Austin mendongakkan kepalanya ke atas dan menatap sinis ke arah Steve.Deg !!Steve terdiam dan merasa sangat malu di tegur seperti itu di hadapan para petinggi perusahaan lain."Anda dari perusahaan mana?" suara berat Austin dengan begitu mengintimidasi.Satu lagi pertanyaan Austin yang membuat mental Steve terguncang.Della dengan cepat mengambil alih dan melangkah ke depan, "Maaf Tuan Austin, keadaan atasan saya lagi kurang sehat. Kami dari Perusahaan C membuat chip elektronik dan berbagai kosmetik, kami juga melayani pengiriman produk eksport dan import ke seluruh negara..." jelas Della panjang lebar.Austin hanya melihat wanita asing di depannya dengan menaikkan satu alisnya.Tidak memedulikan penjelasan Della, Austin berkata dengan tajam, "Kalau atasan kamu kurang sehat silahkan keluar dari ruangan ini... Saya tidak suka bekerja sama dengan orang yang tidak memiliki pendirian...!"Deg!Steve segera menarik tangan Della untuk mundur. Dengan membungkukkan tubuhnya 90 derajat di had
"Permisi Tuan..." ujar Bella dengan singkat seolah berpamitan kepada pria asing yang berada di depannya.Bella kembali berbalik dan tersenyum manis ke arah Austin."Ayo love, aku ingin menunjukkan sesuatu di rooftop..." ucap Austin lembut dan menuntun kekasihnya untuk masuk ke dalam lift.Steve terdiam, speechless. "Apa barusan Bella memanggilku dengan sebutan Tuan?" gumamnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Della menyaksikan apa yang terjadi antara Bos satu harinya itu dan CEO Orion Corporation bersama kekasihnya."Apa Pak Steve memiliki hubungan dengan keduanya?" pikir Della sambil memiringkan kepalanya menelisik ekpresi Steve saat ini."Tapi kenapa ekspresinya seperti itu? Shock, panik, sedih, kecewa, dan seperti seorang pria yang ditinggalkan oleh wanitanya...." batin Della dan tersenyum menggelengkan kepalanya."Hah!! Della.. itu bukan urusanmu! Kerja yang baik hari ini dan terima upah... Dan semuanya beres!" pikir Della yang menghembuskan nafas kecilnya."Shit...! Aku h
"Sepertinya aku harus membuktikan kalau ini sebuah kenyataan..."BlusshWajah merona Bella terlihat begitu mempesona, dengan malu dirinya bertanya, "Dengan?""Eumph..." lenguhan manja keluar dari mulut Bella ketika bibirnya di sesap dengan lembut oleh prianya.Bella membalas dan membuka mulutnya agar Austin bisa memainkan lidahnya.Lumatan demi lumatan yang semakin panas dan intim seketika menaikkan gairah suhu tubuh mereka berdua. Dengan nafas tersengal, Austin melepaskan ciumannya dan menatap wanita di depannya dengan pipi memerah."Kamu sangat cantik sayang.." Austin menyentuh bibir Bella yang sudah kemerahan karena sesapan darinya nonstop."Bibirmu selalu begitu manis..." sambung Austin memuji, sedangkan ia sudah mengetik di ponselnya ‘matikan semua cctv di bel’s garden’ dan di kirim ke Max.Bella tersenyum dan meraba pipi Austin dengan lembut dan perlahan memainkan ibu jarinya untuk mengusap bibir Austin.Desiran debaran jantung dan tatapan mata mereka berdua tersirat menginginkan
Austin semakin memperdalam kulumannya di klit Bella.Bella mengangkat pinggulnya semakin tinggi dan menahan kepala Austin, kesadarannya serasa terbang melayang dibuat oleh Austin, hingga."Eung... A—aku... aku keluar sayang! Akh!!" lengkingan panjang bersamaan dengan semprotan kuat dari liang kewanitaan Bella.Tubuhnya bergetar sangat hebat mengeluarkan begitu banyak cairan di orgasmenya.Slurp...Austin kembali menjilati semua cairan madu yang Bella keluarkan.Sedangkan Bella mengatur nafasnya sambil mendesis karena Austin masih menjilati miliknya."Ahh... rasa ini membuatku gila sayang...!" Seru Austin senang yang kini sudah berada berhadapan dengan kekasihnya itu."Euhmm..." Austin kembali melumat bibir Bella. Berbagi rasa dari cairan nikmatnya."Kamu milikku sayang, aku tidak akan pernah melepaskanmu.." bisik Austin dengan suara beratnya mengeklaim dan bersungguh-sungguh.Blush"Dan kamu juga milikku sayang..." balas Bella memeluk erat prianya itu."Aku memang hanya milikmu.." sam
Bella dan Austin memutuskan membersihkan tubuh mereka dahulu, di dalam kamar mandi yang memang ada di rumah kaca itu. Austin dan Bella terdengar terus tertawa melempar candaan mereka. Kamar mandi yang memang di buat khusus untuk Austin terlihat begitu nyaman dan luas."Sayang, geli !!" suara manja Bella ketika Austin menyabuni bagian lipatan tangan Bella."Hahahhahha..." tawa Austin yang semakin ingin menggoda wanitanya.Austin mengambil shower, menyirami tubuh Bella dan dirinya dengan air hangat."Sini sayang, aku keringkan dulu air yang ada di tubuhmu.." Austin meraih tubuh Bella dan menyekanya dengan handuk kecil yang ada di dalam lemari westafel.Yang dulu Bella sering menolak dan risih atas perlakuan Austin, kini Bella menerima semua yang Austin lakukan untuknya. Layaknya hal kecil seperti ini."Hmm, wangi..." Austin menghirup aroma tubuh Bella dari celah lehernya."Ssss... sayang..." desis Bella terkena hembusan nafas hangat Austin."Ayo.. buruan... Nanti waiters cafe naik ke si
Kini Siska terpaku salah tingkah duduk di depan Ken. Setelah melewati sesi ciuman yang cukup panjang dan hampir lepas kendali.Untung saja, tangisan dari Cecilia membuat dua insan manusia yang sedang dipacu oleh adrenalin mereka tersadar. Dan berhenti melanjutkan sesuatu hal yang mereka inginkan.Setelah menenangkan Cecilia, dengan ragu Siska kembali untuk bertemu kembali dengan Ken setelah insiden panas mereka. Namun, Ken menyuruhnya kembali untuk memberitahukan sesuatu yang penting."Siska.." panggil Ken dan melihat wanita yang sedari tadi memilih menunduk tidak melihat ke arahnya."Iya ?" jawab Siska dan mengangkat wajahnya.Deg !"Ahh... damage pesonanya terlalu besar.." batin Siska."Kamu sangat cantik Sis.." batin Ken kembali terpesona kepada wanita didepannya.Dengan berat Ken menarik nafas dalam,"Hahh..! Siska, semalam Dom meninggal..""A—apa maksud kamu Ken?" shock Siska. Meskipun Dom sudah mengkhianatinya dan menyakitinya. Namun Dom adalah pria yang dulu dia cintai dan merek
Siska yang dulunya bekerja sebagai perawat tentu tahu apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan.Begitu mendengar kalau luka yang di alami oleh Ken adalah luka tusukan dan mendapatkan jahitan. Seketika Siska langsung berdiri dengan cepat sambil mengomeli Ken karena sudah menyangga luka yang seharusnya tidak perlu disangga.Siska yang panik langsung berdiri di depan Ken dan sedikit menunduk untuk melihat ke belakang untuk membuka ikatan tali penyangga tersebut."Isshh... Kok di ikat seperti ini sih !!" kesal Siska dalam hati. Tanpa tahu apa yang dialami Ken saat ini. Karena dia sendiri juga tidak sadar akan posisinya saat ini."Ehmm... Siska.." panggilan Ken."Ya..? Tunggu sedikit lagi, suster ini mengikatnya dengan kuat !" balas Siska yang masih fokus dengan pengikat yang berada di belakang leher Ken."Astaga..! Ini suster gak ada kerjaan banget ngikat mati sampai seperti ini !!" pikir Siska dalam hati.Namun lagi-lagi Ken memanggil dirinya."Sis ..?""Iya ! Tunggu tinggal dua
Ken dengan cekatan kembali menjilati semua air yang keluar tadi. Membuat Siska menggelinjang merasakan sensasi seperti ini.Seluruh tubuhnya berdenyut begitu hebat."Ahh..sensasi ini tidak pernah aku dapatkan dari Dom...Kenapa pria ini sungguh hebat...!!" batin Siska yang terus merem melek. Siska-siska kecil di dalam kepalanya tidak lagi mengeluarkan protes apapum karena mereka pun menikmati semua sentuhan yang di berikan oleh Ken.Ken meremas dengan kuat payudara Siska, dan ketika air Asi itu menyemprot dengan kuat. Ken membuka mulut untuk melahap air asi yang hambar itu. Namun entah kenapa, hal itu membuat dirinya ketagihan. Ditambah mendengar suara desahan dan erangan manja dari Siska membuat Ken semakin bersemangat memainkan payudara Siska yang padat itu."Ahhh..Ken...Ini...Ah..!" racau Siska tidak dapat lagi menahan diri.Ken terus menghisap putingnya dan melumatnya. Tanda cinta pun tidak luput dari Ken. Lebih dari lima tanda Ken sematkan di sekitar leher dan payudara Siska."Ough