Share

Lelah

Penulis: Ucu nurhayati
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-13 16:36:36

Dua jam berlalu Alvian akhirnya kembali tertidur, dengan hati-hati Mita menidurkannya pada box bayi, ia menengadah menatap jam dinding, ternyata sudah jam 2 pagi. Baru saja ia akan terlelap ketika anak ke duanya yaitu Alicia menangis dari kamar sebelah, setengah berlari Mita membuka pintu dan menggendong anak perempuan satu-satunya itu. Satu jam menina bobokan Alicia anak perempuan dengan badan montok dan kulit putih itu tertidur kembali, setelah semuanya tertidur Mita segera membaringkan tubuh karena kelopak matanya sudah tidak dapat lagi menahan kantuk.

Di ufuk timur sang surya sudah memancarkan sinarnya, semilir angin malam tergantikan dengan hangatnya belaian mentari, butir-butir embun pun perlahan menghilang termakan gagahnya sang penguasa siang.

Jika sebagian wanita di komplek perumahan elitnya menghabiskan pagi dengan berjemur sambil berolahraga, berbeda dengan Mita yang setiap pagi harus bergumul dengan segala aktifitas mulai dari memasak sarapan, menyiapkan keperluan suaminya ke kantor, menyiapkan anak-anaknya ke sekolah di tambah dengan mengurus si bungsu yang sedang rewel-rewelnya.

Sebenarnya Mita bisa saja membayar jasa baby sister untuk membantunya namun ia sudah bertekad untuk megurus anak-anaknya sendiri, Mita tidak ingin anak-anaknya kehilangan sosok seorang ibu karena ia tahu benar bagaimana rasanya di besarkan oleh seorang pengasuh.

“Pagi mas,” sapa Mita dengan senyum merekah pada suaminya yang terlihat sudah siap dengan setelan kantor dan duduk di meja makan.

Alih-alih menjawab atau memberikan kecupan pagi seperti saat mereka baru menikah, Ardi malah sibuk dengan ponselnya tanpa melirik sedikit pun pada Mita.

“Mam, kak Nathan ambil seleal Alice,” adu gadis mungil yang masih cadel itu

“Kakak cuma nyicip sedikit,” bela Nathan anak pertama Mita dan Ardi.

Mita hanya tersenyum melihat pertengkaran kecil antara ke dua anak kesayangannya itu. Dengan cekatan Mita segera menghidangkan segelas susu dan dua potong sandwich pada suaminya yang masih sibuk dengan layar ponsel.

“Mam, kemalin juga kak Nathan ambil pensil walna alice,” gadis kecil dengan mata bulat dan rambut ikal itupun kembali mengadu.

“Bukan ngambil dik, kakak pinjem sebentar aja ko.”

“Gak boeh.” Gadis mungil yang sudah siap dengan pakaian play grup itu sangat menggemaskan dengan bicaranya yang masil cadel dan belum terlalu jelas.

“Dasar pelit.” Nathan menarik salah satu kuncir Alice.

“Atit, kak Nathan andel(sakit, kak Nathan bandel).” Alice menangis.

“Nathan. Kamu nggak boleh gitu nak.” Mita coba melerai.

“Tapi Alice tukang ngadu,” teriak Nathan.

“Kak Nathan Jahat,” timpal Alice sambil menangis.

Brak

Ardi tiba-tiba menggebrak meja dengan keras hingga susu di depannya tumpah, Alice dan Nathan pun berlari ketakutan dan berhambur memeluk Mita .

“Tidak bisakah aku sarapan dengan tenang hah!” bentak Ardi dengan mata melotot dan wajah memerah.

“Iya maaf mas, aku akan buatkan susu baru untuk mas.” Mita segera membereskan bekas tumpahan susu tadi.

“Tidak usah aku sudah tidak selera, apalagi melihat penampilanmu sekarang nafsu makanku langsung hilang,” ucap Ardi dengan senyum mengejek lalu pergi meninggalkan meja makan.

