“Ada apa hubby? Siapa yang angkuh ?” tanya Bella yang mendengar ocehan suaminya.“Huftt !! Para bocah yang di restaurant itu , ternyata mereka ngintil di belakang sampai tahu lokasi Villa ini,”“Astaga, jadi bagaimana sayang ??” seru Bella yang langsung bangun untuk duduk dengan panik. Sehingga tubuh bagian atas nya lagi-lagi terpampang. Memperlihatkan dua gundukan besar yang begitu nikmat untuk di hisap.“Oh my sayang !” seru Austin yang langsung dengan sigap menutup tubuh istrinya dengan selimut. Bisa-bisa dia langsung memakan istrinya dan membiarkan para hama itu menunggu di luar untuk satu jam ke depannya.“Hehheeh.. Maaf panik hubby,” kekeh Bella menahan selimut di depan dadanya.“Mereka mau menuntut, hahahha.” Tawa Austin mengatakan hal tersebut.Bella seketika menepuk kening, “Astaga… ! Aku turut prihatin kepada mereka bertiga karena sudah berurusan dengan sumiku.”“Eh ?? Kenapa seperti itu love? Harusnya kamu prihatin sama suamimu ini, kan yang di tuntut ini suamimu, kenapa ma
Bella yang sedari tadi hanya diam, sedikit berjinjit dan menarik tangan suaminya yang sedari tadi tidak melepaskan tautan tangannya. “Hubby, kamu tidak mempersilahkan mereka duduk ?”Ke empat pria itu seketika menoleh ke pasangan tersebut dan dapat mendengar perbincangan mereka.“Hmm,” gumam Austin.“Sayang ??” manja Bella.“Hmm, baiklah !”“Kalian silahkan duduk !” seru Austin mempersilahkan tamunya untuk duduk.“Ck ! Tidak perlu !” balas Dante dengan angkuh.“Terserah kalian saja,” balas Austin cuek dan menarik tangan istrinya untuk duduk di sofa dengan nyaman.Sepuluh menit kemudian terdengar suara ribut-ribut dari luar. “Ah itu pasti Papa!” seru Dante senang penuh kemenangan.Meskipun pria tua ini kaya raya. Tapi Dante percaya kalau orang tuanya yang paling kaya di wilayah ini.Tap tap tapSuara kaki tergesa-gesa masuk, “Brak !”“Siapa yang sudah memukul putraku??!!” teriak pria paruh baya dengan suara menggelegar.“Papa !!!!” teriak Dante.“Tuan Conztanzo..” Ronaldo membungkukkan
Jennifer baru saja tiba di Apartementnya. Badannya terasa begitu lelah. Namun pikirannya berada di tempat lain. Karena tanpa sadar dia menunggu kabar dari pria yang dia temui siang tadi secara tidak sengaja. Insiden yang mempertemukan dirinya bersama Brice.“Huftt ! Kenapa aku menunggu kabar darinya ?!” gumam Jennifer dan berbaring di atas tempat tidurnya.Badannya terasa begitu lelah setelah melayani nafsu birahi Tuannya. “Aku harus cepat menjatuhkan Bella agar aku bisa terbebas dari kekangan pria penuh ambisi itu!”Ucapnya yang tanpa menyadari kalau dirinya yang sudah di selimuti oleh ambisinya sendiri selama bertahun-tahun kepada Bella.Rasa iri dan tidak terima Bella mendapatkan segalanya. Membuat dirinya tidak terima, dan lebih berhak mendapatkan hal tersebut. Karena kerja kerasnya selama ini. Tapi Bella yang hanya kuliah dengan lurus dari beasiswa, memiliki kekasih seperti Steve yang begitu mencintainya. Sudah beberapa kali tanpa Bella ketahui, dirinya mencoba mendekati Steve. St
“Malam Jenni, kamu sangat cantik malam ini,” sapa Brice yang langsung berdiri menyapa Jennifer.“Terima kasih,” balas Jennifer. Kemudian Brice menarik kursi dan mempersilahkan untuk Jennifer duduk.“Silahkan duduk.”Jantung Jennifer sungguh berdetak sangat cepat. Karena ini baru lagi pertama kali dia di perlakukan begitu lembut oleh seorang pria.Jennifer terpesona dengan ketampanan Brice. Terlihat bagaimanapun, sepertinya pria yang di depannya jauh lebih mudah dari pada usianya.Brice memanggil pelayan agar mereka bisa memulai menyantap hidangan mereka. Dan tidak lama kemudian mereka menyantap makan malam tersebut dengan pembicaraan yang ringan. Jennifer pun sekali-kali di buat tertawa kecil lelucon Brice.“Malam ini benar-benar menyenangkan Jenni,” ucap Brice di saat Jennifer tengah tertawa. Namun begitu mendengar perkataan pria tampan tersebut. Jennifer pun terdiam.Dengan senyuman manis dia pun menjawab, “Sama-sama Brice, malam ini sangat menyenangkan.”Setelah selesai makan malam,
