Ciuman itu berlangsung lama, begitu lama hingga Hazel merasa udara di dalam tubuhnya terkuras habis, membuatnya hampir tidak bisa bernapas.Dia mengulurkan tangan dan mendorong dada Sergio. Sergio yang mengerti pun melepaskannya dengan tergesa-gesa.Hanya saja, dia tidak langsung menjauh. Tangannya yang berada di pinggang ramping Hazel masih tidak bergerak.Dahinya bersandar pada dahi Hazel, ujung hidung keduanya bersentuhan dengan napas yang saling beradu."Hazel, ingat apa yang aku katakan sebelumnya? Jangan menatapku seperti itu saat aku mengemudi. Kalau nggak, aku nggak akan bisa menahan diri dan ingin ...."Sergio bergumam dengan suara rendah dan serak, menyalurkan kesan seksi yang tak terlukiskan.Pipi Hazel memerah, lalu mencubit pinggang Sergio. "Jangan bicara sembarangan!"Sergio menahan tawa, mengusap bagian atas rambut Hazel, lalu duduk kembali dan menyalakan mobil untuk melanjutkan perjalanan.Setelah "pelajaran" sebelumnya, Hazel tidak berani menatap Sergio. Dia hanya bisa
Sergio tidak menyangka Hazel akan menjawab seperti itu.Tiba-tiba dia tertawa pelan, sorot matanya yang gelap dan dalam dipenuhi kelembutan.Dia mengulurkan tangannya dan mengusap lembut rambut hitam Hazel, lalu menjawab sambil tersenyum, "Benarkah? Aku juga senang mendengarnya."Tidak ada yang tahu berapa lama Sergio menunggu kata-kata itu.Pada saat ini, Sergio merasa kalau semua yang telah dia lakukan tidak sia-sia.Untuk Hazel, dia rela memberikan semua yang dia miliki.Mendapat tatapan panas dari Sergio, Hazel merasa malu. Bulu matanya yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali, lalu dia langsung menunduk."Om, ayo makan. Nanti makanannya dingin."Melihat Hazel menghindar, Sergio juga tidak menggodanya lagi dan menarik kembali pandangannya darinya.Namun dari awal hingga akhir, sorot matanya tidak pernah lepas dari tubuh Hazel.Di luar ruang makan, Adam merasa senang saat melihat pemandangan harmonis di depannya.Sikap keduanya yang sedang jatuh cinta benar-benar ... sangat me
Makin heboh opini mereka, tingkat pencarian panas pun akan makin tinggi.Demi merusak reputasi Hazel, Krisna sampai mengeluarkan beberapa miliar untuk membayar buzzer.Dia harus membuat pengeluarannya ini tidak sia-sia.Jika tidak, akan sia-sia saja uang yang telah dia keluarkan untuk membeli pencarian panas.Hazel yang mendengar itu hanya bisa menghela napas dalam hati.Sergio memang layak menjadi presiden Perusahaan Hardwin, mampu berdiri teguh di dunia bisnis. Cara yang dia lakukan pun tidak sederhana.Sebelumnya, Hazel hanya pernah mendengar betapa kuatnya Sergio dari mulut orang lain. Namun hari ini, dia bisa melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.Hazel menatap Sergio, menatap sosok tegas pria itu. Alisnya pria itu membawa kesan dingin dan tegas, menyalurkan semacam perasaan gengsi yang luar biasa.Namun, Hazel tidak merasa takut sedikit pun. Sebaliknya, dia merasa kalau sosok Sergio begitu bersinar, membuat siapa pun tidak bisa mengalihkan pandangan mereka darinya.Melihat Haz
Sergio menjelaskan, "Bukan mengacaukan, tapi membuat Krisna mundur secara sukarela."Dalam sekejap, Hazel tiba-tiba mengerti. "Maksudmu, ini terkait rapat pemegang saham yang diadakan lusa?"Melihat ekspresi serius dan fokus Hazel, Sergio menyunggingkan senyum tipis.Dia mengulurkan tangan, mengusap lembut bagian atas rambut Hazel yang sedikit berantakan, lalu memujinya, "Wah, Hazel benar-benar pintar."Hazel agak malu dipuji seperti ini olehnya. Dia menggaruk kepalanya, lalu menjawab, "Kamu saja kasih jawaban sejelas itu. Kalau aku masih nggak bisa nebak, bukankah aku akan mengecewakanmu?"Sergio memang tidak mengatakannya, tetapi Hazel tahu lebih baik dari siapa pun kalau Sergio melakukan semua ini demi dirinya.Hazel dan Krisna memutuskan hubungan ayah dan anak, lalu kinerja JY Group menurun. Krisna tidak mampu memimpin perusahaan dan membawanya ke jalur yang benar, tetapi masih bersikeras untuk tetap mempertahankan posisinya sebagai presdir.Beberapa hari lagi akan diadakan rapat p
