Bella kembali terperangah atas sambutan yang diberikan oleh kedua orang tua Austin.Bagaimana tidak, makanan yang tersedia di atas meja makan yang berukuran dua meter itu penuh dengan berbagai hidangan."Kenapa Max pergi sebelum makan malam ?" tanya Agatha."Ah, dia memiliki sedikit urusan Mom..." jawab Austin. Yang sebenarnya dengan sengaja mengusir Max, karena sedari tadi Austin melihat Max mengabaikan panggilan Hana karena ada bersama dirinya dan Bella seharian."Ohh..." jawab Agatha singkat.Austin menarik kursi dan mempersilahkan Bella untuk duduk. Dan hal yang sama di lakukan oleh Edelmiro kepada istrinya.Bella tersenyum melihat kekompakan ayah dan anak itu dalam memperlakukan wanita mereka."Ada apa sayang ?" tanya Austin yang kini sudah duduk di samping Bella."Hmm, tidak ada sayang.." jawab Bella sambil tersenyum.Namun ada hal yang begitu Bella risaukan saat ini. Apakah kedua orang tua Austin tahu akan statusnya saat ini. Apa tanggapan mereka kalau tahu Bella masih memiliki
"Masih proses Mom, kecuali kalau dia berniat menundanya. Semua pasti akan berjalan lama..." terang Bella."Ck !! Kamu terlalu lama Austin..! Apa butuh Daddy yang turun tangan langsung ??" seru Edelmiro."Tidak perlu Dad..! Aku ada rencana sendiri. Daddy hanya perlu memperhatikan dari jauh apa yang aku kerjakan," jawab Austin dan di angguki oleh Edelmiro"Hmm, baiklah kalau maumu seperti itu." balas Edelmiro"Tapi jangan terlalu lama ! Mommy sudah tidak sabar memiliki seorang menantu ! " sela Agatha yang di sambut tawa oleh Edelmiro dan Austin. Sedangkan Bella kembali dibuat merona."Tentu saja Mom !!" imbuh Austin yang membuat Bella membelalakkan matanya."Hahhahaha..." Kini Agatha dan Edelmiro tertawa melihat ekspresi Bella."Kalian malam ini bermalam di sini saja," usul Agatha."Hmm, sudah aku rencanakan Mam," jawab Austin mantap."Ya sudah.. kalian berganti pakaian dan kita lanjutkan obrolan kita besok pagi... Pakaianmu sudah tersedia di lemari ya Bella," ucap Agatha lembut."Ah..
Gisele yang memang tidak mengetahui dengan jelas masalah yang menimpa perusahaan Steve, tidak curiga sedikit pun kalau masalah mereka saat ini terlihat mirip.Bahkan tidak lagi bisa dikatakan mirip, melainkan sama persis."Apa ada orang yang ingin menjatuhkan dirinya dan Steve? Tapi siapa ? Bella?? Ah tidak mungkin!!" pikir Giselle."Giselle? Kamu baik-baik saja ?" seru Gerald yang melihat wajah Giselle memucat."Ahh... tidak... Aku baik-baik saja..." kilah Giselle.“Ugh...""Hey... Are you okay ??!!" seru Gerald panik. Dan berdiri menuntun Giselle menuju kamar mandi.Namun Giselle terus merasakan mual luar biasa. "Ah... aku terlambat makan hari ini !" pikir Giselle.Gerald kembali ke kamar mandi dan memberikan handuk kecil yang dia minta kepada waiters."Hmm.. thanks.." seru Giselle mengambil handuk dari Gerald.Giselle keluar dengan bibir yang begitu pucat."Aku pikir kamu terlalu banyak pikiran !" seru Gerald membantu Giselle berjalan."Thank you Gerald.." ucap Giselle."Hmm, no pr
"Ck..!! Kenapa bisa luka jahitanmu ini terbuka lagi !!" Fin berdecak kesal kepada sahabatnya itu."Ahh... kamu tidak akan mengerti akan rasanya..." jawab Ken yang sangat tidak nyambung dan absurd."Sial!!" maki Fin."Gara-gara kamu kita akan bertemu suster galak itu lagi !!" gerutu Fin.Bagaimana tidak kesal. Suster Rose mengirimkannya pesan setiap 2 jam sekali untuk menanyakan kabar Ken. Fin dengan kesal menyuruh Suster Rose untuk menghubungi Ken langsung. Tapi Sister galak tersebut malah marah dan bilang kepada dirinya sebagai sahabat yang tidak pengertian. Masa teman yang terluka disuruh balas pesan chat darinya.Suster Rose hanya dalam satu malam membuat kepalanya sakit dan tidak bisa tidur."Alahhh... hati-hati benci jadi cinta !!" tukas Ken menggoda Fin."Ckkk! Sama suster galak itu?? Tidak akan!!" balas Fin dengan penuh keyakinan."Hahhaha... Aku ingin lihat!! Mau taruhan?" tantang Ken."Ayoo! Siapa takut!" Balas Fin dan tanpa sengaja menepuk lengan Ken yang luka."Ackkk !!!" te