 Tangan wanita yang lentik dan mulus itu bergetar saat membersihkan tumpahn susu di meja, tak terasa bulir-bulir air tumpah dari ke dua mata bulat dengan kantung mata yang terlihat mengelilinginya. Ada sesak menyeruak di dadanya.

“Mama jangan menagis.” Tangan kecil Nathan terulur memegang tangan ibunya.

Mita segera menyeka lelahan air mata di kedua pipinya lalu mengelus lembut kepala putra sulungnya itu, ”Cepat habiskan sarapannya, nanti kalian terlambat ke sekolah,” ucap Mita lembut.

Setelah anak pertama dan keduanya berangkat sekolah sekarang Mita sibuk mengurus anak bugsunya yang entah kenapa dari semenjak bangun tidur putranya itu terus saja rewel dan menangis. Bi Asih, wanita berusia 50 tahunan yang sudah bekerja dari sebelum Mita menikah dn masih tinggal dengan ayahnya segera mengambil Alvian dari gendongan Mita karena tahu jika saat ini suasana hati majikannya itu sedang tidak baik.

“Ibu istirahat saja biar den Alvian bibi yang mandikan.”

“Makasih bi, saya ingin mandi dulu kalo begitu.” Lirih Mita dan di jawab anggukan oleh bi Asih.

Baru saja masuk ke kamar dan hendak mandi tiba-tiba terdengar suara ponselnya berdering dari atas nakas, dengan malas Mita mengambil ponselnya dan terlihat nama Linda pada layar.

“Halo lin,”  ucap Mita setelah menekan gambar gagang terlepon berwarna biru pada layar ponselnya.

“Mit, siang ini kita harus ketemu, ada yang ingin gue bilang sama loe.”

“Ya udah tinggal bilang aja sekarang.”

“Nggak bisa di telepon, pokonya kita harus ketemuan. Nanti lokasinya gue share di WA.” Sambungan telepon pun dimatikan.

Wanita sejak dulu selalu menjadi yang di salahkan terutama dalam kehidupan pernikahan. Awal-awal menikah memang semuanya terasa begitu indah namun berjalannya waktu terjadi banyak perubahan apalagi setelah mempunyi anak.

Banyak suami yang menuntut banyak hal pada istrinya, tubuh istrinya harus selalu bagus, wajah harus tetap cantik, rumah harus rapi, masakan harus selalu terhidang, anak-anak harus baik dan pintar, tanpa para suami sadar jika istrinya hanya mempunyai dua tangan dan tidak dapat melakukan semua hal secara bersamaan seorang diri.

Menjadi seorang istri itu terkadang serba salah, bentuk tubuh dan wajah berubah setelah mempunyai anak di jadikan alasan para suami untuk berselingkuh ‘Salah sendiri tidak bisa menjaga penampilan hingga suami menjadi bosan dan mencari pelampiasan di luar’.

Rumah berantakan ‘Jadi istri kok malas sampai-sampai rumah tidak di rapihkan'.

Anak-anak mendapat nilai jelek atau nakal di sekolah ‘Ibunya tidak bisa mengajar dan mendidik anak’. Begitu banyak beban dalam pundak seorang wanita setelah menyandang gelar seorang istri bahkan tidak jarang pula mereka harus turut membantu suami untuk mencari nafkah.

Walau emansipasi wanita terus saja di gaungkan sampai saat ini namun kenyataan di lapangan tetap saja wanita selalu jadi objek teraniaya baik dari segi pikiran, mental dan tenaga. Mungkin hal ini yang menjadi latar belakang tercetusnya pribahas ‘Wanita akan menjadi ratu jika dipersatukan dengan laki-laki yang tepat, sebaliknya wanita hanya akan menjadi babu jika dipersatukan dengan laki-laki yang tidak tepat’.

