Share

Hingga akhir waktu
Hingga akhir waktu
Penulis: Fransis Lonenlis

Episode 1

last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-25 11:46:46

Sebuah ruangan bercat putih serta tercium bau obat-obatan yang sangat menyengat, dua orang pria tengah memperdebatkan sesuatu, terlihat san kakak memaksa adiknya untuk sementara waktu menggantikan dirinya berbaring di atas ranjang rumah sakit yang seharusnya ditempati dirinya, sedangkan sang adik berusaha untuk menolaknya.

"kak, Fransis, istrimu akan menjengukmu, kenapa kau menyuruhku berpura-pura menjadi dirimu si?" protesnya. Fransis adalah seorang pria dengan ciri rambut hitam, kulit putih , mata setajam elang, hidung mancung, bibir seksi serta garis rahang tegas, dengan tinggi 187 cm. Pria itu mengidap kangker lambung stadium akhir, tak akan ada yang mengira jika dirinya adalah orang sakit karena dia memiliki tubuh yang berotot , dia paling tak suka jika harus berurusan dengan rumah sakit.

"50 jt, aku batalkan," ancamnya. Dia memamerkan cek itu didepan sang adik, membuat pertahan sang adik luntur dan diapun bersedia menggantikan posisi sang kakak untuk sementara.

"jangan! baiklah, aku akan menggantikan posisi kak, Fransis, tapi aku tidak tanggung kalau nanti penyakit kak Fransis semakin parah, aku juga tidak mau tau kalau-." ucapannya terpotong oleh sang kakak.

"Soici .." sebutnya dengan nada memberi peringatan. Soici adalah adik Fransis, pria itu memiliki kulit kuning, mata sendu, hidung mancung, rambut hitam, tinggi 179.

"iya, baiklah. Tapi kuliahku bagaimana?" protesnya. Pria itu masih mencemaskan kuliahnya.

"aku akan mengurusnya," pungkas Fransis.

'baiklah, sku setuju. Sekarang berikan cek itu," tagihnya pada sang kakak setelah dia menyetujui ide gila sang kakak. Fransis langsung melempar cek itu dengan wajah penuh kepuasan. Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok gadis dengan rambut panjang sepinggang, kulitnya putih, mata bulat dan bibir tipis merah alami. Gadis 17 tahun itu berniat mengunjungi sang suami yang mendadak pingsan setelah pernikahan selesai, dia tak bisa membedakan maka suami dan adik iparnya dikarenakan wajah mereka yang bagai pinang dibelah dua, hanya warna kulit dan mata mereka yang membedakan,, namun Fransis lebih suka menggunakan kaca mata hitam hingga tak begitu jelas.

"kak, Fransis, bagaimana kabarmu hari ini?" ucap gadis itu basa-basi.

"b-baik, tentu saja aku baik istriku yang cantik,"jawab Soici berpura-pura sebagai Fransis. Pria itu melirik sang kakak, namun kakaknya hanya datar-datar saja.

"sukurlah kalau begitu," balasnya. Gadis itu mengalihkan perhatiannya pada sosok pria yang berdiri disamping ranjang Soici, matanya terpaku pada sosok itu. Tatapan setajam elang seakan mampu menembus kerelung hatinya yang paling dalam, hingga membuatnya tak mampu beralih darinya. Tak perduli dengan pria yang masih berbaring di atas ranjang yang masih memperhatikan dirinya.

"sepertinya, Sonia benar-benar jatuh cinta pada kak Fransis, lihat saja caranya memandang kak Fransis, seakan dia tidak menghiraukan kehadiranku disini," batinnya nelangsa.

"jangan menatapku!" perintah Fransis dingin. Buru-buru dia mengalihkan pandangannya. Suara datar itu benar-benar menggetarkan hati gadis itu. Soici hanya memandang iba pada kakak iparnya itu diapun berusaha untuk menghibur gadis itu.

"kak, maksudku, Soici," kata Soici meralat ucapannya, saat melihat tatapan membunuh dari kakaknya, hampir saja dia membongkar rahasia mereka.

