Share

Bab 12

Penulis: Hijau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Di dalam mobil, Sergio mengerutkan keningnya erat-erat.

Tekanan di dalam mobil begitu rendah, membuat sopir tidak berani bernapas keras-keras. Jadi-jarinya yang mencengkeram setir pun bergetar pelan.

Meskipun Sergio tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia bisa merasakan kemarahan pria itu.

Pelaku yang menyebabkan Sergio bersikap seperti ini benar-benar tidak berperasaan. Dia mabuk dan tertawa bodoh beberapa kali.

Hazel bahkan mencecap sekali dua kali untuk kembali merasakan rasa manis dari minuman yang dia minum barusan.

Sergio menatap sisi wajah Hazel untuk waktu yang lama, menanyakan pertanyaan yang dia sembunyikan di dalam hatinya, "Kenapa datang buat minum di sini?"

Bertemu Hazel di bar hari ini adalah sesuatu yang tidak dia duga sebelumnya.

Karena penandatanganan perjanjian pernikahan, Sergio jadi susah tidur.

Rasanya seperti ada api di dalam hatinya yang telah mengaum, membuat seluruh tubuhnya dalam keadaan hiperaktif.

Dia telah terganggu sepanjang hari ini, tidak sabar untuk bertemu Hazel. Namun, dia juga takut Hazel akan membatalkan perjanjian itu.

Lucu sekali. Selama ini, dia tidak pernah takut pada apa pun, entah itu ketika membicarakan bisnis atau menghadapi acara-acara besar. Namun, dia hanya takut melihat mata Hazel yang dingin dan penuh ketakutan saat menatapnya.

Jadi, dia menelepon Rafael dan mentraktirnya ke mari untuk minum-minum.

Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Hazel di tempat ini.

Sebagai balasannya, pertanyaan Sergio disambut dengan senyum nakal seorang gadis remaja dan ucapan cadel. "Enak sekali."

Sergio mengulurkan tangan dan menyingkirkan sehelai rambut yang menempel di pipi Hazel, lalu merapikannya di belakang telinga. Dia terus memperhatikan wajah Hazel yang pucat dan ceria.

Dia melembutkan nada bicaranya, "Kamu nggak boleh minum terlalu banyak meskipun enak. Kalau nggak, kamu sendiri yang jadi nggak nyaman."

Bibir merah Hazel sedikit cemberut, membalas dengan ketidakpuasan, "Manis, mana mungkin aku merasa nggak nyaman."

Sergio tidak berdaya, benar-benar tidak bisa berunding dengan pemabuk kecil di depannya ini. Dia benar-benar tidak bisa diajak bicara baik-baik.

Lupakan saja. Bicarakan nanti saat dia sadar.

Bukannya Sergio ingin mengganggu kesenangan Hazel ketika minum-minum. Dia hanya berpikir bahwa berbahaya bagi seorang gadis untuk keluar larut malam.

Untung saja bar Rafael memiliki keamanan yang memadai. Jika tidak, dengan penampilan Hazel ini, entah akan ada berapa banyak pria yang tertarik kepadanya.

Sergio tengah berpikir yang tidak-tidak, lalu mendengar Hazel tiba-tiba berbicara, "Kamu sangat tampan."

Dengan kulit Hazel yang putih dan paras yang cantik, siapa pun yang memandangnya pasti akan luluh.

Tidak terkecuali Sergio.

Melihat penampilan Hazel yang begitu patuh, semua depresi dan kebosanan Sergio langsung menghilang.

Dia mencondongkan tubuh mendekati Hazel. Sorot matanya yang gelap dan dalam berkilauan dengan cahaya yang tidak jelas.

Dia merendahkan suaranya dan tersenyum, lalu bertanya dengan sumringah, "Kalau begitu, apa kamu suka?"

Menyukainya?

Kalaupun itu hanya omongan orang mabuk, selama Hazel yang mengatakannya, Sergio akan percaya.

Hazel terdiam, menatap wajah tampan di dekatnya dan sedikit tersadar.

