Share

Bab 10

Penulis: Hijau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-10 18:33:17
Ketika Winda melihat video yang dikirim Hazel, dia menyadari bahwa Justin dan Darra sudah sering melakukan hal semacam ini di ranjang.

Rasanya tubuhnya seperti mau meledak karena amarah.

"Sialan! Bajingan ini benar-benar sampah! Dia harus diberi pelajaran. Hazel, kamu harus menemui Nenek Liana agar dia mendukungmu. Kalau nggak, Justin akan mengira kamu gampang direndahkan!"

Sebagai sahabat Hazel, dia tahu lebih baik dari siapa pun bahwa pertunangan itu dicetuskan oleh Keluarga Hardwin.

Saat itu, Keluarga Vandana sedang berkembang pesat dan kekuatan finansial mereka bahkan pernah melampaui Keluarga Hardwin, yang kini menjadi konglomerat papan atas.

Ibu Hazel dan Liana adalah teman yang sangat dekat.

Hazel dan Justin memiliki usia yang hampir sama dan saling mengenal dengan baik, jadi mereka dijodohkan dan bertunangan.

Sekarang, Justin berani menggertak Hazel secara terang-terangan. Bukankah itu karena dia melihat kejayaan Keluarga Vandana mulai menurun dan Hazel tidak memiliki perlindungan dari ibunya lagi?

Mendengar Winda menyebutkan nama Liana, entah kenapa Hazel merasa bersalah. "Aku akan menyelesaikan masalah ini."

Liana sangat menyayangi Hazel selalu memperlakukannya seperti cucunya sendiri.

Jadi, dia tidak berani menyinggung masalah pernikahannya dengan Sergio karena takut Liana tidak akan bisa menerimanya kalau sampai tahu.

Winda yang berada di ujung telepon sangat marah. Dia menggertakkan gigi dan ingin sekali mencabik-cabik Justin, si sampah masyarakat itu.

Dia berkata, "Hazel, itu karena kamu terlalu lembut, jadi mereka berani menggertakmu. Kali ini dengarkan aku. Jangan sampai kamu membiarkannya begitu saja!"

Hati Hazel dipenuhi dengan kehangatan saat mendengar kemarahan Winda karena hal ini. Lalu, dia bertanya dengan geli, "Lalu menurutmu, apa yang harus aku lakukan?"

Winda berseru, "Kalau dia berani berselingkuh di belakangmu, kamu juga harus balik menyelingkuhinya! Cari pria yang jauh lebih baik dari dia, lebih baik lagi kalau pria itu punya posisi dan kekuasaan yang tinggi. Gunakan kekuatan pria itu untuk menghancurkan Justin!"

Hazel mengerucutkan bibirnya, menjawab sedikit tidak enak hati, "Winda, ada yang ingin aku katakan padamu. Sebenarnya aku sudah menikah."

"Oh, sudah menikah ... apa? Kamu sudah menikah? Apa kamu bercanda?"

Winda sedang merawat kukunya di salon kuku. Ketika mendengar hal ini, dia langsung berdiri dari kursinya, sampai mengejutkan pegawai yang tengah merawat kukunya.

Dia sangat terkejut sampai-sampai dia tidak peduli dengan goresan yang tidak sengaja ditinggalkan oleh pegawai itu karena tangannya yang gemetar.

Pegawai itu tidak berani bernapas keras-keras karena khawatir Winda akan menyalahkannya.

Untung saja Winda tidak sempat memedulikannya dan langsung pergi setelah membayar biaya perawatan.

Hazel melirik sopir yang tengah fokus mengemudi. Perlahan, wajahnya mulai memerah.

Hal semacam ini sedikit tidak nyaman saat dikatakan di depan orang lain.

Jadi, dia mengatakan, "Masalah ini nggak bisa dijelaskan dengan satu dua kata saja. Lain kali akan aku ceritakan kepadamu."

"Jangan lain kali, hari ini saja. Kita ketemu di Locusa Bar. Aku tunggu." Winda memang suka terburu-buru dan selalu melakukan apa yang sudah dia katakan.

Setelah keluar dari toko kecantikan, dia langsung mencari taksi untuk pergi ke Locusa Bar.

Di sisi lain, Hazel memijit keningnya setelah mengakhiri panggilan telepon.

Kalau tahu reaksi Winda akan sebesar ini, harusnya dia tidak mengatakannya dulu.

Karena sudah dihadapkan pada situasi ini, jadi dia meminta sopir putar balik menuju Locusa Bar.

Setengah jam kemudian, sopir memarkirkan mobilnya di depan Locusa Bar.

Hazel berjalan turun dari mobil dan menunjukkan kartu keanggotaannya kepada pegawai yang berjaga di depan pintu.

Sikap pegawai itu langsung berubah hormat, membungkuk kepada Hazel dan mempersilakannya masuk.

Locusa Bar adalah bar terbesar di Kota Palapa. Di sini bukan hanya ada bar, tetapi banyak arena hiburan yang lain. Di sinilah banyak orang kaya menghabiskan uang mereka.

Tempat itu menggunakan sistem keanggotaan. Mereka yang memiliki banyak uang pun belum tentu bisa masuk ke mari.

Hazel masuk dan melihat sekeliling, menemukan Winda sedang duduk di bar sambil minum-minum.

Winda juga melihat Hazel. Dia tersenyum dan melambaikan tangan padanya.

Winda terlihat cerah dan cantik. Saat ini, dia mengenakan gaun hitam yang cukup pendek, yang membuat kulit putihnya terlihat makin menakjubkan. Rambutnya yang panjang bergelombang disampirkan di bahunya. Setiap gerakan yang dia lakukan penuh dengan gaya.

Bibir Hazel menyunggingkan senyuman. Dia mengangkat kakinya dan berjalan mendekat.

Sebelum Hazel sempat berbicara, Winda sudah melingkarkan tangannya di leher Hazel dan mengancam, "Saudara Hazel, katakan semuanya dan aku nggak akan bersikap kasar. Jelaskan, apa maksudnya kamu yang sudah menikah?"

Hazel merajuk sesaat sebelum menjawab pelan, "Tadi malam, aku dan Sergio menandatangani kontrak pernikahan."

"Siapa? Sergio?" tanya Winda dengan sorot tak percaya. Dia bahkan hampir melompat dari kursinya.

Apakah Sergio Hardwin yang dimaksud Hazel?

Apa dia Sergio yang merupakan pemimpin Keluarga Hardwin, om-nya Justin?

Hazel mengangguk pelan, "Ya."

Winda tertegun sejenak sebelum perlahan-lahan bisa menenangkan dirinya.

Dia mengambil gelas anggur di depannya dan menenggaknya sekaligus.

Merasa belum cukup bahkan setelah meminumnya, Winda meminta gelas lain kepada bar tender dan menenggaknya lagi.

Setelah minuman keras itu melewati tenggorokan dan rasa alkohol memenuhi bibir dan giginya, barulah Winda menemukan kewarasannya kembali.

Hazel mencoba menghentikannya, tetapi Winda memotongnya, "Diam dulu. Aku harus menenangkan diri."

Hazel dibuat tidak berdaya dan geli dengan sikap Winda. Dia pun memesan segelas anggur untuk diminum juga.

Bahkan dia sendiri belum sepenuhnya menerima kenyataan bahwa dia sudah menikah, apalagi dengan Sergio.

Pria yang biasanya begitu tinggi dan perkasa, begitu asing dan dingin, tiba-tiba menjadi suaminya.

Hazel tidak tahu persis bagaimana rasanya, tetapi perasaan itu tampak sedikit menggelitik.

Setelah menuangkan beberapa gelas minuman untuk dirinya sendiri, Winda akhirnya bisa tenang.

Dia memegang pundak Hazel, menatapnya, lalu bertanya, "Katakan lagi apa yang barusan kamu katakan. Apa kamu benar-benar menikah dengan Sergio?"

Hazel menjawab dengan ekspresi serius, "Ini bukan pernikahan, ini hanya perjanjian pernikahan. Belum ada surat nikah, tapi sudah sah secara hukum."

Mata Winda sedikit menyipit, menatap Hazel dari atas ke bawah sebelum menepuk pundaknya.

"Hazel, nggak sangka kamu menyembunyikannya serapat ini!"

Hazel duduk di bar dengan tangan menopang dagunya, menjawab sambil berpikir keras, "Sebenarnya saat itu aku nggak berpikir jernih dan langsung menandatanganinya. Nggak tahu apakah yang aku lakukan ini benar atau salah."

Hazel melakukannya bukan karena dia harus menjadi bagian dari Keluarga Hardwin. Dia hanya kesal pada Justin dan Darra.

Ditambah lagi dengan fakta bahwa tawaran Sergio memang terlalu menggiurkan. Dia tidak bisa menolak godaan tersebut dan langsung menyetujuinya.

Akibatnya, setiap kali Hazel memikirkan Sergio, dia merasa seperti berada di kapal pencuri.

Namun, Winda malah menimpali senang, "Keputusan yang bagus! Mulai sekarang, si bajingan Justin itu akan memanggilmu Tante. Kalau dipikir-pikir sangat menyenangkan!"

Saat mengatakan hal itu, Winda merasa ada yang tidak beres. Jadi, dia bertanya, "Tapi kenapa Sergio mendatangimu? Jangan bilang dia sudah menyukaimu sejak lama!"

"Nggak mungkin!" Hazel menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Aku itu tunangan keponakannya. Sebelumnya kami juga nggak pernah bicara banyak."

Sergio menyukainya?

Mana mungkin!

Winda tiba-tiba menyunggingkan senyum yang menyembunyikan senyum kecut.

"Kenapa nggak mungkin? Mungkin saja karena dia menyukaimu, jadi sengaja menghindari kecurigaan. Kalau nggak, kenapa kebetulan sekali dia ada di sana saat kamu memergoki perselingkuhan mereka? Dia juga memilihmu, yang statusnya mantan pasangan keponakannya untuk dinikahi?"

Hubungan om dan keponakan ini sangat mendebarkan kalau dipikirkan.

Hanya Hazel yang bodoh yang akan percaya bahwa pria itu hanya ingin mencari pasangan untuk dinikahi.

Namun, dia tidak berniat untuk memberi tahu Hazel akan kemungkinan ini. Dengan pemahamannya tentang Hazel, jika dia mengetahui bahwa Sergio memang dengan sengaja merencanakan semua ini, dia pasti akan menghindar sejauh mungkin.

Dia akan sangat berdosa kalau sampai membuat Hazel kehilangan hubungan pernikahan yang begitu hebat ini.

Hazel dibuat bingung dengan pertanyaan Winda.

Ya. Sergio memiliki semua uang dan kekuasaan di dalam genggamannya. Wanita seperti apa yang tidak bisa dia temukan?

Kenapa dia harus menanggung reputasi mencuri tunangan keponakannya dan menikahi Hazel?

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Jangan² Winda memendam perasaan kepada Sergio
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Yang di tunggu-tunggu sudah update lagi, terima kasih Thor love love sekebon ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 11

    Winda tahu bahwa, dengan cara kerja otak Hazel yang begitu lambat, dia pasti masih tidak paham. Jadi, dia langsung mengubah topik pembicaraan, "Hazel, sudah jangan dipikirkan. Hari ini kita minum sampai mabuk."Hazel mengangguk kuat-kuat, lalu menenggak minumannya. "Ya. Bersulang!"Di dunia ini adalah banyak pria, tidak sepadan kalau dia harus merasa sedih hanya karena seorang bajingan seperti Justin.Hazel melakukan pertunangan itu juga bukan karena dia mencintai Justin, tetapi karena itu adalah keinginan ibunya yang sudah meninggal.Namun saat di mobil barusan, Hazel berpikir cukup lama. Ibunya memilihkan pasangan untuknya karena ingin Hazel memiliki seseorang yang bisa melindunginya dan menemaninya menjalani kehidupan yang damai.Namun, Justin tidak bisa memberikan semua itu kepada Hazel. Sebaliknya, dia malah menyakitinya.Dengan begitu, pertunangan ini telah kehilangan makna aslinya.Hazel yakin kalau ibunya akan menghormati keputusannya.Minuman yang dipesan Hazel memiliki kadar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 12

    Di dalam mobil, Sergio mengerutkan keningnya erat-erat.Tekanan di dalam mobil begitu rendah, membuat sopir tidak berani bernapas keras-keras. Jadi-jarinya yang mencengkeram setir pun bergetar pelan.Meskipun Sergio tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia bisa merasakan kemarahan pria itu.Pelaku yang menyebabkan Sergio bersikap seperti ini benar-benar tidak berperasaan. Dia mabuk dan tertawa bodoh beberapa kali.Hazel bahkan mencecap sekali dua kali untuk kembali merasakan rasa manis dari minuman yang dia minum barusan.Sergio menatap sisi wajah Hazel untuk waktu yang lama, menanyakan pertanyaan yang dia sembunyikan di dalam hatinya, "Kenapa datang buat minum di sini?"Bertemu Hazel di bar hari ini adalah sesuatu yang tidak dia duga sebelumnya.Karena penandatanganan perjanjian pernikahan, Sergio jadi susah tidur.Rasanya seperti ada api di dalam hatinya yang telah mengaum, membuat seluruh tubuhnya dalam keadaan hiperaktif.Dia telah terganggu sepanjang hari ini, tidak sabar untuk ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 13

    Hazel menggaruk kepalanya dan mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam, tetapi dia tidak bisa mengingat apa pun.Dia memandang Sergio dan bertanya dengan hati-hati, "Om, tadi malam aku nggak melakukan sesuatu yang berlebihan setelah mabuk, bukan?"Katanya, ada beberapa orang akan bertindak gila ketika mereka mabuk ....Saat memikirkan kemungkinan ini, jantung Hazel berdetak kencang.Memikirkan kejadian tadi malam ketika seorang pemabuk memeluknya dan mengatakan dia tampan, sudut bibir Sergio tertarik membentuk senyum tipis."Kamu nggak melakukan apa pun."Ketika mendengar ini, Hazel langsung menghela napas lega.Untung saja!Untung saja tidak terjadi apa-apa.Namun sebelum dia berpuas diri, dia kembali mendengar jawaban Sergio, "Tapi kamu menggangguku sampai tengah malam dan muntah-muntah."Mengganggunya sampai tengah malam?Bahkan sampai muntah-muntah?Memikirkan kejadian ini, detak jantung Hazel kembali menderu, bahkan napasnya langsung tercekat."Nggak mungkin.""Hmm? Apa aku t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 14

    Terdengar suara langkah kaki di lantai atas, yang langsung membuyarkan lamunan Hazel.Hazel menoleh dan melihat ke atas, melihat Sergio sudah berganti pakaian dan berjalan ke bawah.Dia mengenakan jas hitam, temperamennya bermartabat dan anggun. Wajah tampannya agak dingin, membuat orang merasa takut untuk mendekat.Menghadapi mata hitam pekat itu, hati Hazel bergetar tanpa alasan.Entah apa yang terjadi dengannya, tetapi saat Sergio mendekat, detak jantungnya mulai berdetak tak terkendali.Rasanya seperti habis menendang kelinci kecil, lalu kelinci itu melompat-lompat di dalam jantungnya.Sergio memandang sekilas ke tumpukan kotak di ruang tamu dan berkata kepada Hazel, "Sarapan dulu saja. Kamu bisa memilihnya setelah sarapan.""Ya."Hazel meletakkan kembali barang yang diambilnya, meminta Adam membantu menyimpannya. Lalu, dia mengikuti Sergio ke ruang makan.Melihat sosok jangkung di depannya, Hazel mengerucutkan bibir dan mengumpulkan keberanian untuk berkata, "Om, terima kasih."Ge

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 15

    Setiap kata yang dilontarkan oleh Sergio membuat wajah Hazel memerah. Sampai kata terakhir, rona merah itu merambat sampai ke bagian leher.Pikiran Hazel kini dipenuhi dengan bekas gigitan di tulang selangka Sergio yang dilihatnya saat bangun pagi tadi.Dia ternyata melakukan banyak hal saat mabuk?Kenapa dia tidak ingat sedikit pun akan semua itu?Dia ingin mencari celah di tanah dan merangkak ke dalamnya, lalu menyela perkataan Sergio, "Om, tolong berhenti bicara. Aku benar-benar nggak ingat semuanya."Hazel menghela napas dalam hati. Seperti yang diduga, minum benar-benar menyebabkan masalah.Tidak hanya mabuk, tetapi dia juga bersikap sembrono kepada Sergio. Dia bahkan benar-benar merasa malu dan tidak berani bertemu dengan siapa pun.Melihatnya menundukkan kepala dan ingin membenamkan wajahnya di meja, Sergio tidak bisa menahan tawanya lagi.Dia berkata pelan. "Nggak bisa. Yang kamu lakukan kepadaku benar-benar lebih dari itu. Kamu sendiri yang menyerahkan kartu keluarga dan KTP m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 16

    Hazel berpikir sejenak, lalu keluar untuk meminta Line Sergio kepada Adam.Status mereka sudah menjadi suami istri yang sah, tetapi mereka masih belum menambahkan Line satu sama lain. Rasanya sedikit tidak pantas.Meski pernikahan mereka hanya sekedar formalitas, tetapi apa yang seharusnya ada harus tetap ada.Setelah mendengar permintaan Hazel, mata Adam berkilat kaget.Dia menambahkan kontak Line Hazel, lalu mengirimkan kontak Sergio kepada Hazel.Ponsel Hazel berbunyi dan dia menerima pesan tersebut. Dia membuka kontak Sergio dan melihat bahwa akun Sergio sangat bersih.Foto profil pria itu juga berwarna hitam polos tanpa pola apa pun.Lingkaran pertemanannya juga kosong.Terlihat sangat cocok dengan gaya keren Sergio.Hazel menambahkan pertemanan dan menuliskan sebuah catatan, "Om, ini Hazel."Namun, Hazel merasa pesan ini terkesan tidak sopan dan terlalu acuh. Jadi, dia menambahkan emoji lucu di bagian belakang tulisan.Setelah mengirim pesan, Hazel menunggu lama dan masih tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 17

    Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, aura Sergio yang kuat dan dingin sulit untuk diabaikan.Saat direktur proyek berbicara, dia diam-diam mengamati perubahan ekspresi presdirnya dan merasa sedikit aneh.Laporan yang ditulisnya belum memenuhi persyaratan presdir dan masih ada banyak bagian yang perlu perbaikan.Dia bekerja lembur untuk merampungkan laporan ini tadi malam. Jadi, tidak ada waktu untuk mengeditnya.Jadi, dia sudah bersiap untuk dimarahi sebelum datang.Sejak memasuki ruang presdir, dia merasa tidak nyaman karena takut dimarahi atau bahkan diusir langsung dari ruangan.Makin dipikirkan, dia jadi makin gugup.Makin gugup, kemungkinan melakukan kesalahan pun makin besar.Awalnya semuanya baik-baik saja, tetapi saat dia berbicara, dia mulai tergagap dan tidak bisa mengendalikan diri.Direktur proyek mengepalkan tangannya dengan gelisah, bicaranya pun makin pelan. Pada akhirnya, dia bahkan tidak berani mengeluarkan suara.Tiba-tiba dia makin gelisah dan kepalanya makin te

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 18

    Ervan mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruang presdir.Sebelum pergi, dia berhenti sejenak saat membuka pintu. Lalu, dia menoleh ke arah Sergio. "Tuan, sepertinya suasana hati Tuan sedang sangat baik hari ini?"Sergio mengangkat alisnya, tidak menyangka kalau Ervan menyadari akan hal ini. "Apa kelihatan jelas?"Ervan mengangguk dan berkata dengan nada serius, "Sangat jelas. Sepertinya hubungan Tuan dan Nyonya sangat baik."Dalam benak Sergio, dia membayangkan wajah menawan Hazel dengan pipi meronanya. Lalu, dia pun tersenyum. "Lumayan."Menyadari dirinya sedang digosipkan oleh bawahannya, Sergio langsung menarik kembali senyum tipis di wajahnya, lalu berkata dengan suara yang dalam, "Kenapa nggak lanjut bekerja? Kamu nggak punya kerjaan?""Ada, banyak. Saya akan kembali bekerja." Ervan sempat tersenyum, baru membuka pintu dan melangkah keluar dengan cepat.Di sisi lain, setelah direktur proyek kembali ke ruangannya, dia masih sedikit bingung dan belum pulih dari keterkejutannya.Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10

Bab terbaru

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 444

    Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 443

    Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 442

    Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 441

    Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 440

    Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 439

    Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 438

    Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 437

    Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 436

    Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya

DMCA.com Protection Status