Share

Bab 32 Menerima Kenyataan

Aku tak dapat pulang. Mungkinkah sudah muncul penyesalan ini?

Kukira dengan jalan ta'aruf, pernikahanku bahagia. Bukan hanya itu, hidupku juga. Ini salahku karena sebelumnya tak memilih aqidah. Memang salah kalau aqidah berlawanan. Tak ada yang salah dengan aqidahku. Hanya penampilan menjadi faktor kebencian mereka. Mungkin mas Hakim tak suka penampilanku. Dianggap aku selayaknya radikal. Aku bukan seperti itu. Hanya orang tertentu saja berbuat demikian. Kuharap aku dapat istiqomah. Begitupula dengan lisanku. Ada benar juga dikatakan mas Hakim. Aku tak boleh gegabah lagi. Tiba-tiba minta cerai. Emosiku sudah memuncak kala itu.

"Jadi aku tetap tak bisa pulang?"

"Sudahlah jangan minta itu terus. Mana mungkin kamu bisa pulang."

"Kalau mas Hakim tak bersedia, sebaiknya beri aku kebahagiaan."

"Kebahagiaan apa lagi yang kurang? Memang kau tak bisa mengerti suami cari nafkah."

"Selama ini sudah kubiarkan Mas kerja diluar. Setidaknya pikirkan nafkah lahir batinku. Supaya aku tak terus mendes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status