“Euhm.. Tubuhnya cukup seksi untuk bisa aku nikmati malam ini!” gumam Brice dalam hati, sambil terus menjalankan aksinya.Sang cassanova yang sudah sangat berpengalaman membuat seorang wanita melayang, mulai memberikan sentuhan di titik-titik tersensitif wanita. Membuat wanita itulah yang meminta dan menyerahkan diri mereka seutuhnya.Brice menjilati daun telinga Jennifer dengan berbisik, “Aku akan membuatmu melayang malam ini Jenni, Slurpp…”Desahan Jennifer menggenggam erat kain kaos Brice.Memusatkan rasa geli dan hantaman kenikmatan yang di berikan Brice. Miliknya saat ini sudah berkedut dan geli di bawah sana. Padahal Brice hanya menyentuhnya seperti ini. Namun, Jennifer seolah-olah siap untuk meledak di bawah sana.Brice kembali melumat bibir Jennifer dengan lembut tetapi penuh nafsu dan gairah. Ciuman yang semakin dalam dan mendamba. Brice melahap bibir dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jennifer, mengabsen rongga mulut Jennifer. Membuat wanita itu melenguh dan mendesah den
“Stop!” Brice menahan Jennifer.Jennifer langsung mendongak menatap Brice dan tersenyum, sedangkan mulutnya masih penuh dengan miliknya.“Sekarang giliranku membuatmu melayang Jenni !” seru Brice mengedipkan mata, kemudian pria itu membaringkan tubuh Jennifer di atas sofa.DI cium dan di lumatnya bibir Jennifer, dan perlahan turun melumat dan mengulum pucuk payudara Jennifer yang sudah mencuat itu. Membuat wanita ini menjerit dan mendesah.“Hmm, call my name Jenni!” seru Brice dan semakin turun menjilati perut rata Jennifer. Sedangkan tangannya sudah mengusap belahan bibir tembem milik Jenni.“Ssstt!” desahan Jennifer merasakan jari Brice sudah memainkan kacangnya. Jennifer langsung membuka lebar kedua pahanya, membiarkan Brice turun ke bawah sana.“Hmm.. Miliknya bersih.. Dia merawatnya dengan baik,” gumam Brice dan langsung memasukkan kepalanya di dalam sana.“Lidahmu hangat.. sangat nikmat Brice !!” racau Jennifer merasakan denyutan kuat di miliknya ketika Brice memberikan jilatan
Sudah pukul lima sore. Dengan gaun tidur yang tipis, Bella menunggu suaminya yang sudah dua bulan ini menjabat sebagai seorang CEO. Suami yang selalu tepat waktu tiba di rumah setelah selesai bekerja walau sesibuk apapun.Ini adalah tahun ke empat mereka menjadi suami istri. Sejak duduk di bangku SMA pada tahun ketiga mereka berdua menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan. Pasangan yang begitu sempurna.Steve William pemuda tampan, yang memiliki raut wajah yang tegas dan berkulit putih. Tubuh tinggi dan atletis. Pemuda yang memiliki berprestasi dalam mata pelajaran dan olahraga.Bella Sophia gadis cantik dan imut. Serta memiliki tubuh yang seksi dan proposional. Kulit putih dan bersih bagai susu. Yang menjadikan Bella primadona di sekolah.Mereka memutuskan menikah setelah lulus kuliah. Di mana masa pacaran mereka yang tidak sehat. Sejak SMA kelas tiga mereka melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan Steve lah yang mengambil kesucian Bella.Bella yang sangat mencintai Steve pun
Di sebuah Coffeeshop, Bella menunggu sahabatnya sambil menyesap Ice Americano.Bella yang hanyut dalam pikiran tidak sadar ketika sahabatnya sudah berdiri didepannya."Bella ?" panggil Giselle dengan senyuman manis di wajahnya."Giselle ?!" kaget Bella dan berdiri menyambut sahabatnya. Dan saling mengecup kedua pipi, kiri kanan.Giselle duduk tepat di depan Bella dan memicingkan matanya. Seolah menyelidik apa yang Bella risaukan."Kamu ada masalah ?" tanya Giselle to the point.Dengan sedikit keraguan, Bella ingin bercerita kepada sahabatnya ini, tapi dia cukup malu. Namun, saat ini hanya Giselle lah tempatnya untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah.Sambil memainkan kedua telunjuknya, Bella berucap pelan "Hmm… Sebenarnya aku dan Steve sudah hampir dua tahun ini tidak melakukan hubungan intim.""A-Apaaa?!" teriak Giselle setelah mendengar apa yang diucapkan Bella."Sssttt...!" desis Bella menyuruh Giselle untuk tenang, karena kini mata para pengunjung yang lain menatap mereka."Sorry,