"Soici, jangan dingin begitu kalau bicara dengan kakak iparmu, dia jadi ketakutan dan gemetar," lanjutnya pura-pura memberi peringatan.

"terserah!" balas Fransis acuh. Setelah itu dia meninggalkan sang istri bersama adiknya dalam ruangan itu.

"Sonia, jangan diambil hati ya? sebenarnya dia orang yang baik, tapi masa remajanya hilang," kata Soici mendadak sendu. Dia brusaha menghibur kakak iparnya, namun ekspresinya mendadak sendu saat mengingat bahwa sejak kecil kakaknya seperti kehilangan masa remajanya. Gadis itu hanya mengangguk.

"aku mengerti, kalau begitu aku berangkat sekolah dulu, ya? "pamitnya. Pria itu mengangguk memberi izin.

"oh, ya, Sonia, "pria itu kembali memanggil kakak iparnya hingga membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

"ya, "jawabnya.

"dia satu gedung dengannya, hanya dia di universitas sedangkan kau SMA, "jelasnya. Entah kenapa hati gadis itu merasa berbunga mendengarnya, Soici dapat melihat pancaran kebahagiaan di wajah kakak iparnya tersebut.

"kau kenapa? "tanyanya pura-pura tak tau. Gadis itu hanya menggeleng tak mau memberitahukan yang sebenarnya.

"kau, menyukainya? "tanya Soici memastikan. Sonia mendongak menatap mata pria yang dikiranya adalah suaminya, ia merasa bersalah karena sempat-sempatnya merasa berbunga hanya karena satu gedung dengan pria yang dianggap sebagai adik iparnya.

"aku istrimu, aku tidak akan pernah mengkhianatimu, "janjinya.

"berangkatlah! hati-hati, "ucap Soici penuh perhatian. Gadis itu tersenyum lalu berbalik dan meninggalkan pria yang dikira adalah suaminya itu sendirian.

"kak, Fransis, benar-benar aneh, Sonia, sangat cantik dan juga baik, kenapa dia tidak mau dengannya? memang si, usianya sepuluh tahun lebih muda darinya, tapi,'kan, itu tidak jadi soal, andai saja akulah yang benar-benar menjadi suaminya, "gumam Soici yang menyesalkan sikap kakaknya.

Sonia berada di depan kelasnya hingga sebuah buku melayang dan mengenai kepalanya, akibat terkena lemparan buku yang lumayan keras tersebut membuatnya sedikit meringis kesakitan bahkan dia sempat memegangi kepalanya, "kenapa masih diam?! ambil buku itu, lalu kau kerjakan tugasku! kalau tidak selesai, berikan saja punyamu padaku! "perintah seorang gadis yang berjalan angkuh ke arahnya.

Sonia membungkukan tubuhnya hendak mengambil buku tersebut, namun belum sempat ia mengambil buku tersebut, sebuah jari yang lebih besar darinya sudah terlebih dulu mengambil buku tersebut, gadis itu mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemilik tangan yang telah mengambil buku tersebut, seorang pria yang dikiranya sebagai adik iparnyalah yang ternyata mengambilnya, dia kembali menegakkan tubuhnya dan memperhatikan pria tersebut.

Fransis membolak-balikkan halaman buku yang tadi dilempar pada istrinya, meski dia belum memiliki perasaan apapun terhadap gadis itu, tapi nalurinya sebagai seorang suami yang harus melindungi istrinya tak merelakan sang istri mendapat perlakuan semena-mena dari teman sekelasnya, "jadi, kau tidak bisa mengerjakan soal-soal di buku ini?"tanyanya tanpa memandang gadis itu.

Gadis itu sangat kesal melihat sikap Fransis yang seakan tak merendahkannya, dia tak tau darimana pria itu berasal dan tiba-tiba sudah membuatnya jengkel dengan pertanyaan tersebut, ia juga tidak tau apa hubungan mereka,"siapa kau?! dan untuk apa kau datang kesini?! "sungutnya.