Berendam dalam bathup dengan air hangat dan minyak aroma terapi menjadi pilihan Mita untuk sejenak melepas semua sesak dan penat dalam diri. sapuan ai hanyat yang membelai kulitnya terasa begitu nyaman bagai dekapan seorang ayah yang memberikan ketenangan pada anak-anaknya. Wangi aroma terapi yang menyeruak memenuhi ruangan seakan merefresh kembali pikiran Mita dan membuang semua aura negatif dari dalam tubuhnya. Di buai rasa nyaman perlahan bibir tipis Mita melukiskan seulas senyuman yang selama ini hilang, matanya pun terpejam merasakan setiap kenyamanan yang di ciptakan dari hal sederhana yang bagi sebagian orang terkesan sangat biasa.

Bab terkait

  • Hidup Seorang Wanita   flashback 6 tahun yang lalu

    Flashback 6 tahun yang lalu“Pagi pah,” sapa seorang gadis yang terlihat begitu segar dan energik.“Pagi sayang, kamu terlihat sangat segar dan cantik,” puji laki-laki berumur sekitar 65 tahunan yang sudah siap dengan setelah jas kantor dan secangkir kopi hangat di atas meja makan.“Papahku juga terlihat sangat tampan dan mempesoa,” Sebuah kecupan Mita daratkan pada pipi yang sedikit keriput ituKedekatan dan kehangatan selalu tecipta dalam keluarga Surya Darmawan yang merupakan ceo dari sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dalam bidang pertambangan dan perkebunan. Di kantor dan di dunia perbisnisan nama Surya Darmawan sudah sangat di kenal selain karena memiliki reputasi keja yang bagus beliau juga di kenal karena sangat tegas dan disiplin maka tidak heran jika dari tahun ke tahun perusahaannya yaitu Surya Corp semakin maju dan berkembang dengan anak-anak perusahaan yang tersebar di berbagai daerah juga di beb

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Hidup Seorang Wanita   Pertemuan pertama

    “Ardi tidak suka bersentuhan dengan lawan jenis,” ucap pak Surya karena melihat ekspresi Mita yang keheranan.“Kenapa? Mita sudah mandi dan mencuci tangan ko,” tanya Mita sedikit cemberut.“Maafkan saya nona, tapi kita bukan mukhrim sehingga tidak di perbolehkan untuk bersentuhan satu sama lain,” Ucap Ardi lembut. “Kalau begitu saya permisi dulu pak,” pamitnnya kemudian.Mita hanya menatap aneh pada laki-laki berbadan tinggi tegap dengan bentuk wajah oval, hidung bangir, bibir sedikit tebal, berkulit putih, berpakain rapih serta aroma tubuh yang wangi.“Ekhem. Dia tampan bukan?” goda pak Surya.“Banget. Em, maksud Mita biasa aja.” Mita terlihat salah tingkah."Jika kau mau papah bisa memberikan nomor ponselnya." pak Suyra tertawa melihat ekspresi putrinya yang gelagapan dan salah tingkah.Waktu bergulir tidak dapat di kendalikan. Setelah pertemuan pertamanya denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Hidup Seorang Wanita   Bukti pertama

    Siang itu matahari sangat terik, di tambah suara bising kendaraan yang berdesak ingin segera sampai tujuan. Mita yang mengendarai sebuah mobil sedan berjenis All New Corola Atlis Hybrid AT dengan warna silver yang yang biasa ia gunakan untuk mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah. Dengan kesal Mita beberapa kali membunyikan klakson agar kendaraan di depannya melaju lebih cepat. Hal bodoh memang, karena walau berapa ratus kali pun ia membunyikan klakson tetap saja tidak akan dapat mengurai kemacetan. Namun di tengah suasana hati yang tidak baik emosi Mita pun mudah tersulut.Setelah berhasil keluar dari kemacetan Mita menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi hingga tidak butuh waktu lama ia sudah sampai di sebuah kafe yang lokasinya telah di share Linda melalui ponsel.Sampai di depan pintu café Mita mengedarkan pandangannya ke segala arah, dari meja yang berada persis di sebelah jendela Linda melambaikan tangannya dan Mita pun datang menghampirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Hidup Seorang Wanita   Kembali ke kantor

