Eng ing ong! Ternyataaa gaes... !! Sayang-sayangkuh, mohon utk tidak berkomentar yang mengandung spoiler ya^^ demi kenyaman membaca, love kalian semua...
Flashback dua tahun lalu...Setelah memindahkan Steve dan Nick dari penjara Z ke rumah sakit jiwa. Karena kondisi mental Steve benar-benar terganggu, pria tersebut mengalami delusi. Sedangkan Nick mendapatkan perawatan dari rasa traumanya. Namun Max tiba-tiba mendapatkan telpon dari kepala sipir penjara W. Dimana penjara Giselle berada."Halo, Tuan Max?" sapa Kepala Sipir dengan nada rendah."Ah iya, bagaimana Bu? Kebetulan saya ingin ke sana, ada yang hendak saya bicarakan dengan Anda." jelas Max to the point.Dirinya berniat untuk segera mengeluarkan Giselle dari penjara tersebut dan memindahkan wanita itu ke pusat rehabilitasi."Baik Tuan Max, saya menunggu Anda di sini, karena saya juga ingin membicarakan hal penting kepada Tuan," balas Kepala Sipir wanita itu."Baik Bu."Max pun memutuskan panggilan telponnya, langsung naik ke mobilnya dan melajukan kendaraannya ke Penjara W. Sedangkan Steve dan Nick akan di bawa langsung oleh pihak Rumah Sakit yang merupakan teman dari Austin.K
Sore ini Austin dan Bella benar-benar bercinta dengan sangat panas di dalam ruang karaoke mereka.Austin dengan sengaja membawa istrinya ke ruang karaoke pribadi mereka dan menyalakan music instrument romantic.Karena masih ada orang yaitu Bi Anna, baby sitter Arion.Austin memilih ruang kedap suara. Karena dia benar-benar berniat membuat sang istri terus mendesah dengan keras sore ini.Padahal hal itu selalu Bella lakukan selama bercinta dengan sang suami. Tidak pernah sekalipun Bella tidak mendesah keras saat di berikan hujaman cinta dan nikmat saat bercinta dengan pria tampan dan menggetarkan hati saat memandangnya.“Ughh sayang… Ahh…”Suara desahan dan desisan antara kedua insan yang tiap hari di mabuk oleh cinta ini tidak pernah bosan mendengarkan erangan mereka.“Ah... ah ah !! Ah !! Terus sayang !! Ah love !!! A.. Aku.. !!” jerit Bella dan terus meracau, mendesah dengan mulut menganga ketika milik Austin menghujamnya dengan kuat, sedangkan mulut Austin terus mengulum ke dua punc
Pagi pun menjelang, tepat jam lima pagi Bella bangun terlebih dahulu. Setelah semalam suaminya membujuknya untuk Honeymoon berdua tanpa Arion, dia pun segera mengatur segala keperluan putranya agar tidak ada yang terlewatkan. Dengan beralasan bahwa Mom Agatha dan Dad Edelmiro sudah sangat merindukan cucu mereka. Dan meminta Arion untuk menginap bersama mereka.Mulai dari ASI, diapers, lotion, pakaian ganti untuk di perjalanan. Karena sebenarnya segala keperluan Arion semuanya sudah tersedia di Kediaman Edelmiro. Bukan hanya keperluan standart. Tapi lengkap dengan baby room khusus untuk Arion. Hingga freezer khusus untuk penyimpanan ASI.Setelah selesai merapikan keperluan Arion. Kini dia mulai mengambil satu koper kecil untuk pakaiannya dan Austin selama berlibur di Villa.“Hmm, sepertinya ini lucu.” Gumam Bella sambil tertawa kecil melihat lingerie yang ada di tangannya.Kemudian Bella memilih beberapa lingerie untuk dia bawa nantinya ke Villa. Saking seriusnya memilih-milih lingerie
***Setelah selesai berpakaian. Austin yang menggendong Arion, dengan tangan lainnya mengangkat koper kecil. Kedua tangan Bella juga penuh dengan tas nya serta Diapers Bags milik Arion.Di bawah sudah terlihat Bi Anna yang sudah menunggu dengan tasnya pakaiannya juga. Karena sudah pasti Bi Anna akan ikut menginap di Kediaman Edelmiro.“Bi Anna, tolong tambah ASI beku Arion 40 kantong lagi ya. Masukin di cooling box saja,” pinta Bella kepada baby sitter Arion. Dia tidak ingin selama dia tidak bersama Arion. Putranya itu kekurangan Asi. Jadi setiap dia memiliki waktu, ASInya akan dia perah dan menyimpannya di Freezer untuk stock.“Baik Nyonya,” jawab Bi Anna, lalu masuk ke dapur bersih. Dimana tempat freezer besar khusus untuk ASI berada. Bi Anna dengan telaten mengatur ASI beku terbut ke dalam cooling box.Setelah selesai, salah satu pelayan pria, mengangkat Cooling Box tersebut masuk ke bagasi mobil, begitu juga dengan koper Bella.