Hingga akhir waktu
Episode 4
Perlahan Fransis turun dari tempat tidurnya, dia berjalan memutar dan berdiri tepat di belakang istrinya. Tubuh Sonia menegang saat pria itu mulai melingkarkan lengan kokohnya di pinggang rampingnya, kepalanya bersandar di dada pria yang dianggap sebagai adik iparnya tersebut, telinganya dapat mendengar detak jantungnya, gadis itu ingin keluar dari situasi seperti ini, suaminya sekarang sedang berada di rumah sakit, tapi dirinya justru bermesraan dengan adik iparnya, setidaknya itulah yang dia pikirkan, ia tidak tau bahwa mereka sedang bertukar posisi.
Rasanya Fransis ingin sekali tertawa melihat reaski Sang istri, meski dirinya bukanlah tipe orang yang bisa tertawa terbahak-bahak walau sedang dalam keadaan apapun, pria itu masih meneruskan kejahilannya, ia mendekatkan wajahnya di telinga Sang istri,” Bagaimana kalau ku katakana, aku memang suamimu,” bisiknya.
Mata gadis itu membulat sempurna, tubuhnya terasa melemas seakan tenaganya menghilang saat pelukan itu semakin kencang, dia menyukai perlakuan mesrah adik iparnya tersebut.
“ Maaf,” bisik Fransis. Ia pun hanya mampu memeluk penuh kasih tubuh Sang istri yang baru dinikahinya beberapa hari yang lalu, dia merasa bersalah karena telah membuat gadis itu merasa kesepian, tidak pernah menyentuhnya sebagai seorang suami, dirinya menyesali semua itu.
Sonia tidak mengerti kenapa pria itu mintak maaf padanya, jika karena telah melakukan perbuatan mesrah yang seharusnya tidak dilakukan oleh adik ipar terhadap kakak iparnya, seharusnya dia melapaskan pelukannya bukan malah mengeratkannya, gadis itu tidak protes ataupun berusaha melepaskannya entah kenapa dia merasa sangat nyaman.
“ Soici,” lirihnya.
“ Hn,” jawab Fransis.
“ Kau tidak akan bilang pada kakakmu,’kan?” tanya Soici takut.
“ Hn,” jawab Fransis singkat.
“ Soici, boleh aku tanya sesuatu?” tanya Sonio.
“ Hn,” jawab Fransis.
“ Sebenarnya kakakmu sakit apa?” tanya Sonia. Pria itu terdiam mendengar pertanyaan Sang istri, bagaimana dia bisa menjelaskan penyakitnya pada gadis itu, mengatakan bahwa dirinya sekarat dan hidupnya tidak akan bertahan lama, tanpa sadar ia melepaskan pelukannya pada Sang istri. Perlahan Fransis memutar tubuh istrinya agar menghadapnya, ia menatap gadis itu lembut.
“ Kau takut menjadi janda?” tanyanya. Melihat Sonia masih belum memberikan jawaban, pria itu mengubah pandangannya jadi penuh selidik, apapun yang terjadi gadis itu tidak boleh tau yang sesungguhnya. Sonia merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan pria yang dianggap sebagai adik iparnya itu.
“ Bu-bukan, hanya penasaran saja. Kenapa kakakmu langsung pingsan setelah ijab qobul?” katanya memberi jawaban.
“ Hanya keleahan,” jawab Fransis berbohong. Gadis itu mengangguk, dia tidak menaruh kecirigaan apapun pada pria itu. Perlahan pria menangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya, mengeliminasi jarak diantara mereka, hampir saja mereka berciuman kalau saja tidak…
Brak…
“ Soici…” teriak seorang perempuan tiba-tiba. Reflek merekapun menjauhkan diri masing-masing, Sonia memalingkan wajahnya kesamping tidak berani memandang wajah rupawan di depannya, rasanya sangat memalukan bermesraan dengan adik iparnya tapi sukurlah ada seseorang yang tiba-tiba saja masuk, kalau tidak mungkin dirinya akan melakukan perbuatan terlarang dengan pria yang dikiranya adalah adik iparnya.
