Zahra mulai curiga karena tidak ada siapapun di toko hari ini. Dia mulai mencari tahu di mana keberadaan Zaki dan juga ibunya. Kenapa sudah siang seperti ini mereka belum juga datang. Entah mengapa rasanya dia berpikir bahwa mereka pasti mendatangi Alisa.Ya, pasti mereka berdua mendatangi wanita itu. Mengingatnya membuat Zahra mulai kesal. "Sebenarnya apa yang membuat mereka semua tertarik dengan Alisa. Aku yang sedang berusaha selama ini untuk menarik perhatian mas Zaki. Tapi, kenapa Alisa terus-terusan yang menjadi perhatiannya. Kenapa hanya wanita itu saja yang ditujunya, sedangkan aku ada di sini. Di depan matanya. Aku yang selalu bersamanya tapi kenapa harus Alisa. Kenapa, Mas?" gumam Zahra.Dia sudah berusaha melakukan banyak hal selama ini agar Zaki melihatnya. Tapi, tetap saja dia kalah dengan wanita yang baru datang beberapa saat dalam hidup Zaki. Zahra yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan wanita itu. Tapi, apa yang disembunyikannya. Dia terlihat sebatang kara dan tida
Zaki pulang ke rumah Alisa malam, setelah dia pulang dari bengkelnya. Malam itu, dia pulang ke rumah Alisa dengan membawa sekotak martabak yang mungkin saja Alisa suka. Sayang, saat dia pulang ke rumah Alisa sedang berada di dalam kamar mandi. Zaki memilih untuk menunggu sampai wanita itu keluar dari kamar mandi baru dia masuk, karena Zaki takut jika Alisa kaget atau merasa tidak nyaman dengan kehadirannya nanti.Mendengar suara Alisa yang sudah keluar dari kamar mandi membuat Zaki langsung mengantuk pintu rumahnya. Dia berharap bahwa wanita itu segera membuka pintu kamarnya nanti. "Assalamualaikum, Alisa." terdengar suara Zaki yang memanggil namanya membuat Alisa langsung menuju depan dan membuka pintu rumahnya."Waalaikumsalam, Mas." jawab Alisa setelah membuka pintu untuk Zaki.Terlihat jika saat itu Zaki membawa sekotak martabak yang berada di dalam kantung kresek yang membuat Alisa terlihat begitu menginginkannya."Kamu, mau Alisa?" terlihat wanita itu yang langsung mengangguk
Zaki benar-benar kecewa setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di sini. Dia tidak menyangka bahwa ternyata Alisa sedang mengandung anak orang lain. Tapi, bagaimana bisa dia sedang mengandung anak orang lain dan tidak meminta pertanggungjawaban dari orang tersebut. Sungguh, rasanya Zaki sangat kecewa. Dia benar kecewa dengan apa yang terjadi saat ini. Fatimah menghampiri putranya yang terlihat sedang memikirkan beban berat saat ini. Entah apa yang ada di pikiran Zaki, jadi sebagai seorang ibu dia menghampiri putranya. "Ada apa, Nak? kenapa kamu terlihat seperti memikirkan beban berat?" tanya Fatimah pada putranya. Dia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya di sini. Apakah memang benar ada beban berat yang sedang dipikirkan Zaki. Zaki melirik ke arah ibunya sekilas lalu kembali menghembuskan nafasnya dengan berat. Rasanya sulit sekali untuk mengendalikan dirinya saat ini. Dia benar-benar tidak bisa percaya dengan apa yang dia jalani sekarang. "Ada apa, Zaki? ceritakan pada
Keadaan Alisa benar-benar sangat menyedihkan. Dia diseret dan diusir paksa dari sana, mereka mengetahui bahwa dia hamil diluar nikah. Bahkan membuatnya semakin sakit hati ketika orang-orang di sana mengatakan bahwa dia perempuan murahan dan dia perempuan jalang. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang dirasakan selama ini. Dia adalah korban rudapaksa, hingga membuatnya mengandung saat ini. Dia berusaha untuk bangkit dan setelahnya, dia kembali dihantam dengan cobaan yang begitu berat untuknya. Alisa benar-benar diusir dari sana dan bahkan dia tidak diperbolehkan lagi untuk kembali ke tempat itu. Jdar!Sambaran petir yang menyambar membuatnya tidak takut sedikitpun. Hidupnya sudah lebih menyakitkan dari ini, jadi tidak ada lagi yang lebih menyakitkan dari apa yang dia rasakan sekarang. Bahkan petir yang menyambar pun tidak membuatnya takut sedikitpun. Hujan turun dengan begitu derasnya, hingga membuat tubuh Alisa basah diguyur air hujan yang turun dari langit. Tangisnya terdengar be
