Dulu, Dendra terkenal karena menangani kasus pembunuhan. Namanya menjadi legenda di kalangan pengacara.Belakangan, dia beralih menjadi pengacara bisnis dan tidak lagi berjuang sekeras dulu.Apa yang terjadi setelah itu, Hazel tidak tahu.Namun, dia yakin kalau Dendra adalah orang yang ambisius.Dendra tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Namun, ada perubahan yang tak terlukiskan di matanya.Ruang rapat JY Group.Krisna mengumpulkan semua pemegang saham dan mengadakan rapat umum.Kali ini, masalah yang berkembang di internet telah membuat keributan besar. Semua pemegang saham punya kekhawatirannya sendiri, tetapi tidak mengatakannya. Mereka ingin mendengar apa yang akan dikatakan Krisna.Begitu rapat dibuka, Krisna menunjukkan ekspresi sedih dan membungkuk di depan semua pemegang saham."Aku benar-benar merasa malu kepada semua pemegang saham!"Beberapa pemegang saham tidak mengerti dengan maksud perkataannya, jadi bertanya tegas, "Tuan Krisna, apa yang Tuan bicarakan? Masalah ini b
Begitu pernyataan Krisna terlontar, langsung ada ledakan keterkejutan di ruang rapat.Para pemegang saham terkejut. "Apa? Hazel ternyata punya ambisi keji seperti itu!""Tuan Krisna, menurutku memutuskan hubungan dengannya adalah tindakan yang sangat tepat! Gadis itu punya pikiran nggak benar, jadi sampai kapan pun dia nggak akan sukses.""Dia pikir perusahaan ini pasar, yang bisa dia datangi sesuka hati??"Melihat kemarahan semua orang, Krisna tersenyum sangat samar. Saat dia akan mengatakan sesuatu, pintu ruang rapat tiba-tiba didorong terbuka dari luar."Heh, aku ingin tahu, siapa sebenarnya yang punya pemikiran nggak benar itu."Suara jernih dan menyenangkan yang terdengar membuat semua orang terdiam, lalu menengok ke arah pintu secara bersamaan.Ketika melihat siapa yang datang, para pemegang saham langsung bergidik.Hazel?Bagaimana dia bisa datang ke sini?Hazel berdiri di ambang pintu, mengamati seluruh ruang rapat dengan sorot datar. Tatapannya sedingin es yang membekukan.Seb
Para pemegang saham saling bertukar pandang dengan pemikiran masing-masing.Meskipun Hazel adalah putri Kirana, selama ini Hazel hampir tidak pernah datang ke perusahaan karena tindakan pencegahan yang dilakukan Krisna.Jadi, mereka tidak pernah berhubungan dengan Hazel, apalagi mengenal karakternya yang sebenarnya.Ketika Krisna meremehkan Hazel sebagai orang yang tidak bisa diandalkan, mereka secara alami mengikuti dan mempercayainya.Namun ketika melihat sosok Hazel yang sebenarnya, mereka langsung terguncang.Hazel dan Kirana sangat mirip. Mereka hampir seperti diukir dari cetakan yang sama.Entah kenapa, mereka seperti melihat Kirana kembali dan berdiri tepat di depan mereka.Setelah mendengar kata-kata Hazel, semua orang membuka Twitter untuk memeriksanya. Mereka menemukan beberapa topik pencarian panas tentang Hazel di Twitter.Pertarungan semacam ini sungguh lebih panas daripada semua aktris yang populer di industri hiburan.Tentu saja, Krisna lah yang berperan besar dalam hal
Krisna tercekat oleh perkataan itu dan matanya berkaca-kaca."Semuanya sangat jelas. Hazel lah yang merancang semua ini. Nggak ada yang perlu aku jelaskan!"Hazel berdiri dari belakang wanita itu, menatapnya dengan sorot mengejek. "Harusnya bukan begitu. Kalau benar memang akulah yang merencanakan ini untuk mencelakaimu, kamu harus menunjukkan buktinya."Krisna mendelik ke arah Hazel. "Kamu memang sengaja melakukannya!"Hazel mengangkat alisnya dan mengangguk pelan, "Ya, aku memang sengaja melakukannya, tapi aku bisa menjamin semua yang aku katakan itu benar. Apa kamu bisa membuktikan kebenaran dari perkataanmu?"Apa dia bisa membuktikannya?Tentu saja dia tidak bisa!Tidak ada yang tahu lebih baik daripada dia bahwa, apa yang disebut plagiarisme dan semua masalah yang sedang ramai di Twitter bisa terjadi karena dia menciptakannya dengan menggelontorkan banyak uang.Mengenai saham, memang benar seperti yang dikatakan Hazel kalau dia sudah menjebak Hazel.Melihat Krisna tercengang, peni
"Tuan Sergio! Ini Sergio Hardwin!""Tuan Sergio, kenapa bisa ada di sini? Ini ruang rapat JY Group!"Sergio melangkah santai dan berdiri di depan Hazel. Dia melirik ke arah orang yang berbicara, lalu berbicara pelan, "Aku datang mau menjemput istriku. Kenapa, ada masalah?"Menatap mata dingin Sergio, pria itu langsung tidak berani berbicara.Siapa yang berani mempermasalahkan kedatangannya kalau sudah begitu?Reputasi seorang Sergio sebagai Raja Neraka Hidup bukan tanpa alasan.Krisna membeku di tempat, menatap linglung ke arah Sergio. Seketika, firasat buruk muncul di hatinya untuk sekali lagi."Tuan Sergio, ini ruang rapat JY Group, silakan keluar!"Sergio memegang tangan Hazel dan memainkannya. Ketika mendengar ini, dia mengangkat matanya. Sudut bibirnya membentuk lengkungan seperti senyuman."Tuan Krisna salah. Orang yang seharusnya keluar itu kamu."Sebelum Krisna sempat mencari tahu arti sebenarnya dari kata-kata itu, suara langkah kaki yang cukup rapat kembali terdengar dari lua
Namun, hal itu pun masih belum mempengaruhi keputusan mereka.Sebelumnya, Hazel belum pernah mengelola perusahaan. Mereka tidak bisa menggantungkan seluruh hidup mereka pada seorang gadis bau kencur.Merasakan keraguan para pemegang saham, Hazel tetap tidak menyerah, "Aku akan mendapatkan kembali saham yang diambil Krisna dariku. Kalau itu terjadi, aku akan menjadi pemegang saham dengan jumlah saham terbanyak di seluruh JY Group. Ini fakta yang nggak bisa diubah."Hati semua orang menjadi tegang.Perkataan Hazel bukan tanpa alasan.Sesuai dengan peraturan dan ketentuan perusahaan, setelah Krisna lengser dari jabatannya, tidak ada lagi pemegang saham memiliki saham lebih banyak dari Hazel.Namun, apakah mereka benar-benar ingin memberikan perusahaan kepada Hazel?Mereka tidak memiliki kepercayaan untuk melakukan ini. Namun, mereka juga tidak bisa memikirkan cara yang lebih tepat selain ini.Pada akhirnya, Ghani Andraka yang duduk di sisi Hazel tiba-tiba berbicara, "Nona Hazel, rencana m
Sergio tahu dengan jelas kalau hatinya bisa berdebar seperti ini hanya karena satu orang.Sebenarnya, dia sudah tahu bahwa, meskipun Hazel memiliki sifat yang lembut dan patuh, dia tidak pernah bersedia menjadi burung yang terkurung di dalam sangkar.Dia memiliki sepasang bulu yang indah, menunggu untuk membubung tinggi di atas langit yang cantik.Hazel masih berbicara dengan fasih kepada para pemegang saham, "Ditambah dengan apa yang sedang ramai di sosial media dalam beberapa hari terakhir, aku yakin banyak orang yang mengingat nama JY Group. Selama kita bisa membuat nama yang bagus untuk perusahaan, apa kita masih nggak bisa menemukan desainer yang berkualitas?"Para pemegang saham saling memandang dengan rasa tidak percaya, hati mereka mulai goyah.Mereka adalah orang yang sudah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun dan pemikiran mereka pun pasti lebih mendalam.Mereka hanya memedulikan keuntungan yang nyata, dengan teguh percaya kalau apa yang ada di dalam genggaman m
Mendengar kabar tersebut, Dania dan Darra yang tengah berada di rumah pun langsung mengutuk Hazel.Rencana mereka telah berjalan hampir sempurna, tetapi entah kenapa mereka berakhir dengan ketahuan.Yang paling membuat mereka kecewa adalah kenyataan kalau Darra dikeluarkan dari Universitas Palapa.Darra selalu mendapatkan nilai rata-rata, tetapi Krisna mengeluarkan banyak uang untuk pihak kampus agar menyenangkan Darra dan Dania.Darra memang sudah berhasil menikah dengan keluarga kaya dan tidak perlu mencari pekerjaan, tetapi bagaimana Darra akan mendongakkan kepalanya dengan percaya diri ketika bergaul dengan lingkungan keluarga kaya?Bagaimana mungkin para gadis tidak memedulikan hal semacam itu?Darra mondar-mandir di ruang tamu, tangannya mengepalkan ujung roknya seakan-akan ingin meremasnya."Hazel, perempuan jalang itu benar-benar sialan! Beraninya dia menyerang balik!"Dania juga pusing sendiri karena situasi ini. "Sial. Kalau saja aku tahu gadis sialan itu akan sesulit ini unt
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga
Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri
Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus
Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya