Sebelum bangun, Kelly sengaja menekan tangan Kalana. Dia mencoba untuk menenangkan putrinya yang sudah kebingungan agar dia bisa mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya.Kalana mengangkat kepalanya dan menatap mata ibunya. Dia sangat panik hingga dia tidak bisa tenang sama sekali ....Kelly tidak bisa membantu putrinya. Dia harus pergi ke ruang belakang tempat Johan dan Anisa bersembunyi.Pamela berjalan mendekat. Jason melirik Kalana tanpa harapan. Kemudian, dia mengikuti Pamela ke ruang belakang.Setelah mereka memasuki ruang belakang, pintunya tidak ditutup. Mereka membuka pintu sedikit, jadi mereka dapat mendengar dengan jelas semua suara yang datang dari luar.Setelah beberapa saat, Wulan dan Jovita dipimpin oleh para pelayan Keluarga Yanuar ke ruang tamu Kediaman Keluarga Yanuar yang luas dan indah.Saat mereka masuk, Wulan dan Jovita tampak bingung. Mereka tidak tahu mengapa Kalana memanggil mereka kemari.Melihat Kalana duduk sendirian di sofa ruang tamu, Wulan berkata samb
Saat melihat seseorang berjalan keluar, Wulan dan Jovita terkejut. Mereka memandang kedua senior Keluarga Yanuar dengan bingung ....Kalana tidak takut. Dia hanya merasa panik dan bersalah. Kalana memandang Johan dan Anisa dengan ragu. Namun, dia masih berkata dengan keras kepala, "Kakek, Nenek, aku ... aku nggak kenal mereka .... Aku nggak tahu kenapa mereka berkata seperti itu .... Mereka dipanggil oleh Kak Pamela. Mereka pasti telah menerima uang dari Kak Pamela dan bekerja sama dengannya untuk menjebakku ...."Pamela juga berjalan keluar dari ruang belakang sambil terkekeh. "Nona Kalana, faktanya telah terungkap di hadapanmu. Bagaimana kamu masih bisa berbohong?"Kalana memelototi Pamela. Meskipun dia merasa sangat kesal, dia juga merasa bersalah dan tidak tahu harus menjawab apa ....Kelly melangkah maju untuk membela putrinya, "Nona Pamela, apakah ada yang salah dengan perkataan putriku? Kedua orang ini, satu adalah ibu tirimu dan satunya lagi adalah adikmu. Tentu saja mereka aka
Johan juga berjalan kemari menggunakan tongkatnya sambil berkata, "Pamela, jangan khawatir, Kakek pasti akan memberi pelajaran pada ibu dan putrinya untuk memberimu keadilan!"Pamela berkata sambil mengatupkan bibirnya dan tersenyum, "Terima kasih Kakek bersedia memercayaiku."Wulan dan Kalana yang berdiri di samping mengetahui situasi menjadi kacau. Saat mereka mendengar Johan berkata bahwa mereka pasti akan memberi pelajaran pada ibu dan putrinya, mereka mengira akan diberi pelajaran. Setelah itu, mereka langsung hendak melarikan diri ....Wulan berkata sambil menggerakkan sudut mulutnya dengan kaku, "Uh ... maaf, ada yang harus kami kerjakan di rumah, kami pergi dulu!"Jovita berkata sambil memegang lengan ibunya dengan gelisah, "Se ... selamat tinggal!"Setelah berkata, Wulan dan Jovita berlari keluar dengan cepat. Pelayan keluarga Yanuar tidak menerima instruksi apa pun, jadi mereka tidak menghentikan keduanya pergi.Johan dan Anisa tidak memperhatikan Wulan dan putrinya. Orang
Kelly merasa masalah berjalan sesuai dengan keinginannya, dia pun menyerang Pamela. "Tanpa bukti, kamu nggak bisa menyalahkan netizen karena memercayai ibu dan anak yang malang itu! Kalau kamu nggak dapat membuktikan bahwa apa yang mereka katakan itu salah, skandal itu kemungkinan adalah benar! Kalana hanya ingin membantu ibu dan putrinya yang malang itu. Dia nggak ingin orang-orang tahu dia melakukan perbuatan baik, jadi dia mencari ibu tirimu sebagai perantara!"Setelah mendengarkan kata-kata Kelly yang mengubah putrinya yang tercela menjadi orang yang melakukan perbuatan baik, Pamela benar-benar ingin memberinya tepuk tangan!Kelly benar-benar tidak tahu malu. Selain itu, dia bereaksi dengan sangat cepat."Aku nggak punya bukti, tapi aku punya ini!" Pamela mengetuk pelipisnya dengan jari telunjuknya.Tindakannya itu membuat orang-orang sedikit bingung ....Kelly berkata sambil mengerutkan keningnya, "Nona Pamela, apa maksudmu? Sekarang masalah sudah menjadi seperti ini, kamu nggak p
