Share

Bab 9

Penulis: Hijau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sopir masih menunggu di depan rumah Keluarga Vandana. Begitu melihat Hazel keluar, dia langsung berjalan mendekat.

Dia mengambil koper di tangan Hazel dan membuka pintu mobil belakang, mempersilakan Hazel masuk, "Nyonya, silakan masuk."

"Terima kasih."

Hazel menyerahkan kopernya kepada sopir, lalu masuk ke dalam mobil setelah mengucapkan terima kasih.

Saat menutup pintu mobil, emosi yang sudah sejak tadi Hazel pendam langsung membuncah seperti gunung berapi yang meletus.

Hazel merasa jantungnya seperti direndam dalam lahar dan dibakar oleh api.

Air mata menetes dari kedua mayanya. Dia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara.

Begitu sopir masuk ke dalam mobil, dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Begitu menoleh, dia melihat Hazel menangis tanpa suara.

Dia terdiam selama beberapa saat sebelum kembali tersadar, tidak tahu harus melakukan apa saat menghadapi situasi semacam ini.

Dia sudah menjadi sopir Sergio selama beberapa tahun dan belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya.

Saat sopir itu tidak tahu harus bicara apa, Hazel tiba-tiba menyeka matanya dan menginstruksikan, "Jalan saja. Jangan pedulikan aku."

Hazel bukanlah orang yang terbiasa menunjukkan sisi lemahnya di depan orang lain. Namun, apa yang dilakukan Krisna benar-benar membuatnya ngeri.

Namun begini juga bagus. Mulai sekarang, dia tidak perlu berusaha keras dan bersusah payah untuk menjaga keharmonisan yang hanya terlihat di permukaan saja.

Tidak masalah kalau setelah ini dia akan menganggap bahwa ayahnya sudah meninggal.

Selama ini Krisna tidak pernah peduli padanya, jadi tidak ada bedanya dengan Krisna masih hidup atau tidak.

Menghibur dirinya sendiri seperti ini dalam pikirannya, suasana hati Hazel akhirnya menjadi lebih baik.

Sopir tampak ragu-ragu, jadi bertanya dengan hati-hati, "Nyonya, apa kita akan kembali ke rumah?"

"Jalan dulu saja. Aku ingin menenangkan diri."

Hazel berpikir sejenak dan perlahan menggelengkan kepalanya. Sudut mulutnya melengkung membentuk lengkungan pahit.

Apa sekarang dia bahkan memiliki sesuatu yang disebut rumah?

Mungkin dia sudah tidak punya rumah lagi sejak ibunya meninggal.

Adapun vila Sergio, itu juga merupakan tempat yang asing baginya.

Dia dan Sergio hanya menikah karena kesepakatan. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bisa dikatakan, ini semacam kerja sama yang menguntungkan.

Dia ingin Justin merasakan harga yang harus dibayar karena telah mengkhianatinya, sementara Sergio membutuhkan seorang istri dengan latar belakang keluarga sederhana yang dapat menjaga penampilan dan sikapnya.

Di dunia yang begitu luas ini, Hazel bahkan tidak memiliki tempat yang bisa menerimanya.

Sopir menyalakan mobil dan berjalan perlahan menyusuri jalan.

Saat mengemudi, dia sesekali mengamati keadaan Hazel melalui kaca spion.

Dia ragu-ragu dan bimbang, apakah harus memberi tahu tuannya tentang apa yang terjadi hari ini.

Tepat sebelum dia sempat mengambil keputusan, nada dering ponsel yang begitu riang terdengar dari kursi belakang.

Hazel mengangkat ponselnya dan melihat identitas penelepon. Ternyata sahabatnya, Winda Rahadi lah yang menelepon.

Dia menarik ingusnya dan menekan rasa pahit di hatinya, baru mengangkat panggilan itu, "Halo?"

"Hazel, kamu menangis? Apa yang terjadi? Apa si berengsek Justin mengganggumu lagi?"

