Beranda / Romansa / Hasrat Liar Mantan Posesif / Bab 4 - Karena Kebencian

Share

Bab 4 - Karena Kebencian

Penulis: R. Sheehan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 18:33:27

Keesokan harinya, Serena yang memiliki pekerjaan di shift Siang dengan terpaksa menelepon ketua kelompoknya. Memberitahu pada Anez, kalau dia kemungkinan akan telat datang dan minta agar jadwal pekerjaannya di alihkan menjadi shift malam. 

Beruntung sekali permintaannya langsung dikabulkan dan Anez sendiri yang akan bertukar shift dengannya. 

"Terima kasih, Nez. Maaf merepotkan." 

"Tidak masalah. Aku malah senang karena tidak harus begadang dan pulang pagi." Terdengar suara tawa dari seberang panggilan. 

Tiba saatnya jam makan Siang, Serena lantas bersiap pergi. Ia sudah menerima alamat perusahaan Kevin yang dikirimkan oleh Lina tadi malam. Jaraknya lumayan jauh dari tempatnya tinggal. Di cek dari gugel map, membutuhkan setengah jam perjalanan menggunakan taxi untuk sampai ke perusahaan Kevin. 

Dia terbiasa berhemat, dan untuk bertemu dengan Kevin dia telah mengeluarkan uang lebih hanya untuk menaiki kendaraan umum saja. Taxi yang telah dipesannya sudah menunggu di lantai bawah. Sebelum pergi, Serena mematut dirinya di depan cermin rias. Kemeja abu-abu dengan gambar boneka di bagian saku, serta celana pensil warna biru muda. Tak lupa flat shoes warna hitam juga dipakainya. 

Sebelum pergi Serena mengunci pintu kamarnya. Kemudian turun menemui sang sopir taxi. Ia memberitahukan sebuah alamat yang akan membawanya ke perusahaan Kevin. Setengah jam kemudian, taxi tiba di depan perusahaan Wiranata Group Internasional. Perusahaan besar di kota Batam yang bergerak di bidang usaha Pariwisata. Cabang bisnisnya termasuk dalam berbagai bidang yang dikategorikan menjadi bisnis perhotelan, biro perjalanan, restoran kafe, kapal pesiar, dan penerbangan. 

Serena menatap pada plakat emas, tampak elegan yang menunjukkan kekuasaan itu sendiri. Masih menganga takjub karena kembali diingatkan dengan identitas sesungguhnya dari seorang Kevin Dominic Wiranata, sang mantan kekasih di masa sekolahnya serta laki-laki yang menjadi cinta pertamanya. 

"Saya lihat Anda berdiri lama di sana, Mbak. Apa ada yang bisa di bantu?" Seorang satpam yang tadi berkeliling di luar gedung perusahaan menyapa Serena. 

"Saya ada janji temu dengan orang dalam. Nama saya Serena. Bisakah Anda membantu saya memberitahu pihak resepsionis mengenai kedatangan saya? Miss Lina Hui yang mengundang saya kemari." 

Mendengar nama asisten direkturnya disebut, tentu saja satpam itu memperlakukan Serena dengan lebih ramah. "Kalau Anda memang sudah memiliki janji dengan Miss Lina, Anda bisa langsung masuk ke dalam. Beritahukan saja pada resepsionis agar dia membantu Anda." 

Satpam menggiring Serena agar masuk. Pria tinggi dan berbadan kekar itu bahkan mengantar Serena ke meja resepsionis dan menyatakan maksud kedatangan Serena ke perusahaan. 

"Tunggu sebentar, saya akan hubungi Miss Lina terlebih dulu." beritahu wanita di meja resepsionis dengan senyum ramahnya. 

"Saya tinggal dulu bertugas kembali." Kata satpam baik hati itu pada kedua wanita di dekatnya. 

"Terima kasih atas bantuannya." ujar Serena merasa terbantu. 

Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari dalam lift. Ia disuruh oleh Miss Lina agar membawa Serena ke lantai atas. Serena ikut saja ke mana pun dia dibawa. Tidak ada rasa takut, karena dia tahu mustahil Kevin berbuat aneh-aneh di perusahaannya. 

"Ini adalah lantai departemen sekretaris direktur. Anda berjalan lurus saja, di ruangan ketiga, Miss Lina telah menunggu. Beliau tidak bisa datang menjemput Anda langsung karena baru saja selesai rapat. Tidak keberatan apabila saya tinggal?" 

Serena menggelengkan kepalanya, merasa tak enak hati karena telah mengganggu orang-orang sibuk di perusahaan. 

"Terima kasih, saya bisa sendiri dari sini."

Pria itu mengangguk. Dia pergi dari sana dengan banyak pertanyaan terlintas dalam kepalanya. Seolah bertanya-tanya, siapa kiranya wanita cantik yang memiliki tampilan tak modis itu. Datang ke perusahaan ternama dan paling terkenal di seluruh Indonesia, tapi hanya mengenakan pakaian kasual. Pasti seseorang yang ingin mengemis pekerjaan melalui jalur belakang, pikir pria itu sinis. 

Serena yang tidak tahu kehadirannya telah menjadi perbincangan gosip di kalangan karyawan, mengikuti instruksi pria tadi untuk bertemu dengan Lina Hui. 

"Ruangan ketiga." gumamnya terus saat berjalan melewati setiap ruangan tertutup. Dikarenakan seluruh ruangan memiliki kaca transparan, sosoknya yang tak biasa mendapat lirikan dari beberapa orang yang melihatnya. 

"Siapa itu?"

"Apa mungkin karyawan baru?"

"Bodoh, kau tak lihat penampilannya?" 

"Mungkin kerabat direktur." Orang lain yang punya pikiran positif memiliki pendapat berbeda. Sontak saja beberapa rekannya melihatnya dengan pandangan menghina. 

Sesampainya Serena di ruangan yang dimaksud, ia mengetuk pintu lebih dulu. Tak lama kemudian, pintu itu dibuka. Dan sosok yang tak diharapkan itu adalah orang yang menyambut kedatangannya. 

"Kau?!"

Serena tak kalah terkejutnya dengan orang itu. Ia bahkan tanpa sadar mengambil langkah mundur karena tak menyangka orang ini kembali ditemuinya. 

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Yuda yang terkejut, bertanya marah mendapati Serena, seseorang yang dia benci dan tak mau dilihat sosoknya tiba-tiba muncul di perusahaan. Perusahaan sepupunya pula. 

Serena yang tidak mengharapkan pertemuan itu kembali, berdiri agak gemetar. Ia merapatkan bibirnya, tidak menjawab walau ekspresi di hadapannya telah berubah menakutkan. 

"T-tidak ada hubungannya denganmu," jawabnya singkat dengan tatapan menghindar.

Ia tidak mau berlama-lama tinggal di sana, dan memutuskan untuk kembali melanjutkan langkah, namun sebelum dia dapat mengambil satu langkah ke depan, sebuah tangan terulur dan lehernya dicekik hingga membuatnya terdorong ke belakang, membentur dinding. 

"Apa peringatanku yang dulu belum cukup membuatmu takut?!" Yuda menekan kuat leher rapuh dalam genggamannya di mana wajah Serena berubah merah serta kesusahan menarik napas. 

Jari-jari Serena bergerak liar, mencakar pergelangan tangan Yuda yang kuat berotot agar melonggarkan cengkraman mematikannya pada lehernya. 

Kebencian di antara mereka berdua memang sudah mencapai puncaknya. Hubungan yang rusak sedari awal, begitu sulit untuk disembuhkan kembali meski hanya dengan obrolan singkat saja. 

"Yuda?!" 

Lina yang mendengar suara keributan di luar, berinisiatif keluar untuk melihat. Tak disangka begitu dia keluar dari ruangan, ia mendapati pemandangan mengerikan di depan matanya sendiri. Buru-buru ia mengambil langkah panjang, lalu memeluk pinggang Yuda dan menariknya menjauh dari Serena. 

Uhuk uhuk uhuk!

Setelah cengkraman di lehernya telah lepas, oksigen seketika itu terisi kembali ke dalam paru-paru. Serena terbatuk-batuk hebat seraya memegangi lehernya yang luar biasa menyakitkan. Ketakutan karena lagi-lagi di cekik lehernya oleh orang yang sama membuat kedua kakinya jadi lemas tak bertenaga. Sepasang mata berwarna cokelat jernih itu berkaca-kaca. Bibirnya kembali di gigit kuat demi menenangkan tubuhnya yang bergetar keras. 

"Apa kau gila?!" Lina berkata marah. Ingin rasanya ia memberikan tamparan di muka Yuda ketika dilihatnya tidak ada rasa bersalah dan hanya ada tatapan dingin serta tak peduli di sana. "Bagaimana bisa kau melakukan itu padanya?! Di perusahaan?!" 

"Kenapa aku tidak bisa melakukan itu padanya?!" Yuda menyahut sama marahnya. "Wanita murahan sepertinya terlalu menjijikkan berada di hadapanku!" 

"Lina Hui, biarkan aku bertanya padamu. Kenapa dia ada di sini? Untuk apa? Apakah Kevin tahu soal ini? Jika iya, apa yang kalian berdua lakukan?!" 

"Semua yang dilakukan oleh Tuan Muda, tidak ada hubungannya denganmu! Mengapa pula kau repot-repot ingin tahu segala?! Dari pada kau ikut campur urusan Tuan Muda, lebih baik kau urus saja masalahmu sendiri!" Lina menjawab sama kerasnya.

"Dia adalah sepupuku! Apa kau pikir aku akan membiarkan dirinya kembali bersama dengan perempuan ular ini?! Setelah apa yang dia lakukan pada Kevin di masa lalu?! Apa yang sebenarnya dipikirkan olehnya sampai-sampai mau menerima kehadiran wanita busuk ini lagi!" Seru Yuda berkata lantang. 

Bersamaan dengan suara kemarahannya, muncul Kevin dari ruangannya. Pria itu hanya mengenakan vest dan kemeja, serta celana kain berbahan lembut dan suara sepatu kulitnya yang mahal menimbulkan gema.

Bab terkait

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 5 - Karena Kebencian

    Kevin melirik kekacauan yang terjadi di hadapannya. Melihat Serena yang terduduk menyedihkan di atas lantai marmer dingin itu, ia hanya mengerutkan kening tapi tidak repot-repot untuk membantu wanita itu berdiri. "Pergi bawa dia ke ruanganku." suruhnya pada Lina Hui dengan suara dinginnya. Lina Hui yang belum puas dengan bentakan Yuda, hanya dapat menelan kembali kekesalannya demi mematuhi perintah tuan mudanya untuk membawa Serena pergi dari sana. "Berdirilah, aku akan membawamu ke ruangan lain." ucapnya seraya meraih lengan Serena, membantu wanita itu bangun. Selepas kepergian Serena dan Lina Hui, Kevin melirik ke samping. "Sudah merasa tenang?" "Bagaimana menurutmu?!" tanya Yuda masih emosi. "Apa yang kau lakukan, Kevin?! Menemui wanita itu lagi yang jelas-jelas jadi penyebab dirimu seperti itu? Apa kau sudah lupa akan perbuatannya dahulu padamu? Bila ya, apa perlu aku ingatkan kembali?!" "Mana mungkin aku lupa?" Dengkus Kevin dengan raut wajah mengeras. "Aku tidak akan pern

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 6 - Apakah Cinta?

    "Lalu kau maunya aku harus bagaimana?" Serena bertanya balik dengan berani, "Aku tahu kau sangat membenciku sekarang. Tetapi, kau pun tidak berhak menuduhku dengan sembarangan, Kevin! "Menuduh kau bilang? Aku tidak menuduhmu!" Kevin mencengkram kedua bahu Serena kuat, membuat wanita itu mengambil langkah mundur hingga punggungnya menabrak keramik wastafel, "Jangan bilang kalau kau lupa, waktu itu kau dan keluargamu yang hina itu telah berani memeras keluargaku!" "Bukankah kau tidak ada bedanya dengan ibumu? Sangat menyukai uang hingga rela melakukan segala cara untuk mendapatkannya." Kevin mendekatkan wajahnya ke telinga Serena, lalu berbisik dengan nada penuh kebencian, "Benar-benar seperti pelacur rendahan!" Walaupun kalimat yang terlontar dari mulut Kevin begitu menyakitkan, Serena terdiam tanpa mampu membantah. Karena memang, apa yang dikatakan oleh Kevin benar. Atas nama hubungan mereka yang salah di masa lalu, ibunya tanpa tahu malu telah meminta uang yang sangat besar pada k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 7 - Apakah Cinta

