Share

Bab 26

Penulis: saraswatinda
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-26 22:34:40

“Kamu bercerita apa tentang aku pada Syasa sampai ia menilaiku seperti itu? Dan mengapa kamu tak pernah menyatakan perasaanmu padaku?” tanya Nazwa menghentikan cerita Razky.

Razky menghembuskan nafasnya. Ini adalah bagian tersulit yang harus ia ceritakan. Mengungkapkan kelemahan diri sendiri bagi seorang laki-laki adalah hal yang paling sulit dilakukan, bukan?

Nazwa mengamati perubahan ekpresi pada wajah Razky. laki-laki itu mengelus keningnya berulangkali seperti tengah berpikir. Ia menangkap rasa gundah dan cemas pada raut wajah Razky. Ia cukup mengerti jika Razky sepertinya enggan menjawab pertanyaannya tadi. Tapi sungguh ia penasaran dan dipenuhi rasa ingin tahu saat ini. “Ky?” tegurnya pelan.

“Huh,” lirih Razky berkata. “Aku … Aku tak menyatakannya karena … Aku tak pernah tahu perasaanmu padaku. Daan … ya, aku tak cukup punya keberanian untuk itu. Maksudku, aku berpikir, bagaimana kamu akan menyukaiku? Aku seorang anak broken home dan aku merasa tak-cuku

saraswatinda

Hi Readers ... Haturnuhun sudah setia ...

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hati Yang Terpilih   Bab 27

    Kafe Wien. Kedua laki-laki itu saling terdiam. Keduanya hanyut dengan pikiran dan prasangkanya masing-masing. Mengetahui Nazwa bersama dengan laki-laki lain sudah cukup membuat terkejut ditambah dengan panggilan “Angel” untuk Nazwa dari laki-laki itu. Mereka tahu ada yang tidak biasa diantara Nazwa dan laki-laki yang bernama Razky tersebut. Dan hal itu yang membuat mereka sepakat untuk bertemu, membahas bagaimana mereka harus bersikap dengan kenyataan yang mereka lihat dan hadapi berkaitan dengan perempuan yang mereka cintai. Disinilah mereka saat ini, di kafe milik Nazwa. Mengapa mereka tidak memilih tempat lain untuk bertemu? Entahlah, tapi mungkin mereka ingin menyalurkan rindu mereka terhadap Nazwa. Dengan berada di tempat yang biasa Nazwa datangi, mereka setidaknya bisa merasakan kehadiran Nazwa, meski tidak berupa fisik, tetapi dari aura dan hawa atau interior kafe yang semuanya merupakan ciri khas dari Nazwa Rengganis. “Kamu tahu siapa Razky?” Rafi dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Hati Yang Terpilih   Bab 28

    Ambu tersenyum. “Tidak ada cinta yang tidak ingin memiliki, Nazwa,” jelas Ambu. “ Jika mereka berkata sebaliknya, itu adalah sebuah pengingkaran. Tak lebih hanya untuk mendamaikan hati yang nelangsa,” ucap Ambu selanjutnya. Nazwa terkesiap dengan penuturan Ambu. Benarkah yang Ambu katakan? Sebagian dirinya menyetujui perkataan Ambu dan pastinya itu adalah keyakinannya juga sedari dulu. Tetapi setelah perkataan Razky kemarin, pendapatnya tentang cinta yang tak harus memiliki, pun sedikit goyah. Ambu terkekeh melihat Nazwa yang terlihat bingung. “Kamu pasti sudah dipengaruhi pendapat Razky tentang cintanya yang tak harus memiliki,” ledek Ambu. “Maksud Ambu?” Kening Nazwa mengerut. “Anak itu pasti berkata, kalau cintanya adalah cinta yang hakiki. Karena manusia tak mempunyai apapun. Karena manusia hanya dititipi. Pemilik segalanya adalah Tuhan. Iya kan?” ucap Ambu. Nazwa menganggukkan kepalanya. Keningnya berkerut kemudian, “Apa Razky berka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hati Yang Terpilih   Bab 29

