Kelly terkejut bukan main. "Ayah, maksud Ayah .... Ayah memintaku dan Kalana untuk tinggal di pedesaan?"Johan berkata dengan tegas, "Ya, seperti itulah maksudku! Sekarang cepat bereskan barang-barang kalian! Aku akan mengatur orang untuk mengantar kalian ke sana!"Kelly tidak bisa menerima kenyataan ini. Seolah-olah sangat terpukul, dia terjatuh terduduk di lantai dan berkata, "Mengapa? Ayah, apa demi orang luar seperti Pamela, Ayah ingin mengusir menantu dan cucu perempuan Ayah?!"Melihat ekspresi Kelly yang menunjukkan seakan-akan dirinya menjadi korban, Johan menatap wanita itu dengan tatapan jijik dan berkata, "Sekarang, perilaku Kalana sudah berubah menjadi buruk karena pengaruhmu. Aku nggak akan membiarkanmu mempengaruhi Justin! Kalian berdua tinggal saja di pedesaan sana! Jangan memberi contoh yang nggak baik untuk Justin di sini!"Kelly mulai berkata dengan terisak, "Ayah! Ayah nggak bisa memperlakukanku seperti ini! Aku adalah istri Marko, menantu Keluarga Yanuar! Bagaimana A
Melihat tidak ada gunanya memohon lagi, Kelly pun berkata dengan kesal, "Marko, kamu pasti ingin aku tinggal di pedesaan selamanya dan nggak kembali lagi, 'kan? Dengan begitu, kamu sudah punya kesempatan untuk menjalin hubungan dengan wanita lain, bukan?"Marko mengerutkan keningnya dan berkata, "Omong kosong seperti apa yang kamu bicarakan? Ini adalah konsekuensi atas perbuatanmu sendiri."Seolah-olah sudah menggila, Kelly tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Hahaha! Marko, kamu jangan berpura-pura lagi, kamu yang benar-benar pandai berpura-pura!""Selama bertahun-tahun aku menjadi menantu Keluarga Yanuar, setiap hari kamu selalu pisah ranjang denganku. Kamu bahkan sama sekali nggak pernah menyentuhku. Aku nggak percaya selama bertahun-tahun ini kamu nggak punya kebutuhan biologis! Kamu pasti sudah punya wanita lain di luar sana, 'kan?""Marko, aku beri tahu kamu, aku bukan Quenne yang bisa kamu campakkan begitu saja!"Mendengar kata-kata tidak enak didengar Kelly, Johan langsung mara
Pamela menaikkan alisnya dan berkata, "Benarkah? Kalau begitu, aku tunggu!"Saat ini, para pengawal sudah selesai memasukkan semua koper mereka ke dalam garasi."Nyonya, Nona Kalana, silakan masuk ke dalam mobil, jangan sampai Tuan Johan marah lagi. Mungkin saja beberapa waktu lagi, Tuan Johan akan memerintahkan kami untuk menjemput kalian."Setelah memelototi Pamela untuk terakhir kalinya, Kelly dan Kalana baru masuk ke dalam mobil dengan enggan dan berangkat menuju ke pedesaan ........Di dalam kediaman Keluarga Yanuar.Setelah Kelly dan Kalana dibawa pergi, suasana di dalam kediaman Keluarga Yanuar menjadi jauh lebih tenang.Melihat putranya yang sudah memasuki usia kepala empat itu masih belum tampak berwibawa itu, Johan berkata dengan kesal, "Lihatlah kamu ini! Kamu sudah berusia empat puluhan tahun, tapi kamu bahkan masih belum bisa mengatur istri dan anakmu dengan baik! Kamu lihat sendiri sudah seperti apa mereka sekarang!"Begitu mendengar ucapan ayahnya, Marko yang sedang ber
Pamela tersenyum dan berkata, "Hmm, konferensi pers sudah selesai, jadi aku sekalian datang untuk melaporkan hasilnya padamu, serta Nyonya Anisa dan Nona Kalana. Tapi, sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat untukku datang? Bagaimana kalau ... lain hari saja aku datang lagi?"Anisa segera melambaikan tangannya dan berkata, "Pamela, cepat masuk, kamu boleh datang kapan saja! Hanya saja, tadi kakekmu dan pamanmu bertengkar, aku khawatir membuatmu kaget!"Pamela berjalan menghampiri Anisa. Dia melirik Johan yang sedang duduk di sofa dengan ekspresi muram seolah-olah sangat tidak senang itu, lalu mendongak, melihat Marko yang sedang berdiri di tangga. Seakan-akan canggung menghadapi situasi ini, dia mengerutkan keningnya dan berkata, "Paman Marko sudah menginjak usia kepala empat, bukan? Kenapa masih bertengkar dengan ayah sendiri? Bukankah kurang pantas seperti itu?"Biasanya, Marko sama sekali tidak peduli kediaman Keluarga Yanuar kedatangan tamu atau tidak. Dia pasti akan langsung me