    Blam! Pintu kamar mandi dibanting tertutup oleh Kevin. Meninggalkan Serena sendirian di sana dengan ekspresi pucat yang sulit dideskripsikan. Usai kepergian Kevin dari sana, Lina Hui yang awalnya menunggu di luar bergegas masuk. "Apakah terjadi sesuatu?" tanyanya seraya mendekat. Ia sedikit terkejut saat mendapati bahwa wanita cantik di depannya tampak berantakan. Pakaian yang dikenakan Serena terlihat tidak rapi dengan kancing teratasnya terbuka. Memperlihatkan kulit mulus yang terdapat tanda kemerahan serupa tanda ciuman. Serena mengangkat kepalanya yang tadi merunduk. Ia menatap balik pada sepasang mata khawatir itu. "Tidak, tidak ada yang terjadi," Lalu seolah keadaannya bukanlah apa-apa, ia berbalik menghadap cermin, mulai merapikan pakaiannya, mengancingkan kembali kancing yang dilepas dan kemudian, ia berbalik, berjalan melewati Lina tanpa sepatah kata. "Apakah karena direktur...." Lina tidak lanjut mengucapkannya karena merasa bahwa itu percuma. Selain sang direktur yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 1 - Setelah 10 Tahun

    Kevin mendorong tubuh Serena kasar ke sofa bewarna abu berbentuk L di ruang kamarnya. "Mmmh!" Erangan sakit terdengar lirih, Serena menyentuh dahinya yang memar karena benturan barusan di pegangan sofa. Kepalanya berputar dan visinya menjadi gelap sesaat. Baru saja Serena akan mengangkat tubuhnya bangun, namun terhenti saat tekanan berat dari belakangnya menekannya kembali.Serena berontak panik, dan berusaha kabur menjauh dari jangkauan tangan Kevin yang memegangnya erat dan intim. "Berhenti... Tidak, Kevin!"Kevin mengabaikan rengekan Serena di bawahnya, tangannya mencengkram kedua tangan Serena di atas kepala, dan menggunakan tangan satunya menarik paksa kemeja Serena, merobeknya kasar sampai meninggalkan jejak goresan dari serat kain di kulit putih pucatnya.Serena terkesiap, merasa kedinginan dari pendingin ruangan yang kini menampar punggung telanjangnya hingga membuat dia menggigil. Kevin tidak main-main saat dia berkata ingin mengurungnya dan menyetubuhinya sampai dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 2 - Kebencian Yang Besar

    "A-apa yang sebenarnya kau inginkan?"Tawa Kevin langsung terdengar di luar ruangan itu, merasa lucu. Wanita ini sama sekali tidak berubah, masih memiliki rasa kepedulian yang membuatnya muak. Dan itulah kelemahan fatal yang dimiliki Serena. Memikirkannya kembali, wajah Kevin penuh kemenangan, bibirnya sedikit bengkok saat dia berkata dengan suara penuh penekanan, "Berlututlah!"Berlututlah!Sekejam itu Kevin padanya. Mati-matian Serena menahan tangis. Lidahnya dia gigit sangat kuat, menyalurkan sakit hatinya yang meraung penuh sesak.Melihat keterdiaman Serena yang seperti tidak mau. kevin kembali berkata dingin dan acuh tak acuh "Kenapa? Kau tidak mau?"Meraih teh hangat di atas meja dan menyesapnya dengan santai, dia kembali melanjutkan bicara, "Yah ... Itu terserah padamu. Aku hanya perlu melakukan satu panggilan untuk menghancurkan orang yang kau hargai itu."Kevin mengutak-atik ponsel di tangannya seakan-akan ingin melakukan sebuah panggilan saat itu juga, dan kata-kata itu buk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 3 - Mood Yang Buruk

    Malam harinya, setibanya Serena di tempat kos, ia mendapati sebuah mobil berwarna merah yang tak asing baginya terparkir di halaman. Itu mobil Ruhi, batinnya seraya menaikkan pandangan untuk melihat siluet sang sahabat, tapi tidak ditemukannya di mana pun.Rupanya, tak jauh dari kompleks kontrakan itu, Ruhi yang dicari oleh Serena sedang berada di restoran sederhana yang lokasinya tak jauh dari situ. Wanita berpakaian elegan, memiliki perawakan 164 sentimeter, wajah cantik dan berkulit putih sedang duduk di kursi plastik demi menunggu pesanannya.Bibi pemilik restoran yang telah akrab dengan wanita berambut panjang itu lalu menyerahkan bungkusan plastik yang dalamnya berisikan mie kwetiau basah pedas dua porsi."Ruhi, ada sate telur di dalamnya, kalian bisa makan bersama nanti." kata bibi paruh baya itu sambil tersenyum."Gratis lagi?" pekik Ruhi tertawa senang. Bibi itu pun menganggukkan kepalanya seraya ikut tertawa."Kalian sudah lama tidak datang kemari. Pasti sibuk bukan? Makan y

