Tika benar-benar tidak menyangka bahwa Alisa memiliki trauma yang begitu berat. Untuk saat ini dia hanya bisa memastikan bahwa trauma yang Alisa alami pasti berhubungan dengan Abidzar. Apa mungkin Alisa korban rudapaksa? Memikirkan semua itu membuat kepala Tika benar-benar merasa sakit. Dia masih belum bisa menemukan benang merah dari apa yang Alisa alami saat ini. Tapi, saat malam hari ketika dia menghampiri wanita itu, Tika terkejut ketika mendengar apa yang Alisa katakan dalam doanya. "Kenapa, Ya Allah? kenapa disaat aku mulai menerima semuanya, engkau kembali menghadirkan sosok mengerikan itu dalam diri putraku. Kenapa, ya Allah? kenapa seperti ini? aku ingin menyayangi putraku, tapi kenapa aku tidak bisa? aku tidak bisa melihat wajahnya, ada di dalam dirinya mengalir deras darah laki-laki mengerikan itu. Aku tidak bisa, Ya Allah. Aku tidak bisa. Aku hanya ingin bisa memeluk putraku dengan tenang, tapi setiap kali aku ingin melakukannya, bayangan malah mengerikan itu kembal
Setelah bangun subuh, Alisa mendengar suara tangisan putranya yang tidur bersama Tika. Awalnya dia mencoba biasa saja ketika mendengar putranya menangis, tapi setelah mendengar suara tangisan Putri yang tidak juga berhenti, Alisa mencoba untuk melihatnya. Ternyata Tika sedang menunaikan ibadah salat subuhnya saat ini. Makan dari itu ketika putranya menangis dia tidak menolongnya. Alisa mencoba untuk mendekati putranya. Melihat Abidzar yang menangis seperti itu membuatnya merasa kasihan. Tapi, ketika di hendak mendekati putranya dan melihat wajah Abidzar, kedua tangannya kembali bergetar hebat. Dia kembali bergetar dan takut melakukan kesalahan. Sumpah demi apapun Alisa benar-benar takut. "Ayo, Alisa kamu pasti bisa. Kasihan putramu, Alisa." ucap Alisa yang berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa dia bisa melakukan hal itu. Dia tidak mungkin membiarkan putranya terus menangis seperti itu. Sumpah, dia benar-benar merasa kasihan dengan Abidzar hingga saat dia menggendongnya, keajaiban
Tika benar-benar sudah memutuskan bahwa dia akan membawa Alisa untuk bertemu dengan psikiater, atau psikolog. Wanita itu membutuhkan teman untuk bercerita saat ini. Kebetulan Tika memiliki teman di bidang tersebut, jadi dia membawa Alisa untuk bertemu dengan salah satu dari mereka. "Kita, mau kemana?" tanya Alisa saat mereka hendak pergi. Sudah beberapa hari ini Alisa tinggal di rumah Tika. Wanita itu memintanya untuk membantu pekerjaan rumah dan itu pun nanti, setelah dia sehat dan lepas masa nifas, baru Tika mengijinkannya untuk melakukan hal tersebut. "Kita akan bertemu temanku. Jadi temani aku, oke?" kata Tika dengan penuh senyuman. "Lalu bagaimana dengan Abidzar?" tanya Alisa yang memikirkan keadaan putranya jika mereka pergi. "Tidak! aku tidak ingin pergi. Walau aku belum bisa mengendalikan diriku dengan baik, tapi aku tidak akan pernah meninggalkan putraku begitu saja. Aku tidak ingin pergi, Tika." jelas Alisa karena dia tidak ngambil pergi meninggalkan putranya begitu s
Damian mulai menemukan titik terang dimana keberadaan Alisa setelah berjuang keras selama ini. Akhirnya setelah sekian lama, mereka bisa menemukan titik terang dimana keberadaan Alisa. Mengetahui hal itu membuat Damian langsung berangkat saat itu juga dan meninggalkan semua pekerjaan yang di London. Saat ini tidak ada yang lebih penting lagi daripada, Alisa. Dia benar-benar harus mencari tahu di mana keberadaan wanita itu. Kini, dia sudah sampai di tempat di mana Alisa tinggal karena kemarin dia mendapatkan kabar dari anak buahnya bahwa wanita yang dicarinya tinggal di lingkungan ini. Melihat lingkungan tempat tinggal Alisa membuat hatinya terasa teriris. Bagaimana bisa dia membiarkan wanita yang telah dinodai nya tinggal di tempat kumuh seperti ini. Hatinya benar-benar merasa sakit saat mengetahui tempat ini. Damian berjalan bersama dengan kedua anak buahnya, untuk mencari tahu di mana tempat tinggal Alisa. Sampai mereka bertemu dengan segerombolan ibu-ibu yang memakai pakaian an