....Pada saat bersamaan, di dalam mobil yang melaju ke pedesaan ....Sambil menangis, Kalana menyalahkan ibunya sendiri. "Ibu, lihatlah apa yang telah Ibu lakukan? Ibu sudah menghancurkan semuanya, sampai-sampai kita berdua dikirim ke pedesaan!"Saat ini, suasana hati Kelly memang sudah sangat buruk. Begitu mendengar putrinya menyalahkan dirinya, pukulan mental yang dirasakannya makin besar!"Kalana, aku masih bisa terima orang lain yang mengataiku! Kenapa kamu juga mengataiku seperti itu? Aku melakukan semua ini demi siapa? Aku melakukan semua ini demi kamu!"Di saat seperti ini, Kalana sudah tidak ingin memahami ibunya lagi. Dia berkata dengan kesal, "Aku tahu Ibu melakukan semua ini demi aku, tapi semua yang Ibu lakukan ini sama sekali nggak membantuku, bahkan mencelakaiku! Kini, hidupku sudah nggak seperti dulu lagi! Ibu, seharusnya tadi kita mengakui kesalahan kita di hadapan Kakek dan Nenek dan menunjukkan kita sudah menyesali perbuatan kita! Mungkin saja mereka akan memberi kit
Begitu mendengar ucapan ibunya, Kalana juga mengalihkan pandangannya ke arah Revan yang duduk di kursi belakang. Kemudian, ibu dan anak itu saling melempar pandangan dan sudah memahami maksud satu sama lain.Kalana segera bangkit dan pindah ke kursi belakang, duduk di samping Revan ....Awalnya Revan duduk dengan tenang. Begitu melihat Kalana menghampirinya, secara refleks bocah lelaki itu menghindari Kalana. Kini, selain rasa takut, dia sudah tidak menaruh harapan apa pun pada ibunya ini.Diam-diam, Kalana mengulurkan lengannya dan mencubit lengan Revan dengan keras. Begitu mendengar suara teriakan terkejut Revan, dia bertanya dengan volume suara tinggi, "Revan? Revan, kamu kenapa?"Kemudian, dia mengulurkan lengannya untuk menyentuh dahi Revan, lalu dia berpura-pura menunjukkan ekspresi khawatir dan berkata, "Aduh? Kenapa bisa sepanas ini?"Kelly juga berkata dengan kooperatif, "Apa yang terjadi? Apa Revan demam?"Kalana menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ibu! Revan demam! Bagaima
Sebelumnya, dia masih khawatir mereka harus tinggal di mana karena tidak bisa menginap di hotel. Ada catatan penginapan di hotel, ini bisa mempermudah pelacakan keberadaan mereka. Begitu keberadaan mereka ditemukan, mereka pasti akan diantar ke pedesaan lagi.Sementara itu, pada saat ini, Revan masih terisak dengan volume suara kecil dalam pelukannya. Bocah sekecil itu sama sekali tidak mengerti apa yang telah terjadi. Hanya saja, gelombang kegelisahan yang menerpa dirinya membuatnya sangat ketakutan. Namun, sekarang dia tidak berani menangis dengan suara keras. Dia hanya bisa berusaha untuk mengendalikan suara tangisannya ....Namun, Kalana sedang menggendongnya, bagaimana mungkin dia tidak bisa mendengar suara tangisan bocah lelaki itu?Sejak menyadari anak ini sama sekali tidak bisa dia manfaatkan lagi, Kalana sudah menganggap Revan sebagai beban. Dia sama sekali tidak punya kesabaran dan kasih sayang untuk anak itu. "Menangis apaan kamu ini? Sungguh mengesalkan!"Revan tidak tahu k
Begitu mendengar ucapan Stevi, Kalana langsung membelalak kaget. 'Demi melindungi Pamela, Kakak bahkan nggak memedulikan keselamatan nyawanya sendiri? Pasti ada yang nggak beres!'Karena tidak mendapat tanggapan dari Kalana cukup lama, Stevi berkata, "Kalana, kenapa kamu nggak berbicara? Kamu harus membantuku! Kalau sampai Agam benar-benar memperhitungkan masalah itu, Keluarga Respati pasti akan hancur!"Kalana tersadar kembali dan berkata, "Stevi, bukannya aku nggak ingin membantumu, tapi sekarang aku benar-benar nggak berdaya untuk membantumu!"Stevi berkata dengan kebingungan, "Kalana, bagaimana mungkin kamu nggak berdaya untuk membantuku? Kamu adalah penyelamat Agam! Kalau kamu yang buka mulut, Agam pasti akan mempertimbangkan lagi karena kamu adalah penyelamatnya!"Kalana menghela napas panjang, nada bicara sedih terdengar dalam ucapannya. "Stevi, kamu nggak tahu apa yang aku alami belakangan ini. Agam sudah nggak menganggapku sebagai penyelamatnya lagi. Sekarang dia nggak akan me