"itu bukan jawaban yang ku inginkan, nona, cantik, "tukasnya. Setelah itu ia menutup buku tersebut dan menatap pemilik buku tersebut dengan tatapan mengejek.

Gadis itu benar-benar sedang diuji kesabarannya, bagaimana bisa ada seorang pria yang bersikap tak memandangnya seperti ini, padahal selama ini semua pria yang dia temui mulai dari yang tingkat SMA sampai bapak-bapak akan segan terhadapnya, baru kali ini dirinya bertemu pria semacam ini, "tentu saja aku bisa, aku hanya malas saja mengerjakannya, "kilahnya.

Fransis menaikkan sebelah alisnya mendengar alasan murahan seperti itu, dia bukan tak tau siapa gadis itu, semua orang bahkan membicarakannya kalau dia suka membully temannya hanya karena dirinya anak pemilik sekolah ini, tapi itu tak berpengaruh untuknya.

Brak...

"kalau begitu, kerjakan sendiri! "perintahnya sambil melempar buku itu kepada pemiliknya, pria itu melemparnya tepat di wajah gadis itu, sama seperti apa yang dilakukan pada istrinya.

Setelah membuat anak pemilik sekolah itu kesal setengah mati, Fransis mengalihkan perhatiannya pada sang istri dan menatapnya tajam, "jangan pernah bersedia diperintah, apa lagi diperintah oleh gadis pemalas seperti itu, ingat itu! "perintahnya.

Cup...

Setelah memerintah sang istri,dia langsung mengecup singkat kening gadis itu membuat gadis itu membeku di tempat akibat ulahnya, dan tanpa merasa bersalah dia langsung meninggalkan sang istri yang masih sock akibat ciumannya yang tiba-tiba.

"apa barusan dia menciumku?"gumam Sonia tak percaya. Dia menyentuh keningnya sendiri, ia merasa seperti mimpi mendapat ciuman dari seorang yang dikiranya sebagai adik iparnya tersebuy. Gadis itu menggelengkan kepala saat menyadari apa yang dilakukan pria itu tidaklah benar, tidak sepantasnya seorang adik ipar mencium kakak iparnya di depan umum.

"ini tidak benar, aku kakak iparnya, dia tidak boleh melakukan ini padaku, aku harus bicara denganya, "monolognya. Saat dia hendak melangkahkan kakinya, bel pertanda kelas dimulai terdengar di telinganya, hingga dia harus mengurungkan niatnya.

"mungkin nanti saja jam istirahat, lagi pula, sekolahku berdekatan dengan kampusnya, "monolognya. Setelah itu, ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam kelas.

****

Fransis berjalan tegap di koridor, ekspresinya yang datar dan tatapan matanya setajam elang mampu menyita perhatian seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang sedang berpapasan dengannya. Seorang gadis cantik berjalan menghampirinya dan langsung menggadeng tangannya dengan manja, membuatnya tak nyaman karena kehadiran gadis itu, "Soici, kamu lama sekali datangnya, tau tidak? aku sudah merindukanmu, "ucapnya manja.

Fransis sangat tidak suka dengan sikap manja gadis itu, tapi dia harus bersikap sabar karena sekarang dia menyamar menjadi adiknya, karena bisa jadi gadis itu adalah kekasih adiknya,"Soici, kenapa kamu diam saja? biasanya akan langsung memeluku dan memberiku hadiah, "ucapnya lagi.

Bab terkait

  • Hingga akhir waktu   episode 2

    "perempuan rendahan, aku tidak akan memelukmu atau memberimu hadiah, "batin Fransis merendahkan. Mereka berjalan bersama secara beriringan dengan gadis itu masih dengan senang hati menggandeng lengannya."Soici, "panggil Erika manja. Kesabaran pria itu benar-benar sudah habis sekarang, dia pun berbalik dan menatap tajam gadis itu hingga gadis itu terpaksa melepaskan lengan pria itu, hatinya merasa takut dan seluruh tubuhnya gemetar, baru kali ini ia merasa takut melihat tatapan mata sang kekasih.