Orang-orang di luar sana mengatakan kalau Sergio berhati dingin dan tidak mudah didekati. Taktik dan cara yang dia lakukan ketika berbisnis begitu kejam dan telak.Namun di hadapan Hazel, Sergio selalu bersikap lembut dan manis.Kalau dipikir-pikir, sepertinya Sergio tidak pernah kehilangan kesabaran di depan Hazel. Sebaliknya, dia membimbing Hazel selangkah demi selangkah, mengeluarkannya dari rasa rendah diri dan kegugupan yang selama ini membelenggu Hazel.Sergio yang mendengar itu langsung menyentil pelan kening Hazel."Bodoh, di antara kita nggak perlu ada yang namanya terima kasih."Hazel mengangkat satu alisnya dan menjawab, "Bukannya aku mau menarik jarak denganmu, aku hanya sudah terbiasa."Sergio tersenyum tipis, lalu menjawab dengan penuh arti, "Kalau kamu memang ingin berterima kasih, kamu bisa melakukannya dengan cara lain."Hazel tertegun sejenak sebelum menyadari maksud dari perkataan Sergio.Pipinya memerah. Dia langsung mendorong Sergio menjauh, membungkus tubuhnya rap
Hazel menoleh dan menatap Sergio. Dia tersenyum tipis, lalu menjawab, "Apa aku benar-benar cantik? Seberapa cantik?"Sergio menunduk dan menempelkan keningnya di kening Hazel, mengusapnya dengan lembut. Suaranya yang rendah dan serak menyalurkan daya tarik yang tak terlukiskan."Sangat cantik sampai aku nggak rela membiarkanmu pergi. Kalau bukan karena urusan hari ini, aku jamin hari ini kamu nggak akan bisa turun dari tempat tidur."Orang ini benar-benar ....Berani sekali dia mengatakan kata-kata itu dengan lantang.Pipi Hazel langsung memerah dibuatnya.Tatapan Sergio yang begitu panas, seolah-olah bisa membakar Hazel detik itu juga. Karena itulah Hazel tidak berani menatap matanya karena takut tidak bisa menahan diri.Dia berjinjit dan mendaratkan sebuah ciuman di bibir Sergio.Ciuman itu sangat ringan, menyalurkan sedikit kelembutan yang tak terlukiskan. Rasanya, jantung Sergio seperti digelitik lembut oleh sesuatu.Rasanya gatal dan menyenangkan.Tenggorokannya bergerak naik turu
Dulu, Dendra terkenal karena menangani kasus pembunuhan. Namanya menjadi legenda di kalangan pengacara.Belakangan, dia beralih menjadi pengacara bisnis dan tidak lagi berjuang sekeras dulu.Apa yang terjadi setelah itu, Hazel tidak tahu.Namun, dia yakin kalau Dendra adalah orang yang ambisius.Dendra tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Namun, ada perubahan yang tak terlukiskan di matanya.Ruang rapat JY Group.Krisna mengumpulkan semua pemegang saham dan mengadakan rapat umum.Kali ini, masalah yang berkembang di internet telah membuat keributan besar. Semua pemegang saham punya kekhawatirannya sendiri, tetapi tidak mengatakannya. Mereka ingin mendengar apa yang akan dikatakan Krisna.Begitu rapat dibuka, Krisna menunjukkan ekspresi sedih dan membungkuk di depan semua pemegang saham."Aku benar-benar merasa malu kepada semua pemegang saham!"Beberapa pemegang saham tidak mengerti dengan maksud perkataannya, jadi bertanya tegas, "Tuan Krisna, apa yang Tuan bicarakan? Masalah ini b
Begitu pernyataan Krisna terlontar, langsung ada ledakan keterkejutan di ruang rapat.Para pemegang saham terkejut. "Apa? Hazel ternyata punya ambisi keji seperti itu!""Tuan Krisna, menurutku memutuskan hubungan dengannya adalah tindakan yang sangat tepat! Gadis itu punya pikiran nggak benar, jadi sampai kapan pun dia nggak akan sukses.""Dia pikir perusahaan ini pasar, yang bisa dia datangi sesuka hati??"Melihat kemarahan semua orang, Krisna tersenyum sangat samar. Saat dia akan mengatakan sesuatu, pintu ruang rapat tiba-tiba didorong terbuka dari luar."Heh, aku ingin tahu, siapa sebenarnya yang punya pemikiran nggak benar itu."Suara jernih dan menyenangkan yang terdengar membuat semua orang terdiam, lalu menengok ke arah pintu secara bersamaan.Ketika melihat siapa yang datang, para pemegang saham langsung bergidik.Hazel?Bagaimana dia bisa datang ke sini?Hazel berdiri di ambang pintu, mengamati seluruh ruang rapat dengan sorot datar. Tatapannya sedingin es yang membekukan.Seb
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga
Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri
Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus
Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya