2 November 2020
Hingga akhir waktu
Episode 10
Soici tidak tahu harus berbuat apa, dia memandang Sang kakak berniat memintak pertolongan, tapi kakaknya itu hanya mengedipkan mata yang membuat dirinya semakin bingung. Pria itu kemudian membalas pelukan kakak iparnya hingga gadis itu sendiri yang melepaskan pelukan. Sonia menolehk
14 November 2020Hingga akhir waktu Episode 11Sonia masih memperhatikan KTP yang dilempar Fransis di atas termpat tidur tersebut, sejujurnya dia sangat tidak mengerti kenapa pria yang dikira sebagai adik iparnya tersebut menunjukkan sebuah KTP terhadapnya.
16 November 2020Hingga akhir waktu Episode 12Fransis berusaha menahan nyeri perutnya saat injakan kaki Sang istri semakin kaut seiring dengan kemarahan gadis itu terhadapnya, bahkan ketika bertanya juga dengan penuh emosi, padahal kalau bertanya dengan baik-baik mungkin dirinya akan menjawab kalau hatinya ingin, kalau tidak ya
19 November 2020Hingga akhir waktu Episode 13Sonia tidak mengira kalau Sang suami hanya ingin menunjukkan sebuah cincin terhadapnya, padahal otaknya sudah mengira kalau yang akan ditunjukkan adalah benda yang lain,” Jadi kau hanya ingin menunjukkan cincin padaku?” tanyanya memastikan.
24 November 2020Hingga akhir waktu Episode 14Soici tidak menyangka kalau kakak iparnya itu diam karena masih menunggu balasan sapa darinya bukan bersiap untuk memberikan ciuman pada dirinya, meski kecewa ia tetap tersenyum,”Kau menunggu balasan salam dariku?” tanyanya setengah tidak percaya. Gadis itu mengangguk sa
jangan lupa memberikan reviuw bintang 512 Desember 2020Hingga akhir waktu Episode 15 Sonia tidak mengerti kenapa otaknya selalu berpikir liar setiap kali suaminya menggunakan kamlimat yang menggandung arti tidak sebenarnya, seperti sekarang ini. Hanya karena pria itu mengatakan agar dirinya tidak salah&rd
21 Desember 2020Hingga akhir waktu Episode 16
Hingga akhir waktu episode 17 Sonia terus memperhatikan Soici, pria itu selalu bersikap lembut dan perhatian terhadap dirinya, ia berpikir kalau saja suaminya seperti itu, tidak menyebalkan dan dingin, mungkin dia akan merasa bahagia, bahkan ketika menanyakan hasil kerjanya saja begitu lembut, matanya melirik Sang suami yang maasih berdiri dengan ekspresi datarnya,”Dasar manusia es,” batinnya.
Sonia memperhatikan sebuah buku yang telah membuat wajahnya terasa panas, ia pun membaca sampul buku tersebu PANDUAN MENULIS KARYA ILMIAH, dahinya mengernyit bingung. “Dari mana asal buku ini?” batinnya bertanya. Gadis itu sangat kesal, karena buku tebal tersebut wajahnya terasa sangat panas. “Punya mata itu jangan digunakan untuk memandang orang secara diam-diam,” cibir Fransis dengan senyum manis tapi sebenarnya itu adalah senyum iblis. Sonia mendongakkan kepala menatap sang Suami, matanya kembali terpana sejenak ketika melihat senyum menawan tersebut, tapi itu hanya sejenak karena dia ingat kalau pria rupawan penggoda iman itu adalah seorang tersangka utama yang telah membuat wajahnya panas. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dengan kekesalan tingkat dewa, di tangannya terdapat buku Panduan tersebut. Dia melangkahkan kakinya menghampiri sang pujaan hati, setelah itu kembali memperhatikan buku tersebut. “Aku yakin kalau yang melemparku dengan buku ini adalah si muka triplek it
