Share

episode 2

last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-25 11:50:33

"perempuan rendahan, aku tidak akan memelukmu atau memberimu hadiah, "batin Fransis merendahkan. Mereka berjalan bersama secara beriringan dengan gadis itu masih dengan senang hati menggandeng lengannya.

"Soici, "panggil Erika manja. Kesabaran pria itu benar-benar sudah habis sekarang, dia pun berbalik dan menatap tajam gadis itu hingga gadis itu terpaksa melepaskan lengan pria itu, hatinya merasa takut dan seluruh tubuhnya gemetar, baru kali ini ia merasa takut melihat tatapan mata sang kekasih.

"Kau terlalu berisik, wanita rendahan! "desis Fransis tajam. Erika langsung terdiam membeku, ia sekali lagi tak menyangka kalau pria yang selama ini selalu bersikap romantis terhadapnya kini berubah menjadi seorang pria yang sangat dingin dan bermulut pedas.

"Soici, "cicitnya.

"Diam! jangan mengejarku lagi, "bentak Fransis. Setelah itu ia meninggalkan Erika yang masih dalam keadaan sock menerima perlakuan kasarnya.

Erika hanya bisa menatap punggung pria yang dikiranya sebagai sang kekasih itu nanar, dadanya terasa sesak, baru kali ini ia di perlakukan serendah ini oleh seorang yang dia sayang. Dua orang gadis berjalan menghampirinya,kedua gadis itu tak mengerti kenapa sahabatnya terlihat sangat sedih dan sock, "Erika, apa yang terjadi? "tanya salah satu diantara mereka.

"Itu benar, Erika, kau kenapa? "tanya yang satunya.

"Aku tidak tau apa salahku, dia begitu dingin padaku, bahkan tadi dia menyebutku wanita rendahan, "ucap Erika. Lelehan air mata mulai berjatuhan membasahi pipinya, bahkan kedua temannya itu seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh temannya itu,mereka tau bahkan gadis itu sedang menceritakan tentang kekasihnya Soici Sugami, tapi mereka tak tau bahwa yang tadi ditemui adalah orang lain yaitu Fransis Lonenlis saudara kandung Soici Sugami.

"Sudalah, Erika, mungkin,Soici,tidak sengaja mengatakan itu, "ucap salah satu teman menenangkan gadis itu,gadis itu bernama Yuki.

"Itu benar, Erika, mungkin, Soici,habis berkelahi, dan dia kalah hingga sangat marah pada dirinya sendiri, jadi dia melampiaskannya padamu, "timpal gadis yang bernama Miki.

"Itu tidak mungkin, Soici, tidak akan begitu, " sanggah Erika.

"Sudalah,sebaiknya kita masuk, sebentar lagi dosen sastra akan segera datang, semoga dia lupa pada tugas membuat puisi yang diberikan pada kita, "sahut Yuki menengahi pembicaraan.

"Setuju! "seru Erika dan Miki bersamaan. Setelah itu mereka bertiga pergi menuju kelasnya.

******

Fransis kini sudah berada di ruang kelasnya,ia duduk dengan nyaman di bangkunya, di sampingnya seorang gadis duduk di bangku dengan kepala tertunduk dan wajah memerah karena kedatangan pria itu,"P-pagi, Soici, "sapanya gagap.

"Hn, "jawab Fransis tak jelas. Tak lama kemudian ia merasakan rasa tak nyaman menghinggapi perutnya, dia mengumpat dalam hati, harusnya sebelum pergi dia meminum obatnya terlebih dulu agar penyakitnya tak kambuh sembarangan. Pria itu mencengkram perutnya saat nyeri itu semakin menjadi, dia bahkan sampai menundukkan kepalanya dan memjamkan matanya seakan menikmati rasa sakit yang kini menyambanginya.

Seorang gadis yang bernama Nadza Edogawa, dia merupakan orang yang sangat perduli pada Soici, tapi pria itu sama sekali tak perduli terhadapnya, dia justru memilih Erika sebagai kekasihnya. Gadis itu memperhatikan Fransis yang dikiranya adalah pujaan hatinya yang sedang menundukkan kepala sambil memejamkan matanya, kemudian ia beralih pada tangan pria itu yang sedang mencengkram perutnya, dia pun berfikir kalau pria itu ada masalah dengan pencernaannya.