    Hari ke hari sikap Ardi makin berubah bahkan lebih sering bepergian ke luar negeri dengan alasan bisnis padahal menurut orang kantor Ardi pergi tidak dalam agenda bisnis atau kunjungan ke kantor yang ada di luar negeri.Mita pun meminta Linda untuk membantunya mencari seorang wanita muda nan cantik yang akan ia jadikan umpan untuk menjebak Ardi. Benar saja setelah tiga bulan melakukan penjebakan ternyata Ardi benar-benar laki-laki buaya. Wanita yang di jadikan umpan itu memberikan banyak bukti berupa transferan uang dalam jumlah yang lumayan besar, hadiah-hadiah mewah, foto-foto saat mereka bersama serta chat-chat mesra yang di kirimkan oleh Ardi.Berbeda dengan sebelumnya kini Mita terlihat lebih santai dan tidak lagi menagis saat melihat kelakuan buruk Ardi, ia malah tersenyum dan berterima kasih pada wanita muda itu, tak lupa ia memberikan bayaran dalam jumlah yang lumayan besar.“Sekarang lu mau ngapain,” tanya Linda saat mereka bertemu di sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Hidup Seorang Wanita   Hati yang kau sakiti

    Hari ke hari sikap Ardi makin berubah bahkan sering bepergian ke luar negeri dengan alasan bisnis padahal menurut asistennya, Ardi pergi seorang diri dan tidak dalam agenda bisnis atau kunjungan ke kantor di luar negeri.Semakin curiga. Mita pun meminta bantuan Linda untuk mencari seorang wanita muda dan cantik yang akan ia jadikan umpan untuk menjebak Ardi. Benar saja setelah tiga bulan melakukan penjebakan ternyata Ardi benar-benar laki-laki buaya. Wanita yang dijadikan umpan itu memberikan banyak bukti berupa transferan uang dalam jumlah yang lumayan besar, hadiah-hadiah mewah, foto-foto saat mereka bersama serta chat-chat mesra yang di kirimkan oleh Ardi.Berbeda dengan sebelumnya kini Mita terlihat lebih santai dan tidak lagi menagis saat melihat kelakuan buruk Ardi, ia malah tersenyum dan berterima kasih pada wanita muda itu, tak lupa ia memberikan bayaran dalam jumlah yang lumayan besar.“Sekarang lu mau ngapain,” tanya Linda saat mereka berte

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Hidup Seorang Wanita   Tak seindah dulu

    Malam sudah larut, terdengar suara deru mobil memasuki garasi sebuah rumah mewah dan berada di sebuah komplek perumahan elit. Setelah mobil terparkir di garasi seorang laki-laki berpakaian setelan kerja keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki rumah bergaya modern minimalis itu.Baru saja ia menapaki teras depan rumah tiba-tiba pintu rumah sudah terbuka dan nampak seorang wanita menghampiri laki-laki itu yang tidak lain adalah suaminya, setelah mencium tangan wanita itu pun segara mengambil tas jingjing dan jas dari tangan suaminya yang terlihat sangat cuek.“Apa mas mau makan? Aku sudah masak makanan kesukaan mas,” ucapnya dengan senyum merekah.“Aku sudah makan di luar,” jawab suaminya singkat seraya berlalu dan tanpa menoleh sedikit pun.Itulah percakapan dingin yang selalu terjadi antara Salomita dan Ardia Gunawan yang sudah menjalani biduk pernikahan selama 6 tahun dan sudah di karuniai 3 orang anak , anak per