Sebagai sahabat Hazel, Winda bisa mendengar ada yang tidak beres hanya dengan satu kata dari mulut Hazel.

"Aku nggak apa-apa."

Karena habis menangis, suara Hazel masih sedikit serak, kepura-puraannya untuk tegar malah terasa makin memilukan.

Mendengar itu, Winda makin marah, "Justin bajingan! Bukan kamu yang memaksa untuk bertunangan dengannya, tapi dia terus menyakitimu setiap hari. Sekarang dia malah ingin membatalkan pertunangan kalian! Dasar terkutuk!"

Hazel terdiam, sekelebat kebingungan muncul di bawah matanya. "Membatalkan pernikahan? Justin?"

Suara Winda tersendat-sendat saat berbicara, bahkan terdengar lebih lemah dari sebelumnya, "Kamu nggak tahu? Aku pikir kamu menangis karena hal ini."

"Apa yang terjadi?"

"Kamu nggak boleh sedih kalau aku bilang, ya? Bukankah aku masuk dalam obrolan grup gosip orang kaya? Grup Justin mengatakan kalau dia ingin membatalkan pernikahan denganmu. Darra lah wanita yang dicintainya. Aku kirimkan tangkapan layar obrolan grupnya padamu."

Tepat setelah Winda mengatakan itu, ponsel Hazel berdering beberapa kali.

Dia membuka tangkapan layar yang dikirim oleh Winda dan aura dingin melintasi bagian bawah matanya. Dia hampir tidak bisa menahan amarah di dadanya.

Hazel tertawa dingin, "Mengumumkan pembatalan pernikahan? Dia pikir dia pantas melakukannya? Seharusnya aku yang mengumumkannya."

Justin lah yang berselingkuh, tidak setia pada kontrak pernikahan sejak awal. Ini sama saja dengan merendahkan harkat dan martabat Hazel.

Hazel awalnya memikirkan Liana, jadi ingin menyelesaikan masalah ini secara pribadi. Namun, sepertinya dia tidak bisa melakukan hal ini sekarang.

Tatapannya tertuju pada tangkapan layar obrolan itu dan sebuah ide muncul di matanya. "Winda, apa kamu masih ada di dalam grup itu? Ajak aku gabung juga."

"Aku cari dulu. Aku melihat semua kata-kata jahat tentangmu di grup-grup itu, jadi keluar dari beberapa grup karena marah. Tapi sepertinya masih ada dua yang tersisa."

Winda mendengar ada yang salah dengan nada bicara Hazel, tetapi dia tidak bertanya lebih lanjut dan langsung mengirimkan tautan tersebut.

Sebagai sahabat, dia akan mendukung apa pun yang ingin dilakukan Hazel.

Hazel mengklik tautan tersebut dan masuk ke dalam grup obrolan.

Grup itu hampir semuanya terdiri dari nona dan tuan muda dari keluarga kaya. Keluarga mana pun yang memiliki gosip akan menyebarkannya ke dalam grup.

Saat Hazel bergabung ke dalam grup, obrolan di dalam grup tengah panas-panasnya.

Yang menjadi topik pembicaraan mereka adalah Justin yang ingin menarik diri dari pernikahannya dengan Hazel dan beralih menikahi Darra.

Pesan terus bermunculan, jadi tidak ada yang memperhatikan kalau ada anggota baru yang bergabung dengan grup.

Hazel membaca pesan yang mereka kirimkan dan tidak bisa menahan tawanya.

Ternyata tanpa sepengetahuan Hazel, Justin membuat tunangannya memiliki kesan yang sangat buruk.

Semua orang merasa bahwa Justin adalah korban, sementara Hazel adalah orang ketiga yang memanfaatkan kasih sayang yang dia dapatkan untuk merusak hubungan Justin dan Darra.

Mereka yang terlahir dari keluarga kaya memang sering menikah dengan orang yang tidak mereka cintai demi keuntungan.

Akibatnya, mereka membenci perilaku tersebut.

Karena itulah Hazel menjadi sasaran pelampiasan dan serangan mereka.

