

    17 Februari 2019 Biru melangkahkan kakinya masuk ke sebuah ruangan yang tampak begitu asing. Setelah tiga puluh tahun hidup, baru pertama kali ia mengetahui bagaimana rasanya ketika akan menemui seorang psikolog di rumah sakit. Biru sudah mengisi data diri serta pembayaran yang cukup mahal. Tak apa, demi kesembuhannya. "Pak Biru?" "Iya." Biru menggenggam sabuk yang melingkar kelewat erat sampai pinggangnya terasa sakit. Biru duduk, tidak bisa menatap seorang lelaki yang tampak ramah dan siap mendengarkan. Biru beruntung, menemukan seorang psikolog humanistik yang bisa menerima klien apa adanya. "Salam kenal, s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Home   3. Kecemasan

    24 Februari 2019 Pertemuan minggu lalu yang berlangsung satu jam, kembali dilanjutkan minggu ini. Ersa masih belum mengupas tuntas permasalahan dalam diri Biru. Belum juga mengetahui akar permasalahan, karena minggu lalu Biru begitu meledak-ledak ketika membicarakan pernikahannya mendatang. "Pak, boleh ceritakan masa kecilnya?" tanyanya kala mereka kembali duduk berhadapan. "Masa kecil saya nggak terlalu menyenangkan.." Biru melipat kedua tangan di depan dada. Kepalanya mendongak ke atas. Dia memandang langit-langit dengan pandangan kosong—berusaha menerima semua rasa sakit dari masa lalu ketika mengingatnya. Menggali kembali luka lama adalah sesuatu yang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Home   4. Suatu Pertanda

    24 Februari 2019 "Kalau boleh tahu, apa yang Pak Biru rasain setelah cutting? Dan kenapa cutting-nya di bagian dada?" Biru tampak ragu-ragu untuk memberikan jawaban sebab takut dihakimi. Orang tuanya saja selalu menghakimi, apalagi orang lain, kan? Biru menunduk, memperhatikan kuku ibu jarinya yang kini tengah menggoreskan luka pada pergelangan tangan kiri berulang kali hingga berdarah. Menyadari itu, Ersa pun mengatakan, "Nggak papa, Pak. Saya nggak akan menghakimi." Biru gemetar ketika perlahan dia memberanikan diri mengangkat kepala. "Nggak banyak pria seumuran saya datang kemari. Saya malu," ujarnya tidak percaya diri. "Masalah saya juga masalah sepele, tapi saya lebay.."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Home   5. Tamu yang Tak diundang

    trigger warning: harsh words+abuse *** 6 Februari 2019 "Kamu nikah aja sama anak temannya Ayah. Kamu sampai kapan mau melajang? Nunggu Ayah dan Bunda meninggal dulu baru mau nikah?" Suara orang tuanya menggema mengitari kepala. Kemarin malam, ia dicerca tanpa ampun oleh Ayah dan Bunda perihal pernikahan. Biru tidak ingin menikah—lebih baik hidup sendirian. Hidup sendirian lebih bahagia; tidak akan ada yang menghina, mencela, menghakimi, atau mengomentari segala tindakannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Home   6. Maaf tanpa Bicara

    24 Februari 2019 "Jujur, saya kurang tahu gimana masa lalu Ayah. Ayah orangnya tertutup dan ke Bunda pun juga jarang ngobrol. Mereka dipaksa menikah disaat Bunda juga masih berusia sembilan belas tahun, sedangkan Ayah dua puluh dua tahun," Biru tampak berusaha mengingat kembali agar menjawab pertanyaan dari Ersa dengan benar. "Saya tahu ini dari saudara Ayah. Ayah itu tiga bersaudara, anak sulung, adik-adiknya perempuan semua. Nenek dan Kakek orang yang keras. Saya ... saya sempat dengar, Ayah dulu pernah diusir dari rumah karena nggak mau sekolah." "Diusir sama Kakek-Nenek?" "Iya," jawabnya sambil menganggukkan kepala. Dada Biru terasa sesak membayangkan kejadian di mana Ayahnya diperlakukan buruk. "Saya s

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Home   7. Menghindar

    «warning» *** 24 Februari 2019 "Menurut saya, urusan dengan diri Pak Biru ini harus segera diselesaikan agar lingkaran yang sama nggak terulang lagi dikehidupan keluarga Pak Biru yang baru. Sebentar lagi, Bapak juga akan menikah, kan?" Biru diam cukup lama. Biru bisa membayangkan dengan jelas bagaimana kehidupan keluarga barunya nanti setelah menikah. Akan hancur—perceraian tahun depan atau Biru akan ditinggalkan karena tidak bisa berperan sebagai seorang suami. Namun, Biru masih takut. Masih belum berani maju menghad

