"Beruntunglah kami menemukanmu, terlambat sedikit saja kau bisa mati karena tenggelam dalam kolam, "sahut temannya yang lain.
"Itu benar, Sonia, kau harus melawan, "timpal Sieru setuju.
"Miseru, Sieru, aku tahu kalian sangat mengkhawatirkan ku, tapi aku tidak mau dikeluarkan dari sekolah, lagi pula aku hanya murid biaya siswa, pasti guru tidak akan ada yang dipihakku, "ucap Sonia pasrah.
Fransis sudah tidak tahan lagi, ia tidak suka melihat seorang yang lemah dan hanya bisa pasrah saat ditindas tanpa ada usaha untuk melawan, meski tubuhnya masih terasa sangat lemah dan rasa sakitnya belum sepenuhnya reda tapi dia tak boleh membiarkan ini terus terjadi, pria itu menyibak gorden yang menjadi tirai penghalang diantar mereka.
"Masako, itukah nama perempuan itu? "tanyanya dingin. Sonia terkejut melihat seorang pria yang dikiranya sebagai adik iparnya itu mendengar pembicaraan mereka,terlebih lagi pria itu juga terbaring di atas ranjang ruang kesehatan.
"Soici, apa yang kau lakukan?kenapa wajahmu terlihat pucat?"tanyanya khawatir. Perlahan gadis itu bangkit dari ranjangnya, ia turun menghampiri pria itu, dia menatapnya penuh khawatir.
"Ada apa dengan wajahmu? "tanya Fransis pura-pura tak tau. Gadis itu menjadi bingung, ia menyentuh wajahnya sendiri, dia merasa wajahnya baik-baik saja tak ada masalah, lalu kenapa pria itu berkata seperti itu?.
"Memang kenapa dengan wajahku, aku merasa wajahku baik-baik saja, Soici, "jawabnya heran.
"Maksudku, kenapa wajahmu terlihat cemas dan panik!"ucap Fransis menjelaskan.
"Tentu saja, itu karena aku cemas melihat wajahmu yang terlihat pucat, lagi pula kau terlihat seperti menahan sakit, apa itu salah, Soici? "balas Sonia sekaligus memintak pendapatnya.
"Benar, lalu kenapa kau tidak terlihat cemas saat dirumah sakit tadi? "tanya Fransis seperti orang cemburu. Gadis itu mulai memikirkan ucapan pria itu, memang benar, dirinya tidak merasa khawatir sama sekali saat melihat orang yang dikiranya sebagai suaminya itu terbaring di atas ranjang rumah sakit, tapi dirinya begitu cemas melihat orang yang dikiranya sebagai adik iparnya itu terlihat pucat bahkan seperti menahan sakit.
"Apa maksudmu, Soici, tentu saja aku sangat khawatir pada kakakmu, "kilahnya.
"Hn, "jawab Fransis tak jelas. Dalam hati pria itu tak akan percaya begitu saja ucapan istrinya, dia bukan orang bodoh yang bisa dibohongi dan tak dapat membedakan mana yang jujur dan tidak, pria itu mengalihkan perhatiannya pada sang istri,ia hanya menatap datar gadis itu.
"Eh,Soici,kamu jangan ceritakan ini pada kakakmu,ya? Fransis pasti tidak akan suka melihat sikapku ini, "pinta Sonia memohon.
"Tentu saja aku tidak akan suka melihat sikap lembekmu itu, "batin Fransis kesal.
"Pokoknya kau jangan ceritakan apapun padanya! "kali ini gadis itu justru memberikan perintah. Fransis hanya diam saja tak perduli dengan permintaan atau permohonan istrinya, untuk apa juga dia cerita, kalau dia sendiri sudah mendengar langsung dari mulut istrinya sendiri.
"Memang apa yang akan dilakukan oleh tuan,Lonenlis,Sonia,hingga kau terlihat ketakutan seperti itu?"tanya Sieru penasaran.