Zaki sudah sampai di rumah kontrakan Alisa. Namun, saatnya sampai di sana dia tidak melihat adanya tanda-tanda kehidupan di tempat itu. Rumahnya gelap, dan kosong seperti tak berpenghuni. Karena penasaran, Zaki langsung mengetuk pintu rumah kontrakan Alisa. Sayangnya di sana dia tidak mendapatkan apapun, hanya kesunyian dan keheningan. Akhirnya dia mengalah dan membuka pintu rumah Alyssa dengan kunci cadangan yang sempat dibawanya. Zaki merasa heran ketika melihat rumah ini gelap. Tidak biasa-biasanya Alisa mematikan lampu. Jika memang dia keluar rumah, untuk apa mematikan semua lampu-lampunya? Sampai di mana Dia memutuskan untuk mencari keberadaan wanita itu. "Alisa, kamu di mana?" tanya Zaki sambil menghidupkan lampu rumah Alisa.Dia semakin masuk ke dalam, dan membuka pintu kamarnya. Hening, tempat ini bahkan tidak menunjukkan adanya kehidupan di sana. Hal itu membuat Zaki penasaran ke mana perginya Alisa. "Alisa, kamu di mana?" Zaki kembali bertanya di mana keberadaan wanita it
"Alisa!!!" suara teriakan Damian membuat asistennya langsung berlari ketika mendengar laki-laki itu berteriak. Brak! Asistennya langsung masuk ke ruangan kerjanya begitu saja setelah mendengar suara teriakan dari bosnya. Joshua langsung menghampiri bosnya saat itu juga. Apa yang terjadi sebenarnya pada Damian? "Anda, baik-baik saja, Tuan?" tanya Joshua ketika melihat keadaan laki-laki itu. Damian mencoba untuk menetralkan detak jantung yang saat ini. Nafasnya memburu, keringat dingin mulai membasahi wajahnya setelah dia terbangun dari mimpi buruknya. Bagaimana bisa dia mimpi buruk di siang bolong seperti ini. Sungguh, Damian benar-benar tidak habis pikir untuk semua ini. Kenapa dia bisa mimpi buruk, padahal tadinya dia masih mengerjakan pekerjaan, dan tanpa sadar tertidur. Tapi, tiba-tiba saja dia bermimpi sesuatu yang membuatnya teringat akan wanita yang dicarinya selama ini. "Tuan Damian, apa Anda baik-baik saja?" tanya Joshua lagi untuk memastikan keadaan bosnya. "Air,"
Zaki terus saja berusaha mencari keberadaan Alisa hingga saat ini. Bahkan dia tidak mempedulikan perkataan ibunya, pulang terus saja menyuruhnya untuk tidak lagi mencari keberadaan wanita itu. "Bu, Zaki mohon. Kita sudah sering membicarakan tentang hal ini. Bagaimana pun, Alisa masih istri Zaki dan hingga saat ini belum ada kata-kata talak yang keluar dari diberi Zaki, Bu. Jadi, tolong. Jangan terus memakai Zaki untuk melakukan hal yang tidak ingin Zaki lakukan." pungkasnya pada saat ibu karena dia lelah membicarakan tentang hal ini. Hingga saat ini dia terus saja berusaha mencari keberadaan istrinya, Karena bagaimanapun Alisa masih tetap istri dan belum ada kata-kata cerai dari bibirnya untuk melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. "Tapi, Zaki- ibu ingin kamu menceraikannya dan menikah dengan Zahra!" kata-kata yang keluar dari bibir ibunya menjadi masalah besar baginya saat ini. Dia merasa lelah dengan apa yang ibunya perbuat selama ini. Dulu, dengan Alisa, sekarang Zah
Sebagai seorang bidan yang bekerja di dunia medis, Tika tahu seperti apa ini alami oleh Alisa saat ini. Dia merasa sangat kasihan dengan wanita itu. Sejak dia membawa Alisa pergi dari gubuknya, wanita itu terus saja diam. Apalagi saat mengetahui bahwa asinya tidak keluar. Itu membuatnya terus bersedih, cara dia takut bahwa dia tidak bisa memberikan apa yang seharusnya diberikan pada putranya. Melihat hal itu membuat Tika merasa kasihan. Dia takut jika wanita itu akan mengalami baby blues nantinya. Itu bisa berakibat buruk terhadap ibu dan juga bayinya, jadi sebisa mungkin Tika mendekati Alisa dan membuat wanita itu merasa nyaman di tempatnya. "Alisa..." panggil Tika ketika melihat wanita itu sendirian sambil menata putranya yang sedang terlelap. Mendengar suara Tika datang membuat Alisa langsung menghapus air matanya. Dia tidak ingin Tika mengetahui bahwa saat ini dia sedang menangis. "Aku bisa menjadi temanmu. Apa kamu membutuhkan teman untuk bercerita?" tanya Tika yang me