Bella mulai bergerak maju mundur dengan lembut menggoyangkan pinggulnya membuat Austin diserbu kenikmatan luar biasa."Oh my sayang !! Ahh... Bella...!! Ini terlalu kuat sayang!! Ahhh..." racau Austin merasakan sensasi luar biasa dari gerakan Bella."Ah... Damn! You so seksi!" seru Austin melihat tubuh Bella menari diatas tubuhnya dengan liar.Entah keberanian dari mana, sisi liar Bella keluar begitu saja."Ahh sayang... aku menyukainya.. ahhh... ini menusukku begitu dalam..!!" racau Bella yang terus menggoyangkan tubuhnya di atas Austin dengan liar.Austin memegang kedua bongkahan Bella dan membantu Bella bergerak semakin cepat dan dirinya ikut menghujam miliknya semakin dalam."Ahh.. sayang.. ahh... oughh.. Ini sangat dalam love.. ahh.. sangat enak seru Bella yang kini meremas kedua payudaranya sendiri dan bergerak naik turun.Keringat Bella membuat tubuhnya terlihat semakin erotis. Ingin sekali Austin menjilati sekujur tubuh Bella saat ini juga."Shit..!!" maki Austin dalam hati.G
Sudah pukul lima sore. Dengan gaun tidur yang tipis, Bella menunggu suaminya yang sudah dua bulan ini menjabat sebagai seorang CEO. Suami yang selalu tepat waktu tiba di rumah setelah selesai bekerja walau sesibuk apapun.Ini adalah tahun ke empat mereka menjadi suami istri. Sejak duduk di bangku SMA pada tahun ketiga mereka berdua menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan. Pasangan yang begitu sempurna.Steve William pemuda tampan, yang memiliki raut wajah yang tegas dan berkulit putih. Tubuh tinggi dan atletis. Pemuda yang memiliki berprestasi dalam mata pelajaran dan olahraga.Bella Sophia gadis cantik dan imut. Serta memiliki tubuh yang seksi dan proposional. Kulit putih dan bersih bagai susu. Yang menjadikan Bella primadona di sekolah.Mereka memutuskan menikah setelah lulus kuliah. Di mana masa pacaran mereka yang tidak sehat. Sejak SMA kelas tiga mereka melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan Steve lah yang mengambil kesucian Bella.Bella yang sangat mencintai Steve pun
Di sebuah Coffeeshop, Bella menunggu sahabatnya sambil menyesap Ice Americano.Bella yang hanyut dalam pikiran tidak sadar ketika sahabatnya sudah berdiri didepannya."Bella ?" panggil Giselle dengan senyuman manis di wajahnya."Giselle ?!" kaget Bella dan berdiri menyambut sahabatnya. Dan saling mengecup kedua pipi, kiri kanan.Giselle duduk tepat di depan Bella dan memicingkan matanya. Seolah menyelidik apa yang Bella risaukan."Kamu ada masalah ?" tanya Giselle to the point.Dengan sedikit keraguan, Bella ingin bercerita kepada sahabatnya ini, tapi dia cukup malu. Namun, saat ini hanya Giselle lah tempatnya untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah.Sambil memainkan kedua telunjuknya, Bella berucap pelan "Hmm… Sebenarnya aku dan Steve sudah hampir dua tahun ini tidak melakukan hubungan intim.""A-Apaaa?!" teriak Giselle setelah mendengar apa yang diucapkan Bella."Sssttt...!" desis Bella menyuruh Giselle untuk tenang, karena kini mata para pengunjung yang lain menatap mereka."Sorry,
"Ah…ah... ah…!" terdengar desahan yang saling bersahut di salah satu ruangan petinggi di perusahaan."Angkat kakimu Joy !" titah Austin mendominasi, sambil terus mengeluar masukkan miliknya di dalam inti tubuh Joy."Ahh Austin !" desah Joy sambil menggigit bibir bawahnya menikmati sodokan dari Austin. Joy mengangkat dan membuka lebar kedua kakinya yang duduk di atas meja kerja Austin."Lebih dalam Austin !" racau Joy sambil memainkan kedua gundukan kenyal miliknya."Ahh… Ah.. Kau sangat seksi Joy!" suara serak yang bercampur nafsu oleh Austin."Oh iya...! Aku sudah berusaha mendekatkanmu dengan Steve! Tapi sepertinya tidak berhasil !" ucap Austin tersenyum smirk dan membalikkan badan Joy agar membelakanginya.Joy pun menurunkan kedua kakinya dan berpegangan di meja menanti apa yang akan dilakukan Austin selanjutnya.Dengan pakaian yang sudah tidak pada tempatnya, membuat Joy terlihat sangat berantakan.Austin kembali memasukkan miliknya dan terus menggoyang tubuh Joy dengan hentakan y