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-25
  • Hingga akhir waktu   Episode 3

    "Beruntunglah kami menemukanmu, terlambat sedikit saja kau bisa mati karena tenggelam dalam kolam, "sahut temannya yang lain."Itu benar, Sonia, kau harus melawan, "timpal Sieru setuju."Miseru, Sieru, aku tahu kalian sangat mengkhawatirkan ku, tapi aku tidak mau dikeluarkan dari sekolah, lagi pula aku hanya murid biaya siswa, pasti guru tidak akan ada yang

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-25
  • Hingga akhir waktu   episode 4

    Hingga akhir waktu Episode 4 Perlahan Fransis turun dari tempat tidurnya, dia berjalan memutar dan berdiri tepat di belakang istrinya. Tubuh Sonia menegang saat pria itu mulai melingkarkan lengan kokohnya di pinggang rampingnya, kepalanya bersandar di dada pria yang dianggap sebagai adik iparnya tersebut, telinganya dapat mendengar detak jantungnya, gadis itu ingin keluar dari si

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Hingga akhir waktu   Episode 5

    1 Agustus 2020Hingga akhir waktuEpisode 5 “Wah, ada gadis cantic berkeliaran disini,”ucap salah satu preman kampus itu. Sonia masih belum menyadari bahaya yang mengintipnya, dia berbicara dengan baik dan sopan berharap para preman kampus tersebut segera menyingkir dari jalannya.

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03
  • Hingga akhir waktu   episode 6

    budayakan memberikan review sebelum membaca, terimakasih4 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 6 Siapa yang tidak menjadi gila melihat tingkah seorang istri yang bersikap tidak wajar

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-05
  • Hingga akhir waktu   episode 7

    19 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 7 Seorang pria tengah duduk bersandar di atas sofa mewah, matanya menatap lurus layer telivisi yang menampilkan sebuah drama action, tapi dia tersenyum sendiri bukan karena adegan

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-10
  • Hingga akhir waktu   episode 8

    29 Agustus 2020Hingga akhir waktu Episode 8 Kasih sayang berubah menjadi sebuah kebencian, ketulusan berubah menjadi kemunafikan, kelembutan berubah menjadi amarah yang bahkan tak dapat terkendali, Soici berdiri di depan ka

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-10
  • Hingga akhir waktu   episode 9

    31 oktober 2020Hingga akhir waktu Episode 9Fransis masih ingat bahwa adiknya akan segera kembali dengan makan untuk dirinya, tapi bagaimana caranya agar Sang adik tetap tidak menyadari bahwa penyakitnya kambuh, sedangkan dirinya sendiri tidak yakin dapat memasukkan makanan kedalam lambungnya meski hanya sesendok sekalipun. Per

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-10

Bab terbaru

  • Hingga akhir waktu   Episode 24

    Episode 24 Sonia membantu sang Suami berjalan menuju deretan kursi tersebut agar tidak tersungkur. “Duduklah dulu.” Gadis itu memantu Fransis duduk di salah satu kursi. “Kakak bawa obat tidak?” tanya Sonia khawatir melihat wajah pucat seorang pria yang biasanya sangat dingin dan menyebalkan. Belum sempat Fransis memberikan jawaban atas pertanyaan Istrinya, ponsel miliknya berdering terlebih dulu, ia pun mengambil ponsel miliknya lalu menjawab panggilan telpon tersebut. “Hallo, Tuan Muda Lonenlis. Tolong Tuan datang kemari, Soici sekarat karena dipukul 3 preman di kampus. Aku mohon cepatlah datang.” Panggilan telpon itu langsung mati bahkan belum sempat dirinya memberikan jawaban, perasaan cemas dan khawatir memenuhi jiwa, cengkraman di perut semakin kuat. Saat dirinya harus segera pergi menyelamatkan sang Adik, penyakit yang diderita seakan menghalangi. Gadis itu mengerutkan kening melihat raut kecemas