    Bila kau sanggup untuk melupakan diaBiarkan aku hadir dan menataRuang hati yang telah tertutup lama Jika kau masih ragu untuk menerimaBiarkan hati kecilmu bicaraKarena kutahu 'kan datang saatnya Kau jadi bagian hidupkuKau jadi bagian hidupku Takkan pernah berhenti untuk selalu percayaWalau harus menunggu 1000 tahun lamanyaBiarkanlah terjadi wajar apa adanyaWalau harus menunggu 1000 tahun lamanya Selama apapun ituAku 'kan setia menunggu Kau jadi bagian hidupkuKau jadi bagian hidupku Nazwa mengerjapkan matanya sembari melayangkan pandang ke luar jendela. Mengapa seolah lirik lagu ini merupakan pesan untuknya? Atau memang iya? Nazwa mendesah sekaligus mengembuskan napas, karena bingung dengan pemikirannya sendiri. Sementara Razky menggenggam erat setir mobilnya. Ia harus mengucapkan banyak terima kasih pada penyiar radio yang telah memutarkan lagu ini di saat ia

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Hati Yang Terpilih   Bab 30

    Nazwa mengembuskan napasnya kesal. “Sudah, Kaf. Jangan merusak selera makanku!” “Merusak selera makanmu? Tunggu, apa kamu sedang makan bersama … Siapa namanya?” “Razky.” “Razky …Ya, kamu sedang makan bersama dia? Hanya berdua?” suara Kafka terdengar semakin emosi. “Memangnya kenapa? Kami tidak boleh makan?” protes Nazwa. “Bukan masalah makannya, Nazwa. Tapi dengan siapa kamu makan!” berang Kafka. “Kaaf …,” suara Nazwa juga sudah mulai meninggi. “Habiskan makanmu, Angel. Jadi kita bisa lanjutkan perjalanan.” Terdengar lagi suara Razky yang rupanya telah kembali. Nazwa hanya mengangkat tangannya untuk menjawab perkataan Razky. “Kafka, aku sudahi ya. Kita bisa lanjutkan percakapan ini setelah aku pulang. Assalamu’alaikum.” Nazwa memutuskan percakapan mereka tanpa menunggu jawaban dari Kafka. Nazwa menghela napas dan memejamkan kedua matanya. Menghadapi orang yang sedang cemburu adalah hal yang paling menyeb

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Hati Yang Terpilih   Bab 31

    “Sebetulnya … aku hanya ragu, Ky. Ragu dan kecewa terhadap Kafka. Tapi perasaan cintaku tak berubah kepadanya,” lirih Nazwa. “Jadi … Kamu memilih Kafka?” tanya Razky mencoba menegaskan. Nazwa mendesah. Ia menundukkan kepalanya. Tak mengiyakan, tak juga mengatakan tidak. Nazwa mengangkat bahunya dan perlahan menatap Razky gamang. Razky pun mengembuskan napasnya. Ia mengerti kerisauan yang sedang dirasakan Nazwa. Ah, Razky! kamu malah menambah beban pikirannya! Maki Razky pada dirinya. “Baiklah,” ucap Razky kemudian. “Angel, maaf jika pernyataanku malah menambah bebanmu. Dengar, abaikan saja perkataanku tadi ya. Kamu benar, cinta adalah hal yang tidak bisa dipaksakan. Aku … Aku rasa, aku bisa menerima keputusanmu tentang perasaanku. Toh, sedari awal pun aku tak berani berharap kamu membalas perasaanku,” kekeh Razky terdengar miris. “Jadi … Jangan kuatir ya. I’m fine,” ujar Razky meyakinkan Nazwa. “Terima kasih, Ky,” ucap Nazwa tulus. “Sama

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10
  • Hati Yang Terpilih   Bab 32

