Yuhu yuhu~~ Mau crazy up gak NIh?? Yuk Vote sebagai bentuk dukungan kalian ya kesayangan ~~
“Arion…!!!”Begitu Austin, Bella dan Arion tiba di kediaman Edelmiro. Agatha dan Edelmiro ternyata sedang menunggu mereka di taman rumah bagian depan.Arion yang baru turun langsung tertawa senang melihat Edelmiro dan Agatha. “Gwandpa !! Gwandma !!”Agatha langsung menghampiri cucunya itu, “Ahhh… Arion. Grandma rindu !! Sudah dua minggu tidak ketemu kamu !!”Bella tersenyum melihat kedekatan Grandma, Grandpa dan Arion yang kini benar-benar tidak menganggap keberadaan Austin dan dirinya.“Mom.. Dad.. Apa kabar ? Bagaimana liburannya kali ini ?” Bella menyapa kedua orang tuanya.“Haii sayang, hmm.. seperti biasa !! Menyenangkan. Tapi selalu ada yang kurang ! Mommy selalu rindu dengan Cucu Grandma !!” sahut Agatha membalas ciuman pipi kiri dan kanan anak perempuan mereka.“Tentu saja baik, tuh lihat Mommy kamu. Sangat susah berjauhan dengan Arion !” Edelmiro juga menyambut ciuman pipi kiri dan kanan anak perempuannya itu.Agatha seketika menoleh kepada suaminya dan membelalakkan mata, “A
Austin dan Bella kini sudah berada di perjalan menuju Villa mereka. “Ahh.. senangnya mereka semua datang temanin Arion !!” seru Bella sumringah.“Iya sayang, jadi kamu sekarang harus fokus ke suamimu !” sahut Austin yang mendapatkan cubitan kecil dari istrinya. Sebenarnya planing awal mereka akan berlibur bertiga, tetapi sesuai perkataan Agatha jika Edelmiro ingin bermain bersama cucunya, dan hal itu juga di manfaatkan oleh Austin untuk memberikan kejutan untuk istrinya itu.“Aoww..”Bella tersenyum, “Siap suamiku sayang.”“Dua hari ini mari kita bekerja keras membuat adik untuk Arion,” Austin mengucapkannya dengan semangat membara.“Semangattt !!” sahut Bella membuat mereka berdua tertawa lepas bersama.Rinng ring ring…Ponsel Austin berbunyi, di layar lcd mobil terlihat nama Max.“Aku angkat dulu ya sayang.”Bella mengangguk mengiyakan. Austin menekan tombol terima dan menyalakan speaker. Sehingga seperti biasa, Bella sellau mendegar apapun yang suaminya sedang bicarakan. Hal yang se
Setelah mengakhiri telponnya dengan Austin. Max segera menghubungi Brice Alroy.Tuutt.. tuutt.. tuutt“Yah.. Kak.. ?!” sahut Brice dengan suara terengah-engah.“Hei brengsek, berhenti sejenak. Aku ingin berbicara serius denganmu.” Seru Max kepada Brice yang mengetahui apa yang saat ini tengah di lakukan pria itu.“Hahh!! Salahmu sendiri Kak menghubungiku di waktu yang tidak tepat… A... Ahh Ahh !! Arg!!” Brice mengerang mendapatkan pelepasannya.“Sialan kau!!” maki Max memijit keningnya. Harus mendengar suara laknat dari bocah play boy ini.“Hahh.. Hahh !! Pergilah ! Dan ya Kak Max.. Ada keperluan apa menghubungiku ?!” Brice menyuruh wanita yang sudah memuaskan nafsu paginya itu untuk menyingkir dan kembali fokus kepada Max.Brice adalah adik sepupu Austin Harold dan kedua orang tuanya telah meninggal. Jadi semenjak berusia tujuh belas tahun Brice tinggal bersama Edelmiro, Agatha dan Austin. Pria itu sangat menghormati sosok Austin dan menjadikan pria itu sebagai panutan.Dan di usia 2
Max menghela nafasnya melihat pria tampan yang kini berdiri di depannya. Dirinya tidak menyangka jika Brice mengalami perubahan yang begitu besar, baik dengan bentuk tubuh yang semakin atletis. Auranya pun keluar semakin terpancar.“Huft... Tidak heran kalau kamu langsung di sibukkan dengan para wanita,” gumam Max memijit keningnya.“Apa kabar Kak Max!!” seru Brice senang dan langsung merangkul Max begitu pria kekar itu berdiri.“Hahahha… ! Baik, bagaimana denganmu?” sambut Max membalas rangkulan adik kecilnya itu sambil menepuk-nepuk punggung Brice.Brice kemudian melepaskan rangkulannya dan memamerkan ototnya, “Lihat kak ! Aku juga sudah mempunyai otot besar sepertimu!!”Max seketika menepuk keningnya, “Hahh! Mendengar jawabanmu artinya kau baik-baik saja, ayo kita ke atas menemui Ken dan Fin.”“Hehhehe…” lagi-lagi Brice memberikan senyuman pepsodentnya.Ting!Akhirnya mereka tiba di lantai, di mana terletak ruangan khusus untuk Finley dan Kenan.“Wow!! Aku baru tahu kalau ada ruanga