Sedangkan di sebuah rumah putih yang begitu megah seperti kastil dalam dongeng. Terlihat seorang wanita yang tengah bersiap dengan pakaian longdress longgar tanpa dalaman di dampingi oleh dua pria kembar.Tok tok tokFergo membuka dua pintu besar itu dan mereka bertiga berjalan masuk ke dalam ruangan yang terlihat seorang wanita asia yang begitu memukau."Malam madam..." sapa Fergo dan Fergi.Hana mendongakkan kepalanya dan tersenyum melihat seorang wanita yang tengah berdiri didepannya."Malam madam Hana..." sapa wanita itu dengan sopan dan penuh hormat. Sungguh berbeda ketika pertama kali masuk ke dalam ruangan ini.Hana tersenyum smirk dan berdiri. Berjalan menghampiri Joy yang di dampingi oleh dua bodyguardnya."Bagaimana twins?" tanya Hana sambil mengitari Joy dan menunggu jawaban dari Fergo dan Fergi."Dia sudah menyetujui untuk tinggal di sini Madam Hana.." jawab Fergo."Hmm.. Dan dia memang tercipta untuk berada di sini Madam..." sambung Fergi."Hahahhaha.... Good..! Wanita se
Max merenggangkan pelukannya dan menatap penuh damba ke arah kekasihnya."Pekerjaanmu sudah selesai ?" tanya Max lembut dan mengusap pipi halus Hana.Hana tersenyum manis dan memegang dagu Max dan berkata, "Menurutmu sayang...?""Aku menganggapnya sudah selesai...!" ujar Max dan meraih tengkuk leher Hana dan merapatkan bibirnya di atas bibir Hana."Euhm... Cium aku sayang.." Max dengan suara beratnya berbicara, sambil menyesap bibir Hana yang begitu seksi.Hana membuka mulutnya dan membalas ciuman mesra kekasihnya. Kedua tangannya dikalungkan ke belakang leher Max memperdalam ciuman mereka berdua."Aku menginginkanmu malam ini Hana..." suara berat Max berbisik di telinga Hana membuat si wanita mendesah geli akibat hembusan nafas darinya."Euhk... Sayang... Aku milikmu... Lakukan sayang..." balas Hana dengan tatapan sayunya kepada Max."Hmm..." Max menjilati leher jenjang nan putih bersih milik Hana. Di sesapnya meninggalkan tanda kepemilikan."Ahhh... Max..." rengek manja Hana. Ketika
Kedua tangan Hana langsung di tarik dan di suruh untuk memainkan dua rudal sekaligus."Siapapun tolong aku!!" batin Hana yang baru pertama kali di perlakukan seperti binatang oleh tamunya.Pria C terus bermain di liang inti Hana hingga dirinya mencapai klimaks dan menumpahkan di atas punggung Hana."Ahhh... shit !! Miliknya sungguh luar biasa!!" maki Pria C tersebut yang kini sudah terduduk di sofa untuk beristirahat.Dan di saat bersamaan rambut Hana di tarik dan kepalanya di gerakkan dengan kasar. Pria A bergerak cepat dan menekan miliknya hingga ke dalam tenggorakan Hana membuat dirinya terus mengeluarkan air mata merasakan perih luar biasa.Belum juga dirinya harus menahan perih tersebut. Kini di bagian bawah tubuhnya kembali di di hantam dengan kasar oleh pria lain."Akh!" suara Hana tercekat karena kini tenggorokannya di penuhi oleh cairan lengket si Pria A yang sudah menumpahkan cairannya ke dalam tenggorokan Hana."Uekk Uhhkk Akh..." Hana yang hendak muntah karena rasa asing
Semenjak itulah, Hana juga mengenal sosok Austin. Pria yang sungguh luar biasa hanya mencintai satu orang wanita. Karena selama ikut bersama Max hingga dirinya memutuskan membangun rumah putih, uang dari hasil transaksi si Pria A tersebut semua mengalir ke rekening Hana karena bantuan Max dan Austin. Sekaligus untuk menghancurkan pria tersebut.Austin yang biasa mampir di rumah bordirnya tidak pernah terlibat cinta atau apapun itu. Setiap Tuannya itu datang, dirinya akan memberikan wanita yang sehat untuk melayani Austin. Karena dia tahu, ketika Tuannya itu datang. Berarti tuannya itu sedang merasakan cemburu luar biasa dan tidak dapat menahan diri untuk menemui wanitanya itu.#FlashBack Off#"Kamu tidak perlu mengingat hal itu... Karena kejadian itulah aku bisa bertemu denganmu sayang... Dan satu-satunya hal yang aku sesalkan adalah tidak menyelamatkanmu lebih awal dari pria-pria berengsek itu...!" ujar Max dengan nafas beratnya.Hana tersenyum dan memeluk erat tubuh Max."Meskipun b
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p