    “Maksudnya dengan melepaskan?” desak Ibu. “Saya bersedia bercerai dengan Rafi,” jawab Renata dengan lirih. “Apa alasannya?” tanya Ibu. “Pertama, karena Rafi tidak mencintai saya, Bu. Kedua, Rafi belum bisa melupakan Nazwa, hingga sampai saat ini Rafi belum …,” “Renata, cukup!” perintah Rafi. “Tapi, Fi …,” “Cukup, Re. Itu adalah masalah yang sangat pribadi,” tekan Rafi. “Tapi dengan begitu mereka bisa mengerti kesungguhanmu untuk kembali menikahi Nazwa, Rafi!” kekeh Renata. “Tolong,” ujar Rafi memohon. Renata mengerjapkan matanya. Ada apa dengan Rafi? Tak biasanya ia bersikap seperti ini, tanyanya dalam hati. Ia menatap Rafi sesaat. Yang ditatap mengerjapkan matanya memohon untuk dituruti. “Baiklah,” katanya mengalah. “Bu, intinya, Renata bersedia berpisah dengan saya jika Nazwa dan saya rujuk kembali,” tegas Rafi. “Assalamu’ … alaikum,” suara salam dari arah pintu itu terdengar mengecil.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • Hati Yang Terpilih   Bab 33

    Kafka memandang Nazwa tak percaya. Benarkah apa yang Nazwa katakan? Ia-kah penyebab semua ini? Ia-kah yang membuat Rafi bisa kembali menikahi Nazwa? Tapi ia hanya mengutamakan perasaan Salsa dan Hanif! Salahkah itu? “Tidak!” Kafka menggelengkan kepalanya. “Ini bukan kesalahanku!” tolaknya. “Lalu kesalahan siapa menurutmu?” ujar Nazwa menjadi sedikit angkuh. Ia benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Kafka. Tapi Kafka pun tak mampu menjawab pertanyaan Nazwa. Ia hanya terdiam terpaku menatap perempuan yang tak lagi menjadi tunangannya. “Sudahlah. Lapangkan saja hatimu. Terimalah , mungkin jodoh kita hanya sampai di sini,” lirih Nazwa. Kafka memandang Nazwa dalam. “Naz, aku ingin tahu. Apa aku masih ada di hatimu?”taut Kafka. “Untuk apa? Agar kamu bisa kembali merebut aku dari Rafi, begitu?” decih Nazwa. “Kenapa tidak?” tanya Kafka balik. “Jangan menjadi laki-laki brengsek, Kaf! Jangan buat nilaimu berubah di mataku!

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Hati Yang Terpilih   Bab 34

    “Tapi Re, kamu pasti sedih dan terluka saat ini. Iya … kan?” tanya Rafi hati-hati. “Tentu saja, Fi. Siapa yang tak sedih dan terluka jika harus berpisah dengan suami yang dicintainya?” jawab Renata lirih. Tapi sedetik kemudian ia tersenyum dan berkata, “Rafi, aku rasa jika perceraian ini dilakukan lebih cepat, akan lebih baik. Bukankah dengan begitu aku akan lebih cepat mengobati rasa sakit itu?” paparnya dengan senyum mengembang tetapi justru terlihat pilu. Rafi menatap Renata nanar. Ia tak bisa mengucapkan satu kata pun untuk menghibur perempuan yang begitu tulus mencintainya. Yang sayangnya, ia tak bisa membalas perasaan itu. “Baiklah Re, jika itu yang kamu mau. Aku akan urus secepatnya. Tapi, bagaimana nanti kita memberitahu ibu dengan perceraian ini?” “Kamu jangan kuatir. Nanti aku yang akan menjelaskan kepada ibu.” Renata menenangkan Rafi. Rafi terdiam seperti berpikir dan kemudian menggeleng. “Tidak. Kita berdua yang akan menjelaska

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02

Bab terbaru

  • Hati Yang Terpilih   Bab 61

    “Iya, Naz. Aku baru sampai di Jakarta. Aku mau bertemu Rafi dahulu. Dia bilang sudah mendapatkan hasil dari laporan kesehatan Nayla.” Kafka memberi kabar tentang dirinya pada Nazwa begitu menginjakkan kakinya di Bandara Soekarno Hatta.“Syukurlah,” terdengar hela napas lega Nazwa. “Dimana kalian mau bertemu?”“Rafi belum menentukan tempatnya. Aku sedang menunggu kabar dari Rafi.”“Kaf, aku … aku cemas akan hasilnya. Tapi aku sungguh penasaran.”“Tenanglah, Naz. Semua akan baik-baik saja.”“Tapi, bagaimana jika benar Nayla …,”“Nazwa Rengganis … Kamu percaya aku kan? Apapun hasilnya, aku tidak akan meninggalkan kamu. Rencana pernikahan kita akan tetap berjalan.”“Tapi keinginan Nayla …,”“Aku belum berbicara dengan Nayla langsung dan semuanya kita bisa bicarakan, Naz. Kamu tenang ya.”“Entahlah, Kaf. Aku …,”“Naz, aku butuh keyakinanmu, sayang. Please, jangan lagi menyerah dan berpikir semuanya kan terhenti di sini. Ingat Naz, ada Allah! Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku, jadi berpiki

  • Hati Yang Terpilih   Bab 60

    “Bagaimana pertemuan kamu dengan Kafka, Naz?” Bapak bertanya setelah makan malam mereka selesai dan saat ini berkumpul di ruang keluarga.Nazwa yang sedang mengelus kepala Hanif yang bersandar di dadanya, menghentikan gerakannya. “Kafka … setuju untuk melanjutkan pernikahan kami, Pak. Tapi saat ini dia belum bisa kembali ke Jakarta karena baru saja alih jabatan dengan pejabat sebelumnya. Kafka menitip salam untuk Bapak dan Ibu. Dia bilang akan secepatnya mengatur waktu untuk datang ke sini dan membicarakan kelanjutan rencana pernikahan kami,” jawab Nazwa.Ia sengaja tidak memberitahu kejadian yang sebenarnya karena takut Bapak dan Ibu justru kembali tidak menyetujui pernikahan mereka. Nazwa tahu benar jika kali ini ia berspekulasi dengan kenyataan yang ada, tetapi bukankah di setiap ketidakmungkinan selalu ada kemungkinan itu sendiri. jadi, ia memilih untuk melihat kemungkinan yang ada.“Jadi, Om Kafka akan jadi ayah aku juga, Bun?” tanya Hanif.Nazwa tersenyum seraya menganggukkan ke

  • Hati Yang Terpilih   Bab 59

    “Tidak ada orang yang ingin rumah tangganya berantakan, Kaf! Kamu pikir, aku senang menikah berkali-kali?!” ujar Ewi sengit.Kafka menaikkan kedua bahunya tanda seolah tak mengerti atau bahkan tak peduli.“Jahat sekali pikiran kamu!” desis Ewi lagi.“Lalu, tindakan kamu meninggalkanku saat terpuruk dan menikah dengan lelaki lain, itu tidak jahat? Begitu?” cemoh Kafka.“Bisakah kamu melupakan hal yang sudah lalu?” ucap Ewi merendahkan nada suaranya.“Aku ingin sekali bisa melupakan peristiwa itu, Wi. Tapi sekeras apapun aku berusaha, ingatan itu tidak pernah hilang!” tekan Kafka. ‘Kamu tidak tahu aku sampai harus mengikuti terapi untuk bisa kembali waras’ lanjut Kafka dalam hatinya.“Jangan cengeng, Kaf! Kamu laki-laki!” cela Ewi.“Aku laki-laki yang punya hati, Wi! Punya perasaan! Tidak seperti kamu! Seorang perempuan yang justru bisa begitu tega, tak berperasaan!”“Kafka!” sentak Ewi tak suka dengan ucapan Kafka.“Apa? Mau bilang kalau kamu hanya berpikir rasional? Karena aku bangkru