Setelah melakukan aktifitas terlarangnya bersama asistentnya itu. Jennifer hendak keluar dari ruangan dengan pakaian yang sudah rapi. Sedangkan asistentnya masih merapikan kemeja super ketatnya.“Kamu sudah mau pergi Jen?”“Hmm, ada hal yang ingin aku lakukan,” sahut Jennifer dan menutup pintu ruangannya, meninggalkan Meyden yang ada di dalam.Jennifer berjalan dengan langkah yang pasti. Selama memiliki wajah dan tubuh yang baru kini dirinya tidak khawatir dengan skandal yang pernah dia alami dua tahun lalu. Di mana hampir semua orang mengenal wajahnya dulu. Meskipun akan berlalu begitu saja, tapi di mana mulut dan pikiran seseorang tidak dapat di cegah.“Hhahh ! Kadang aku merasa bersyukur bisa bertemu dengannya. Namun melihat posisiku yang saat ini hanya seperti bonekanya, apa aku harus tetap merasa lega ?” gumam Jennifer dalam hati. Dirinya benar-benar larut dengan pikirannya. Seperti yang tadi dia lakukan bersama Meyden merupakan hal yang tidak bisa dia hindari. Semenjak mendekam d
“Sayang, ayo kita makan siang dulu,” ujar Austin kepada sang istri yang baru saja mandi, karena tadi Bella menyempatkan diri untuk berkebun dan sedikit menata bunga-bunga di rumah kaca.Austin membiarkan sang istri melakukan kesenangannya. Padahal sedari tadi ingin sekali dia memakan istrinya begitu tiba di rumah kaca.“Iya sayangku..” Bella menghampiri Austin yang hanya mengenakan celana chinos pendek dan baju kaos kerah V. Sedangkan dirinya memakai terusan berwarna orens yang begitu cerah.Mereka berdua akan menikmati siang mereka di sebuah gazebo yang sudah Austin dirikan di tepi pantai. Namun Bella belum mengetahui surprise kedua yang di berikan oleh sang suami.“Mau kemana sayang ? Bukannya mau makan?” Bella melihat Austin melewati ruang makan.“Iya mau makan sayang, ayo..” Austin menautkan jemarinya di jemari sang istri dengan begitu posesif. Tidak sabar memberikan kejutan kedua untuk sang istri.Begitu berada di luar, Austin memanggil Ron, “Ingat jangan pernah ada yang mendekat,
Austin mengeluarkan kartu namanya kepada pelayan, “Berikan ini kepada manajermu.”“Baik Tuan.”Austin segera berdiri dan menghampiri ketiga pria Itali yang masih menggosipi dirinya, darahnya benar-benar mendidih. “Siapa mereka bisa menghinaku di negara asalku!! Dan apa ? Kalian berdoa agar istriku menjauhiku ??!” gumamnya dalam hati. Kata yang benar-benar tabu untuk seorang Austin.Bughhh!!! Bughh!! Bughh!!“Cazzo–Berengsek!! Che cosa stau facendo – Apa yang kalian katakan berengsek!!?!” maki Austin dalam bahasa Itali.“Aocch!! Ughh!! Akhh !!” pekik ketiga pria muda itu merasakan perih di wajah mereka. Dan betapa terkejutnya mereka mendapat makian dengan bahasa itali dari pria yang mereka gosipi.“Ckk !! berani-beraninya kamu memukulku!!” teriak salah satu dari mereka yang memiliki orang tua dengan latar belakang yang cukup di segani di wilayah sini.Bugh!“Kenapa tidak?!” Austin kembali melayangkan satu pukulan ke wajah pria yang meneriakinya.“Ck! Dia sok jagoan karena di lihat oleh
Begitu mobil berhenti, Austin dengan cepat membuka seatbelt yang ia kenakan,”Tunggu di sini sayang,” kemudian pria tampan bermata biru itu bergegas keluar dari mobil dan mengitari mobil lalu membuka pintu untuk istrinya.Ceklek“Ayo sayang,” Austin membuka seatbelt yang Bella kenakan. Kemudian kedua tangannya dengan enteng mengangkat sang istri masuk ke dalam pelukannya.“Hubby, hahahha… Aku bisa sendiri.” Protes Bella tertawa bahagia. Dirinya kini sudah melingkarkan kedua tangannya di belakang leher Austin dan memeluk suaminya itu dengan manja. Meskipun mulutnya berkata seolah melarang, tapi dirinya sungguh senang di perlakukan begitu manja oleh sang suami.“Aku sudah tidak sabar untuk menyantap hidangan terlezat ini,” bisik Austin tepat di telinga Bella sambil mengambil langkah besar untuk segera masuk ke dalam kamar mereka.Tidak menunggu lama, Austin langsung membuka pintu kamar mereka dan menutupnya. Sehingga pintu tersebut terkunci otomatis.“Euhm... Uhmp…” Austin seketika melum
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p