Episode 24 Sonia membantu sang Suami berjalan menuju deretan kursi tersebut agar tidak tersungkur. “Duduklah dulu.” Gadis itu memantu Fransis duduk di salah satu kursi. “Kakak bawa obat tidak?” tanya Sonia khawatir melihat wajah pucat seorang pria yang biasanya sangat dingin dan menyebalkan. Belum sempat Fransis memberikan jawaban atas pertanyaan Istrinya, ponsel miliknya berdering terlebih dulu, ia pun mengambil ponsel miliknya lalu menjawab panggilan telpon tersebut. “Hallo, Tuan Muda Lonenlis. Tolong Tuan datang kemari, Soici sekarat karena dipukul 3 preman di kampus. Aku mohon cepatlah datang.” Panggilan telpon itu langsung mati bahkan belum sempat dirinya memberikan jawaban, perasaan cemas dan khawatir memenuhi jiwa, cengkraman di perut semakin kuat. Saat dirinya harus segera pergi menyelamatkan sang Adik, penyakit yang diderita seakan menghalangi. Gadis itu mengerutkan kening melihat raut kecemas
Episode 23Ketiga Mahasiswa tersebut terlihat sangat marah, wajah mereka merah padam seakan darah sudah mencapai ubun-ubun, tatapan mereka seakan ingin membunuh siapapun yang datang menghalangi. Erika bersama ketiga teman lainnya menatap heran dan takut dengan ketiga Mahasiswa tersebut, sedangkan Soici terlihat sangat santai sekalipun bersiap untuk melarikan diri.“Mau apa mereka?” bisik Erika pada Soici.“Mana ku tahu, Sayang,” balas Soici tidak peduli. “Heh! Tidak perlu berbisik-bisik, seperti sebuah lagu saja dengan judul bisik-bisik tetangga,” bentak pria yang bernama Rico. “Bisik-bisik pacar, Rico,” sahut Soici membenarkan ucapan Rico.“Diam!” bentak Rico membuat Soici terkejut.“Soici Sugami, aku ingin membuat perhitungan denganmu. Gara-gara ulahmu, kami semua masuk rumah sakit kemarin,” kata Rico menuntut Soici.Soici mengerutkan kening, ia tidak merasa melakukan apapun bahkan tidak masuk kelas lantaran Fransis menyuruhnya menggantikan di rumah sakit.“Masuk rumah sakit
Hingga Akhir WaktuEpisode 22“Kau sepertinya cemburu.” Wanita itu menatap Sonia jahil.Sonia mengalihkan perhatiannya pada adik tiri Fransis, sedangkan Fransis menatap sang Istri penasaran.“A-aku? Untuk apa aku cemburu? Lagipula bukankah tadi kau mengatakan kalau kau itu adalah Adik tirinya bukan?” elak Sonia.Adik tiri Fransis bernama Erika itu tersenyum tidak percaya dengan ucapan wanita tersebut.”Kau benar, tapi bagaimana kalau sekarang aku bilang bahwa aku kekasihnya?”Sonia membelalakkan matanya.”A-apa kau bilang?” ia langsung memeluk sang Suami posesif.“Itu tidak mungking,” sangkal Sonia tidak ingin percaya ucapan Erika. “Kenapa tidak mungkin? Aku adalah seorang wanita cantik, dewasa dan baik. Selain itu aku juga sangat mencintainya,” kata Erika mengompori Sonia. Sonia mengalihkan perhatiannya pada sang Suami, dilihat dari mana pun pria itu memang sangat rupawan dan tidak menutup kemungkinan banyak kaum Hawa jatuh hati padanya dan Erika juga wanita dewasa tidak sama
Sonia duduk gelisah di atas bangku sekolah, pagi-pagi berangkat sekolah ia merasa ada yang aneh dengan sikap sang Suami, meski biasanya pria itu memang pendiam tapi juga tidak sependiam pagi tadi. "Hari ini tidak mendengar dia bicara, aku sudah seperti orang yang mau mati saja. Tapi .... Kenapa tiba-tiba dia sangat dingin padaku? Aku benar-benar bingung.""Sonia, apa tugas kali kau sudah menyelesaikannya?" Tanya Sieru saat melihat sahabatnya melamun sambil bicara sendiri, ia berdiri di belakang sang sahabat sambil mengeluarkan buku tugas miliknya. Untuk beberapa detik Sonia tidak merespon pertanyaan dari gadis itu, ia memutar bola matanya bosan melihat sikap sang sahabat yang sudah seperti orang kesurupan. "Sonia!" Seiru mencoba memanggil kembali gadis itu dengan suara lebih nyaring."Ya Kak Frans." Sonia tersenyum kaku ketika menyadari bahwa dia salah dalam memberikan jawaban, sekarang sahabatnya itu pasti menyadari kalau sedari tadi dirinya melamun. "Kau melamun?" Tanya Sieru se
Soici sangat geram dengan sikap Fransis, pria itu bahkan tidak mau menghentikan Sonia, ia pun mencoba kembali mengingatkan saudaranya tersebut."Kakak.""Hn." Fransis terus berjalan menuju tumpukan dokumen yang masih berserakan di atas karpet merah. Soici memandang pria itu jengkel, di saat sang Istri panik karena mengira sungguh ada kebakaran, dia malah santai mengambil dokumen di karpet. "Apakah Kakak tidak ingin menghentikan Sonia?""Biarkan saja, anggap itu sebagai pelajaran." Fransis bangkit dari posisinya, ia berdiri sambil memegang beberapa dokumen di tangannya. Ia membalikkan tubuh menatap Adiknya, menepuk pelan bahu pria tersebut. Fransis berjalan melewati tubuh sang Adik yang masih berdiri di atas karpet. Soici membalikkan tubuh menatap punggung rapuh pria bersurai biru gelap tersebut. Ia tidak tega melihat Sonia diperlakukan seperti itu oleh Kakaknya, apalagi dirinya juga memiliki perasaan terhadap Iparnya tersebut. Setelah itu dia melangkahkan kaki pergi meninggalkan t
Episode 19 Fransis terkesiap mendengar perkataan Istrinya, tapi dengan cepat ia mengubah kembali ekspresinya menjadi datar.”Orang sakit hanya ada di rumah sakit.” Sonia mengangguk, apa yang dikatakan sang Suami memang tidak ada yang salah.”Apa yang dikatakan Kak Fransis benar juga, mana mungkin orang yang sakit bisa jalan-jalan, aku ini memang sangat aneh. Sudahlah, lupakan saja daripada jantungan menghadapi manusia menyebalkan ini,” batinya. Sementara itu , Soici menatap sendu sang kakak yang kini berusaha mengelabui Istrinya. “Sudah, kau pikirkan saja sakit yang menurutmu itu, aku akan pergi.” Fransis bangkit dari posisi duduknya, lelah dan letih seharian bekerja menyamar sebagai sang Adik lalu juga harus mengerjakan tugas kantor dengan kondisi tubuh yang semakin melemah. Sonia mencebik mendengar ucapan pria tersebut, ia tidak terima kalau tugasnya belum selesai sudah ditinggal begitu saja.”Enaak saja mau tidur, kau sudah janji akan membantuku. Aku rasa kau ini
Sonia memperhatikan sebuah buku yang telah membuat wajahnya terasa panas, ia pun membaca sampul buku tersebu PANDUAN MENULIS KARYA ILMIAH, dahinya mengernyit bingung. “Dari mana asal buku ini?” batinnya bertanya. Gadis itu sangat kesal, karena buku tebal tersebut wajahnya terasa sangat panas. “Punya mata itu jangan digunakan untuk memandang orang secara diam-diam,” cibir Fransis dengan senyum manis tapi sebenarnya itu adalah senyum iblis. Sonia mendongakkan kepala menatap sang Suami, matanya kembali terpana sejenak ketika melihat senyum menawan tersebut, tapi itu hanya sejenak karena dia ingat kalau pria rupawan penggoda iman itu adalah seorang tersangka utama yang telah membuat wajahnya panas. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dengan kekesalan tingkat dewa, di tangannya terdapat buku Panduan tersebut. Dia melangkahkan kakinya menghampiri sang pujaan hati, setelah itu kembali memperhatikan buku tersebut. “Aku yakin kalau yang melemparku dengan buku ini adalah si muka triplek it
Hingga akhir waktu episode 17 Sonia terus memperhatikan Soici, pria itu selalu bersikap lembut dan perhatian terhadap dirinya, ia berpikir kalau saja suaminya seperti itu, tidak menyebalkan dan dingin, mungkin dia akan merasa bahagia, bahkan ketika menanyakan hasil kerjanya saja begitu lembut, matanya melirik Sang suami yang maasih berdiri dengan ekspresi datarnya,”Dasar manusia es,” batinnya.
21 Desember 2020Hingga akhir waktu Episode 16