Erika yang baru saja masuk dan menyebabkan keromantisan mereka gagal langsung menghampiri Fransis,” Soici, kamu baik-baik saja,’kan?” tanyanya khawatir. Gadis itu hendak menyentuk wajah pria itu, tapi sebelum tangannya berhasil menyentuhnya sudah ditepis lebih dulu oleh Sonia.
Plak….
Gadis itu tidak sadar dengan apa yang dilakukannya, tangannya bertindak tidak berdasarkan pikiran melainkan naluri seorang istri yang tidak rela melihat ada wanita lain menyentuh suaminya, Erika sangat kesal medapat tepisan kasar dari gadis SMA itu, rasanya ingin sekali menapar wajah gadis itu, ia menggandeng lengan pria yang dianggap sebagai kekasihnya itu, matanya melotot tajam pada Sonia, tapi saat dirinya hendak menampar kembali gadis itu, sebuah tangan menghentikannya terlebih dulu. Sambil mencekal tangan pacar adiknya, Fransis melirik istrinya yang terbakar api cemburu, ada rasa hangat dalam hatinya melihat Sang istri cemburu saat ada wanita lain menyentuh dirinya. Erika tidak mengerti kenapa kekasihnya itu harus menghentikannya, hari ini pria itu bersikap aneh berulang kali, mulai dari mengatainya jalang hingga membela gadis SMA yang tidak pernah dilakukannya.
“ Jangan melukai kakak iparku, nanti kakakku bisa marah, sayang. Kita pergi saja, ya?” ucap Fransis dibuat semanis mungkin, agar pacar adiknya tidak curiga kalau dirinya bukan Soici melainkan Fransis, selain itu dia juga seakan menyadarkan Sonia dengan menyebutnya’kakak ipar’ . Sonia menunduk, dia merasa malu, tanpa tau hubungan adik iparnya dengan gadis itu ia langsung saja menepisnya.
“ Tapi, Soici,” protes Erika. Gadis itu langsung mengehentikan protesannya saat melihat tatapan pria yang ada di depannya. Tanpa menghiraukan istrinya, Fransis segera menarik tangan Erika pergi meninggalkan Sang istri yang masih menyesali tindakannya.
Rasanya dadanya sesak saat melihat pria itu justru lebih memilih wanita lain yang digandenganya dan dibawanya pergi, perlahan tangannya menyentuh dadanya sendiri,” Kenapa rasanya sesakit ini?” gumam Sonia. Setelah sedikit jauh dari ruang kesehatan. Fransis langsung menghempasakan tangan Erika, ia menatap tajam pacar adiknya itu.
“ Dengar! Jika kau berani menyentuh istriku dengan tangan kotormu ini. Aku pasti tidak akan tinggal diam. Ku pastikan kau hanya tinggal nama saja,” ancamnya. Seketika tubuh Erika menegang, ia gemetar wajahnya pucat pasi karena terlalu taku dengan ancaman pria itu. Dia tidak menyangka ternyata pria didepannya ini bukanlah Soici sugami kekasihnya melainkan Fransis Lonelis, pria yang sering disebut-sebut sebagai pangeran bermata iblis oleh kekasihnya.
“ Kau, tuan Fransis Lonenlis?” tanyanya memastikan.
“ Hn,” jawab Fransis singkat. Gadis itu segera menunduk hormat, ia tidak ingin membuat masalah dengan pria itu, rasanya sangat menyesal tidak menyadari perbedaan dua pria yang hampir mirip itu.
“ Maafkan saya, tuan Lonenlis. Saya berjanji tidak akan membuat masalah dengan istri anda,” sesalnya dengan tubuh gemetaran sangking takutnya.
“ Hn,” jawab Fransis acuh.
“ Kalau begitu saya pergi dulu,” pamit Erika tidak ingin lagi berurusan dengan pria itu.
“ Hn, jangan sampai Sonia tau siapa aku!” jawab Fransis.
“ Ba-baik, tuan Lonenlis,” jawab Erika patuh. Gadis itu mengangguk setelah itu segera pergi tanpa menoleh kebelakang. Dia tidak tau kalau pria itu menyeringai iblis melihatnya ketakutan.
