Saat bangun tidur, tiba-tiba saja perutnya bergejolak dan dia merasa seperti ada yang ingin keluar dari sana. Sungguh, ini membuat Damian merasa tidak nyaman dengan semua itu sampai di mana dia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi karena tidak tahan dengan semua itu. Damian memuntahkan semua isi perutnya sampai dia merasa bahwa tenggorokannya terasa perih akibat terlalu lama muntah. "Astaga, ada apa ini?" tanya Damian sambil menatap wajahnya di dalam cermin. Dia merasa tubuhnya sehat dan tidak merasa sakit apapun. Tapi, kenapa tiba-tiba dia merasa seperti ini. Seperti ada sesuatu yang berasal dari dalam perutnya yang terus saja memaksa ingin keluar. Entah mengapa tiba-tiba terjadi keringat pada Alisa. Dia tidak bisa melupakan bayangan wanita itu hingga saat ini. "Alisa," gumam Damian ketika kembali terbayang wajah wanita itu. Kenapa sulit sekarang mencari keberadaan wanita gitu hingga. Apalagi dia yang tidak bisa melawan papanya. Rasanya Damian benar-benar ingin mengump
Claudia benar-benar memainkan perannya dengan begitu baik. Dia bahkan bisa membuat Damian yang sedang bekerja langsung terkejut ketika mendengar sebuah berita yang menyiarkan tentang pertentangan mereka. Kedua tangannya terkepal erat saat mendengar berita tersebut. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Claudia berani melakukan hal itu tanpa persetujuan darinya. Tepat setelah berita itu rilis, Damian langsung menghubungi Claudia karena dia ingin meminta penjelasan langsung dari wanita itu apa maksudnya melakukan semua ini. Sedangkan Claudia sendiri hanya tersenyum saja ketika melihat reaksi Damian terhadapnya. Dia sudah menduganya, bahwa laki-laki itu akan langsung menghubunginya ketika berita itu tayang. "Katakan apa maksudmu melakukan semua ini Claudia?" tanya Damian saat wanita itu menjawab panggilan telepon harinya. "Ada apa honey?" jawab Claudia membuat Damian naik darah. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Apalagi saat berita itu menyiarkan tentang pertu
Zaki memutuskan bahwa dia benar-benar akan melamar Alisa. Dia bahkan sudah bicara pada ibunya bahwa dia akan melamar wanita itu menjadikan istrinya. Benar yang ibunya katakan bahwa wanita itu memang wanita baik-baik, mungkin dia yang Allah kirimkan untuknya. Setelah yakin dengan semua itu, Zaki memutuskan untuk melamar Alisa. Bahkan dia sudah menyiapkan segalanya, termasuk cincin yang akan diberikan untuk wanita itu. "Ibu harap Alisa mau menerima kamu, Nak. Ibu yakin bahwa Alisa memang jodoh yang baik, jodoh yang telah Allah siapkan untuk kamu." ujar Fatimah pada putranya. Dia ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan putranya. Tidak sia-sia selama ini dia berusaha untuk mendekatkan Zaki dan juga Alisa. Terbukti jika saat ini putranya itu mau melamar Alisa. Zaki sendiri tersenyum, dia percaya bahwa pilihan orang tua adalah yang terbaik. Dia juga merasa bahwa Alisa memang jodohnya yang tertunda kemarin. Jadi sekarang Allah memberikan jalan itu untuk mereka. "Iya, Bu. Zaki hara
Alisa baru saja keluar dari rumah kontrakannya tapi tiba-tiba saja dia mendengar omongan yang tidak sedap dari para tetangganya. Mereka membicarakan tentang dirinya yang menolak lamaran dari Zaki kemarin. Samar-samar Alisa mendengar ada yang mengatakan bahwa dia wanita sombong dan aku. Merasa sok cantik menolak laki-laki seperti Zaki. "Iya, ibu-ibu. Kemaren itu memang dia nolak itu laki-laki. Saya aja heran kenapa bisa dia nolak laki-laki kayak gitu. Kan seharusnya dia beruntung, apalagi melihat laki-laki itu yang kayaknya suka banget sama dia. Sayang banget, ya Bu." gosip sana sini mulai terdengar dan itu membuat Alisa merasa tidak nyaman. Dia merasa sedikit terganggu dengan omongan-omongan para tetangganya. Mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Alisa hanya berusaha menjalani hidupnya dengan baik tanpa harus merusak kebahagiaan orang lain. Dia jika tidak mungkin menikah dan menerima lamaran dari Zaki. Apalagi dengan keadaannya saat ini. Alisa tidak ingin membuat siap
"Alisa ..." Zaki kembali mendatangi rumah Alisa. Dia benar-benar merasa penasaran dengan wanita itu. Entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya hingga membuatnya kembali mendatangi rumah Alisa. Zaki merasa bahwa saat ini wanita itu sudah tidak baik-baik saja. Ternyata benar dugaannya, saat Dia mengetuk pintu rumah Alisa. Wanita itu tidak menjawabnya. Bahkan tidak ada sahutan apapun dari dalam sana. Tapi, ternyata tetangganya datang dan menghampirinya. "Cari Alisa ya, Mas?" tanya ibu-ibu itu ketika melihat Zaki kembali datang menghampiri rumah Alisa. Zaki langsung berbalik arah dan melihat ke arah wanita yang baru saja mendatanginya. "Iya, Bu. Alisa-nya ada?" tanya Zaki pada wanita itu karena dia penasaran kemana perginya Alisa. Kenapa tidak ada sahutan apapun dari dalam sana. Itu benar-benar membuat Zaki merasa penasaran. "Alisa ada di dalam, Mas. Cuma mungkin dia nggak mau keluar. Saya yakin beliau dengar, tapi beliau sengaja nggak mau dengar. Soalnya kemarin
Puas menangis seharian, Alisa sampai lupa bahwa dia menjual makan dari pagi. Perutnya terasa lapar dan dia membutuhkan tenaga untuk bayinya saat ini. Kembali lagi, bahwa dia telah menyiksa anak yang ada di kandungannya. Dia keluar dari dalam kamarnya dan semuanya gelap. Alisa lupa menghidupkan lampu rumahnya. Ini benar-benar sangat mengerikan sekali. Dia terjun dengan begitu lamanya, hingga hari berganti malam. "Astaghfirullah, aku melewatkan sholat," ucapnya yang merasa menyesal karena dia tertidur dengan begitu lamanya hingga melewatkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Alisa benar-benar merasa berdosa karena dia tidak melakukan kewajibannya. Maka dari itu cepat-cepat pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya lalu menunaikan ibadahnya. Setalah selesai dengan kegiatannya, Alisa keluar dari rumahnya. Dia ingin mencari makanan, untuk mengganjal perutnya. Karena tidak ada apapun di rumah dan memutuskan untuk keluar dan mencari makanan. Alisa berjalan keluar dari r
Alisa terus menangis ketika mengetahui bahwa dia adalah Zaki harus dinikahkan saat itu juga. Dia sendiri masih belum percaya dengan semuanya. Bagaimana bisa tiba-tiba saja hidupnya kembali berantakan, di saat dia ingin memulai semuanya dari awal lagi. Tapi, hanya dengan sesaat saja hidupnya kembali hancur berantakan. Ini benar-benar membuatnya takut. "Alisa, saya mohon sudah. Ini sudah terjadi dan kita harus menerimanya. Aku akan bertanggung jawab dan menjadi suami yang baik untuk kamu, Alisa," ucap Zaki yang berusaha untuk memenangkan wanita itu. Dia tahu bahwa ini memang tidak mudah bagi Alisa. Tapi, semuanya sudah terjadi dan mereka harus menerimanya. Lagi pula pernikahan ini sah. Mereka menikah secara agama. Setelah ini, aku akan mengurus pernikahan kita. Kita akan menikah secara hukum negara setelah ini, Alisa." ujar Zaki pada Alisa. Berharap bahwa wanita itu bisa sedikit merasa lebih tenang dengan apa yang dia katakan saat ini. Tapi, tidak seperti itu karena Alisa bukan m
Setelah malam itu, Alisa tidak tau harus melakukan apa lagi. Bagaimana hidupnya setelah ini. Kenapa lagi-lagi dia mengalami ujian yang mengerikan seperti ini. Baru saja Alisa bangun tidur, tiba-tiba saja pintu rumahnya kembali di ketuk. Siapa yang datang ke rumahnya pagi-pagi seperti ini? "Assalamualaikum, Alisa...ini saya, Zaki," ucap laki-laki itu setelah dia mengetuk pintu rumah Alisa. "Alisa, Saya tahu kamu ada di dalam. Saya juga tahu kalau kamu sudah bangun, Alisa. Tolong buka pintunya karena kita harus bicara." lanjut Zaki karena mereka ingin bicara. Dia harus membicarakan tentang hal ini dengan Alisa. Bagaimanapun pernikahan mereka itu sah, dan mereka harus bicara berdua. Banyak hal yang ingin mereka bicarakan. Terutama tentang apa yang akan terjadi selanjutnya nanti. "Biar ibu saja, Zaki." ucap Fatimah pada putranya itu. Dia harus membicarakan tentang hal ini juga, karena bagaimana pun dia juga harus terlibat dengan hubungan ini. Apalagi dia tahu jika Alisa past