Masuk ke dalam sebuah gedung penyiaran dan iklan .Austin memakirkan mobilnya di depan perusahaan. Austin membantu melepaskan seatbelt Bella."Goodluck sayang.." Seru Austin mengecup pipi Bella."Thank you, sayang..Kamu juga.. selamat bekerja. Dan ingat yang tadi aku katakan..!" titah Bella sedikit mengancam."Baik sayang... Kamu tidak perlu khawatir..Hmm..Kamu fokus dengan meeting kamu hari ini..Kalau sudah selesai langsung kabari aku..!" balas Austin."Iya.." ucap Bella dan mengecup lembut bibir Austin dengan cepat kemudian keluar sebelum diterkam balik oleh Austin."Bella..!!" teriak Austin, tetapi dia hanya mendengar tawa Bella dan pintu mobil pun tertutup."Hhahaha... Awas saja kamu sudah menggodaku seperti tadi..!" gumam Austin.Beruntung kantor penyiaran dan kantornya hanya berjarak kurang lebih sepuluh menit.Austin turun dari mobil setelah mengambil tas kantornya.Sedangkan Max ditugaskan oleh Austin untuk memantau sesuatu."Pagi Pak Austin..." sapa Cindy, sekretarisnya."Pag
Akhirnya Daniel kembali menjelaskan hal-hal yang harus Bella kerjakan dengan detail.Memberikan semua bahan-bahan untuk memudahkan pekerjaan Bella.Tidak terasa sudah lebih dua jam mereka berbicara membahas pekerjaan."Jadi, kamu bawa kendaraan sendiri..? Atau..?" tanya Daniel setelah menutup laptopnya. Menandakan pembahasan untuk hari telah selesai."Oh,, aku akan menunggu jemputan..." jawab Bella cepat."Ah..Baiklah..! Kalau begitu aku yang akan langsung menghubungi kalau ada pertemuan berikutnya.." ujar Daniel."Iya, tentu saja.."Daniel merogoh ponselnya dari dalam saku celananya dan memberikannya kepada Bella."Nomormu.." seru Daniel.Bella mengambil ponsel Daniel dan mengetik nomornya. Kemudian memberikannya kembali kepada Daniel."Good..!!" senang Daniel yang tidak bisa dia tutupi.Daiel mengetik nama Bella di ponselnya kemudian menelpon nomor Bella.Rinngg ring"Simpan..Itu nomorku...!" tukas Daniel.Bella pun tersenyum dan menyimpan nomor Daniel di ponselnya."Ayo..Aku antar k
"Sh*it..!! Dia tidak kembali ke Hotel..!!" maki Steve ketika membuka matanya tidak melihat Giselle di atas ranjang.Semalam dia benar-benar mabuk. Sehingga supir Gerald lah yang mengantarnya pulang sampai ke Hotel.Tiba-tiba perasaan mualnya menyerang.Steve berlari ke kamar mandi. Mengeluarkan semua isi perutnya di dalam toilet.Kepalanya terasa mau pecah.Kembali teringat di kepalanya, bagaimana tadi malam Giselle yang dia kenal menjadi sosok yang berbeda.Melayani kebrutalan Gerald dan Frank untuk menuntaskan hasrat se-ks mereka.#Flashback On#Steve hanya bisa terpaku melihat Giselle di telanjangi di depan matanya.Pakaian Giselle satu per satu di lepas. Stockingnya di robek.Giselle melakukan blo-job secara bergantian antara milik Frank dan Gerald.Celana Gerald dan Frank sudah lepas seutuhnya, menyisakan kemeja mereka yang menutupi tubuh bagian atas mereka."Arghhh.. Ini sangat nikmat !! Steve, apa kau tidak ingin bergabung...!!" seru Gerald dengan racauannya sambil memompa kewa
Bella hanya bisa tertawa mendengar cerita Austin pada saat membeli pakaian dalam untuknya.Ditambah dengan ekspresi wajah yang di buat-buat oleh Austin menambah Bella semakin tertawa keras membayangkan Austin di lihat seperti pria mesum oleh para sales promotion girl."Aduuhhh..aduhh.." rintih Bella tiba-tiba di sela tawanya."Kenapa sayang..?" panik Austin melihat Bella memegang perutnya meringis kesakitan."Perutku keram...Hhehehe.." Cengengesan Bella. Perutnya keram karena terlalu banyak tertawa."Ahh..Bikin panik saja..!!" Austin memegang gemmas kedua pipi Bella."Kamu aja yang over..! Baru merintih gitu aja panik..!!" celutuk Bella."Ya iyalah..Kalau kamu merintih di atas ranjang, aku tambah suka..!! Bila perlu aku buat semakin keras..." mesum Austin memainkan alisnya turun naik."Mesum...!!!" decak Bella dan hendak berlalu."Sini sayang,, mau kemana..?" tarik Austin."Mau kabur dari pria mesum sebelum aku di terkam..!!" jawab Bella asal."Sepertinya aku tidak bisa menahan diri, s
SlurpppSlurrpppSlurrpp"Uhmm Ohh... No..uhmm ya sayang..." racau Bella mendapatkan jilatan yang sedikit kasar dari Austin.Austin terus menjilati li-yang kewanitaan Bella yang trus mengeluarkan airnya.Bella dapat merasakan jemarinya yang mulai ikut basah akibat jilatan Austin. Meraup seluruh area sensitifnya.Jemari Bella yang ada di situ ikut di hisapnya satu persatu. Kemudian Austin mengarahkan tangan kanan Bella untuk menyentuh kli-torinya sendiri."Agghh..." lenguhan Bella.Austin mengajari Bella memainkan klitnya sendiri dengan telunjuknya."Mainkan disini dengan lembut dan jangan berhenti sampai kamu merasakan sesuatu ingin meledak di dalm sini.." seru Austin.Bella pun mengangguk kecil dan mulai memainkan klitnya sendiri.Austin tersenyum melihat ekspresi Bella. Kemudian kembali menjilati li-yang Bella. Di masukkan lidahnya jauh lebih dalam dan bermain dengan cepat. dengan sesekali sesapan dan melu-mat dagingnya.Bella terus mendesis dan mendesah. Vaginnya di bawah sana di a
Austin mempercepat dan semakin dalam memompan inti tubuh Bella. Hingga.."Ahkkk...!! Bella..!!""Uhmm Austinn..!!"Teriakan mereka berdua mencapai puncak ledakan bersama.Bella kembali memeluk tubuh Austin dengan erat. Membiarkan sensasi klimaksnya mereda perlahan."Kau sangat luar biasa sayang..!!" ucap Austin dan mengecup bibir Bella.Kemudian masih di posisi yang sama. Austin tidak melepaskan penyatuan mereka. Berjalan santai ke arah kamar mandi."Mandi.. dan kita makan siang.." ucap Austin dan menurunkan perlahan tubuh Bella di dalam Bathtub yang belum terisi air."Hmm.. makan siang yang hampir kesorean.." sambung Bella."Karna makanan ternikmatku itu kamu..!" lanjut Austin membalas ucapan Bella."Ck..Dasar gombal..!"Austin tertawa dan mengisi bathtub dengan air hangat. Membantu Bella menggosok punggung nya dan menyabuni tubuhnya. Yang tentu saja tangan jahil Austin tidak berhenti bergerilya membuat Bella mendesah berkali-kali akibat ulah nakalnya.Setelah berpakaian. Mereka berd
"Untukmu tidak ada rahasia sayang. Satu per satu akan aku tunjukkan padamu..." jujur Austin yang kembali menyuapi Bella.Dirinya tidak ingin menutupi apapun kepada Bella. Biar semuanya mengalir dan Bella melihatnya secara langsung."Hmmm.. Aku tunggu sayang..! Dan aku tidak peduli sosok misteriusmu itu.. Bersamamu seperti ini saja sudah membuatku bahagia.." jawab Bella senang."Thank you sayang... Kamu membuatku tenggelam akan rasa cintaku..""Berjanjilah satu hal padaku... Apapun yang terjadi. Tetap cintai aku dan percaya padaku... Dan apa yang akan terjadi ke depannya. Kamu harus ingat, ada aku yang bisa kamu andalkan.. Jangan lagi merasa bisa melewati semuanya sendirian.. .Hmm..?" perkataan Austin yang tersirat banyak arti. Seolah-olah akan banyak hal yang akan terjadi kedepannya."Sayang..?!" panggil Austin melihat Bella yang masih mencerna perkataannya."Iya.. Aku janji.. Aku pikir denganmu aku akan bisa lewati apapun kerikil di depan sana..!" jawab Bella yang membuat hati Austin
Austin terlihat begitu geram mendengar informasi dari Max.Anak buah Max memata-matai kegiatan Steve selama di Kanada.Tentang semua kegiatan Steve dan Giselle. Wanita yang menemani Steve selama di Kanada.Serta apa yang di lakukan Steve, Gerald, dan Frank di dalam Club Malam."Sialan kau Steve..!!!" maki Austin."Bella di sini di penuhi dengan perasaan bersalah. Padahal sudah begitu banyak luka yang kau tanam untuknya..." seru Austin dalam hati."Aku hanya memancingmu, dan kau langsung memakan umpan itu tanpa memikirkan perasaan Bella...FU*CK..!!!"Tangan Austin memutih karena meremas tangannya dengan kuat menahan amarahnya."Uhmmm..." gumam Bella sambil menarik tubuhnya, menandakan Bella sebentar lagi akan bangun."Austin...? Sayang..??" panggil Bella dengan manja mencari Austin di sampingnya menggunakan menepuk-nepuk kasur dengan tangannya.Mendengar suara Bella seperti ada air dingin yang menyiram bara api di dalam hatinya."Iya sayang, aku di sini.." balas Austin yang kembali berb