Pamela menduga Johan dan Anisa merasa sedikit malu. Mereka ingin meminta Pamela untuk makan atau semacamnya ....Sementara Pamela tidak ingin tinggal di Kediaman Keluarga Yanuar untuk makan. Dia telah mengatakan semua yang perlu dikatakan. Saat ini, dia hanya ingin pergi dari sini.Jason berkata untuk menghibur kakek dan neneknya, "Kakek, Nenek jangan khawatir, aku akan pergi mengantar Pamela."Johan berkata sambil mengangguk, "Ya, pergilah antar Pamela! Kali ini keluarga kita telah menyebabkan masalah baginya lagi!"Anisa juga berkata, "Jason, tolong beri tahu Pamela dengan baik. Keluarga kita meminta maaf padanya."Jason berkata, "Ya, aku tahu."Saat mereka berbicara, tidak ada yang melihat ke arah Kelly dan Kalana yang berdiri di samping. Mereka mungkin merasa kesal dengan keduanya .......Saat Pamela berjalan keluar pintu, kebetulan dia bertemu dengan Marko yang hendak masuk dengan tangan berlumuran tanah.Marko berpakaian dengan sangat bagus, tapi tangannya selalu kotor. Dia past
Marko menghela napas, lalu mengalihkan pandangannya dan hendak masuk ke dalam rumah untuk mencuci tangannya. Namun, dia kebetulan bertemu dengan putranya yang hendak keluar."Hari ini, kamu nggak pergi ke perusahaan?" Perkataan Marko yang penuh dengan kepedulian terhadap putranya itu tidak diterima oleh Jason.Jason menatap ayahnya dengan tatapan sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Aku pergi sekarang."Melihat putranya berjalan pergi dengan acuh tak acuh, Marko terlihat biasa. Kemudian, dia berjalan masuk ke dalam rumah.Suasana di ruangan itu tidak bagus, Kelly dan Kalana menangis sambil berpelukan.Marko menatap Kelly dan Kalana dengan datar, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kemudian, dia langsung naik ke kamarnya untuk mencuci tangan tanpa bertanya apa pun.Di ruang tamu, saat mendengar tangisan keduanya, Johan merasa kesal hingga berkata dengan marah, "Menangis, menangis terus! Apa lagi yang kalian berdua tangisi? Terutama kamu, Kalana, lihat apa yang kamu lakukan!"Kalana ta
Kelly berpikir sejenak, lalu berkata, "Kamu harus segera mencari guru sekolah menengah paling profesional di negeri ini untuk membantu gadis bernama Nala belajar secepat mungkin!"Saat Kalana mendengar ini, dia langsung mengerutkan kening dengan kecewa. "Bu, kita hanya punya waktu tiga hari. Nggak peduli seberapa banyak dia belajar, kita nggak bisa menjadikan gadis itu lebih baik daripada Pamela!"Kelly menyipitkan matanya dengan licik. "Bukankah Pamela meminta kakekmu mengatur seseorang untuk memberikan soal? Dalam dua hari ke depan, Ibu akan menemukan cara untuk membantumu mencuri soal itu! Saat itu, Pamela juga nggak akan bisa menang dari orang yang menghafal jawaban!"Saat Kalana mendengar gagasan ini, matanya menjadi tajam lagi. "Oke! Ayo kita lakukan! Bu, kali ini kita harus menghancurkan Pamela agar dia nggak bisa bersikap sombong lagi!"Kelly berkata sambil mengangguk, "Oke, cepat cari guru untuk Nala! Sekalipun kita memintanya untuk menghafal jawaban yang benar sebelum mengiku
Kelly memamerkan sosoknya yang mengesankan. Dia berharap dapat membangkitkan hasrat suaminya ....Marko hanya menatap wajahnya. "Kalau kamu bersikeras menginginkan kehidupan seperti itu, kamu dapat menemukan pria lain untuk memuaskanmu. Aku nggak keberatan."Setelah berkata, pria itu melewati Kelly dan berjalan menuju biliknya.Kelly merasa terhina. Saat dia masih muda, dia adalah salah satu primadona sekolah. Ada banyak pria yang mengejarnya. Hanya Marko yang tidak menganggapnya serius sama sekali!Kebetulan pria yang tidak peduli padanya itu adalah kekasih sahabatnya, Quenne. Hal ini membuat Kelly jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Marko dan ingin mendapatkannya."Marko, apakah aku lebih buruk dari Quenne? Kamu bahkan nggak mau menyentuhku? Sosokku jauh lebih baik daripada Quenne yang kurus hingga nggak memiliki daging!"Mendengar nama Quenne, Marko berhenti sejenak. Kemudian, dia berkata dengan serius, "Jangan menyebut namanya."Kelly tidak mendengarkannya. "Dia begitu semb
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen