"Ck..!! Kenapa bisa luka jahitanmu ini terbuka lagi !!" Fin berdecak kesal kepada sahabatnya itu."Ahh... kamu tidak akan mengerti akan rasanya..." jawab Ken yang sangat tidak nyambung dan absurd."Sial!!" maki Fin."Gara-gara kamu kita akan bertemu suster galak itu lagi !!" gerutu Fin.Bagaimana tidak kesal. Suster Rose mengirimkannya pesan setiap 2 jam sekali untuk menanyakan kabar Ken. Fin dengan kesal menyuruh Suster Rose untuk menghubungi Ken langsung. Tapi Sister galak tersebut malah marah dan bilang kepada dirinya sebagai sahabat yang tidak pengertian. Masa teman yang terluka disuruh balas pesan chat darinya.Suster Rose hanya dalam satu malam membuat kepalanya sakit dan tidak bisa tidur."Alahhh... hati-hati benci jadi cinta !!" tukas Ken menggoda Fin."Ckkk! Sama suster galak itu?? Tidak akan!!" balas Fin dengan penuh keyakinan."Hahhaha... Aku ingin lihat!! Mau taruhan?" tantang Ken."Ayoo! Siapa takut!" Balas Fin dan tanpa sengaja menepuk lengan Ken yang luka."Ackkk !!!" te
Sedangkan di sebuah rumah putih yang begitu megah seperti kastil dalam dongeng. Terlihat seorang wanita yang tengah bersiap dengan pakaian longdress longgar tanpa dalaman di dampingi oleh dua pria kembar.Tok tok tokFergo membuka dua pintu besar itu dan mereka bertiga berjalan masuk ke dalam ruangan yang terlihat seorang wanita asia yang begitu memukau."Malam madam..." sapa Fergo dan Fergi.Hana mendongakkan kepalanya dan tersenyum melihat seorang wanita yang tengah berdiri didepannya."Malam madam Hana..." sapa wanita itu dengan sopan dan penuh hormat. Sungguh berbeda ketika pertama kali masuk ke dalam ruangan ini.Hana tersenyum smirk dan berdiri. Berjalan menghampiri Joy yang di dampingi oleh dua bodyguardnya."Bagaimana twins?" tanya Hana sambil mengitari Joy dan menunggu jawaban dari Fergo dan Fergi."Dia sudah menyetujui untuk tinggal di sini Madam Hana.." jawab Fergo."Hmm.. Dan dia memang tercipta untuk berada di sini Madam..." sambung Fergi."Hahahhaha.... Good..! Wanita se
Max merenggangkan pelukannya dan menatap penuh damba ke arah kekasihnya."Pekerjaanmu sudah selesai ?" tanya Max lembut dan mengusap pipi halus Hana.Hana tersenyum manis dan memegang dagu Max dan berkata, "Menurutmu sayang...?""Aku menganggapnya sudah selesai...!" ujar Max dan meraih tengkuk leher Hana dan merapatkan bibirnya di atas bibir Hana."Euhm... Cium aku sayang.." Max dengan suara beratnya berbicara, sambil menyesap bibir Hana yang begitu seksi.Hana membuka mulutnya dan membalas ciuman mesra kekasihnya. Kedua tangannya dikalungkan ke belakang leher Max memperdalam ciuman mereka berdua."Aku menginginkanmu malam ini Hana..." suara berat Max berbisik di telinga Hana membuat si wanita mendesah geli akibat hembusan nafas darinya."Euhk... Sayang... Aku milikmu... Lakukan sayang..." balas Hana dengan tatapan sayunya kepada Max."Hmm..." Max menjilati leher jenjang nan putih bersih milik Hana. Di sesapnya meninggalkan tanda kepemilikan."Ahhh... Max..." rengek manja Hana. Ketika
Kedua tangan Hana langsung di tarik dan di suruh untuk memainkan dua rudal sekaligus."Siapapun tolong aku!!" batin Hana yang baru pertama kali di perlakukan seperti binatang oleh tamunya.Pria C terus bermain di liang inti Hana hingga dirinya mencapai klimaks dan menumpahkan di atas punggung Hana."Ahhh... shit !! Miliknya sungguh luar biasa!!" maki Pria C tersebut yang kini sudah terduduk di sofa untuk beristirahat.Dan di saat bersamaan rambut Hana di tarik dan kepalanya di gerakkan dengan kasar. Pria A bergerak cepat dan menekan miliknya hingga ke dalam tenggorakan Hana membuat dirinya terus mengeluarkan air mata merasakan perih luar biasa.Belum juga dirinya harus menahan perih tersebut. Kini di bagian bawah tubuhnya kembali di di hantam dengan kasar oleh pria lain."Akh!" suara Hana tercekat karena kini tenggorokannya di penuhi oleh cairan lengket si Pria A yang sudah menumpahkan cairannya ke dalam tenggorokan Hana."Uekk Uhhkk Akh..." Hana yang hendak muntah karena rasa asing
Semenjak itulah, Hana juga mengenal sosok Austin. Pria yang sungguh luar biasa hanya mencintai satu orang wanita. Karena selama ikut bersama Max hingga dirinya memutuskan membangun rumah putih, uang dari hasil transaksi si Pria A tersebut semua mengalir ke rekening Hana karena bantuan Max dan Austin. Sekaligus untuk menghancurkan pria tersebut.Austin yang biasa mampir di rumah bordirnya tidak pernah terlibat cinta atau apapun itu. Setiap Tuannya itu datang, dirinya akan memberikan wanita yang sehat untuk melayani Austin. Karena dia tahu, ketika Tuannya itu datang. Berarti tuannya itu sedang merasakan cemburu luar biasa dan tidak dapat menahan diri untuk menemui wanitanya itu.#FlashBack Off#"Kamu tidak perlu mengingat hal itu... Karena kejadian itulah aku bisa bertemu denganmu sayang... Dan satu-satunya hal yang aku sesalkan adalah tidak menyelamatkanmu lebih awal dari pria-pria berengsek itu...!" ujar Max dengan nafas beratnya.Hana tersenyum dan memeluk erat tubuh Max."Meskipun b
Setelah menyelesaikan dokumen Della yang kini resmi menjadi Asisten pribadinya. Steve menyetir kendaraannya menuju rumah yang kini tidak ada lagi yang akan menyambutnya. Dua puluh lima menit mengendarai mobil, kini Steve sudah tiba di rumah yang gelap tak berpenghuni.Steve memasukkan password dan membuka pintu."....."Diam berdiri mematung didepan pintu, menatap nanar ke dalam rumah yang gelap. Kakinya ingin melangkah namun terasa ada sesuatu yang hilang.Kini tidak ada lagi sosok wanita cantik yang selalu menyambutnya dengan penuh senyum dan tawa. Penghilang rasa lelah dan letihnya setelah bekerja seharian."Hah! Kenapa semua ini terjadi!! Seandainya aku dapat menahan diri saat itu... Seandainya Bella memaafkanku atas kekhilafanku saat ini... Aku yakin kami akan kembali seperti dulu!"Steve mengambil langkah dan masuk dengan berat hati ke dalam rumah yang kosong itu. Rumah yang dulu selalu rapi dan hangat. Aroma masakan yang akan dia cium begitu masuk ke dalam rumah, kini semuanya
"Hei... apa maksud kamu tentang kebaikan Rose..?" tanya Fin tiada henti di sepanjang perjalanan."Ck..! Turunlah terlebih dahulu ! Atau kalau kau mau langsung pulang juga silahkan...!" seloroh Ken yang tahu Fin pasti akan ikut turun.Lagi-lagi Fin hanya bisa mendengus kesal."Dasar teman laknat!" seru Fin dan ikut turun dari mobil dan memegang sebuah Map.BrakKen jalan terlebih dahulu dan membuka pintu rumah.Ceklek"Hai sayang..." sapa Siska menghampiri Ken dan mengecup pipinya. Tanpa tahu kalau ada Fin juga ikut turun."Hai sayang..." Balas Ken dan juga mencium balik bibir Siska dengan sekilas."Bagaimana kondisi tanganmu sayang??" tanya Siska, membalas ciuman Ken."What the..?? Bisa kalian berdua jelaskan apa yang sudah aku lewatkan ?" tanya Fin memotong ucapan Siska dari belakang melihat adegan menyakitkan mata dan tidak aman untuk jantungnya sendiri.Karena lagi-lagi terlintas bibir Rose yang tadi sempat di lumatnya."Shit !" maki Fin dalam hati."Ahh... Maaf.. Ada kamu Tuan Fin.
"Hmm, percaya padaku. Semua akan baik-baik saja..." jawab Ken meyakinkan Siska."Hmm, baiklah... Aku akan pergi... Lalu ini berkas-berkas apa..?" ujar Siska sambil melihat beberapa lembar kertas yang lumayan banyak di tangannya."Ah.. Ini adalah kompensasi yang diberikan oleh Tuan Au—""Ken ?" sela Fin mengingatkan untuk tidak menyebut nama Austin."No problem bro !" balas Ken dan mengangguk paham kerisauan Fin."Siska perlu tahu yang sebenarnya, karena bukankah sebentar lagi dia akan menjadi iparmu?" terang Ken dengan tersenyum kepada Fin.Fin pun mengangguk paham.Ken kembali menoleh ke arah kekasihnya itu. Yang kini tengah menggendong si cantik nan mungil Cecilia."Ini adalah surat-surat yang harus kamu tandatangani sayang, semua ini adalah pemberian dari Tuan Austin kepadamu seperti yang aku katakan semalam, mulai dari pendidikan Cecilia, rumah dan sejumlah uang untuk keperluanmu sehari-hari," sebut Ken mengulangi penjelasannya."Hmm Ken... Aku pikir, aku tidak perlu menerima semu