Alisa terus menangis ketika mengetahui bahwa dia adalah Zaki harus dinikahkan saat itu juga. Dia sendiri masih belum percaya dengan semuanya. Bagaimana bisa tiba-tiba saja hidupnya kembali berantakan, di saat dia ingin memulai semuanya dari awal lagi. Tapi, hanya dengan sesaat saja hidupnya kembali hancur berantakan. Ini benar-benar membuatnya takut. "Alisa, saya mohon sudah. Ini sudah terjadi dan kita harus menerimanya. Aku akan bertanggung jawab dan menjadi suami yang baik untuk kamu, Alisa," ucap Zaki yang berusaha untuk memenangkan wanita itu. Dia tahu bahwa ini memang tidak mudah bagi Alisa. Tapi, semuanya sudah terjadi dan mereka harus menerimanya. Lagi pula pernikahan ini sah. Mereka menikah secara agama. Setelah ini, aku akan mengurus pernikahan kita. Kita akan menikah secara hukum negara setelah ini, Alisa." ujar Zaki pada Alisa. Berharap bahwa wanita itu bisa sedikit merasa lebih tenang dengan apa yang dia katakan saat ini. Tapi, tidak seperti itu karena Alisa bukan m
Setelah malam itu, Alisa tidak tau harus melakukan apa lagi. Bagaimana hidupnya setelah ini. Kenapa lagi-lagi dia mengalami ujian yang mengerikan seperti ini. Baru saja Alisa bangun tidur, tiba-tiba saja pintu rumahnya kembali di ketuk. Siapa yang datang ke rumahnya pagi-pagi seperti ini? "Assalamualaikum, Alisa...ini saya, Zaki," ucap laki-laki itu setelah dia mengetuk pintu rumah Alisa. "Alisa, Saya tahu kamu ada di dalam. Saya juga tahu kalau kamu sudah bangun, Alisa. Tolong buka pintunya karena kita harus bicara." lanjut Zaki karena mereka ingin bicara. Dia harus membicarakan tentang hal ini dengan Alisa. Bagaimanapun pernikahan mereka itu sah, dan mereka harus bicara berdua. Banyak hal yang ingin mereka bicarakan. Terutama tentang apa yang akan terjadi selanjutnya nanti. "Biar ibu saja, Zaki." ucap Fatimah pada putranya itu. Dia harus membicarakan tentang hal ini juga, karena bagaimana pun dia juga harus terlibat dengan hubungan ini. Apalagi dia tahu jika Alisa past
Zahra mulai curiga karena tidak ada siapapun di toko hari ini. Dia mulai mencari tahu di mana keberadaan Zaki dan juga ibunya. Kenapa sudah siang seperti ini mereka belum juga datang. Entah mengapa rasanya dia berpikir bahwa mereka pasti mendatangi Alisa.Ya, pasti mereka berdua mendatangi wanita itu. Mengingatnya membuat Zahra mulai kesal. "Sebenarnya apa yang membuat mereka semua tertarik dengan Alisa. Aku yang sedang berusaha selama ini untuk menarik perhatian mas Zaki. Tapi, kenapa Alisa terus-terusan yang menjadi perhatiannya. Kenapa hanya wanita itu saja yang ditujunya, sedangkan aku ada di sini. Di depan matanya. Aku yang selalu bersamanya tapi kenapa harus Alisa. Kenapa, Mas?" gumam Zahra.Dia sudah berusaha melakukan banyak hal selama ini agar Zaki melihatnya. Tapi, tetap saja dia kalah dengan wanita yang baru datang beberapa saat dalam hidup Zaki. Zahra yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan wanita itu. Tapi, apa yang disembunyikannya. Dia terlihat sebatang kara dan tida
Zaki pulang ke rumah Alisa malam, setelah dia pulang dari bengkelnya. Malam itu, dia pulang ke rumah Alisa dengan membawa sekotak martabak yang mungkin saja Alisa suka. Sayang, saat dia pulang ke rumah Alisa sedang berada di dalam kamar mandi. Zaki memilih untuk menunggu sampai wanita itu keluar dari kamar mandi baru dia masuk, karena Zaki takut jika Alisa kaget atau merasa tidak nyaman dengan kehadirannya nanti.Mendengar suara Alisa yang sudah keluar dari kamar mandi membuat Zaki langsung mengantuk pintu rumahnya. Dia berharap bahwa wanita itu segera membuka pintu kamarnya nanti. "Assalamualaikum, Alisa." terdengar suara Zaki yang memanggil namanya membuat Alisa langsung menuju depan dan membuka pintu rumahnya."Waalaikumsalam, Mas." jawab Alisa setelah membuka pintu untuk Zaki.Terlihat jika saat itu Zaki membawa sekotak martabak yang berada di dalam kantung kresek yang membuat Alisa terlihat begitu menginginkannya."Kamu, mau Alisa?" terlihat wanita itu yang langsung mengangguk