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03

Bab terbaru

  • Hidup Seorang Wanita   Hati yang kau sakiti

    Hari ke hari sikap Ardi makin berubah bahkan sering bepergian ke luar negeri dengan alasan bisnis padahal menurut asistennya, Ardi pergi seorang diri dan tidak dalam agenda bisnis atau kunjungan ke kantor di luar negeri.Semakin curiga. Mita pun meminta bantuan Linda untuk mencari seorang wanita muda dan cantik yang akan ia jadikan umpan untuk menjebak Ardi. Benar saja setelah tiga bulan melakukan penjebakan ternyata Ardi benar-benar laki-laki buaya. Wanita yang dijadikan umpan itu memberikan banyak bukti berupa transferan uang dalam jumlah yang lumayan besar, hadiah-hadiah mewah, foto-foto saat mereka bersama serta chat-chat mesra yang di kirimkan oleh Ardi.Berbeda dengan sebelumnya kini Mita terlihat lebih santai dan tidak lagi menagis saat melihat kelakuan buruk Ardi, ia malah tersenyum dan berterima kasih pada wanita muda itu, tak lupa ia memberikan bayaran dalam jumlah yang lumayan besar.“Sekarang lu mau ngapain,” tanya Linda saat mereka berte

  • Hidup Seorang Wanita   Kembali ke kantor

    Hari ke hari sikap Ardi makin berubah bahkan lebih sering bepergian ke luar negeri dengan alasan bisnis padahal menurut orang kantor Ardi pergi tidak dalam agenda bisnis atau kunjungan ke kantor yang ada di luar negeri.Mita pun meminta Linda untuk membantunya mencari seorang wanita muda nan cantik yang akan ia jadikan umpan untuk menjebak Ardi. Benar saja setelah tiga bulan melakukan penjebakan ternyata Ardi benar-benar laki-laki buaya. Wanita yang di jadikan umpan itu memberikan banyak bukti berupa transferan uang dalam jumlah yang lumayan besar, hadiah-hadiah mewah, foto-foto saat mereka bersama serta chat-chat mesra yang di kirimkan oleh Ardi.Berbeda dengan sebelumnya kini Mita terlihat lebih santai dan tidak lagi menagis saat melihat kelakuan buruk Ardi, ia malah tersenyum dan berterima kasih pada wanita muda itu, tak lupa ia memberikan bayaran dalam jumlah yang lumayan besar.“Sekarang lu mau ngapain,” tanya Linda saat mereka bertemu di sebuah

  • Hidup Seorang Wanita   Bukti pertama

    Siang itu matahari sangat terik, di tambah suara bising kendaraan yang berdesak ingin segera sampai tujuan. Mita yang mengendarai sebuah mobil sedan berjenis All New Corola Atlis Hybrid AT dengan warna silver yang yang biasa ia gunakan untuk mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah. Dengan kesal Mita beberapa kali membunyikan klakson agar kendaraan di depannya melaju lebih cepat. Hal bodoh memang, karena walau berapa ratus kali pun ia membunyikan klakson tetap saja tidak akan dapat mengurai kemacetan. Namun di tengah suasana hati yang tidak baik emosi Mita pun mudah tersulut.Setelah berhasil keluar dari kemacetan Mita menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi hingga tidak butuh waktu lama ia sudah sampai di sebuah kafe yang lokasinya telah di share Linda melalui ponsel.Sampai di depan pintu café Mita mengedarkan pandangannya ke segala arah, dari meja yang berada persis di sebelah jendela Linda melambaikan tangannya dan Mita pun datang menghampirinya.

  • Hidup Seorang Wanita   Pertemuan pertama

    “Ardi tidak suka bersentuhan dengan lawan jenis,” ucap pak Surya karena melihat ekspresi Mita yang keheranan.“Kenapa? Mita sudah mandi dan mencuci tangan ko,” tanya Mita sedikit cemberut.“Maafkan saya nona, tapi kita bukan mukhrim sehingga tidak di perbolehkan untuk bersentuhan satu sama lain,” Ucap Ardi lembut. “Kalau begitu saya permisi dulu pak,” pamitnnya kemudian.Mita hanya menatap aneh pada laki-laki berbadan tinggi tegap dengan bentuk wajah oval, hidung bangir, bibir sedikit tebal, berkulit putih, berpakain rapih serta aroma tubuh yang wangi.“Ekhem. Dia tampan bukan?” goda pak Surya.“Banget. Em, maksud Mita biasa aja.” Mita terlihat salah tingkah."Jika kau mau papah bisa memberikan nomor ponselnya." pak Suyra tertawa melihat ekspresi putrinya yang gelagapan dan salah tingkah.Waktu bergulir tidak dapat di kendalikan. Setelah pertemuan pertamanya denga