  • Hati Yang Terpilih   Bab 58

    “Maksudmu?” tanya Kafka tak mengerti.“Sebetulnya karyawan di perusahaanku sebulan lalu baru saja menjalani medical check up di rumah sakit yang sama di mana anakmu menjalani tes. Dan baru beberapa hari yang lalu, kami menerima hasilnya. Logo rumah sakit itu sedikit berbeda aku rasa. Entahlah. Tapi aku sungguh penasaran ingin mengecek kebenarannya,” terang Rafi.“Maksudmu, hasil test kesehatan itu palsu?” tanya Kafka lagi.“Aku belum bisa memastikan, sampai kita mengeceknya langsung bukan?” Rafi balik bertanya.“Tapi aku belum bisa balik ke Indonesia dalam waktu dekat ini,” keluh Kafka terdengar putus asa.“Tenang saja. Aku akan membantumu. Aku yang akan mengecek langsung. Masalahnya, aku harus punya salinan hasil tes kesehatan itu, Kaf,” ujar Rafi.Kafka paham sekarang mengapa Rafi menyuruhnya menemui Ewi, mantan istrinya itu alih-alih mengantarkan Nazwa kembali ke hotel.“Aku yang akan mengantarkan Nazwa kembali ke hotel. Kalian bisa berbicara nanti setelah kamu berhasil dengan misi

  • Hati Yang Terpilih   Bab 57

    Pupil mata Kafka melebar mendapati sosok yang sedang merangkul Nazwa-nya. Ya, perempuan yang sedang merebahkan kepalanya di dada laki-laki itu adalah Nazwa, calon istrinya. Ia sudah akan mengiyakan permintaan Nazwa untuk kembali melanjutkan pernikahan mereka. Tidak salah bukan, jika sejak saat itu Nazwa kembali menjadi miliknya. Walau jawabannya itu belum sempat didengar oleh Nazwa, karena kedatangan dan interupsi Ewi, mantan istrinya.“Nazwa!” tegur Kafka. Terdengar jelas nada tidak suka dari suaranya.Nazwa bergeming. Tubuhnya seperti kaku mendengar suara dari arah belakangnya itu. ia mengangkat kepalanya yang tadi direbahkannya di dada Razky. Ditatapnya Razky sebelum ia memutar tubuhnya ke arah sumber suara.“Kaf … ka?” lirihnya dengan nada terkejut.“Apa yang sedang kamu lakukan? Belum satu jam yang lalu kami memintaku untuk melanjutkan pernikahan kita. Lalu mengapa sekarang kamu bersandar pada dia!” tunjuk Kafka pada Razky penuh emosi.“Aku … aku hanya … me …,”“Apa kamu sedang m

  • Hati Yang Terpilih   Bab 56

    Nazwa mengerjapkan mata untuk meraih kesadarannya. Netranya menangkap siluet wajah seorang lelaki gagah yang terkejut melihat kehadirannya.“Razky?” tanyanya juga dengan tak percaya.Lelaki gagah yang bernama Razky itu tersenyum dengan sangat manis mendapati Nazwa menyebutkan namanya.“Kamu sedang apa di sini, Angel?” Razky mengulang pertanyaannya yang memang belum terjawab oleh Nazwa tadi.“Aku … Aku …,” tiba-tiba Nazwa tergugu saat menjawab pertanyaan Razky. Sontak ia menoleh ke arah belakang, ke tempat di mana ia bertemu dengan Kafka, Rafi dan Ewi. Nazwa menunjukkan telunjuknya ke arah Café Seroja.Razky paham dengan gerakan Nazwa. “Oke … Kamu dari Café itu?” tunjuknya.Nazwa menganggukkan kepalanya.“Bertemu siapa? Kamu ada urusan bisnis di sini?” tanya Razky menggali informasi.Nazwa menggelengkan kepalanya.Razky mengernyitkan keningnya. Perempuan di hadapannya saat ini bukanlah Nazwa yang ia kenal. Setahunya, Nazwa adalah perempuan yang tidak mudah terguncang oleh suatu peristi