@@
Sonia melangkahkan kakinya meninggalkan ruang kesehatan, wajahnya terlihat sangat murung, ingatannya terus berputar saat pria yang dikiranya sebagai adik iparnya itu memeluknya dari belakang. Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyum tipis, tapi wajahnya kembali murung saat mengingat pria itu lebih memilih pergi dengan wanita lain. Gadis itu berjalan melewati taman belakang kampus, taman yang menghubungkan universitas adik iparnya dan sekolahnya, tiba- tiba saja 3 orang mahasiswa yang dikenal sebagai berandalan kampus menghadangnya, mereka menyunggingkan senyum iblis. Sonia belum menyadari bahaya yang datang, dia terus saja melangkahkan kakinya sambil melamu.
1 Agustus 2020Hingga akhir waktuEpisode 5 “Wah, ada gadis cantic berkeliaran disini,”ucap salah satu preman kampus itu. Sonia masih belum menyadari bahaya yang mengintipnya, dia berbicara dengan baik dan sopan berharap para preman kampus tersebut segera menyingkir dari jalannya.
budayakan memberikan review sebelum membaca, terimakasih4 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 6 Siapa yang tidak menjadi gila melihat tingkah seorang istri yang bersikap tidak wajar
19 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 7 Seorang pria tengah duduk bersandar di atas sofa mewah, matanya menatap lurus layer telivisi yang menampilkan sebuah drama action, tapi dia tersenyum sendiri bukan karena adegan
29 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 8 Kasih sayang berubah menjadi sebuah kebencian, ketulusan berubah menjadi kemunafikan, kelembutan berubah menjadi amarah yang bahkan tak dapat terkendali, Soici berdiri di depan ka
31 oktober 2020Hingga akhir waktu Episode 9Fransis masih ingat bahwa adiknya akan segera kembali dengan makan untuk dirinya, tapi bagaimana caranya agar Sang adik tetap tidak menyadari bahwa penyakitnya kambuh, sedangkan dirinya sendiri tidak yakin dapat memasukkan makanan kedalam lambungnya meski hanya sesendok sekalipun. Per
2 November 2020Hingga akhir waktu Episode 10 Soici tidak tahu harus berbuat apa, dia memandang Sang kakak berniat memintak pertolongan, tapi kakaknya itu hanya mengedipkan mata yang membuat dirinya semakin bingung. Pria itu kemudian membalas pelukan kakak iparnya hingga gadis itu sendiri yang melepaskan pelukan. Sonia menolehk
14 November 2020Hingga akhir waktu Episode 11Sonia masih memperhatikan KTP yang dilempar Fransis di atas termpat tidur tersebut, sejujurnya dia sangat tidak mengerti kenapa pria yang dikira sebagai adik iparnya tersebut menunjukkan sebuah KTP terhadapnya.
16 November 2020Hingga akhir waktu Episode 12Fransis berusaha menahan nyeri perutnya saat injakan kaki Sang istri semakin kaut seiring dengan kemarahan gadis itu terhadapnya, bahkan ketika bertanya juga dengan penuh emosi, padahal kalau bertanya dengan baik-baik mungkin dirinya akan menjawab kalau hatinya ingin, kalau tidak ya
Episode 24 Sonia membantu sang Suami berjalan menuju deretan kursi tersebut agar tidak tersungkur. “Duduklah dulu.” Gadis itu memantu Fransis duduk di salah satu kursi. “Kakak bawa obat tidak?” tanya Sonia khawatir melihat wajah pucat seorang pria yang biasanya sangat dingin dan menyebalkan. Belum sempat Fransis memberikan jawaban atas pertanyaan Istrinya, ponsel miliknya berdering terlebih dulu, ia pun mengambil ponsel miliknya lalu menjawab panggilan telpon tersebut. “Hallo, Tuan Muda Lonenlis. Tolong Tuan datang kemari, Soici sekarat karena dipukul 3 preman di kampus. Aku mohon cepatlah datang.” Panggilan telpon itu langsung mati bahkan belum sempat dirinya memberikan jawaban, perasaan cemas dan khawatir memenuhi jiwa, cengkraman di perut semakin kuat. Saat dirinya harus segera pergi menyelamatkan sang Adik, penyakit yang diderita seakan menghalangi. Gadis itu mengerutkan kening melihat raut kecemas
Episode 23Ketiga Mahasiswa tersebut terlihat sangat marah, wajah mereka merah padam seakan darah sudah mencapai ubun-ubun, tatapan mereka seakan ingin membunuh siapapun yang datang menghalangi. Erika bersama ketiga teman lainnya menatap heran dan takut dengan ketiga Mahasiswa tersebut, sedangkan Soici terlihat sangat santai sekalipun bersiap untuk melarikan diri.“Mau apa mereka?” bisik Erika pada Soici.“Mana ku tahu, Sayang,” balas Soici tidak peduli. “Heh! Tidak perlu berbisik-bisik, seperti sebuah lagu saja dengan judul bisik-bisik tetangga,” bentak pria yang bernama Rico. “Bisik-bisik pacar, Rico,” sahut Soici membenarkan ucapan Rico.“Diam!” bentak Rico membuat Soici terkejut.“Soici Sugami, aku ingin membuat perhitungan denganmu. Gara-gara ulahmu, kami semua masuk rumah sakit kemarin,” kata Rico menuntut Soici.Soici mengerutkan kening, ia tidak merasa melakukan apapun bahkan tidak masuk kelas lantaran Fransis menyuruhnya menggantikan di rumah sakit.“Masuk rumah sakit
Hingga Akhir WaktuEpisode 22“Kau sepertinya cemburu.” Wanita itu menatap Sonia jahil.Sonia mengalihkan perhatiannya pada adik tiri Fransis, sedangkan Fransis menatap sang Istri penasaran.“A-aku? Untuk apa aku cemburu? Lagipula bukankah tadi kau mengatakan kalau kau itu adalah Adik tirinya bukan?” elak Sonia.Adik tiri Fransis bernama Erika itu tersenyum tidak percaya dengan ucapan wanita tersebut.”Kau benar, tapi bagaimana kalau sekarang aku bilang bahwa aku kekasihnya?”Sonia membelalakkan matanya.”A-apa kau bilang?” ia langsung memeluk sang Suami posesif.“Itu tidak mungking,” sangkal Sonia tidak ingin percaya ucapan Erika. “Kenapa tidak mungkin? Aku adalah seorang wanita cantik, dewasa dan baik. Selain itu aku juga sangat mencintainya,” kata Erika mengompori Sonia. Sonia mengalihkan perhatiannya pada sang Suami, dilihat dari mana pun pria itu memang sangat rupawan dan tidak menutup kemungkinan banyak kaum Hawa jatuh hati padanya dan Erika juga wanita dewasa tidak sama
Sonia duduk gelisah di atas bangku sekolah, pagi-pagi berangkat sekolah ia merasa ada yang aneh dengan sikap sang Suami, meski biasanya pria itu memang pendiam tapi juga tidak sependiam pagi tadi. "Hari ini tidak mendengar dia bicara, aku sudah seperti orang yang mau mati saja. Tapi .... Kenapa tiba-tiba dia sangat dingin padaku? Aku benar-benar bingung.""Sonia, apa tugas kali kau sudah menyelesaikannya?" Tanya Sieru saat melihat sahabatnya melamun sambil bicara sendiri, ia berdiri di belakang sang sahabat sambil mengeluarkan buku tugas miliknya. Untuk beberapa detik Sonia tidak merespon pertanyaan dari gadis itu, ia memutar bola matanya bosan melihat sikap sang sahabat yang sudah seperti orang kesurupan. "Sonia!" Seiru mencoba memanggil kembali gadis itu dengan suara lebih nyaring."Ya Kak Frans." Sonia tersenyum kaku ketika menyadari bahwa dia salah dalam memberikan jawaban, sekarang sahabatnya itu pasti menyadari kalau sedari tadi dirinya melamun. "Kau melamun?" Tanya Sieru se