Tidak butuh waktu lama karena anak buahnya langsung bisa menemukan di mana keberadaan laki-laki bernama Zaki dan juga wanita bernama Zahra. Tidak sulit bagi Damian untuk menemukan mereka, karena memang hal itu sangat mudah. Satu-satunya yang sangat sulit dilakukannya hanya untuk bertemu dengan Alisa. Itu saja. Rupanya dia juga baru mengetahuinya, bahwa laki-laki bernama Zaki itu juga akan menikah dengan Zahra, orang yang dicarinya juga. Entahlah, entah harus seperti apa lagi dia menyikapi semua ini. Yang jelas, Damian langsung menuju tempat mereka berdua ketika mendapatkan kabarnya. Saat sampai di toko rotinya, Damian langsung mencari di mana keberadaan dua orang yang dicarinya. "Dimana pemilik toko roti ini?" tanya Damian yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia dengan segera mengakhiri semua itu dan bertemu dengan mereka berdua, karena dia ingin menyelesaikan permasalahan diantara mereka. Tidak, bukan hanya di antara mereka saja. Tapi ini berhubungan dengan Alisa. Jadi, ap
Kembali lagi Damian di ganggu seorang wanita yang tidak ingin di temuinya. Tapi, wanita itu terus hanya menghubungi hingga membuat Damian besar dan akhirnya menjawab panggilan teleponnya. "Ada apa lagi Silvia? aku sedang lelah saat ini, jadi biarkan aku hidup dengan tenang!" ujar Damian yang membuat temannya itu hanya tertawa saja. Dia tahu dan paham betul seperti apa temannya ini. Jadi tidak heran, jika Silvia terus menghubungi teman dekatnya itu. "I know! that's why i invited you to come!" sahut Silvia. Dia terus hanya berusaha untuk mengundang teman yaitu karena dia tahu, jika Damian sudah melarikan diri dari London itu artinya Dia sedang memiliki masalah yang sulit untuk dia selesaikan. "Baiklah, aku akan berkunjung nanti!" balas Damian yang mengakhiri panggilan telepon mereka. Jujur saja, dia sulit untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi padanya saat ini. Mungkin memang benar, jika dia harus bertemu dengan Silvia, karena hanya wanita atasan yang bisa mengertinya. Bahkan
Setelah kejadian itu, Zaki terus saja memikirkan sebenarnya siapa laki-laki itu dan apa hubungannya dengan Alisa. Apa dia adalah laki-laki yang telah menghamili Alisa? jika memang iya, seharusnya Zaki yang marah di sini. Lalu bagaimana bisa dia yang datang padanya dan memukulinya seperti ini. Tapi, jika dilihat-lihat Zaki yakin bahwa dia bukan orang sembarangan. Sebenarnya siapa laki-laki itu? kenapa dia merasa ada sesuatu yang aneh di sini. "Zaki?" panggil Fatimah ketika melihat putranya terus saja terdiam setelah pulang dari rumah sakit. Ibu mana yang tidak sakit ketika melihat anak yang dalam keadaan buruk seperti ini. Bahkan ada 3 tulang rusuk Zaki yang bergeser posisinya akibat pukulan itu. Zahra juga sudah menceritakan apa yang terjadi pada Zaki. Mendengar bawa ini semua berhubungan dengan Alisa membuat Fatimah merasa semakin membenci wanita itu. Dia menyesal karena pernah menjatuhkan putera dengan Alisa. Bahkan mereka juga sempat menikah, itu menjadi penyesalan terbesar
Damian masih berada di tempat Silvia. Dia memang selalu merasa betah dan tenang jika sudah berada di tempat wanita itu. Sampai di mananya sudah merasa lebih baik saat ini, dia siap untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. "Kau tau, Aku pernah melakukan sesuatu yang sangat ku sesali hingga saat ini. Rasanya aku benar-benar menjadi manusia paling jahat di dunia ini. Aku setelah menyakiti seseorang yang tidak bersalah. Aku membuat hidupnya berantakan, Silvia!" Damian mulai menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di sini. Dia ingin beban yang dialaminya selama ini bisa sedikit berkurang. Rasanya Damian benar-benar tidak sanggup jika harus terus menahan beban ini sendirian. Dia membutuhkan orang yang dipercaya hanya untuk mendengar cerita kelam yang pernah dialami. "Lalu, kesalahan apa yang membuatmu hingga terlihat depresi seperti ini? aku pernah melihatmu hancur, dan itu karena kehilangan ibumu. Tapi, sekarang aku rasa konteks yang berbeda. Apa yang kamu lakukan Dam? penyesa