  • Hidup Seorang Wanita   flashback 6 tahun yang lalu

    Flashback 6 tahun yang lalu“Pagi pah,” sapa seorang gadis yang terlihat begitu segar dan energik.“Pagi sayang, kamu terlihat sangat segar dan cantik,” puji laki-laki berumur sekitar 65 tahunan yang sudah siap dengan setelah jas kantor dan secangkir kopi hangat di atas meja makan.“Papahku juga terlihat sangat tampan dan mempesoa,” Sebuah kecupan Mita daratkan pada pipi yang sedikit keriput ituKedekatan dan kehangatan selalu tecipta dalam keluarga Surya Darmawan yang merupakan ceo dari sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dalam bidang pertambangan dan perkebunan. Di kantor dan di dunia perbisnisan nama Surya Darmawan sudah sangat di kenal selain karena memiliki reputasi keja yang bagus beliau juga di kenal karena sangat tegas dan disiplin maka tidak heran jika dari tahun ke tahun perusahaannya yaitu Surya Corp semakin maju dan berkembang dengan anak-anak perusahaan yang tersebar di berbagai daerah juga di beb

  • Hidup Seorang Wanita   Lelah

    Dua jam berlalu Alvian akhirnya kembali tertidur, dengan hati-hati Mita menidurkannya pada box bayi, ia menengadah menatap jam dinding, ternyata sudah jam 2 pagi. Baru saja ia akan terlelap ketika anak ke duanya yaitu Alicia menangis dari kamar sebelah, setengah berlari Mita membuka pintu dan menggendong anak perempuan satu-satunya itu. Satu jam menina bobokan Alicia anak perempuan dengan badan montok dan kulit putih itu tertidur kembali, setelah semuanya tertidur Mita segera membaringkan tubuh karena kelopak matanya sudah tidak dapat lagi menahan kantuk.Di ufuk timur sang surya sudah memancarkan sinarnya, semilir angin malam tergantikan dengan hangatnya belaian mentari, butir-butir embun pun perlahan menghilang termakan gagahnya sang penguasa siang.Jika sebagian wanita di komplek perumahan elitnya menghabiskan pagi dengan berjemur sambil berolahraga, berbeda dengan Mita yang setiap pagi harus bergumul dengan segala aktifitas mulai dari memasak sarapan, menyiapkan ke

  • Hidup Seorang Wanita   Tak seindah dulu

    Malam sudah larut, terdengar suara deru mobil memasuki garasi sebuah rumah mewah dan berada di sebuah komplek perumahan elit. Setelah mobil terparkir di garasi seorang laki-laki berpakaian setelan kerja keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki rumah bergaya modern minimalis itu.Baru saja ia menapaki teras depan rumah tiba-tiba pintu rumah sudah terbuka dan nampak seorang wanita menghampiri laki-laki itu yang tidak lain adalah suaminya, setelah mencium tangan wanita itu pun segara mengambil tas jingjing dan jas dari tangan suaminya yang terlihat sangat cuek.“Apa mas mau makan? Aku sudah masak makanan kesukaan mas,” ucapnya dengan senyum merekah.“Aku sudah makan di luar,” jawab suaminya singkat seraya berlalu dan tanpa menoleh sedikit pun.Itulah percakapan dingin yang selalu terjadi antara Salomita dan Ardia Gunawan yang sudah menjalani biduk pernikahan selama 6 tahun dan sudah di karuniai 3 orang anak , anak per

DMCA.com Protection Status