  • Hati Yang Terpilih   Bab 55

    “Jika apa?” tanya Kafka dipenuhi rasa penasaran.Ewi menghembuskan napasnya, seolah berat untuk menjawab pertanyaan Kafka. “Nayla bilang, ia ingin bertemu denganmu jika kamu sudah menjadi Papa-nya lagi.”“Menjadi Papa-nya lagi?” taut Kafka tak mengerti.“Iya … Dia bilang kita harus tinggal serumah dulu, baru kamu adalah Papa-nya lagi,” jawab Ewi.Kafka tertawa mendengarnya. “Lelucon apa ini? Anak sekecil Nayla bicara begitu? Aku yakin, itu hanya akal-akalanmu saja, Wi!” decih Kafka.“Kalau kamu tak percaya, terserah,” jawab Ewi seolah tak terpengaruh dengan ucapan Kafka. Walau dalam hatinya ia meradang karena tak menyangka reaksi Kafka akan seperti ini. Ternyata Kafka yang sekarang bukanlah lagi Kafka yang ia kenal dahulu.“Kamu tahu … Aku tak percaya kalau Nayla mempunyai pikiran seperti itu.” Kafka mengembuskan napasnya dengan kesal. “Dengar, aku akan gugat kamu jika kamu masih menjauhkan Nayla dariku! Satu lagi, aku sibuk. Kalau kamu sudah selesai, silahkan keluar! Pintunya di sebe

  • Hati Yang Terpilih   Bab 54

    afka melepaskan pelukannya pada Nazwa cepat. Ia terkejut dengan kedatangan Ewi, mantan istrinya ini. Hal yang sama pun dirasakan oleh Nazwa dan Rafi. Walau mereka belum pernah bertemu secara langsung, tetapi mereka sudah mendengar kisah pernikahan Kafka dan istrinya itu.“Ewi? Jangan bilang kalau …,”“Apa? Jangan bilang apa? Jangan bilang kalau anak kita sedang menderita sakit yang parah, yang umurnya tak lama lagi itu, ia ingin kita kembali bersatu. Kamu pikir aku main-main? Iya?!” Ewi kembali memotong ucapan Kafka.“Ini … Jika kamu membutuhkan bukti-bukti! Jika kamu tak mempercayai omonganku!” Ewi menyerahkan sebuah dokumen kepada Kafka.Kafka menerima itu dengan pandangan tak percaya. Tangannya bergetar. Menyadari jika apa yang ada di dalam dokumen itu benar, maka …“Kamu yang bernama Nazwa?” tanya Ewi pada Nazwa seraya menarik sebuah kursi untuk ia tempati. “Kenalkan, aku Ewi. Dan Kamu siapa?” tanyanya pada Rafi.“Aku Rafi …,” jawab Rafi menilai penampilan Ewi. Ia mencoba menging

  • Hati Yang Terpilih   Bab 53

    Nazwa segera turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi. Tak lama setelah itu ia berpakaian dengan baju yang telah ia persiapkan malam sebelumnya. Nazwa melihat tampilan dirinya di depan cermin. Ia tersenyum manis dan berkata, “Semangat Nazwa! Kita mulai dengan Bismillah!”Detik itu jua ia kembali merasakan debaran kencang di hatinya. Dan debaran itu mengiringi langkah kakinya meninggalkan hotel tepatnya menginap dan menyebrangi jalan menuju Café Seroja, tempat yang ditunjukkan oleh Rafi dimana Kafka berada di pagi hari ini.Nazwa mengedarkan pandangannya mencari sosok lelaki yang dicintainya itu. Didapatinya sosok itu tengah bercengkrama dengan dengan laki-laki yang Nazwa ketahui sosoknya. Hey, bagaimana bisa … Tak ayal Nazwa juga merasa heran. Tapi sedetik kemudian ia menyadari kebiasaan sosok itu. Dasar Rafi! Geram Nazwa dalam hatinya.“Naz …Wa?” Kafka yang pertama bersuara saat Nazwa berada di antara Kafka dan Rafi duduk.Nazwa bisa melihat keterkejutan di wajah Kafk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status