"Soici, kamu kenapa? "tanya Nadza khawatir. Pria itu diam tak menjawab, hal itu membuat gadis itu semakin khawatir padanya.

"Perut, Soici, sakit? "tanyanya memastikan. Lagi-lagi tak ada jawaban. Gadis itu teringat bahwa ia pernah menemukan sebuah botol obat di meja pria itu dan kebetulan dia membawanya,ia pun segera mengambil obat yang ada di dalam tasnya lalu menyerahkan pada pria itu.

"Ini, obatmu, minumlah! "serunya. Fransis tersentak dan langsung membuka matanya, ia memiringkan kepalanya dan menoleh pada gadis itu, dia hanya menatap datar gadis itu, tapi dalam hati, dirinya kebingungan darimana dia mendapatkan obat miliknya.

Mengerti kebingungan pria itu, dia pun langsung menjelaskannya, "Ini, waktu itu kau ketinggalan, jadi aku mengambilnya,aku juga sudah tau itu obat untuk sakit apa, "jelasnya.

"Brengsek! pasti,Soici,yang seenaknya membawa obat milikku, akan ku beri pelajaran kau nanti! "umpat Fransis dalam hati.

"Kangker lambung, Soici, apa itu-."ucapan gadis itu terpotong saat Fransis langsung mengambil obat itu.

"Bukan, ini milik kakakku, "potongnya.

"Tapi, kau terlihat kesakitan, "kata Nadza heran. Jika itu obat milik kakaknya, kenapa pria itu yang kesakitan.

"Jangan bicara apapun tentang apa yang kau lihat! "perintah Fransis. Gadis itu pun mengangguk, dia ingat bahwa pria yang dia sukai itu punya seorang kakak yang wajahnya sangat mirip dinginnya, orangnya dingin dan tak suka senyum namanya Fransis Lonenlis, kini ia yakin bahwa pria di depannya ini adalah kakaknya bukan pria yang disukainya.

"Baiklah, aku janji, sekarang minumlah obat anda! "serunya. Pria itu tak menduga kalau gadis itu bisa mengenalinya, ia bisa membedakan antara dirinya dan adiknya, padahal istrinya saja tak bisa mengenalinya.

"Ugh... "keluhnya saat rasa sakit yang dia alami kian bertambah,gadis itu pun semakin khawatir.

"Kita keruang kesehatan saja, ya? "ucapnya panik.

"Hn,"jawab pria itu tak jelas. Pria itu langsung membuka penutup botol itu lalu mengeluarkan isinya setelah ini menelannya.

"Tuan-,"ucap gadis itu terpotong.

"Soici,panggil aku,Soici,di sini, "ucap Fransis. Gadis itu tersenyum mengangguk, dia pun menuruti permintaan pria itu.

"Soici, bagaimana kalau aku mengantarkanmu keruang kesehatan saja, agar kau bisa istirahat, "bujuknya.

"Hn, "jawab Fransis singkat. Gadis itu memandangnya bingung.

Perlahan Fransis mulai dari tempat duduknya, tapi dia tak dapat menegakkan tubuhnya karena rasa sakit yang ia alami belum juga reda, mengerti penderitaan pria itu, Nadza langsung memapahnya.

"Maaf, tadi aku masih tidak mengerti arti jawabanmu, ayo! aku bantu kau berjalan, "serunya. Pria itu pun tak menolak bantuan yang diberikan gadis itu. Mereka pun berjalan meninggalkan ruang kelas.

Fransis langsung direbahkan di atas ranjang yang ada di ruang kesehatan setibanya di sana, pria itu merasa ini adalah hari yang sangat sial untuknya, pertama penyakitnya kambuh disaat yang tidak tepat, kedua dia lupa membawa obat, dan terakhir dia harus terbaring di atas rajang kesehatan, sungguh menyebalkan.

*****

"Harusnya kau jangan diam saja, Sonia! kau harus melawan kalau, Masako membullymu, "ucap salah satu temannya. Pria itu menyerngit mendengar nama istrinya disebut.

Bukankah ini ruang kesehatan kampusnya,Soici,tapi kenapa ada suara istrinya disini, pikirnya.