  • Hingga akhir waktu   Episode 23

    Episode 23Ketiga Mahasiswa tersebut terlihat sangat marah, wajah mereka merah padam seakan darah sudah mencapai ubun-ubun, tatapan mereka seakan ingin membunuh siapapun yang datang menghalangi. Erika bersama ketiga teman lainnya menatap heran dan takut dengan ketiga Mahasiswa tersebut, sedangkan Soici terlihat sangat santai sekalipun bersiap untuk melarikan diri.“Mau apa mereka?” bisik Erika pada Soici.“Mana ku tahu, Sayang,” balas Soici tidak peduli. “Heh! Tidak perlu berbisik-bisik, seperti sebuah lagu saja dengan judul bisik-bisik tetangga,” bentak pria yang bernama Rico. “Bisik-bisik pacar, Rico,” sahut Soici membenarkan ucapan Rico.“Diam!” bentak Rico membuat Soici terkejut.“Soici Sugami, aku ingin membuat perhitungan denganmu. Gara-gara ulahmu, kami semua masuk rumah sakit kemarin,” kata Rico menuntut Soici.Soici mengerutkan kening, ia tidak merasa melakukan apapun bahkan tidak masuk kelas lantaran Fransis menyuruhnya menggantikan di rumah sakit.“Masuk rumah sakit

  • Hingga akhir waktu   Episode 22

    Hingga Akhir WaktuEpisode 22“Kau sepertinya cemburu.” Wanita itu menatap Sonia jahil.Sonia mengalihkan perhatiannya pada adik tiri Fransis, sedangkan Fransis menatap sang Istri penasaran.“A-aku? Untuk apa aku cemburu? Lagipula bukankah tadi kau mengatakan kalau kau itu adalah Adik tirinya bukan?” elak Sonia.Adik tiri Fransis bernama Erika itu tersenyum tidak percaya dengan ucapan wanita tersebut.”Kau benar, tapi bagaimana kalau sekarang aku bilang bahwa aku kekasihnya?”Sonia membelalakkan matanya.”A-apa kau bilang?” ia langsung memeluk sang Suami posesif.“Itu tidak mungking,” sangkal Sonia tidak ingin percaya ucapan Erika. “Kenapa tidak mungkin? Aku adalah seorang wanita cantik, dewasa dan baik. Selain itu aku juga sangat mencintainya,” kata Erika mengompori Sonia. Sonia mengalihkan perhatiannya pada sang Suami, dilihat dari mana pun pria itu memang sangat rupawan dan tidak menutup kemungkinan banyak kaum Hawa jatuh hati padanya dan Erika juga wanita dewasa tidak sama

  • Hingga akhir waktu   Episode 21

    Sonia duduk gelisah di atas bangku sekolah, pagi-pagi berangkat sekolah ia merasa ada yang aneh dengan sikap sang Suami, meski biasanya pria itu memang pendiam tapi juga tidak sependiam pagi tadi. "Hari ini tidak mendengar dia bicara, aku sudah seperti orang yang mau mati saja. Tapi .... Kenapa tiba-tiba dia sangat dingin padaku? Aku benar-benar bingung.""Sonia, apa tugas kali kau sudah menyelesaikannya?" Tanya Sieru saat melihat sahabatnya melamun sambil bicara sendiri, ia berdiri di belakang sang sahabat sambil mengeluarkan buku tugas miliknya. Untuk beberapa detik Sonia tidak merespon pertanyaan dari gadis itu, ia memutar bola matanya bosan melihat sikap sang sahabat yang sudah seperti orang kesurupan. "Sonia!" Seiru mencoba memanggil kembali gadis itu dengan suara lebih nyaring."Ya Kak Frans." Sonia tersenyum kaku ketika menyadari bahwa dia salah dalam memberikan jawaban, sekarang sahabatnya itu pasti menyadari kalau sedari tadi dirinya melamun. "Kau melamun?" Tanya Sieru se