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 7 - Apakah Cinta

    Blam! Pintu kamar mandi dibanting tertutup oleh Kevin. Meninggalkan Serena sendirian di sana dengan ekspresi pucat yang sulit dideskripsikan. Usai kepergian Kevin dari sana, Lina Hui yang awalnya menunggu di luar bergegas masuk. "Apakah terjadi sesuatu?" tanyanya seraya mendekat. Ia sedikit terkejut saat mendapati bahwa wanita cantik di depannya tampak berantakan. Pakaian yang dikenakan Serena terlihat tidak rapi dengan kancing teratasnya terbuka. Memperlihatkan kulit mulus yang terdapat tanda kemerahan serupa tanda ciuman. Serena mengangkat kepalanya yang tadi merunduk. Ia menatap balik pada sepasang mata khawatir itu. "Tidak, tidak ada yang terjadi," Lalu seolah keadaannya bukanlah apa-apa, ia berbalik menghadap cermin, mulai merapikan pakaiannya, mengancingkan kembali kancing yang dilepas dan kemudian, ia berbalik, berjalan melewati Lina tanpa sepatah kata. "Apakah karena direktur...." Lina tidak lanjut mengucapkannya karena merasa bahwa itu percuma. Selain sang direktur yang

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 6 - Apakah Cinta?

    "Lalu kau maunya aku harus bagaimana?" Serena bertanya balik dengan berani, "Aku tahu kau sangat membenciku sekarang. Tetapi, kau pun tidak berhak menuduhku dengan sembarangan, Kevin! "Menuduh kau bilang? Aku tidak menuduhmu!" Kevin mencengkram kedua bahu Serena kuat, membuat wanita itu mengambil langkah mundur hingga punggungnya menabrak keramik wastafel, "Jangan bilang kalau kau lupa, waktu itu kau dan keluargamu yang hina itu telah berani memeras keluargaku!" "Bukankah kau tidak ada bedanya dengan ibumu? Sangat menyukai uang hingga rela melakukan segala cara untuk mendapatkannya." Kevin mendekatkan wajahnya ke telinga Serena, lalu berbisik dengan nada penuh kebencian, "Benar-benar seperti pelacur rendahan!" Walaupun kalimat yang terlontar dari mulut Kevin begitu menyakitkan, Serena terdiam tanpa mampu membantah. Karena memang, apa yang dikatakan oleh Kevin benar. Atas nama hubungan mereka yang salah di masa lalu, ibunya tanpa tahu malu telah meminta uang yang sangat besar pada k

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 5 - Karena Kebencian

    Kevin melirik kekacauan yang terjadi di hadapannya. Melihat Serena yang terduduk menyedihkan di atas lantai marmer dingin itu, ia hanya mengerutkan kening tapi tidak repot-repot untuk membantu wanita itu berdiri. "Pergi bawa dia ke ruanganku." suruhnya pada Lina Hui dengan suara dinginnya. Lina Hui yang belum puas dengan bentakan Yuda, hanya dapat menelan kembali kekesalannya demi mematuhi perintah tuan mudanya untuk membawa Serena pergi dari sana. "Berdirilah, aku akan membawamu ke ruangan lain." ucapnya seraya meraih lengan Serena, membantu wanita itu bangun. Selepas kepergian Serena dan Lina Hui, Kevin melirik ke samping. "Sudah merasa tenang?" "Bagaimana menurutmu?!" tanya Yuda masih emosi. "Apa yang kau lakukan, Kevin?! Menemui wanita itu lagi yang jelas-jelas jadi penyebab dirimu seperti itu? Apa kau sudah lupa akan perbuatannya dahulu padamu? Bila ya, apa perlu aku ingatkan kembali?!" "Mana mungkin aku lupa?" Dengkus Kevin dengan raut wajah mengeras. "Aku tidak akan pern