"Dia akan melakukan seauatu padanya, yang muungkin bahkan tak akan bisa kalian bayangkan sebelumnya,"jawab Sonia sambil membayangkan sosok sang suami tercinta.
"Kau berlebihan, Sonia, memang apa hubunganmu dengan tuan,Lonenlis,Itu?"tanya Miseru penasara. Gadis itu hanya merasa sangat heran kenapa sahabatnya itu bisa tau banyak tentang orang lain.
"Dia... suamiku,"jawab Sonia. Semua orang yang ada disitu memandangnya tak percaya.
Fransis hanya tersenyum tipis, "Tapi kau bahkan tak mengenaliku, "batinnya miris.
"Suamimu? "ulang Nadza sambil melirik Fransis. Gadis itu merasa aneh pada sepasang suami istri tersebut.
"Bisakah kalian keluar! aku mau tidur, "sela Fransis sambil kembali naik keatas ranjangnya dan bersiap untuk tidur kembali.
Mereka langsung menoleh pada pria itu dengan tatapan tidak suka.
"Tapi, Soici-."Sonia hendak protes namun dipotong terlebih dulu oleh Nadza.
"Baiklah, Soici, aku akan keluar, "potongnya. Tapi sebelum keluar,ia terlebih dulu mengecup pipi putih pria itu, tanpa perduli ada hati yang sedang meradang melihat kecupan itu. Gadis itu bahkan tak perduli saat pria itu langsung menatap tajam dirinya, menurutnya mereka berdua sangat lucu dan kekanakan, setelah itu dia pun benar-benar pergi meninggalkan ruangan itu.
Sonia merasa aneh dengan dirinya,ia merasa kesal pada gadis itu lantaran telah mencium pipi pria yang dikiranya adalah adik iparnya tersebut, ia memandang Fransis yang sudah kembali memejamkan matanya, Sieru dan Miseru ikut keluar karena merasa ada yang perlu mereka omongkan, dan tinggalah sepasang suami istri itu dalam ruan kesehatan.
"Apa hubunganmu dengannya?! "tanyanya kesal. Pria itu tak menjawab karena memang tak ingin, ia justru pura-pura tidur. Gadis itu memandang sendu suaminya, seandainya saja dia tau kalau pria didepannya adalah suaminya sendiri mungkin kejadiannya akan berbeda.
"Aku tidak tau ada apa denganku, tapi jika aku boleh jujur, aku sangat tak suka melihatnya mencium pipi putihmu ini, aku merasa senang saat kau menciumku tadi, aku tau aku salah, kau adalah adik iparku, tapi... aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri, sampai aku berharap kau adalah suamiku, "ucap Sonia sambil mengusap pipi pria itu yang tadi dicium oleh Nadza seakan ia ingin membersihkan bekas ciuman itu.
"Kau tau? aku tak rela siapapun menyentuhmu, aku jahat, 'kan, Soici? semoga kakakmu akan memaafkanku, "ucapnya lagi. Setelah itu ia menyingkirkan tangannya dari wajah sang suami, dia mendekatkan wajahnya pada wajah sang suami, mengeliminasi jarak diantara mereka.
Cuuup...
Ia pun mencium bibir sexi milik sang suami, "Itu ciuman pertamaku, "ucapnya sambil terus menatap bibir itu. Setelah itu ia mengangkat wajahnya kembali.
"Aku menyukaimu, adik ipar, itu ciuman pertamaku, "katanya.
"Hn, jadi begitu?! "ucap Fransis sambil membuka matanya dan menatap lurus gadis itu.
Sonia membulatkan matanya, dia kelabakan karena ternyata pria itu tak sungguh-sungguh tidur, padahal dia pikir pria itu sudah tidur pulas, sekarang dia jadi malu sendiri. Gadis itu langsung menundukkan wajahnya tak berani memandang wajah pria itu, ia yakin sekarang pasti pria itu memakinya dalam hati, ah, kenapa dia bisa sebodoh itu ketahuan mencium bibir adik iparnya dan itu adalah ciuman pertama miliknya, bagaimana kalau pria itu akan melaporkannya pada suaminya.