  • Hingga akhir waktu   Episode 20

    Soici sangat geram dengan sikap Fransis, pria itu bahkan tidak mau menghentikan Sonia, ia pun mencoba kembali mengingatkan saudaranya tersebut."Kakak.""Hn." Fransis terus berjalan menuju tumpukan dokumen yang masih berserakan di atas karpet merah. Soici memandang pria itu jengkel, di saat sang Istri panik karena mengira sungguh ada kebakaran, dia malah santai mengambil dokumen di karpet. "Apakah Kakak tidak ingin menghentikan Sonia?""Biarkan saja, anggap itu sebagai pelajaran." Fransis bangkit dari posisinya, ia berdiri sambil memegang beberapa dokumen di tangannya. Ia membalikkan tubuh menatap Adiknya, menepuk pelan bahu pria tersebut. Fransis berjalan melewati tubuh sang Adik yang masih berdiri di atas karpet. Soici membalikkan tubuh menatap punggung rapuh pria bersurai biru gelap tersebut. Ia tidak tega melihat Sonia diperlakukan seperti itu oleh Kakaknya, apalagi dirinya juga memiliki perasaan terhadap Iparnya tersebut. Setelah itu dia melangkahkan kaki pergi meninggalkan t

  • Hingga akhir waktu   Episode 19

    Episode 19 Fransis terkesiap mendengar perkataan Istrinya, tapi dengan cepat ia mengubah kembali ekspresinya menjadi datar.”Orang sakit hanya ada di rumah sakit.” Sonia mengangguk, apa yang dikatakan sang Suami memang tidak ada yang salah.”Apa yang dikatakan Kak Fransis benar juga, mana mungkin orang yang sakit bisa jalan-jalan, aku ini memang sangat aneh. Sudahlah, lupakan saja daripada jantungan menghadapi manusia menyebalkan ini,” batinya. Sementara itu , Soici menatap sendu sang kakak yang kini berusaha mengelabui Istrinya. “Sudah, kau pikirkan saja sakit yang menurutmu itu, aku akan pergi.” Fransis bangkit dari posisi duduknya, lelah dan letih seharian bekerja menyamar sebagai sang Adik lalu juga harus mengerjakan tugas kantor dengan kondisi tubuh yang semakin melemah. Sonia mencebik mendengar ucapan pria tersebut, ia tidak terima kalau tugasnya belum selesai sudah ditinggal begitu saja.”Enaak saja mau tidur, kau sudah janji akan membantuku. Aku rasa kau ini

  • Hingga akhir waktu   Episode 18

    Sonia memperhatikan sebuah buku yang telah membuat wajahnya terasa panas, ia pun membaca sampul buku tersebu PANDUAN MENULIS KARYA ILMIAH, dahinya mengernyit bingung. “Dari mana asal buku ini?” batinnya bertanya. Gadis itu sangat kesal, karena buku tebal tersebut wajahnya terasa sangat panas. “Punya mata itu jangan digunakan untuk memandang orang secara diam-diam,” cibir Fransis dengan senyum manis tapi sebenarnya itu adalah senyum iblis. Sonia mendongakkan kepala menatap sang Suami, matanya kembali terpana sejenak ketika melihat senyum menawan tersebut, tapi itu hanya sejenak karena dia ingat kalau pria rupawan penggoda iman itu adalah seorang tersangka utama yang telah membuat wajahnya panas. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dengan kekesalan tingkat dewa, di tangannya terdapat buku Panduan tersebut. Dia melangkahkan kakinya menghampiri sang pujaan hati, setelah itu kembali memperhatikan buku tersebut. “Aku yakin kalau yang melemparku dengan buku ini adalah si muka triplek it

  • Hingga akhir waktu   episode 17

    Hingga akhir waktu episode 17 Sonia terus memperhatikan Soici, pria itu selalu bersikap lembut dan perhatian terhadap dirinya, ia berpikir kalau saja suaminya seperti itu, tidak menyebalkan dan dingin, mungkin dia akan merasa bahagia, bahkan ketika menanyakan hasil kerjanya saja begitu lembut, matanya melirik Sang suami yang maasih berdiri dengan ekspresi datarnya,”Dasar manusia es,” batinnya.

  • Hingga akhir waktu   chapter 16

    21 Desember 2020Hingga akhir waktu Episode 16

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status