Soici sangat geram dengan sikap Fransis, pria itu bahkan tidak mau menghentikan Sonia, ia pun mencoba kembali mengingatkan saudaranya tersebut."Kakak.""Hn." Fransis terus berjalan menuju tumpukan dokumen yang masih berserakan di atas karpet merah. Soici memandang pria itu jengkel, di saat sang Istri panik karena mengira sungguh ada kebakaran, dia malah santai mengambil dokumen di karpet. "Apakah Kakak tidak ingin menghentikan Sonia?""Biarkan saja, anggap itu sebagai pelajaran." Fransis bangkit dari posisinya, ia berdiri sambil memegang beberapa dokumen di tangannya. Ia membalikkan tubuh menatap Adiknya, menepuk pelan bahu pria tersebut. Fransis berjalan melewati tubuh sang Adik yang masih berdiri di atas karpet. Soici membalikkan tubuh menatap punggung rapuh pria bersurai biru gelap tersebut. Ia tidak tega melihat Sonia diperlakukan seperti itu oleh Kakaknya, apalagi dirinya juga memiliki perasaan terhadap Iparnya tersebut. Setelah itu dia melangkahkan kaki pergi meninggalkan t
Episode 19 Fransis terkesiap mendengar perkataan Istrinya, tapi dengan cepat ia mengubah kembali ekspresinya menjadi datar.”Orang sakit hanya ada di rumah sakit.” Sonia mengangguk, apa yang dikatakan sang Suami memang tidak ada yang salah.”Apa yang dikatakan Kak Fransis benar juga, mana mungkin orang yang sakit bisa jalan-jalan, aku ini memang sangat aneh. Sudahlah, lupakan saja daripada jantungan menghadapi manusia menyebalkan ini,” batinya. Sementara itu , Soici menatap sendu sang kakak yang kini berusaha mengelabui Istrinya. “Sudah, kau pikirkan saja sakit yang menurutmu itu, aku akan pergi.” Fransis bangkit dari posisi duduknya, lelah dan letih seharian bekerja menyamar sebagai sang Adik lalu juga harus mengerjakan tugas kantor dengan kondisi tubuh yang semakin melemah. Sonia mencebik mendengar ucapan pria tersebut, ia tidak terima kalau tugasnya belum selesai sudah ditinggal begitu saja.”Enaak saja mau tidur, kau sudah janji akan membantuku. Aku rasa kau ini
Sonia memperhatikan sebuah buku yang telah membuat wajahnya terasa panas, ia pun membaca sampul buku tersebu PANDUAN MENULIS KARYA ILMIAH, dahinya mengernyit bingung. “Dari mana asal buku ini?” batinnya bertanya. Gadis itu sangat kesal, karena buku tebal tersebut wajahnya terasa sangat panas. “Punya mata itu jangan digunakan untuk memandang orang secara diam-diam,” cibir Fransis dengan senyum manis tapi sebenarnya itu adalah senyum iblis. Sonia mendongakkan kepala menatap sang Suami, matanya kembali terpana sejenak ketika melihat senyum menawan tersebut, tapi itu hanya sejenak karena dia ingat kalau pria rupawan penggoda iman itu adalah seorang tersangka utama yang telah membuat wajahnya panas. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dengan kekesalan tingkat dewa, di tangannya terdapat buku Panduan tersebut. Dia melangkahkan kakinya menghampiri sang pujaan hati, setelah itu kembali memperhatikan buku tersebut. “Aku yakin kalau yang melemparku dengan buku ini adalah si muka triplek it
Hingga akhir waktu episode 17 Sonia terus memperhatikan Soici, pria itu selalu bersikap lembut dan perhatian terhadap dirinya, ia berpikir kalau saja suaminya seperti itu, tidak menyebalkan dan dingin, mungkin dia akan merasa bahagia, bahkan ketika menanyakan hasil kerjanya saja begitu lembut, matanya melirik Sang suami yang maasih berdiri dengan ekspresi datarnya,”Dasar manusia es,” batinnya.
21 Desember 2020Hingga akhir waktu Episode 16