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 4 - Karena Kebencian

    Keesokan harinya, Serena yang memiliki pekerjaan di shift Siang dengan terpaksa menelepon ketua kelompoknya. Memberitahu pada Anez, kalau dia kemungkinan akan telat datang dan minta agar jadwal pekerjaannya di alihkan menjadi shift malam. Beruntung sekali permintaannya langsung dikabulkan dan Anez sendiri yang akan bertukar shift dengannya. "Terima kasih, Nez. Maaf merepotkan." "Tidak masalah. Aku malah senang karena tidak harus begadang dan pulang pagi." Terdengar suara tawa dari seberang panggilan. Tiba saatnya jam makan Siang, Serena lantas bersiap pergi. Ia sudah menerima alamat perusahaan Kevin yang dikirimkan oleh Lina tadi malam. Jaraknya lumayan jauh dari tempatnya tinggal. Di cek dari gugel map, membutuhkan setengah jam perjalanan menggunakan taxi untuk sampai ke perusahaan Kevin. Dia terbiasa berhemat, dan untuk bertemu dengan Kevin dia telah mengeluarkan uang lebih hanya untuk menaiki kendaraan umum saja. Taxi yang telah dipesannya sudah menunggu di lantai bawah. Sebel

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 3 - Mood Yang Buruk

    Malam harinya, setibanya Serena di tempat kos, ia mendapati sebuah mobil berwarna merah yang tak asing baginya terparkir di halaman. Itu mobil Ruhi, batinnya seraya menaikkan pandangan untuk melihat siluet sang sahabat, tapi tidak ditemukannya di mana pun.Rupanya, tak jauh dari kompleks kontrakan itu, Ruhi yang dicari oleh Serena sedang berada di restoran sederhana yang lokasinya tak jauh dari situ. Wanita berpakaian elegan, memiliki perawakan 164 sentimeter, wajah cantik dan berkulit putih sedang duduk di kursi plastik demi menunggu pesanannya.Bibi pemilik restoran yang telah akrab dengan wanita berambut panjang itu lalu menyerahkan bungkusan plastik yang dalamnya berisikan mie kwetiau basah pedas dua porsi."Ruhi, ada sate telur di dalamnya, kalian bisa makan bersama nanti." kata bibi paruh baya itu sambil tersenyum."Gratis lagi?" pekik Ruhi tertawa senang. Bibi itu pun menganggukkan kepalanya seraya ikut tertawa."Kalian sudah lama tidak datang kemari. Pasti sibuk bukan? Makan y

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 2 - Kebencian Yang Besar

    "A-apa yang sebenarnya kau inginkan?"Tawa Kevin langsung terdengar di luar ruangan itu, merasa lucu. Wanita ini sama sekali tidak berubah, masih memiliki rasa kepedulian yang membuatnya muak. Dan itulah kelemahan fatal yang dimiliki Serena. Memikirkannya kembali, wajah Kevin penuh kemenangan, bibirnya sedikit bengkok saat dia berkata dengan suara penuh penekanan, "Berlututlah!"Berlututlah!Sekejam itu Kevin padanya. Mati-matian Serena menahan tangis. Lidahnya dia gigit sangat kuat, menyalurkan sakit hatinya yang meraung penuh sesak.Melihat keterdiaman Serena yang seperti tidak mau. kevin kembali berkata dingin dan acuh tak acuh "Kenapa? Kau tidak mau?"Meraih teh hangat di atas meja dan menyesapnya dengan santai, dia kembali melanjutkan bicara, "Yah ... Itu terserah padamu. Aku hanya perlu melakukan satu panggilan untuk menghancurkan orang yang kau hargai itu."Kevin mengutak-atik ponsel di tangannya seakan-akan ingin melakukan sebuah panggilan saat itu juga, dan kata-kata itu buk

  • Hasrat Liar Mantan Posesif   Bab 1 - Setelah 10 Tahun

    Kevin mendorong tubuh Serena kasar ke sofa bewarna abu berbentuk L di ruang kamarnya. "Mmmh!" Erangan sakit terdengar lirih, Serena menyentuh dahinya yang memar karena benturan barusan di pegangan sofa. Kepalanya berputar dan visinya menjadi gelap sesaat. Baru saja Serena akan mengangkat tubuhnya bangun, namun terhenti saat tekanan berat dari belakangnya menekannya kembali.Serena berontak panik, dan berusaha kabur menjauh dari jangkauan tangan Kevin yang memegangnya erat dan intim. "Berhenti... Tidak, Kevin!"Kevin mengabaikan rengekan Serena di bawahnya, tangannya mencengkram kedua tangan Serena di atas kepala, dan menggunakan tangan satunya menarik paksa kemeja Serena, merobeknya kasar sampai meninggalkan jejak goresan dari serat kain di kulit putih pucatnya.Serena terkesiap, merasa kedinginan dari pendingin ruangan yang kini menampar punggung telanjangnya hingga membuat dia menggigil. Kevin tidak main-main saat dia berkata ingin mengurungnya dan menyetubuhinya sampai dia tidak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status