"Aku tidak apa-apa, Sieru, "jawab Sonia. Tidak salah lagi, itu memang suara istrinya, apa ruang kesehatan kampus adiknya digabung?,pria itu masih berkutat dengan pikirannya sendiri.

Bab terkait

  • Hingga akhir waktu   Episode 3

    "Beruntunglah kami menemukanmu, terlambat sedikit saja kau bisa mati karena tenggelam dalam kolam, "sahut temannya yang lain."Itu benar, Sonia, kau harus melawan, "timpal Sieru setuju."Miseru, Sieru, aku tahu kalian sangat mengkhawatirkan ku, tapi aku tidak mau dikeluarkan dari sekolah, lagi pula aku hanya murid biaya siswa, pasti guru tidak akan ada yang

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-25
  • Hingga akhir waktu   episode 4

    Hingga akhir waktu Episode 4 Perlahan Fransis turun dari tempat tidurnya, dia berjalan memutar dan berdiri tepat di belakang istrinya. Tubuh Sonia menegang saat pria itu mulai melingkarkan lengan kokohnya di pinggang rampingnya, kepalanya bersandar di dada pria yang dianggap sebagai adik iparnya tersebut, telinganya dapat mendengar detak jantungnya, gadis itu ingin keluar dari si

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Hingga akhir waktu   Episode 5

    1 Agustus 2020Hingga akhir waktuEpisode 5 “Wah, ada gadis cantic berkeliaran disini,”ucap salah satu preman kampus itu. Sonia masih belum menyadari bahaya yang mengintipnya, dia berbicara dengan baik dan sopan berharap para preman kampus tersebut segera menyingkir dari jalannya.

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Hingga akhir waktu   episode 6

    budayakan memberikan review sebelum membaca, terimakasih4 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 6 Siapa yang tidak menjadi gila melihat tingkah seorang istri yang bersikap tidak wajar

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-05
  • Hingga akhir waktu   episode 7

    19 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 7 Seorang pria tengah duduk bersandar di atas sofa mewah, matanya menatap lurus layer telivisi yang menampilkan sebuah drama action, tapi dia tersenyum sendiri bukan karena adegan

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-10
  • Hingga akhir waktu   episode 8

    29 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 8 Kasih sayang berubah menjadi sebuah kebencian, ketulusan berubah menjadi kemunafikan, kelembutan berubah menjadi amarah yang bahkan tak dapat terkendali, Soici berdiri di depan ka

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-10
  • Hingga akhir waktu   episode 9

    31 oktober 2020Hingga akhir waktu Episode 9Fransis masih ingat bahwa adiknya akan segera kembali dengan makan untuk dirinya, tapi bagaimana caranya agar Sang adik tetap tidak menyadari bahwa penyakitnya kambuh, sedangkan dirinya sendiri tidak yakin dapat memasukkan makanan kedalam lambungnya meski hanya sesendok sekalipun. Per

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-10
  • Hingga akhir waktu   episode 10

    2 November 2020Hingga akhir waktu Episode 10 Soici tidak tahu harus berbuat apa, dia memandang Sang kakak berniat memintak pertolongan, tapi kakaknya itu hanya mengedipkan mata yang membuat dirinya semakin bingung. Pria itu kemudian membalas pelukan kakak iparnya hingga gadis itu sendiri yang melepaskan pelukan. Sonia menolehk

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-10

Bab terbaru

  • Hingga akhir waktu   Episode 24

    Episode 24 Sonia membantu sang Suami berjalan menuju deretan kursi tersebut agar tidak tersungkur. “Duduklah dulu.” Gadis itu memantu Fransis duduk di salah satu kursi. “Kakak bawa obat tidak?” tanya Sonia khawatir melihat wajah pucat seorang pria yang biasanya sangat dingin dan menyebalkan. Belum sempat Fransis memberikan jawaban atas pertanyaan Istrinya, ponsel miliknya berdering terlebih dulu, ia pun mengambil ponsel miliknya lalu menjawab panggilan telpon tersebut. “Hallo, Tuan Muda Lonenlis. Tolong Tuan datang kemari, Soici sekarat karena dipukul 3 preman di kampus. Aku mohon cepatlah datang.” Panggilan telpon itu langsung mati bahkan belum sempat dirinya memberikan jawaban, perasaan cemas dan khawatir memenuhi jiwa, cengkraman di perut semakin kuat. Saat dirinya harus segera pergi menyelamatkan sang Adik, penyakit yang diderita seakan menghalangi. Gadis itu mengerutkan kening melihat raut kecemas

