Hazel memasuki ruangan. Dia mencari tempat duduk dan duduk di depan bos-bos tersebut. Kemudian, Hazel menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri.Bos-bos itu saling berpandangan dan tidak tahu apa maksudnya."Semuanya silakan duduk. Secara logika, aku ini yang lebih muda. Nggak ada alasan bagi kalian untuk berdiri, sementara aku sedang duduk."Hazel tersenyum tipis. Jari-jarinya yang putih dan ramping itu memegang gelas anggur, lalu menggoyang-goyangkannya dengan lembut. Gerakannya begitu santai dan elegan, hingga tidak bisa membuat orang mengalihkan pandangan mereka.Tatapan mata para pria di ruangan itu tiba-tiba menunjukkan nafsu yang serakah.Pak Sergio pasti merasa senang. Wanita dengan kecantikan yang luar biasa ini jarang sekali ada.Hanya saja, tidak diketahui seberapa hebat dia di atas ranjang ....Semua orang mulai menyusun rencananya sendiri-sendiri di dalam hati.Mereka sudah mencari informasi terlebih dahulu sebelum datang. Ternyata, JY Group belum menentukan pemasok
Hazel mencibir, "Siapa yang mau menghasilkan uang bersama kalian? Apa kalian nggak mendengar berita tadi? Barusan pagi tadi, JY Group sudah menandatangani kontrak dengan pemasok baru."Beberapa dari mereka tercengang dan langsung menyadari jika mereka sebenarnya sudah ditipu."Apa maksudmu, Hazel? Kalau kamu nggak berniat menandatangani kontrak, kenapa kamu bersedia untuk datang dan makan malam bersama kami?"Semua ini benar-benar tidak adil bagi Hazel. Dia tidak pernah bermaksud untuk mempermainkan orang.Alasan kenapa Hazel bersedia untuk datang untuk memenuhi undangan mereka adalah karena mereka sudah bekerja sama dengan JY Group selama lebih dari sepuluh tahun. Hazel ingin menghormati mereka karena sama-sama berada di industri yang sama.Namun, tanpa diduga, begitu sampai di tempat ini, Hazel malah mendengar mereka bicara kasar mengenai dirinya di belakang.Hazel mengerucutkan bibirnya. Dia kembali mengambil segelas anggur dan menggoyang-goyangkannya dengan pelan."Sebenarnya, aku
Pada titik ini, tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut terbuka dari luar.Sergio bergegas masuk dengan wajah tegang. Dia berjalan menghampiri Hazel dan bertanya dengan cemas, "Bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka? Apa ada yang mengganggumu?"Rafael dan Vexal mengikuti di belakang. Mereka juga masuk dengan wajah cemas.Mereka langsung tercengang saat melihat dengan jelas apa yang terjadi di ruangan tersebut.Sekelompok pria meringkuk di sudut. Mereka berpelukan satu sama lain sambil gemetar ketakutan.Salah seorang pria mengenakan celana basah dan memegangi lengannya dengan ekspresi kesakitan di wajahnya. Jelas dia sudah mendapat pelajaran.Hazel bertubuh mungil dan terlihat begitu ringkih. Wajahnya yang cantik dan lembut penuh dengan kepolosan. Namun, dia malah memegang pecahan gelas anggur di tangannya.Tidak sulit untuk membayangkan apa yang baru saja terjadi di tempat ini.Rafael dan Vexal saling berpandangan dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat alis mereka. Ternyata,
Perusahaan Hardwin juga berkecimpung di industri pakaian. Jadi, Ervan juga sudah pernah bertemu dengan mereka.Namun, dengan ukuran perusahaan mereka, mereka tidak memenuhi syarat untuk bekerja sama dengan Perusahaan Hardwin.Ekspresi wajah beberapa bos itu tiba-tiba berubah. Mereka dengan cepat-cepat memohon belas kasihan, "Pak Sergio, kami sudah menyadari kalau kami salah. Tolong maafkan kami kali ini. Jangan bunuh kami semua!""Lantaran kalian tahu kalau Hazel adalah istriku, seharusnya kalian tahu kalau aku bukanlah orang yang bisa dianggap enteng."Sergio mengibaskan Pak Tanu dengan mata dingin dan menarik Hazel pergi tanpa menoleh ke belakang. Dia meninggalkan sekelompok orang yang memohon dengan getir itu di belakangnya.Sergio membawa Hazel ke ruangan lainnya.Sergio memegang tangan Hazel dan duduk. Dia meminta handuk panas kepada pelayan dan menyeka tangan Hazel dengan hati-hati.Hazel kemudian duduk dengan patuh. Matanya menatap alis Sergio yang indah itu tanpa berkedip."Pam
Setelah Vexal dan Rafael pergi, hanya Hazel dan Sergio yang tersisa di dalam ruangan tersebut.Hazel dengan hati-hati mengulurkan tangannya, mengaitkan jarinya yang putih dan ramping itu ke jari kelingking Sergio, lalu menggoyangkannya sebanyak beberapa kali dengan lembut."Paman, jangan marah. Marah-marah nggak baik untuk kesehatan.""Kamu sendiri juga tahu kalau kamu sudah membuatku marah?" Sergio meliriknya sekilas dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mendengus dingin saat dia bertanya, "Apa lain kali kamu berani mengulanginya lagi?"Hazel buru-buru menunjukkan senyum penuh sanjungan dan menggelengkan kepalanya dengan patuh. "Aku nggak berani lagi!"Urusan selanjutnya urusan nanti. Yang paling penting sekarang adalah menenangkan paman.Bagaimanapun, paman tidak akan selalu berada di sisinya setiap kali Hazel mengalami kecelakaan. Itu sebabnya, Hazel harus selalu belajar untuk menangani semuanya sendiri. Jika tidak, dia tidak akan pernah menjadi dewasa.Namun, Hazel hanya berani m
Rasa sakit di hati Sergio langsung terobati usai mendengar kata-kata ini.Istrinya langsung teringat dengannya begitu dia diintimidasi.Hazel mengatakan kalau dia merindukannya.Senyum tipis langsung muncul di wajah tampan Sergio yang semula begitu dingin dan serius.Sudut mulutnya juga terangkat naik membentuk senyuman.Senyum di wajahnya benar-benar tidak bisa dikendalikan lagi.Hazel berinisiatif untuk merangkul Sergio, menekan kepalanya ke lengan pria itu dengan penuh kekuatan. Lalu, dia berkata sambil tersenyum, "Ya, posisi Om di hatiku sangat penting."Lengkungan mulut Sergio terkembang makin dalam. Dia mulai mengambilkan makanan untuk Hazel. "Makan yang banyak, setelah itu kita pulang.""Ya."Hazel dengan senang hati menerima makanan yang diambilkan Sergio untuknya. Dia juga beberapa kali menyuapi Sergio makanan kesukaannya.Keduanya menikmati makan kali ini dengan penuh kepuasan.Usai sampai di rumah, Hazel langsung melepas sepatu hak tingginya dan dengan santai melemparkan lua
Hazel merasakan panas di pipinya begitu memahami jawaban Sergio.Tanpa sadar dia ingin menarik kakinya dan menghindari Sergio. Namun, Sergio sudah terlebih dahulu menyadari akan hal ini dan tidak memberinya kesempatan untuk melarikan diri.Sentuhan di pergelangan kakinya terasa kering dan hangat, seolah-olah ada arus listrik yang menyambar seluruh tubuhnya di tempat itu, menimbulkan gelombang kesemutan.Dia memelototi Sergio dengan kecewa. "Om ...."Melihat sikap malu-malu Hazel, Sergio pun tidak menggodanya lebih jauh. Dia tersenyum dan melepaskan kaki Hazel. "Sudah, aku nggak mau bercanda lagi. Kamu pasti capek setelah sibuk seharian. Istirahatlah.""Hmm." Hazel mengangguk patuh dan perlahan-lahan memejamkan matanya.Mungkin Hazel benar-benar kelelahan atau mungkin pelukan Sergio terlalu nyaman, membuatnya dengan cepat tertidur.Sergio tidak tidur. Matanya yang dalam menatap wajah Hazel yang tertidur tanpa berkedip, terjebak dalam pesona Hazel.Mendengar napas Hazel yang mulai teratu
Selain punya kemampuan bisnis, Hazel juga seorang perancang busana terkenal di dalam negeri. Rancangannya bahkan sampai diapresiasi oleh ahli mode internasional. Dia juga merupakan orang pertama di dunia yang dianugerahi gelar perancang busana terbaik di dalam negeri.Semua yang Sergio lakukan sekarang hanyalah sebuah investasi.Sergio percaya bahwa selama dia memberikan waktu kepada Hazel, Hazel pasti bisa memberikan kejutan yang berbeda.Setelah panggilannya dengan Ervan berakhir, Sergio membuka konferensi video, menyelesaikan dokumen-dokumen yang ada dan kembali ke kamar.Hazel masih tertidur. Wajah kecilnya terbenam dalam selimut, satu sisi pipinya sedikit berubah bentuk, membuatnya terlihat sangat menggemaskan.Sergio tidak bisa menahan diri dan membungkuk untuk mencium bibir merah Hazel.Bibir hangat keduanya saling menempel, membuat Sergio merasakan kesemutan di sekujur tubuhnya.Namun, pada akhirnya dia tidak ingin membangunkan Hazel. Setelah memberikan ciuman dangkal, dia haru