Perlahan Fransis bangkit dari ranjang, ia mendudukkan dirinya di tepinya, "Jadi kau ingin aku yang jadi suamimu? "tanyanya menggoda. Tanpa sadar gadis itu langsung mengangguk, tapi saat kesadarannya kembali, ia buru-buru menggelengkan kepalanya, dia merutuki kebodohannya, "Bagaimana kalau nanti dia lapor pada kakaknya? "batinnya takut.
Fransia tersenyum geli melihat ekspresi takut pada wajah istrinya, sebuah seringai jahil menghiasi bibir pria itu.
Hingga akhir waktu Episode 4 Perlahan Fransis turun dari tempat tidurnya, dia berjalan memutar dan berdiri tepat di belakang istrinya. Tubuh Sonia menegang saat pria itu mulai melingkarkan lengan kokohnya di pinggang rampingnya, kepalanya bersandar di dada pria yang dianggap sebagai adik iparnya tersebut, telinganya dapat mendengar detak jantungnya, gadis itu ingin keluar dari si
1 Agustus 2020Hingga akhir waktuEpisode 5 “Wah, ada gadis cantic berkeliaran disini,”ucap salah satu preman kampus itu. Sonia masih belum menyadari bahaya yang mengintipnya, dia berbicara dengan baik dan sopan berharap para preman kampus tersebut segera menyingkir dari jalannya.
budayakan memberikan review sebelum membaca, terimakasih4 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 6 Siapa yang tidak menjadi gila melihat tingkah seorang istri yang bersikap tidak wajar
19 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 7 Seorang pria tengah duduk bersandar di atas sofa mewah, matanya menatap lurus layer telivisi yang menampilkan sebuah drama action, tapi dia tersenyum sendiri bukan karena adegan
29 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 8 Kasih sayang berubah menjadi sebuah kebencian, ketulusan berubah menjadi kemunafikan, kelembutan berubah menjadi amarah yang bahkan tak dapat terkendali, Soici berdiri di depan ka
31 oktober 2020Hingga akhir waktu Episode 9Fransis masih ingat bahwa adiknya akan segera kembali dengan makan untuk dirinya, tapi bagaimana caranya agar Sang adik tetap tidak menyadari bahwa penyakitnya kambuh, sedangkan dirinya sendiri tidak yakin dapat memasukkan makanan kedalam lambungnya meski hanya sesendok sekalipun. Per
2 November 2020Hingga akhir waktu Episode 10 Soici tidak tahu harus berbuat apa, dia memandang Sang kakak berniat memintak pertolongan, tapi kakaknya itu hanya mengedipkan mata yang membuat dirinya semakin bingung. Pria itu kemudian membalas pelukan kakak iparnya hingga gadis itu sendiri yang melepaskan pelukan. Sonia menolehk
14 November 2020Hingga akhir waktu Episode 11Sonia masih memperhatikan KTP yang dilempar Fransis di atas termpat tidur tersebut, sejujurnya dia sangat tidak mengerti kenapa pria yang dikira sebagai adik iparnya tersebut menunjukkan sebuah KTP terhadapnya.
Episode 24 Sonia membantu sang Suami berjalan menuju deretan kursi tersebut agar tidak tersungkur. “Duduklah dulu.” Gadis itu memantu Fransis duduk di salah satu kursi. “Kakak bawa obat tidak?” tanya Sonia khawatir melihat wajah pucat seorang pria yang biasanya sangat dingin dan menyebalkan. Belum sempat Fransis memberikan jawaban atas pertanyaan Istrinya, ponsel miliknya berdering terlebih dulu, ia pun mengambil ponsel miliknya lalu menjawab panggilan telpon tersebut. “Hallo, Tuan Muda Lonenlis. Tolong Tuan datang kemari, Soici sekarat karena dipukul 3 preman di kampus. Aku mohon cepatlah datang.” Panggilan telpon itu langsung mati bahkan belum sempat dirinya memberikan jawaban, perasaan cemas dan khawatir memenuhi jiwa, cengkraman di perut semakin kuat. Saat dirinya harus segera pergi menyelamatkan sang Adik, penyakit yang diderita seakan menghalangi. Gadis itu mengerutkan kening melihat raut kecemas
Episode 23Ketiga Mahasiswa tersebut terlihat sangat marah, wajah mereka merah padam seakan darah sudah mencapai ubun-ubun, tatapan mereka seakan ingin membunuh siapapun yang datang menghalangi. Erika bersama ketiga teman lainnya menatap heran dan takut dengan ketiga Mahasiswa tersebut, sedangkan Soici terlihat sangat santai sekalipun bersiap untuk melarikan diri.“Mau apa mereka?” bisik Erika pada Soici.“Mana ku tahu, Sayang,” balas Soici tidak peduli. “Heh! Tidak perlu berbisik-bisik, seperti sebuah lagu saja dengan judul bisik-bisik tetangga,” bentak pria yang bernama Rico. “Bisik-bisik pacar, Rico,” sahut Soici membenarkan ucapan Rico.“Diam!” bentak Rico membuat Soici terkejut.“Soici Sugami, aku ingin membuat perhitungan denganmu. Gara-gara ulahmu, kami semua masuk rumah sakit kemarin,” kata Rico menuntut Soici.Soici mengerutkan kening, ia tidak merasa melakukan apapun bahkan tidak masuk kelas lantaran Fransis menyuruhnya menggantikan di rumah sakit.“Masuk rumah sakit
Hingga Akhir WaktuEpisode 22“Kau sepertinya cemburu.” Wanita itu menatap Sonia jahil.Sonia mengalihkan perhatiannya pada adik tiri Fransis, sedangkan Fransis menatap sang Istri penasaran.“A-aku? Untuk apa aku cemburu? Lagipula bukankah tadi kau mengatakan kalau kau itu adalah Adik tirinya bukan?” elak Sonia.Adik tiri Fransis bernama Erika itu tersenyum tidak percaya dengan ucapan wanita tersebut.”Kau benar, tapi bagaimana kalau sekarang aku bilang bahwa aku kekasihnya?”Sonia membelalakkan matanya.”A-apa kau bilang?” ia langsung memeluk sang Suami posesif.“Itu tidak mungking,” sangkal Sonia tidak ingin percaya ucapan Erika. “Kenapa tidak mungkin? Aku adalah seorang wanita cantik, dewasa dan baik. Selain itu aku juga sangat mencintainya,” kata Erika mengompori Sonia. Sonia mengalihkan perhatiannya pada sang Suami, dilihat dari mana pun pria itu memang sangat rupawan dan tidak menutup kemungkinan banyak kaum Hawa jatuh hati padanya dan Erika juga wanita dewasa tidak sama
Sonia duduk gelisah di atas bangku sekolah, pagi-pagi berangkat sekolah ia merasa ada yang aneh dengan sikap sang Suami, meski biasanya pria itu memang pendiam tapi juga tidak sependiam pagi tadi. "Hari ini tidak mendengar dia bicara, aku sudah seperti orang yang mau mati saja. Tapi .... Kenapa tiba-tiba dia sangat dingin padaku? Aku benar-benar bingung.""Sonia, apa tugas kali kau sudah menyelesaikannya?" Tanya Sieru saat melihat sahabatnya melamun sambil bicara sendiri, ia berdiri di belakang sang sahabat sambil mengeluarkan buku tugas miliknya. Untuk beberapa detik Sonia tidak merespon pertanyaan dari gadis itu, ia memutar bola matanya bosan melihat sikap sang sahabat yang sudah seperti orang kesurupan. "Sonia!" Seiru mencoba memanggil kembali gadis itu dengan suara lebih nyaring."Ya Kak Frans." Sonia tersenyum kaku ketika menyadari bahwa dia salah dalam memberikan jawaban, sekarang sahabatnya itu pasti menyadari kalau sedari tadi dirinya melamun. "Kau melamun?" Tanya Sieru se