  • Hingga akhir waktu   Episode 23

    Episode 23Ketiga Mahasiswa tersebut terlihat sangat marah, wajah mereka merah padam seakan darah sudah mencapai ubun-ubun, tatapan mereka seakan ingin membunuh siapapun yang datang menghalangi. Erika bersama ketiga teman lainnya menatap heran dan takut dengan ketiga Mahasiswa tersebut, sedangkan Soici terlihat sangat santai sekalipun bersiap untuk melarikan diri.“Mau apa mereka?” bisik Erika pada Soici.“Mana ku tahu, Sayang,” balas Soici tidak peduli. “Heh! Tidak perlu berbisik-bisik, seperti sebuah lagu saja dengan judul bisik-bisik tetangga,” bentak pria yang bernama Rico. “Bisik-bisik pacar, Rico,” sahut Soici membenarkan ucapan Rico.“Diam!” bentak Rico membuat Soici terkejut.“Soici Sugami, aku ingin membuat perhitungan denganmu. Gara-gara ulahmu, kami semua masuk rumah sakit kemarin,” kata Rico menuntut Soici.Soici mengerutkan kening, ia tidak merasa melakukan apapun bahkan tidak masuk kelas lantaran Fransis menyuruhnya menggantikan di rumah sakit.“Masuk rumah sakit

  • Hingga akhir waktu   Episode 22

    Hingga Akhir WaktuEpisode 22“Kau sepertinya cemburu.” Wanita itu menatap Sonia jahil.Sonia mengalihkan perhatiannya pada adik tiri Fransis, sedangkan Fransis menatap sang Istri penasaran.“A-aku? Untuk apa aku cemburu? Lagipula bukankah tadi kau mengatakan kalau kau itu adalah Adik tirinya bukan?” elak Sonia.Adik tiri Fransis bernama Erika itu tersenyum tidak percaya dengan ucapan wanita tersebut.”Kau benar, tapi bagaimana kalau sekarang aku bilang bahwa aku kekasihnya?”Sonia membelalakkan matanya.”A-apa kau bilang?” ia langsung memeluk sang Suami posesif.“Itu tidak mungking,” sangkal Sonia tidak ingin percaya ucapan Erika. “Kenapa tidak mungkin? Aku adalah seorang wanita cantik, dewasa dan baik. Selain itu aku juga sangat mencintainya,” kata Erika mengompori Sonia. Sonia mengalihkan perhatiannya pada sang Suami, dilihat dari mana pun pria itu memang sangat rupawan dan tidak menutup kemungkinan banyak kaum Hawa jatuh hati padanya dan Erika juga wanita dewasa tidak sama

  • Hingga akhir waktu   Episode 21

    Sonia duduk gelisah di atas bangku sekolah, pagi-pagi berangkat sekolah ia merasa ada yang aneh dengan sikap sang Suami, meski biasanya pria itu memang pendiam tapi juga tidak sependiam pagi tadi. "Hari ini tidak mendengar dia bicara, aku sudah seperti orang yang mau mati saja. Tapi .... Kenapa tiba-tiba dia sangat dingin padaku? Aku benar-benar bingung.""Sonia, apa tugas kali kau sudah menyelesaikannya?" Tanya Sieru saat melihat sahabatnya melamun sambil bicara sendiri, ia berdiri di belakang sang sahabat sambil mengeluarkan buku tugas miliknya. Untuk beberapa detik Sonia tidak merespon pertanyaan dari gadis itu, ia memutar bola matanya bosan melihat sikap sang sahabat yang sudah seperti orang kesurupan. "Sonia!" Seiru mencoba memanggil kembali gadis itu dengan suara lebih nyaring."Ya Kak Frans." Sonia tersenyum kaku ketika menyadari bahwa dia salah dalam memberikan jawaban, sekarang sahabatnya itu pasti menyadari kalau sedari tadi dirinya melamun. "Kau melamun?" Tanya Sieru se

  • Hingga akhir waktu   Episode 20

    Soici sangat geram dengan sikap Fransis, pria itu bahkan tidak mau menghentikan Sonia, ia pun mencoba kembali mengingatkan saudaranya tersebut."Kakak.""Hn." Fransis terus berjalan menuju tumpukan dokumen yang masih berserakan di atas karpet merah. Soici memandang pria itu jengkel, di saat sang Istri panik karena mengira sungguh ada kebakaran, dia malah santai mengambil dokumen di karpet. "Apakah Kakak tidak ingin menghentikan Sonia?""Biarkan saja, anggap itu sebagai pelajaran." Fransis bangkit dari posisinya, ia berdiri sambil memegang beberapa dokumen di tangannya. Ia membalikkan tubuh menatap Adiknya, menepuk pelan bahu pria tersebut. Fransis berjalan melewati tubuh sang Adik yang masih berdiri di atas karpet. Soici membalikkan tubuh menatap punggung rapuh pria bersurai biru gelap tersebut. Ia tidak tega melihat Sonia diperlakukan seperti itu oleh Kakaknya, apalagi dirinya juga memiliki perasaan terhadap Iparnya tersebut. Setelah itu dia melangkahkan kaki pergi meninggalkan t

  • Hingga akhir waktu   Episode 19

    Episode 19 Fransis terkesiap mendengar perkataan Istrinya, tapi dengan cepat ia mengubah kembali ekspresinya menjadi datar.”Orang sakit hanya ada di rumah sakit.” Sonia mengangguk, apa yang dikatakan sang Suami memang tidak ada yang salah.”Apa yang dikatakan Kak Fransis benar juga, mana mungkin orang yang sakit bisa jalan-jalan, aku ini memang sangat aneh. Sudahlah, lupakan saja daripada jantungan menghadapi manusia menyebalkan ini,” batinya. Sementara itu , Soici menatap sendu sang kakak yang kini berusaha mengelabui Istrinya. “Sudah, kau pikirkan saja sakit yang menurutmu itu, aku akan pergi.” Fransis bangkit dari posisi duduknya, lelah dan letih seharian bekerja menyamar sebagai sang Adik lalu juga harus mengerjakan tugas kantor dengan kondisi tubuh yang semakin melemah. Sonia mencebik mendengar ucapan pria tersebut, ia tidak terima kalau tugasnya belum selesai sudah ditinggal begitu saja.”Enaak saja mau tidur, kau sudah janji akan membantuku. Aku rasa kau ini

  • Hingga akhir waktu   Episode 18

    Sonia memperhatikan sebuah buku yang telah membuat wajahnya terasa panas, ia pun membaca sampul buku tersebu PANDUAN MENULIS KARYA ILMIAH, dahinya mengernyit bingung. “Dari mana asal buku ini?” batinnya bertanya. Gadis itu sangat kesal, karena buku tebal tersebut wajahnya terasa sangat panas. “Punya mata itu jangan digunakan untuk memandang orang secara diam-diam,” cibir Fransis dengan senyum manis tapi sebenarnya itu adalah senyum iblis. Sonia mendongakkan kepala menatap sang Suami, matanya kembali terpana sejenak ketika melihat senyum menawan tersebut, tapi itu hanya sejenak karena dia ingat kalau pria rupawan penggoda iman itu adalah seorang tersangka utama yang telah membuat wajahnya panas. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dengan kekesalan tingkat dewa, di tangannya terdapat buku Panduan tersebut. Dia melangkahkan kakinya menghampiri sang pujaan hati, setelah itu kembali memperhatikan buku tersebut. “Aku yakin kalau yang melemparku dengan buku ini adalah si muka triplek it

  • Hingga akhir waktu   episode 17

    Hingga akhir waktu episode 17 Sonia terus memperhatikan Soici, pria itu selalu bersikap lembut dan perhatian terhadap dirinya, ia berpikir kalau saja suaminya seperti itu, tidak menyebalkan dan dingin, mungkin dia akan merasa bahagia, bahkan ketika menanyakan hasil kerjanya saja begitu lembut, matanya melirik Sang suami yang maasih berdiri dengan ekspresi datarnya,”Dasar manusia es,” batinnya.

  • Hingga akhir waktu   chapter 16

    21 Desember 2020Hingga akhir waktu Episode 16

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status