Sergio tidak terburu-buru, menunggu jawabannya dengan sabar.

Tepat ketika Sergio merasa dia tidak akan mendapatkan jawaban dari Hazel, gadis itu perlahan-lahan menganggukkan kepalanya, lalu menggeleng.

Sergio pun bertanya tidak mengerti, "Apa artinya? Kamu mengangguk lalu menggeleng? Kamu suka atau nggak?"

Hazel memiringkan kepalanya sambil berpikir, lalu berkata dengan jujur, "Seharusnya suka. Ya. Aku suka pria tampan, tapi aku nggak boleh menyukainya."

Sergio terdiam, tidak mengerti apa maksud perkataan Hazel. Lalu, dia kembali bertanya dengan sabar, "Kenapa nggak boleh menyukainya?"

Ekspresi Hazel mulai berubah serius, sorot matanya menunjukkan keengganan. Lalu, dia menjawab, "Kamu memang tampan, tapi aku sudah punya suami."

Melihat ekspresinya yang seakan mengatakan "Aku sangat menjunjung tinggi prinsip, jadi jangan menggodaku untuk melakukan kesalahan". Seketika, hati Sergio melunak.

Dia mengusap kepala kecil Hazel dan mengiakan pelan, "Ya. Hazel memang wanita yang punya prinsip."

Hazel memandangnya penuh penghargaan, lalu diam-diam memberi jarak.

Dia berkata dengan serius, "Jadi, aku harus menjaga jarak dengan pria lain. Jangan mendekat."

Hazel adalah orang yang keras kepala, banteng pun tidak akan bisa mematahkan keyakinannya.

Sama seperti sekarang. Meski sedang mabuk, tanpa sadar dia masih ingat bahwa dia sudah menikah.

Oleh karena itu, dia tidak boleh terlalu dekat dengan pria lain.

Padahal dia tidak memiliki perasaan kepada suaminya.

Seketika itu juga, Sergio merasa sangat bahagia hingga melupakan apa yang ingin dia tanyakan. Mungkin dia tidak perlu menanyakannya lagi.

Lupakan saja. Tidak penting lagi apakah Hazel minum-minum seperti ini karena Justin atau bukan.

Setidaknya mulai sekarang, Hazel adalah miliknya dan tidak ada yang bisa merebut Hazel darinya.

Dulu, dia menganggap Justin adalah keponakannya. Jadi, Sergio selalu menahan diri dan mengubur pemikiran-pemikiran di dalam hatinya yang tidak bisa dia ungkapkan secara terbuka.

Namun sekarang berbeda. Justin sendiri yang memutuskan untuk menarik diri.

Saat Hazel bangun, dia merasa pusing dan sakit kepala hebat.

Dia mencoba memijit kepalanya, lalu membuka matanya perlahan. Butuh beberapa saat baginya untuk menyadari bahwa saat ini dia berada di kamar tidur Sergio.

Bukankah tadi malam dia minum bersama Winda?

Bagaimana dia kembali?

Kenapa dia tidak memiliki ingatan akan hal ini sedikit pun??

Sebelum Hazel sempat berpikir lebih jauh, dia merasa ada yang tidak beres saat menggerakkan tubuhnya.

Tanpa sadar, dia mendongak dan melihat ada seseorang yang berbaring di sampingnya.

Itu Sergio!

Kali ini, keduanya berpelukan erat.

Lengan Sergio bertumpu pada pinggangnya, sementara Hazel berbaring miring. Tidak hanya bertumpu pada lengan Sergio, tetapi dia juga menjatuhkan kakinya di atas tubuh Sergio.

Tadi malam ... mereka benar-benar tidur bersama?

Napas Hazel langsung tersendat. Dia bangun dari tempat tidur karena ketakutan, ingin melarikan diri dari tempat ini.

Mungkin karena terlalu terburu-buru, Hazel tidak sengaja tersandung saat mencoba berdiri dan kembali jatuh ke tempat tidur.

Dia tanpa sadar menutup matanya erat-erat. Tepat ketika Hazel mengira dia akan jatuh, sepasang tangan yang hangat dan kuat tiba-tiba menggenggam pinggang rampingnya.

Lalu, tubuhnya jatuh dengan mantap di atas tubuh pria itu.

Sebuah geraman pelan terdengar dari atas kepala. Hazel pun mendongak dan kebetulan bertemu dengan sepasang mata yang begitu dalam.

Hazel berjuang untuk beranjak dari atas tubuh Sergio, lalu mengalihkan pandangannya. Dia pun tidak lupa untuk membela diri, "Aku nggak sengaja."

Sergio menunduk dan menyentuh tubuhnya sendiri dengan pelan. Di sana masih ada kelembutan dan kehangatan unik dari tubuh Hazel.

Ada sedikit kilat enggan di matanya, membuatnya berdecak pelan.

Entah kapan dia bisa memeluk dan mencium Hazel secara terang-terangan dan sebanyak yang dia mau.

Ketika belum mendapatkan Hazel, dia masih bisa menahan diri. Namun ketika sudah mendapatkannya, dia menginginkan lebih banyak.

Hazel tiba-tiba teringat sesuatu dan sorot matanya tiba-tiba berubah waspada saat menatap Sergio.

Dia mencoba bertanya, "Om, kenapa Om tidur di sini?"

Sergio mendongak dan menatapnya, menunjukkan gurat bercanda. Lalu, dia menjawab, "Ini kamarku. Apa aku harus meminta izin kepada orang lain kalau ingin tidur di sini?"

Hazel tiba-tiba tersedak.

Ya, ini kamar Sergio.

Vila ini saja milik Sergio. Jadi, dia bisa tidur di mana pun dia mau.

Ditatap oleh mata Sergio dengan penuh arti, wajah Hazel langsung melemah.

Dia tersenyum canggung dan langsung mengganti topik pembicaraan. "Om, tadi malam aku pergi ke bar. Apa Om yang membawaku kembali?"

"Hmm."

Sergio perlahan duduk, merapikan baju tidurnya yang sedikit berantakan dan menjawab dengan suara pelan.

Bab terkait

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 13

    Hazel menggaruk kepalanya dan mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam, tetapi dia tidak bisa mengingat apa pun.Dia memandang Sergio dan bertanya dengan hati-hati, "Om, tadi malam aku nggak melakukan sesuatu yang berlebihan setelah mabuk, bukan?"Katanya, ada beberapa orang akan bertindak gila ketika mereka mabuk ....Saat memikirkan kemungkinan ini, jantung Hazel berdetak kencang.Memikirkan kejadian tadi malam ketika seorang pemabuk memeluknya dan mengatakan dia tampan, sudut bibir Sergio tertarik membentuk senyum tipis."Kamu nggak melakukan apa pun."Ketika mendengar ini, Hazel langsung menghela napas lega.Untung saja!Untung saja tidak terjadi apa-apa.Namun sebelum dia berpuas diri, dia kembali mendengar jawaban Sergio, "Tapi kamu menggangguku sampai tengah malam dan muntah-muntah."Mengganggunya sampai tengah malam?Bahkan sampai muntah-muntah?Memikirkan kejadian ini, detak jantung Hazel kembali menderu, bahkan napasnya langsung tercekat."Nggak mungkin.""Hmm? Apa aku t

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 14

    Terdengar suara langkah kaki di lantai atas, yang langsung membuyarkan lamunan Hazel.Hazel menoleh dan melihat ke atas, melihat Sergio sudah berganti pakaian dan berjalan ke bawah.Dia mengenakan jas hitam, temperamennya bermartabat dan anggun. Wajah tampannya agak dingin, membuat orang merasa takut untuk mendekat.Menghadapi mata hitam pekat itu, hati Hazel bergetar tanpa alasan.Entah apa yang terjadi dengannya, tetapi saat Sergio mendekat, detak jantungnya mulai berdetak tak terkendali.Rasanya seperti habis menendang kelinci kecil, lalu kelinci itu melompat-lompat di dalam jantungnya.Sergio memandang sekilas ke tumpukan kotak di ruang tamu dan berkata kepada Hazel, "Sarapan dulu saja. Kamu bisa memilihnya setelah sarapan.""Ya."Hazel meletakkan kembali barang yang diambilnya, meminta Adam membantu menyimpannya. Lalu, dia mengikuti Sergio ke ruang makan.Melihat sosok jangkung di depannya, Hazel mengerucutkan bibir dan mengumpulkan keberanian untuk berkata, "Om, terima kasih."Ge

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 15

    Setiap kata yang dilontarkan oleh Sergio membuat wajah Hazel memerah. Sampai kata terakhir, rona merah itu merambat sampai ke bagian leher.Pikiran Hazel kini dipenuhi dengan bekas gigitan di tulang selangka Sergio yang dilihatnya saat bangun pagi tadi.Dia ternyata melakukan banyak hal saat mabuk?Kenapa dia tidak ingat sedikit pun akan semua itu?Dia ingin mencari celah di tanah dan merangkak ke dalamnya, lalu menyela perkataan Sergio, "Om, tolong berhenti bicara. Aku benar-benar nggak ingat semuanya."Hazel menghela napas dalam hati. Seperti yang diduga, minum benar-benar menyebabkan masalah.Tidak hanya mabuk, tetapi dia juga bersikap sembrono kepada Sergio. Dia bahkan benar-benar merasa malu dan tidak berani bertemu dengan siapa pun.Melihatnya menundukkan kepala dan ingin membenamkan wajahnya di meja, Sergio tidak bisa menahan tawanya lagi.Dia berkata pelan. "Nggak bisa. Yang kamu lakukan kepadaku benar-benar lebih dari itu. Kamu sendiri yang menyerahkan kartu keluarga dan KTP m

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 16

    Hazel berpikir sejenak, lalu keluar untuk meminta Line Sergio kepada Adam.Status mereka sudah menjadi suami istri yang sah, tetapi mereka masih belum menambahkan Line satu sama lain. Rasanya sedikit tidak pantas.Meski pernikahan mereka hanya sekedar formalitas, tetapi apa yang seharusnya ada harus tetap ada.Setelah mendengar permintaan Hazel, mata Adam berkilat kaget.Dia menambahkan kontak Line Hazel, lalu mengirimkan kontak Sergio kepada Hazel.Ponsel Hazel berbunyi dan dia menerima pesan tersebut. Dia membuka kontak Sergio dan melihat bahwa akun Sergio sangat bersih.Foto profil pria itu juga berwarna hitam polos tanpa pola apa pun.Lingkaran pertemanannya juga kosong.Terlihat sangat cocok dengan gaya keren Sergio.Hazel menambahkan pertemanan dan menuliskan sebuah catatan, "Om, ini Hazel."Namun, Hazel merasa pesan ini terkesan tidak sopan dan terlalu acuh. Jadi, dia menambahkan emoji lucu di bagian belakang tulisan.Setelah mengirim pesan, Hazel menunggu lama dan masih tidak a

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 17

    Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, aura Sergio yang kuat dan dingin sulit untuk diabaikan.Saat direktur proyek berbicara, dia diam-diam mengamati perubahan ekspresi presdirnya dan merasa sedikit aneh.Laporan yang ditulisnya belum memenuhi persyaratan presdir dan masih ada banyak bagian yang perlu perbaikan.Dia bekerja lembur untuk merampungkan laporan ini tadi malam. Jadi, tidak ada waktu untuk mengeditnya.Jadi, dia sudah bersiap untuk dimarahi sebelum datang.Sejak memasuki ruang presdir, dia merasa tidak nyaman karena takut dimarahi atau bahkan diusir langsung dari ruangan.Makin dipikirkan, dia jadi makin gugup.Makin gugup, kemungkinan melakukan kesalahan pun makin besar.Awalnya semuanya baik-baik saja, tetapi saat dia berbicara, dia mulai tergagap dan tidak bisa mengendalikan diri.Direktur proyek mengepalkan tangannya dengan gelisah, bicaranya pun makin pelan. Pada akhirnya, dia bahkan tidak berani mengeluarkan suara.Tiba-tiba dia makin gelisah dan kepalanya makin te

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 18

    Ervan mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruang presdir.Sebelum pergi, dia berhenti sejenak saat membuka pintu. Lalu, dia menoleh ke arah Sergio. "Tuan, sepertinya suasana hati Tuan sedang sangat baik hari ini?"Sergio mengangkat alisnya, tidak menyangka kalau Ervan menyadari akan hal ini. "Apa kelihatan jelas?"Ervan mengangguk dan berkata dengan nada serius, "Sangat jelas. Sepertinya hubungan Tuan dan Nyonya sangat baik."Dalam benak Sergio, dia membayangkan wajah menawan Hazel dengan pipi meronanya. Lalu, dia pun tersenyum. "Lumayan."Menyadari dirinya sedang digosipkan oleh bawahannya, Sergio langsung menarik kembali senyum tipis di wajahnya, lalu berkata dengan suara yang dalam, "Kenapa nggak lanjut bekerja? Kamu nggak punya kerjaan?""Ada, banyak. Saya akan kembali bekerja." Ervan sempat tersenyum, baru membuka pintu dan melangkah keluar dengan cepat.Di sisi lain, setelah direktur proyek kembali ke ruangannya, dia masih sedikit bingung dan belum pulih dari keterkejutannya.Ba

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 19

    Ervan membuka pesan itu dan melihat banyak orang yang mengirimkan pesan yang mewakili keterkejutan mereka."Nyonya? Apa nyonya yang dimaksud sama dengan yang ada di dalam pikiranku? Kapan Pak Sergio menikah? Hiks, aku patah hati!""Hal sebesar ini, kenapa nggak ada berita apa pun? Pak Sergio pasti menyembunyikannya sangat rapat."...Banyak karyawan yang menandai Sergio di dalam grup, bahkan ada beberapa karyawan yang punya nyali untuk mengirim pesan pribadi kepada Sergio untuk menanyakan apakah dia benar-benar sudah menikah.Semua grup pekerjaan langsung dibanjiri oleh banyak pesan. Dalam waktu tiga menit, semua orang di perusahaan tahu akan berita ini.Situasinya benar-benar sangat menggemparkan.Saat mereka tengah tenggelam dalam diskusi panas di dalam grup, sebuah pesan tiba-tiba tenggelam di antara pesan-pesan yang terus bermunculan.Sergio. "Ya, itu benar."Kalimatnya sangat pendek, jadi banyak orang mengabaikannya secara tidak sengaja.Ketika mereka kembali tersadar, mereka meny

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 20

    Di sisi lain, ponsel Hazel menerima pemberitahuan pesan saat dia tengah berbelanja dengan Winda.Hazel membuka pemberitahuan itu, lalu menyadari bahwa Sergio sudah menyetujui permintaan pertemanannya.Merasa senang, Hazel pun membuka ruang obrolannya dengan Sergio, lalu menyadari kalau Sergio ternyata sedang mengetikkan sesuatu untuknya.Ingin menjaga kesopanan, Hazel berniat menunggu pesan Sergio sebelum dia mengirimkan pesan kepadanya. Namun setelah menunggu selama beberapa menit, tidak ada pesan yang datang dari Sergio.Kata "sedang mengetik" muncul berulang kali, yang menunjukkan keraguan Sergio.Entah kenapa, Hazel tiba-tiba merasa sedikit lucu.Dalam kesannya, Sergio tampak seperti bunga pertapa di gunung, tak terjangkau, dingin dan acuh. Dia belum pernah melihat Sergio ragu akan sesuatu.Hazel mencari emoji yang mewakili sapaan, lalu mengirimkannya kepada Sergio. Emoji yang dia kirimkan adalah anak kucing yang lucu dan menggemaskan, muncul dengan tulisan "halo" dengan manis.Ser

Bab terbaru

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 444

    Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 443

    Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 442

    Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 441

    Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 440

    Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 439

    Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 438

    Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 437

    Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 436

    Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya

DMCA.com Protection Status