Saat Levana bangun dari tidurnya, ia berusaha seorang diri untuk membersihkan dirinya. Tubuhnya masih cukup lemah dan bekas jahitan di perutnya masih terasa sakit. Jika dirinya tidak berusaha untuk bangkit, sampai kapan ia harus merepotkan banyak orang untuk membantunya.Terdengar suara Rave sedang berbicara dengan seseorang ketika dirinya hendak turun. Ia cukup penasaran dengan siapa Rave mengobrol sepagi ini dan dari suaranya terdengar begitu serius.“Dad, sungguh aku tidak ingin membahasnya sekarang. Levana belum pulih seutuhnya dan jujur saja aku masih ragu untuk mengungkap semuanya,” ujar Rave yang membuat langkah Levana terhenti.“Mengungkap semuanya? Apa yang sebenarnya dia bicarakan dengan Tuan Maverick,” gumam Levana bingung ketika mendapati Rave tengah melakukan panggilan video di dapur.“Levana wajib tahu yang sebenarnya, Rave. Kau tidak bisa terus-terusan membela Lilian dan mengorbankan ibumu sendiri!” tegur sang ayah mertua yang terlihat begitu marah dalam panggilan video
“Jangan mencariku,” pesan Levana pada kedua orang tuanya saat Damian pulang setelah mengantarkannya.“Ke mana kau akan pergi, Levana?” tanya sang ibu sembari menggenggam erat tangan Levana.Kepala Levana menggeleng pelan. Dirinya sendiri belum menentukan ke mana dia ingin bersembunyi sementara waktu ini. Yang pasti, ia ingin pergi dan menghilang untuk sementara waktu.“Bagaimana jika tinggal di rumah lama kita untuk sementara waktu?” usul sang ayah yang menawarkan pada Levana.“Jangan!” Kepala sang ibu menggeleng dengan cepat. “Kau lupa jika kita dahulu tinggal di lingkungan yang sama dengan keluarga Maverick? Para pekerja di sana pasti mengenali Levana dan kemungkinan besar mereka akan menghubungi Rave.”Ucapan sang ibu membuat Levana dan ayahnya tersadar dan memilih diam. Pikiran Levana kini terbang begitu jauh saat dirinya mengingat jika hubungan keduanya mungkin saja terikat takdir. Baik saat di Wiltshire hingga ke London, hidup mereka tak jauh dari keluarga Maverick.“Aku tahu te
“Anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?” tanya seorang pelayan di kediaman Ethan Xander yang berada di Yorkshire.Senyum hangat Levana terlihat dan kepalanya menggeleng pelan. “Aku akan mencarimu ketika aku membutuhkan sesuatu nantinya.”“Baik, Nyonya. Aku selalu ada di lantai bawah, jika Anda merasa kesulitan untuk berjalan, bisa lakukan panggilan telepon saja, aku yang akan datang menghampiri,” jelas pelayan tersebut dengan senyum hangatnya.“Terima kasih,” balas Levana pelan, tetapi sang pelayan tersebut tidak juga pergi dari hadapan Levana. “Apa kau membutuhkan sesuatu?”Sang pelayan yang terlihat sepuluh tahun lebih tua darinya itu memandangnya dengan pandangan khawatir. “Maaf jika aku lancang, Nyonya, tetapi Tuan Ethan memberitahuku jika Anda baru saja melakukan operasi caesar. Boleh aku melihatnya? Saat ini aku memang bukan seorang perawat, tetapi dulu aku pernah menjadi perawat cukup lama. Aku ingin memastikan luka Anda baik-baik saja.”“Oh, ya ampun. Tentu saja boleh!” sahut Levan
“Levana, kau tak perlu khawatir karena tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaanmu saat ini,” ucap Ethan saat sahabatnya itu menghubungi Levana untuk menanyakan kabarnya.“Aku tahu, tetapi Ethan, aku takut bagaimana jika Rave tiba-tiba datang menemuiku?”Rasa khawatir Levana benar-benar membuat dirinya ketakutan sendiri. Ia tidak tahu apa yang membuatnya begitu ketakutan bertemu dengan Rave saat ini.“Levana, dengarkan aku. Kau aman di sana karena tidak ada satu orang pun yang melihatmu pergi atau melihat kedatanganmu, dan sejak kau tiba kau bahkan tidak pernah ke mana-mana, bukan? Jadi kau tidak perlu khawatir berlebihan. Kau baik-baik saja, aku sendiri yang akan memastikan Rave tidak datang ke sana,” ujar Ethan yang berusaha menenangkan diri Levana.“Ethan.. terima kasih dan maaf karena aku sudah merepotkanmu,” tutur Levana dengan suara yang bersungguh-sungguh.“Oh, Levana, aku adalah sahabat terbaikmu dan kau tidak pernah merepotkanku sekalipun. Sungguh.” Ada jeda cukup lama
Tubuh Levana bergetar hebat ketika dirinya mendapati Rave berdiri tepat di depan pintu kamarnya. Rasa takut yang begitu besar karena kedatangan sang suami membuat Levana tanpa sadar berteriak histeris hingga berjalan mundur.“Levana!” tegur Rave yang semakin membuat Levana histeris dan berjongkok menyembunyikan wajahnya sendiri. “Ada apa denganmu?”“Pergi!” teriak Levana dengan suaranya yang bergetar.“Tuan, sebaiknya Anda pergi dari sini,” usir Diana yang kini melangkah mendekat ke arah Levana.“Aku datang ke sini untuk menjemput istriku. Bisa-bisanya kau menyuruhku pergi!” keluh Rave yang hendak melangkah mendekat ke arah Levana, tetapi teriakan Levana kembali terdengar.“Pergi! Aku mohon pergi dan tinggalkan aku sendiri!”“Aku tak akan pergi, Levana. Aku datang untuk menjemputmu pulang!” Emosi Rave mulai terdengar ketika dirinya berusaha membujuk Levana.“Tuan, ada baiknya kau biarkan Nyonya Levana tenang dahulu. Kau tidak paham apa yang menimpa dirinya,” ujar Diana yang berusaha m
Saat mendengar penjelasan dari pelayan yang bekerja di kediaman Ethan Xander, Rave mulai merasakan amarah serta emosi yang sangat besar pada dirinya sendiri. Ia tidak tahu jika Levana merasa sangat ketakutan akan kedatangannya.Ia juga menyaksikan sendiri betapa histerisnya Levana saat dirinya tiba sebelumnya. Dirinya tidak pernah menduga jika Levana bahkan berani melukai dirinya sendiri.“Tuan,” panggil Max yang tiba-tiba menghampiri Rave tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. “Tuan Xander ada di depan.”Rave yang begitu terkejut pun langsung melangkah hendak keluar kamar rawat inap Levana. Namun, belum sempat dirinya keluar, tubuhnya tiba-tiba terlempar begitu saja karena tendangan seseorang.“Ethan!” teriak seorang wanita yang datang bersama Ethan kini menahan tubuh pria itu.Rave yang begitu terkejut pun perlahan bangkit dibantu oleh Max. Dirinya hendak melawan Ethan Xander yang penuh amarah saat ini, tetapi lagi-lagi, di saat dirinya belum siap membalas, Ethan sudah lebih dulu mel
Kabar tentang Levana yang mengalami gangguan stress pasca-trauma pun sampai ke telinga kedua orang tuanya. Mereka langsung datang ke Yorkshire dan memilih untuk menemani Levana selama proses penyembuhan.“Francis meminta untuk memindahkanmu ke rumah sakit di London,” ujar sang ibu yang kini tengah mengupaskan apel untuknya.Kepala Levana menggeleng cepat. “Aku tidak mau kembali ke London.”Sang ibu pun hanya membalas dengan anggukan pelan. “Mom memutuskan untuk berhenti bekerja,” ucap sang ibu yang berhasil membuat Levana mengurungkan memakan potongan apel.“Kenapa? Bukankah pekerjaan Mom baik-baik saja? Apa ada masalah selama aku dirawat di rumah sakit?” tanya Levana yang tidak mengetahui apa pun tentang kondisi sang ibu.Gelengan kepala dari ibunya membuat Levana semakin bingung. “Tidak ada masalah apa pun, Levana. Mom memutuskan untuk menemanimu karena selama ini Mom merasa tidak pernah ada untukmu.”“Oh, Mom, tak perlu mengorbankan pekerjaanmu untukku,” sahut Levana yang merasa ti