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17

Bab terbaru

  • Home   Bonus: Salam Sayang

    a/n: Anyelir's pov. *** Patah hati pertamaku sudah berlalu dan Mama tidak memperbolehkanku menemui Satya lagi. Aku, Anyelir Pramudita, sekarang lebih dijaga oleh Mama yang mengatakan bahwa tidak mau melihatku menangisi lelaki brengsek. Satya sempat datang ke rumah--Mama tidak memperbolehkanku bicara dan sebagai gantinya Mama yang mengomeli Satya sampai Papa terpaksa menarik Mama masuk ke dalam. Hari ini, Mama baru pulang dari Surabaya setelah mengunjungi satu sahabat baiknya, Tante Noela. Sepengetahuanku, mereka sudah bersahabat sejak Mama duduk di bangku kuliah dan sempat ada konflik walau aku tidak tahu masalah apa yang mereka hadapi. Mama pulang kemudian langsung disambut oleh Papa dengan pelukan hangat. "Runa, capek?" Papaku tersenyum kelewat lebar ketika kembali melihat wajah Mama, setelah tiga hari ditinggal pergi ke Surabaya. Mama menyahut, "Biasa aja, sih. Kamu sama Anye sudah makan? Mau dimasakin apa?" "Terserah, pokoknya bisa dimakan

  • Home   Bonus: Biru dan Anyelir

    6 Januari 2021 Biru mengalami masa-masa sulit setelah kepergian Vivi, anjing kesayangannya. Biru tahu betul bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, tapi dia tidak pernah mempersiapkan diri untuk berpisah dari hewan peliharaan yang setiap hari menemaninya dalam suka maupun duka. Tahu, tidak, alasan mengapa berpisah dari hewan peliharaan bisa 'sedalam' itu? Menurut penelitian, itu disebabkan oleh adanya ikatan yang begitu dekat dengan mereka. Individu yang sudah menyayangi sepenuh hati dan rela memberikan apapun, merasakan kehilangan mendalam akibat setiap hari--secara tidak langsung--berperan sebagai orang tua; yang mengayomi, menghidupi, membahagiakan, dan memberikan afeksi fisik maupun emosi. Apalagi Vivi sudah menemani Biru selama bertahun-tahun lamanya. Vivi baru pergi meninggalkannya di bulan Desember dan Biru masih belum bisa merelakan. Hari-hari Biru semakin berat, karena dia harus bekerja di tengah pandemi dan memastikan keadaan Runal

  • Home   Bonus: Rahasia Semesta

    11 April 2026Biru terkejut bukan main, karena tiba-tiba mendapatkan pesan dari wali kelas Anyelir. Anyelir membuat masalah dan memukul temannya hingga mimisan, katanya. Runalla tidak bisa datang, karena perempuan itu juga sedang diopname di rumah sakit--tipes empat hari lalu."Makanya anaknya tuh dididik yang bener," cecar ibu dari Gio--Riri--anak yang dipukul oleh Anyelir. Riri menatap sinis ke arah Biru yang duduk di samping Anyelir. "Orang tuanya cerai, anaknya jadi berandalan deh. Makanya, jangan cerai."Ruang kepala sekolah memiliki dua sofa hitam panjang saling berhadapan yang ditengahi oleh meja. Ruangan itu kecil. Meja kepala sekolah sejajar lurus dengan meja yang menengahi sofa. Di sana ada kepala sekolah serta guru yang biasanya mengajar di TK.

  • Home   Bonus: Selamat

    21 Desember 2025Sudah hampir seminggu lamanya Anyelir menginap di rumah Biru. Anak perempuannya itu terkadang menanyakan, "Oma sama Opa di mana, Papa? Anye mau ketemu." dan Biru jelas tidak bisa memberi jawaban secara rinci mengenai kepergian orang tuanya. Hubungan mereka sempat membaik walau tak sepenuhnya. Sebelum keluarga ideal yang Biru idamkan menjadi nyata, Tuhan sudah lebih dulu merenggut nyawa Yasa dan Astrid melalui sebuah kecelakaan tabrak lari pada tahun 2022 silam.Biru dan Mutia sama sekali tidak bisa menangis ketika pemakaman diadakan. Mereka menerima ucapan bela sungkawa dari orang terdekat, tapi tahu bahwa mereka pasti juga dibicarakan di belakang. Entah, Biru enggan membahas hal tersebut dan akan membalas, "Oma sama Opa sudah tenang di surga, Anye."D

  • Home   Bonus: The Unseen

    «warning»Btw ini scene yang seharusnya ku publish untuk part 31: Di Luar Ekspektasi, tapi nggak jadi pas itu.***23 Desember 2019Dalam keminiman cahaya ruangan, Runalla tetap bisa melihat wajah suaminya yang tampak begitu tampan. Mata tajam, hidung mancung, pipi yang sedikit berisi, bibir tipis ... ah, suhu mendadak meningkat saat dia mengamati bibir itu lekat. Keheningan menguasai sampai detak jantung mereka bisa saja terdengar layaknya suara jarum jam."Mas, pengen cium." bisiknya penuh pengharapan ketika Biru menyibak rambutnya hati-hati. Penuh sayang, Biru mempersempit jarak sebelum menjemput

  • Home   Epilog

    recommended song: Another by Francis Karrel***7 Oktober 2025"Papa!"Anyelir kecil berlari menghampiri Biru yang sejak tadi sudah menunggu di depan taman kanak-kanak. Anak perempuannya yang kini menginjak lima tahun tampak menggemaskan di balik balutan seragam sekolah berwarna biru laut dan rambut pendeknya juga diurai. Jangan lupakan pipi bulat yang merona akibat cuaca panas di siang hari.Suara hiruk-piruk area sekolah memenuhi telinga. Banyak orang tua berdatangan ke sekolah untuk menjemput buah hati, tapi ada para ibu yang rela menunggu anak dan bercengkrama di kantin taman kanak-kanak. Biru terkadang merasa bahwa para ibu menatapnya ganas seolah bersiap menerkam. Sejujurnya, Anyelir sempat bilang b

  • Home   53. Darimu, Untukku

    "How lucky I am to have something that makes saying goodbye so hard." -A. A. Milne.***7 Oktober 2020Suamiku benar-benar datang menemani dari awal sampai akhir.Sehari sebelum melahirkan, Kak Tias memintaku untuk menginap di rumah sakit agar tidak ada hambatan. Kak Tias juga membantuku menyiapkan tas berisi perlengkapan yang sekiranya nanti kubutuhkan. Bertolak belakang dengan Mama--beliau melarangku menginap dan tetap di rumah saja; mengingat kondisi pandemi masih berlangsung dan takut kalau itu akan membahayakan."Ya terus nanti kalo brojolnya tiba-tiba gimana, Ma?" Kak Tias sempat protes ketika membawa tasku. "Nanti kalau jalanan macet? Belum lagi kalo tiba-tiba ban bocor atau mobilnya mogok di tengah jalan? Masa iya jalan kaki? Mau manggil

  • Home   52. Dariku, Untukmu (3)

    4 Oktober 2020"Runalla, mau Mama temani tidur di kamar?"Aku tidak menolak, karena beberapa minggu belakangan aku sulit sekali terlelap meski sudah minum susu hangat atau makan hingga kenyang. Malam ini Mama tidur di sampingku. Rasanya seperti kembali ke masa kecil, di mana aku masih belum punya kamar sendiri dan masih tidur dalam pelukan Mama."Badannya pegel semua?" tanya Mama lembut saat hampir saja menyentuh kakiku untuk memijatnya. Aku buru-buru mendudukkan diri susah payah sembari menyentuh punggung bawahku. "Ma, nggak perlu dipijat. Aku nggak papa. Badanku nggak papa."Sebelumnya aku telah menerka alasan dari kesulitan tidurku. Mungkin, karena bulan lalu aku baru selesai melakukan sidang cerai ke dua dan sekar

  • Home   51. Dariku, Untukmu (2)

    7 Juli 202017.45Aku menata peralatan kosmetik sesuai tempatnya setelah mematikan kamera. Banyak sekali hal baru yang kucoba--menciptakan konten makeup di luar zona nyaman. Permintaan Mas Biru agar aku tidak menggugurkan kandungan mengakibatkan aku selalu ingin melakukan kesibukan. Apalagi, Mas Biru juga telah memberitahukan pada Papa-Mama sampai aku dimarahi habis-habisan hingga malam menjelang.Kak Tias juga datang ke rumah. Menyempatkan waktu untuk menengok dan melindungiku dari Papa yang hampir memukul kakiku menggunakan sapu lidi."Pa, sudah. Runalla ini lagi hamil," Kak Tias menyembunyikanku di balik punggungnya ketika aku terisak-isak waktu itu. "Nanti kalau terjadi sesuatu yang buruk

DMCA.com Protection Status