Di ujung telepon, Winda juga memperhatikan apa yang dibicarakan di dalam grup itu.

Khawatir Hazel akan terpengaruh, jadi dia mencoba menenangkannya, "Hazel, jangan hiraukan mereka. Mereka nggak kenal sama kamu dan cuma dijadikan senjata untuk membantu kepentingan orang lain."

Mendengar kekhawatiran dalam nada Winda, hati Hazel sedikit menghangat. Dia menggeleng dan berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku baik-baik saja."

Setelah mendengar kata-kata seperti itu berkali-kali, Hazel sudah tidak peduli lagi.

Winda menghela napas lega, "Ya, bagus! Nggak ada gunanya bersedih untuk sampah seperti Justin!"

"Hmm." Hazel setuju, membuka video yang tersimpan di ponsel. Dia memotong sebagian dari video itu, lalu mengirimkannya langsung ke grup.

Dia juga secara khusus menandai Justin dalam pesannya, "Jelas-jelas kamu yang selingkuh, tapi masih saja menjebak orang lain ...."

"Pertunangan ini awalnya dimulai olehmu dan ibumu. Sekarang setelah aku jatuh, kamu melimpahkan semua kesalahan kepadaku. Justin, kamu bajingan."

"Kamu benar-benar rendahan!"

Setelah mengirimkan serangkaian pesan itu, Hazel merasakan ledakan kemarahan yang dahsyat.

Setelah melakukan ini, dia langsung keluar dari obrolan grup, tanpa menyadari bahwa grup tersebut telah meledak karena kehadirannya.

"Sial, apa yang terjadi! Ini terlalu meledak-ledak!"

"Tunggu, siapa orang yang mengirim rekaman tadi? Itu Hazel, bukan? Apa aku nggak salah lihat? Kapan dia masuk ke grup?"

"Ckck, nggak disangka Justin ternyata orang seperti itu ...."

Bab terkait

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 10

    Ketika Winda melihat video yang dikirim Hazel, dia menyadari bahwa Justin dan Darra sudah sering melakukan hal semacam ini di ranjang.Rasanya tubuhnya seperti mau meledak karena amarah."Sialan! Bajingan ini benar-benar sampah! Dia harus diberi pelajaran. Hazel, kamu harus menemui Nenek Liana agar dia mendukungmu. Kalau nggak, Justin akan mengira kamu gampang direndahkan!"Sebagai sahabat Hazel, dia tahu lebih baik dari siapa pun bahwa pertunangan itu dicetuskan oleh Keluarga Hardwin.Saat itu, Keluarga Vandana sedang berkembang pesat dan kekuatan finansial mereka bahkan pernah melampaui Keluarga Hardwin, yang kini menjadi konglomerat papan atas.Ibu Hazel dan Liana adalah teman yang sangat dekat.Hazel dan Justin memiliki usia yang hampir sama dan saling mengenal dengan baik, jadi mereka dijodohkan dan bertunangan.Sekarang, Justin berani menggertak Hazel secara terang-terangan. Bukankah itu karena dia melihat kejayaan Keluarga Vandana mulai menurun dan Hazel tidak memiliki perlindun

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 11

    Winda tahu bahwa, dengan cara kerja otak Hazel yang begitu lambat, dia pasti masih tidak paham. Jadi, dia langsung mengubah topik pembicaraan, "Hazel, sudah jangan dipikirkan. Hari ini kita minum sampai mabuk."Hazel mengangguk kuat-kuat, lalu menenggak minumannya. "Ya. Bersulang!"Di dunia ini adalah banyak pria, tidak sepadan kalau dia harus merasa sedih hanya karena seorang bajingan seperti Justin.Hazel melakukan pertunangan itu juga bukan karena dia mencintai Justin, tetapi karena itu adalah keinginan ibunya yang sudah meninggal.Namun saat di mobil barusan, Hazel berpikir cukup lama. Ibunya memilihkan pasangan untuknya karena ingin Hazel memiliki seseorang yang bisa melindunginya dan menemaninya menjalani kehidupan yang damai.Namun, Justin tidak bisa memberikan semua itu kepada Hazel. Sebaliknya, dia malah menyakitinya.Dengan begitu, pertunangan ini telah kehilangan makna aslinya.Hazel yakin kalau ibunya akan menghormati keputusannya.Minuman yang dipesan Hazel memiliki kadar

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 12

    Di dalam mobil, Sergio mengerutkan keningnya erat-erat.Tekanan di dalam mobil begitu rendah, membuat sopir tidak berani bernapas keras-keras. Jadi-jarinya yang mencengkeram setir pun bergetar pelan.Meskipun Sergio tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia bisa merasakan kemarahan pria itu.Pelaku yang menyebabkan Sergio bersikap seperti ini benar-benar tidak berperasaan. Dia mabuk dan tertawa bodoh beberapa kali.Hazel bahkan mencecap sekali dua kali untuk kembali merasakan rasa manis dari minuman yang dia minum barusan.Sergio menatap sisi wajah Hazel untuk waktu yang lama, menanyakan pertanyaan yang dia sembunyikan di dalam hatinya, "Kenapa datang buat minum di sini?"Bertemu Hazel di bar hari ini adalah sesuatu yang tidak dia duga sebelumnya.Karena penandatanganan perjanjian pernikahan, Sergio jadi susah tidur.Rasanya seperti ada api di dalam hatinya yang telah mengaum, membuat seluruh tubuhnya dalam keadaan hiperaktif.Dia telah terganggu sepanjang hari ini, tidak sabar untuk ber

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 13

    Hazel menggaruk kepalanya dan mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam, tetapi dia tidak bisa mengingat apa pun.Dia memandang Sergio dan bertanya dengan hati-hati, "Om, tadi malam aku nggak melakukan sesuatu yang berlebihan setelah mabuk, bukan?"Katanya, ada beberapa orang akan bertindak gila ketika mereka mabuk ....Saat memikirkan kemungkinan ini, jantung Hazel berdetak kencang.Memikirkan kejadian tadi malam ketika seorang pemabuk memeluknya dan mengatakan dia tampan, sudut bibir Sergio tertarik membentuk senyum tipis."Kamu nggak melakukan apa pun."Ketika mendengar ini, Hazel langsung menghela napas lega.Untung saja!Untung saja tidak terjadi apa-apa.Namun sebelum dia berpuas diri, dia kembali mendengar jawaban Sergio, "Tapi kamu menggangguku sampai tengah malam dan muntah-muntah."Mengganggunya sampai tengah malam?Bahkan sampai muntah-muntah?Memikirkan kejadian ini, detak jantung Hazel kembali menderu, bahkan napasnya langsung tercekat."Nggak mungkin.""Hmm? Apa aku t

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 14

    Terdengar suara langkah kaki di lantai atas, yang langsung membuyarkan lamunan Hazel.Hazel menoleh dan melihat ke atas, melihat Sergio sudah berganti pakaian dan berjalan ke bawah.Dia mengenakan jas hitam, temperamennya bermartabat dan anggun. Wajah tampannya agak dingin, membuat orang merasa takut untuk mendekat.Menghadapi mata hitam pekat itu, hati Hazel bergetar tanpa alasan.Entah apa yang terjadi dengannya, tetapi saat Sergio mendekat, detak jantungnya mulai berdetak tak terkendali.Rasanya seperti habis menendang kelinci kecil, lalu kelinci itu melompat-lompat di dalam jantungnya.Sergio memandang sekilas ke tumpukan kotak di ruang tamu dan berkata kepada Hazel, "Sarapan dulu saja. Kamu bisa memilihnya setelah sarapan.""Ya."Hazel meletakkan kembali barang yang diambilnya, meminta Adam membantu menyimpannya. Lalu, dia mengikuti Sergio ke ruang makan.Melihat sosok jangkung di depannya, Hazel mengerucutkan bibir dan mengumpulkan keberanian untuk berkata, "Om, terima kasih."Ge

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 15

    Setiap kata yang dilontarkan oleh Sergio membuat wajah Hazel memerah. Sampai kata terakhir, rona merah itu merambat sampai ke bagian leher.Pikiran Hazel kini dipenuhi dengan bekas gigitan di tulang selangka Sergio yang dilihatnya saat bangun pagi tadi.Dia ternyata melakukan banyak hal saat mabuk?Kenapa dia tidak ingat sedikit pun akan semua itu?Dia ingin mencari celah di tanah dan merangkak ke dalamnya, lalu menyela perkataan Sergio, "Om, tolong berhenti bicara. Aku benar-benar nggak ingat semuanya."Hazel menghela napas dalam hati. Seperti yang diduga, minum benar-benar menyebabkan masalah.Tidak hanya mabuk, tetapi dia juga bersikap sembrono kepada Sergio. Dia bahkan benar-benar merasa malu dan tidak berani bertemu dengan siapa pun.Melihatnya menundukkan kepala dan ingin membenamkan wajahnya di meja, Sergio tidak bisa menahan tawanya lagi.Dia berkata pelan. "Nggak bisa. Yang kamu lakukan kepadaku benar-benar lebih dari itu. Kamu sendiri yang menyerahkan kartu keluarga dan KTP m

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 16

    Hazel berpikir sejenak, lalu keluar untuk meminta Line Sergio kepada Adam.Status mereka sudah menjadi suami istri yang sah, tetapi mereka masih belum menambahkan Line satu sama lain. Rasanya sedikit tidak pantas.Meski pernikahan mereka hanya sekedar formalitas, tetapi apa yang seharusnya ada harus tetap ada.Setelah mendengar permintaan Hazel, mata Adam berkilat kaget.Dia menambahkan kontak Line Hazel, lalu mengirimkan kontak Sergio kepada Hazel.Ponsel Hazel berbunyi dan dia menerima pesan tersebut. Dia membuka kontak Sergio dan melihat bahwa akun Sergio sangat bersih.Foto profil pria itu juga berwarna hitam polos tanpa pola apa pun.Lingkaran pertemanannya juga kosong.Terlihat sangat cocok dengan gaya keren Sergio.Hazel menambahkan pertemanan dan menuliskan sebuah catatan, "Om, ini Hazel."Namun, Hazel merasa pesan ini terkesan tidak sopan dan terlalu acuh. Jadi, dia menambahkan emoji lucu di bagian belakang tulisan.Setelah mengirim pesan, Hazel menunggu lama dan masih tidak a

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 17

    Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, aura Sergio yang kuat dan dingin sulit untuk diabaikan.Saat direktur proyek berbicara, dia diam-diam mengamati perubahan ekspresi presdirnya dan merasa sedikit aneh.Laporan yang ditulisnya belum memenuhi persyaratan presdir dan masih ada banyak bagian yang perlu perbaikan.Dia bekerja lembur untuk merampungkan laporan ini tadi malam. Jadi, tidak ada waktu untuk mengeditnya.Jadi, dia sudah bersiap untuk dimarahi sebelum datang.Sejak memasuki ruang presdir, dia merasa tidak nyaman karena takut dimarahi atau bahkan diusir langsung dari ruangan.Makin dipikirkan, dia jadi makin gugup.Makin gugup, kemungkinan melakukan kesalahan pun makin besar.Awalnya semuanya baik-baik saja, tetapi saat dia berbicara, dia mulai tergagap dan tidak bisa mengendalikan diri.Direktur proyek mengepalkan tangannya dengan gelisah, bicaranya pun makin pelan. Pada akhirnya, dia bahkan tidak berani mengeluarkan suara.Tiba-tiba dia makin gelisah dan kepalanya makin te

Bab terbaru

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 444

    Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 443

    Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 442

    Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 441

    Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 440

    Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 439

    Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 438

    Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 437

    Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 436

    Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya

DMCA.com Protection Status