Share

Part. 17

Sejak obrolan dengan Tuan Stevan di ruang keluarga tempo hari, kudapati Nyonya Intan menjadi lebih pendiam.

Tak ada lagi canda atau kekehan tawa

bahkan setelah mati-matian kuajak becanda.

Sikap Tuan Stevan juga tak jauh berbeda. Entah kesambet setan dari alam mana dia mendadak cool dan nggak banyak maunya. Sudah terhitung empat hari sejak mulutnya terkunci dan kami tak sering terlibat obrolan bersama.

Hari itu juga aku maupun Nyonya Intan memutuskan untuk meminta pengertian pada Emak dan Bapak untuk menunda lamaran resmi Bang Ipul. Karena selain terlalu mendadak, kami juga butuh waktu untuk menyepakatinya bersama. Mengingat jiwa dan raga ini bukan lagi kehendak kami berdua.

Entah aku yang masih terlalu unyu atau lugu hingga belum bisa mengartikan maksud dari ucapan Tuan Stevan tentang pernikahan dan hal yang ia maksud dengan tekan-menekan. Oke, untuk bagian situ sepertinya memang sudah masuk ranah rumah tangga.

Dipikirkan sampai jumpalitan empat malam pun otakku masih tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status