“Semuanya sudah siap Tuan, Nyonya.”“Terima kasih Pak
“Arion…!!!”Begitu Austin, Bella dan Arion tiba di kediaman Edelmiro. Agatha dan Edelmiro ternyata sedang menunggu mereka di taman rumah bagian depan.Arion yang baru turun langsung tertawa senang melihat Edelmiro dan Agatha. “Gwandpa !! Gwandma !!”Agatha langsung menghampiri cucunya itu, “Ahhh… Arion. Grandma rindu !! Sudah dua minggu tidak ketemu kamu !!”Bella tersenyum melihat kedekatan Grandma, Grandpa dan Arion yang kini benar-benar tidak menganggap keberadaan Austin dan dirinya.“Mom.. Dad.. Apa kabar ? Bagaimana liburannya kali ini ?” Bella menyapa kedua orang tuanya.“Haii sayang, hmm.. seperti biasa !! Menyenangkan. Tapi selalu ada yang kurang ! Mommy selalu rindu dengan Cucu Grandma !!” sahut Agatha membalas ciuman pipi kiri dan kanan anak perempuan mereka.“Tentu saja baik, tuh lihat Mommy kamu. Sangat susah berjauhan dengan Arion !” Edelmiro juga menyambut ciuman pipi kiri dan kanan anak perempuannya itu.Agatha seketika menoleh kepada suaminya dan membelalakkan mata, “A
Austin dan Bella kini sudah berada di perjalan menuju Villa mereka. “Ahh.. senangnya mereka semua datang temanin Arion !!” seru Bella sumringah.“Iya sayang, jadi kamu sekarang harus fokus ke suamimu !” sahut Austin yang mendapatkan cubitan kecil dari istrinya. Sebenarnya planing awal mereka akan berlibur bertiga, tetapi sesuai perkataan Agatha jika Edelmiro ingin bermain bersama cucunya, dan hal itu juga di manfaatkan oleh Austin untuk memberikan kejutan untuk istrinya itu.“Aoww..”Bella tersenyum, “Siap suamiku sayang.”“Dua hari ini mari kita bekerja keras membuat adik untuk Arion,” Austin mengucapkannya dengan semangat membara.“Semangattt !!” sahut Bella membuat mereka berdua tertawa lepas bersama.Rinng ring ring…Ponsel Austin berbunyi, di layar lcd mobil terlihat nama Max.“Aku angkat dulu ya sayang.”Bella mengangguk mengiyakan. Austin menekan tombol terima dan menyalakan speaker. Sehingga seperti biasa, Bella sellau mendegar apapun yang suaminya sedang bicarakan. Hal yang se
Setelah mengakhiri telponnya dengan Austin. Max segera menghubungi Brice Alroy.Tuutt.. tuutt.. tuutt“Yah.. Kak.. ?!” sahut Brice dengan suara terengah-engah.“Hei brengsek, berhenti sejenak. Aku ingin berbicara serius denganmu.” Seru Max kepada Brice yang mengetahui apa yang saat ini tengah di lakukan pria itu.“Hahh!! Salahmu sendiri Kak menghubungiku di waktu yang tidak tepat… A... Ahh Ahh !! Arg!!” Brice mengerang mendapatkan pelepasannya.“Sialan kau!!” maki Max memijit keningnya. Harus mendengar suara laknat dari bocah play boy ini.“Hahh.. Hahh !! Pergilah ! Dan ya Kak Max.. Ada keperluan apa menghubungiku ?!” Brice menyuruh wanita yang sudah memuaskan nafsu paginya itu untuk menyingkir dan kembali fokus kepada Max.Brice adalah adik sepupu Austin Harold dan kedua orang tuanya telah meninggal. Jadi semenjak berusia tujuh belas tahun Brice tinggal bersama Edelmiro, Agatha dan Austin. Pria itu sangat menghormati sosok Austin dan menjadikan pria itu sebagai panutan.Dan di usia 2
Max menghela nafasnya melihat pria tampan yang kini berdiri di depannya. Dirinya tidak menyangka jika Brice mengalami perubahan yang begitu besar, baik dengan bentuk tubuh yang semakin atletis. Auranya pun keluar semakin terpancar.“Huft... Tidak heran kalau kamu langsung di sibukkan dengan para wanita,” gumam Max memijit keningnya.“Apa kabar Kak Max!!” seru Brice senang dan langsung merangkul Max begitu pria kekar itu berdiri.“Hahahha… ! Baik, bagaimana denganmu?” sambut Max membalas rangkulan adik kecilnya itu sambil menepuk-nepuk punggung Brice.Brice kemudian melepaskan rangkulannya dan memamerkan ototnya, “Lihat kak ! Aku juga sudah mempunyai otot besar sepertimu!!”Max seketika menepuk keningnya, “Hahh! Mendengar jawabanmu artinya kau baik-baik saja, ayo kita ke atas menemui Ken dan Fin.”“Hehhehe…” lagi-lagi Brice memberikan senyuman pepsodentnya.Ting!Akhirnya mereka tiba di lantai, di mana terletak ruangan khusus untuk Finley dan Kenan.“Wow!! Aku baru tahu kalau ada ruanga