Zaki benar-benar kecewa setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di sini. Dia tidak menyangka bahwa ternyata Alisa sedang mengandung anak orang lain. Tapi, bagaimana bisa dia sedang mengandung anak orang lain dan tidak meminta pertanggungjawaban dari orang tersebut. Sungguh, rasanya Zaki sangat kecewa. Dia benar kecewa dengan apa yang terjadi saat ini. Fatimah menghampiri putranya yang terlihat sedang memikirkan beban berat saat ini. Entah apa yang ada di pikiran Zaki, jadi sebagai seorang ibu dia menghampiri putranya. "Ada apa, Nak? kenapa kamu terlihat seperti memikirkan beban berat?" tanya Fatimah pada putranya. Dia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya di sini. Apakah memang benar ada beban berat yang sedang dipikirkan Zaki. Zaki melirik ke arah ibunya sekilas lalu kembali menghembuskan nafasnya dengan berat. Rasanya sulit sekali untuk mengendalikan dirinya saat ini. Dia benar-benar tidak bisa percaya dengan apa yang dia jalani sekarang. "Ada apa, Zaki? ceritakan pada
Keadaan Alisa benar-benar sangat menyedihkan. Dia diseret dan diusir paksa dari sana, mereka mengetahui bahwa dia hamil diluar nikah. Bahkan membuatnya semakin sakit hati ketika orang-orang di sana mengatakan bahwa dia perempuan murahan dan dia perempuan jalang. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang dirasakan selama ini. Dia adalah korban rudapaksa, hingga membuatnya mengandung saat ini. Dia berusaha untuk bangkit dan setelahnya, dia kembali dihantam dengan cobaan yang begitu berat untuknya. Alisa benar-benar diusir dari sana dan bahkan dia tidak diperbolehkan lagi untuk kembali ke tempat itu. Jdar!Sambaran petir yang menyambar membuatnya tidak takut sedikitpun. Hidupnya sudah lebih menyakitkan dari ini, jadi tidak ada lagi yang lebih menyakitkan dari apa yang dia rasakan sekarang. Bahkan petir yang menyambar pun tidak membuatnya takut sedikitpun. Hujan turun dengan begitu derasnya, hingga membuat tubuh Alisa basah diguyur air hujan yang turun dari langit. Tangisnya terdengar be
Zaki sudah sampai di rumah kontrakan Alisa. Namun, saatnya sampai di sana dia tidak melihat adanya tanda-tanda kehidupan di tempat itu. Rumahnya gelap, dan kosong seperti tak berpenghuni. Karena penasaran, Zaki langsung mengetuk pintu rumah kontrakan Alisa. Sayangnya di sana dia tidak mendapatkan apapun, hanya kesunyian dan keheningan. Akhirnya dia mengalah dan membuka pintu rumah Alyssa dengan kunci cadangan yang sempat dibawanya. Zaki merasa heran ketika melihat rumah ini gelap. Tidak biasa-biasanya Alisa mematikan lampu. Jika memang dia keluar rumah, untuk apa mematikan semua lampu-lampunya? Sampai di mana Dia memutuskan untuk mencari keberadaan wanita itu. "Alisa, kamu di mana?" tanya Zaki sambil menghidupkan lampu rumah Alisa.Dia semakin masuk ke dalam, dan membuka pintu kamarnya. Hening, tempat ini bahkan tidak menunjukkan adanya kehidupan di sana. Hal itu membuat Zaki penasaran ke mana perginya Alisa. "Alisa, kamu di mana?" Zaki kembali bertanya di mana keberadaan wanita it
"Alisa!!!" suara teriakan Damian membuat asistennya langsung berlari ketika mendengar laki-laki itu berteriak. Brak! Asistennya langsung masuk ke ruangan kerjanya begitu saja setelah mendengar suara teriakan dari bosnya. Joshua langsung menghampiri bosnya saat itu juga. Apa yang terjadi sebenarnya pada Damian? "Anda, baik-baik saja, Tuan?" tanya Joshua ketika melihat keadaan laki-laki itu. Damian mencoba untuk menetralkan detak jantung yang saat ini. Nafasnya memburu, keringat dingin mulai membasahi wajahnya setelah dia terbangun dari mimpi buruknya. Bagaimana bisa dia mimpi buruk di siang bolong seperti ini. Sungguh, Damian benar-benar tidak habis pikir untuk semua ini. Kenapa dia bisa mimpi buruk, padahal tadinya dia masih mengerjakan pekerjaan, dan tanpa sadar tertidur. Tapi, tiba-tiba saja dia bermimpi sesuatu yang membuatnya teringat akan wanita yang dicarinya selama ini. "Tuan Damian, apa Anda baik-baik saja?" tanya Joshua lagi untuk memastikan keadaan bosnya. "Air,"