Tibalah hari sabtu sore, dimana Steve dan Bella kini sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Austin."Kamu sangat tampan Steve !" kagum Bella sambil membantu Steve memakaikan jaket kulitnya yang berwarna coklat."Dan kau selalu sangat cantik dan mempesona...!" balas Steve dan mendekatkan wajahnya kewajah Bella.CupSteve mengecup pipi Bella sekilas.Bella yang berharap mendapatkan ciuman panas di bibir hanya tersenyum masam. Dan membuang wajah kecewanya, tidak ingin Steve melihat moodnya yang berubah karena hal seperti itu.*****Ting Tong"Hai Bro!" sapa Austin senang melihat Steve dan Bella yang datang."Selamat Bro!" seru Steve dan membalas pelukan sahabatnya."Selamat Austin..." ucap Bella dan memberikan sebuah paper bag untuk Austin."Terima kasih Steve, Bella !" jawab Austin dan meraih pemberian dari Bella."Kenapa kalian repot-repot segala membawa bingkisan seperti ini!" senyum Austin."Ayoo masuk...!" lanjut Austin, lalu mengantar Steve dan Bella ke dalam rumahnya.Terlihat t
"AUSTIN?!" Bella yang hendak menoleh dan di saat bersamaan, jemari di dalam intinya tiba-tiba di keluarkan.Lalu dengan cepat, jemari Austin kembali masuk, "Ahhhh!! Tidak! Kita harus berhenti!" batin Bella yang begitu terangsang, karena jemari tersebut masuk semakin dalam dan dalam terus keluar masuk di bagian inti kewanitaannya."Tunggu! Tubuhku! Ahhh!!" desah Bella menggigit tangannya sendiri menahan desahannya.Tubuhnya terasa begitu menggila akibat permainan jari Austin. Sekujur tubuhnya begitu geli menggelitik, desiran darahnya semakin memuncak. Bella merasa ada sesuatu di bawah sana yang akan tumpah."Kalau dia seperti ini, aku bisa muncrat !" batin Bella menahan getaran tubuhnya dan mulai mengunci tubuhnya menanti puncaknya yang sedikit lagi tercapai.Tapi, tanpa di duga Austin mengeluarkan jemarinya dan bangkit dari sisi Bella, pria itu menjauh darinya dan kembali ke sofa untuk beristirahat."Apa maksudnya ini! Kenapa dia berhenti!! Apa yang harus aku lakukan sekarang ?!""Ast
Steve terlihat begitu segar hari ini, semua staff yang menyapa sang CEO, Pasti di balas dengan senyuman yang merekah."Pagi Pak Steve..." sapa salah satu karyawan wanita."Pagi..." balas Steve santai dan tersenyum."Heii..!!" Austin merangkul bahu Steve."Yoo..!!" balas Steve tidak kalah semangat.Dan Austin bisa menangkap perubahan ekspresi Steve yang sangat berbeda dari beberapa hari ini."Kenapa semalam kau langsung pulang ?! Tanpa pamit! Michael, Ron, dan Gerry mencarimu dan Bella..!!" terang Austin."Ahh… Sorry Bro! Semalam Bella merasa sedikit kurangnyaman!" jujur Steve."Benarkah ? Apa Bella baik-baik saja ? Dia minum terlalu banyak kemarin malam.." tanya Austin dengan senyuman tipis.CeklekSteve masuk ke dalam ruangannya, di susul Austin.Steve duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Austin duduk di sofa dengan santai."Hmm… sebenarnya… malam itu, ketika kami pulang, Bella terlihat begitu bergairah. Dan memintaku untuk langsung melakukannya dengan agresif..!!" Steve mulai berc
Austin yang tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Bella. Berusaha untuk melihat kejujuran di mata Bella.Apa yang ada di pikirannya saat ini.Apa yang di ucapkan Bella berbeda dengan bahasa tubuhnya.Dengan gerakan cepat, Austin mendekap tubuh Bella dari belakang ketika Bella hendak berdiri.Tangannya langsung dia posisikan di payudara Bella begitu menggoda dan ranum. Sedangkan tangan yang satunya sudah menyentuh inti tubuh Bella."Austin..!!!" sekali lagi Bella berteriak. Meronta ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan Austin yang sudah menyentuh titik sensitifnya."Apa yang ka-u laku-kan Austin..." seru Bella yang sudah tertutup dengan desahan."Ahhhh!!!" lenguh Bella, ketika jemari Austin sudah masuk dari bawah dress panjang Bella, dan menyusup masuk ke inti tubuh Bella. Seperti setruman dahsyat mengalir di sekujur tubuhnya.Dengan cepat Austin mengangkat tubuh Bella dan memindahkannya tepat di depannya."Austin..!! Stop! Ahhh... Uhmm!" teriak dan rintih Bella bersamaan."Euhh..