Soici sangat geram dengan sikap Fransis, pria itu bahkan tidak mau menghentikan Sonia, ia pun mencoba kembali mengingatkan saudaranya tersebut."Kakak.""Hn." Fransis terus berjalan menuju tumpukan dokumen yang masih berserakan di atas karpet merah. Soici memandang pria itu jengkel, di saat sang Istri panik karena mengira sungguh ada kebakaran, dia malah santai mengambil dokumen di karpet. "Apakah Kakak tidak ingin menghentikan Sonia?""Biarkan saja, anggap itu sebagai pelajaran." Fransis bangkit dari posisinya, ia berdiri sambil memegang beberapa dokumen di tangannya. Ia membalikkan tubuh menatap Adiknya, menepuk pelan bahu pria tersebut. Fransis berjalan melewati tubuh sang Adik yang masih berdiri di atas karpet. Soici membalikkan tubuh menatap punggung rapuh pria bersurai biru gelap tersebut. Ia tidak tega melihat Sonia diperlakukan seperti itu oleh Kakaknya, apalagi dirinya juga memiliki perasaan terhadap Iparnya tersebut. Setelah itu dia melangkahkan kaki pergi meninggalkan t
Episode 19 Fransis terkesiap mendengar perkataan Istrinya, tapi dengan cepat ia mengubah kembali ekspresinya menjadi datar.”Orang sakit hanya ada di rumah sakit.” Sonia mengangguk, apa yang dikatakan sang Suami memang tidak ada yang salah.”Apa yang dikatakan Kak Fransis benar juga, mana mungkin orang yang sakit bisa jalan-jalan, aku ini memang sangat aneh. Sudahlah, lupakan saja daripada jantungan menghadapi manusia menyebalkan ini,” batinya. Sementara itu , Soici menatap sendu sang kakak yang kini berusaha mengelabui Istrinya. “Sudah, kau pikirkan saja sakit yang menurutmu itu, aku akan pergi.” Fransis bangkit dari posisi duduknya, lelah dan letih seharian bekerja menyamar sebagai sang Adik lalu juga harus mengerjakan tugas kantor dengan kondisi tubuh yang semakin melemah. Sonia mencebik mendengar ucapan pria tersebut, ia tidak terima kalau tugasnya belum selesai sudah ditinggal begitu saja.”Enaak saja mau tidur, kau sudah janji akan membantuku. Aku rasa kau ini
Sonia memperhatikan sebuah buku yang telah membuat wajahnya terasa panas, ia pun membaca sampul buku tersebu PANDUAN MENULIS KARYA ILMIAH, dahinya mengernyit bingung. “Dari mana asal buku ini?” batinnya bertanya. Gadis itu sangat kesal, karena buku tebal tersebut wajahnya terasa sangat panas. “Punya mata itu jangan digunakan untuk memandang orang secara diam-diam,” cibir Fransis dengan senyum manis tapi sebenarnya itu adalah senyum iblis. Sonia mendongakkan kepala menatap sang Suami, matanya kembali terpana sejenak ketika melihat senyum menawan tersebut, tapi itu hanya sejenak karena dia ingat kalau pria rupawan penggoda iman itu adalah seorang tersangka utama yang telah membuat wajahnya panas. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dengan kekesalan tingkat dewa, di tangannya terdapat buku Panduan tersebut. Dia melangkahkan kakinya menghampiri sang pujaan hati, setelah itu kembali memperhatikan buku tersebut. “Aku yakin kalau yang melemparku dengan buku ini adalah si muka triplek it
Hingga akhir waktu episode 17 Sonia terus memperhatikan Soici, pria itu selalu bersikap lembut dan perhatian terhadap dirinya, ia berpikir kalau saja suaminya seperti itu, tidak menyebalkan dan dingin, mungkin dia akan merasa bahagia, bahkan ketika menanyakan hasil kerjanya saja begitu lembut, matanya melirik Sang suami yang maasih berdiri dengan ekspresi datarnya,”Dasar manusia es,” batinnya.
21 Desember 2020Hingga akhir waktu Episode 16