“Sudah aku katakan jika aku adalah teman Levana!”Terdengar suara salah seorang wanita yang sangat dikenal oleh Levana. Dirinya bisa melihat jika Isabela, istri dari Ethan Xander menahan agar wanita tersebut tidak masuk ke dalam ruang rawat inap dirinya.“Freeya?” tutur Levana yang berhasil menghentikan perdebatan di depan pintu.Sekilas Levana bisa melihat Rave dan Ethan juga ada di sana, tetapi buru-buru ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, mengalihkan pandangannya dari sang suami.“Aku dilarang menemuimu,” sahut Freeya yang mana masih berusaha untuk masuk ke dalam kamar rawat inap Levana.“Oh, Isabella, kau tak perlu khawatir, dia temanku,” ujar Levana yang mana membuat Freeya terlihat menyeringai. “Biarkan dia masuk.”Tangan Isabella pun otomatis melepas pegangannya di pintu rawat inap Levana, membuat Freeya dengan mudah masuk ke dalam. Terlihat Freeya meletakkan keranjang berisi buah di atas nakas samping ranjang Levana, sedangkan satu buket bunga diberikannya pada Levana.“
Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker
Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.
Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan
“Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi
Seminggu telah berlalu dan Levana tidak pernah merasa tenang saat malam datang. Dirinya selalu merasa gelisah entah apa yang membuat malamnya selalu tidak nyaman.Hubungan Levana dan sang ayah perlahan juga mulai membaik ketika dirinya memaksa untuk bicara empat mata dengan sang ayah. Dirinya baru menyadari jika ayahnya itu juga menyimpan rahasia besar seorang diri.“Maafkan ayahmu ini, Levana. Aku tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan Flynn Group juga berdampak besar untuk hidup kita,” ujar sang ayah saat Levana memaksa untuk bicara.“Kumohon jelaskan semuanya dengan perlahan karena aku tidak paham apa maksud ucapanmu itu, Dad.” Levana memprotes ayahnya sendiri.Terdengar embusan napas kasar keluar dari mulut sang ayah. Matanya terpejam sejenak dan saat terbuka, sang ayah menatapnya dengan tatapan sedih dan merasa bersalah.“Sebagai mantan reporter, aku memiliki banyak kenalan yang menjual berita para orang kaya, Levana. Aku bekerja sama dengan seorang paparazzi yang mana tidak
“Oh, Levana! Mum tidak tahu jika kau sudah pulang,” sahut sang ibu yang kini melangkah mendekat ke arahnya.“Aku tidak ada hubungannya dengan mereka, Dad. Sungguh!” ucap Levana yang mengabaikan sang ibu dan mendekati ayahnya sendiri.Sang ayah terlihat frustasi sendiri saat ini dan memilih untuk duduk membelakangi Levana. “Ya, aku tahu itu. Aku tahu jika kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, Levana. Aku hanya marah, marah pada semuanya yang selalu mengaitkanmu dan marah pada diriku sendiri.”Sejujurnya Levana tidak tahu apa yang tengah ayahnya bicarakan, tetapi jika ia mengaitkan dengan berita yang beredar, dirinya bisa paham dan mengerti apa yang membuat sang ayah terlihat begitu marah.Ibu Levana pun melangkah mendekati sang suami dan memeluknya erat dari belakang. “Sama seperti sebelumnya, kita juga bisa melewati ini semua bersama-sama.”Yang bisa Levana lakukan hanya diam saja di tempatnya berdiri. Rasa lelah yang semula menghampirinya kini seakan lenyap begitu saja.“Tuan
Merasa bodoh dan kesal pada dirinya sendiri, Levana memilih bangkit dan berendam di dalam bath tub. Ia mencoba menghilangkan pikirannya tentang Rave dengan sebegitu kerasnya.“Bodoh. Lagi pula bisa-bisanya kau memikirkan pria yang tidak mungkin memikirkanmu?” keluh Levana yang kini memejamkan matanya.Dirinya berjanji akan memulai hidupnya yang baru dan melupakan semua masalah yang pernah menghampirinya. Ia akan hidup kembali menjadi Levana Sullivan, toh dari awal namanya tidak pernah berubah karena negara tidak pernah memberi restu pada pernikahannya.Keesokan harinya, Levana sudah mulai bekerja di laboratorium salah satu universitas di daerahnya. Saat itu proses belajar mengajar sudah selesai, tetapi para mahasiswa yang melakukan penelitian tetap meneliti di dalam lab, dan sudah menjadi tugas Levana untuk membantu mereka.“Ms. Sullivan, aku dengar Anda pernah bekerja di konservasi hewan milik Newall Group. Apa benar begitu?” tanya seorang mahasiswa yang sedang meneliti di dalam lab.
Terakhir kali saat Levana bertemu dengan ayah mertuanya—Francis Maverick, dirinya sudah menekankan jika ia tidak ingin diganggu oleh Rave. Levana juga meminta jika Francis membantunya agar Rave mau menceraikan dirinya.Sebenarnya pernikahan Levana dan Rave tidak terikat hukum apa pun, pernikahan keduanya dianggap tidak sah di mata hukum karena memang peraturan negara yang tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu pasangan di saat yang bersamaan. Perceraian yang diinginkan Levana tidak lain hanya agar Rave melepaskan dirinya. Terkait masalah urusan di media, ia tidak peduli.“Anda bisa langsung bekerja mulai besok, Nona,” ujar seorang wanita yang kini mengantar Levana berkeliling.Pandangan Levana mulai memandangi area sekitar laboratorium yang mana tampak asri dan nyaman. Dirinya berharap dengan pekerjaan barunya ini, ia bisa memulai hidupnya kembali dan melupakan semua masa lalunya yang buruk.“Ngomong-ngomong, Nona, kenapa Anda berhenti bekerja dengan Newall Group? Bagi para lulu
Tidak ada pembicaraan di antara Levana dan Rave hingga keesokan paginya. Levana hanya meminta Rave memeluknya erat di pagi hari sebelum mereka terbang ke London.Begitu tiba di bandar udara Kota London, Levana dan Rave bagaikan orang yang tidak saling mengenal. Levana sudah meminta jika dirinya akan pulang sendiri dijemput oleh sopir pribadi ayahnya.Tidak ada kecurigaan apa pun di pikiran Rave tentang Levana, pria itu justru sibuk sendiri karena begitu melihat berita, dirinya pertama kali menemukan gosip tentangnya dan juga Levana. Berita lain yang membuatnya terkejut adalah kabar tentang Toby Duggan yang sudah dilaporkan dengan berbagai tindak pidana, salah satunya kasus suap yang dilakukan agar dirinya bisa menjadi model internasional.“Terima kasih untuk waktunya, aku harap kau sehat selalu,” bisik Levana sebelum kedua berpisah.“Aku akan menghubungimu nanti,” pesan Rave yang langsung masuk ke mobil lain bersama dengan Max.“Kita pulang sekarang, Nyonya?” tegur sopir pribadi kelua