Sebelum Pamela bisa merespons, beberapa wanita di sekitarnya mulai memancingnya lagi ...."Kenapa? Nggak bisa, ya?""Dia nggak bisa main, tapi mau pura-pura jadi murid pintar!""Kamu bahkan nggak bisa main kecapi, bukankah reputasimu sebagai murid berprestasi yang serbabisa hasil bantuan Pak Rektor? Kamu malah bilang kamu nggak berhubungan khusus dengan Pak Rektor pula! Siapa yang percaya?!"Pamela sama sekali tidak pernah membanggakan bahwa dia adalah murid berprestasi yang serbabisa. Namun, karena rektor Universitas Padalamang terlalu menyukainya dan selalu memuji prestasinya, dia pun mendapatkan reputasi seperti ini.Sedangkan dia juga memang sering dipanggil ke kantor rektor selama satu jam.Rektor Universitas Padalamang sangat menyukai matematika dan Pamela adalah murid terbaik di jurusan matematika. Jadi, begitu rektornya menemukan soal matematika yang susah, dia akan memanggil Pamela untuk membahas tentang rumus matematika. Dia juga akan mengesampingkan senioritasnya sebagai seo
Beberapa teman baiknya Isabella masih terus menyerang Pamela ...."Baiklah! Hari ini, asalkan kamu bisa memainkan satu lagu dan bisa mendapatkan tepuk tangan semua orang di tempat, kami anggap kamu menang! Nanti, jangankan minta maaf, kami bisa melakukan apa pun yang kamu mau!"Pamela berkata dengan ekspresi tenang, "Oke."Wanita yang berlagak sebagai pemimpin mereka berkata lagi, "Tapi, kalau kamu mainnya nggak bagus dan nggak mendapatkan pengakuan dari teman-teman kita, kamu harus merangkak keluar dari sini. Selain itu, kami akan merekamnya dan mengunggahnya ke forum kampus! Masih berani, nggak?"Pamela mengernyit. Dia terdiam sesaat, seakan-akan mempertimbangkan ucapan wanita itu, lalu berkata, "Baiklah!"Wanita itu tersenyum sinis dan berkata, "Kalau begitu, pergilah. Kalau kalah, jangan ingkar janji!"Pamela berbalik dan naik ke atas panggung, lalu mengambil kecapi itu dari tangan Isabella.Isabella berpura-pura menasihati Pamela dengan niat baik, "Pamela, sebaiknya jangan terima
Jadi, tadi dia hanya mempermainkan semua orang?...Ekspresi Pamela tetap tenang. Kelima jarinya yang awalnya asal memetik berubah menjadi teratur. Lagu yang dia mainkan adalah partitur gitar yang awalnya diberikan Isabella padanya.Di bawah panggung, ekspresi teman-temannya berubah dari kesal menjadi ragu, lalu menjadi kagum dan terpukau ....Isabella dan teman-teman baiknya tercengang.Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Pamela benar-benar bisa memainkan kecapi dengan baik!Dengan situasi yang tiba-tiba berbalik, beberapa teman-teman Isabella makin tidak mau kalah. Mereka mulai memperingatkan Isabella yang berdiri di atas panggung ...."Isabella, jangan diam saja! Ayo nyanyi!""Ya, Isabella! Kalahkan Pamela dengan suara nyanyianmu!""Isabella, jangan lupa, kamu harus menari juga!"Dengan peringatan teman-temannya, Isabella baru tersadar. Setelah dia menemukan irama yang tepat, dia mulai menyanyikan lagu yang dia tulis sambil menari ....Dia bernyanyi dengan sungguh-sungguh untuk
"Pamela memang adalah murid berprestasi yang serbabisa. Dia bahkan bisa memainkan kecapi dengan lebih baik dari beberapa orang dari jurusan musik!""Aku benar-benar kagum. Aku nggak akan lagi meragukan kemampuan murid terbaik ini!""Aku juga! Sekarang, akhirnya aku mengerti kenapa teman-temanku memanggil Pamela murid berprestasi yang serbabisa. Pantas saja Pak Rektor begitu menyukai Pamela!"Hasilnya sudah jelas, semua orang di tempat terus memuji dan bertepuk tangan.Sedangkan ekspresi Isabella dan beberapa teman baiknya sangat masam.Pamela meletakkan kecapi itu dengan pelan dan berjalan menghampiri beberapa orang itu. "Sekarang, kalian bisa naik ke atas panggung dan meminta maaf pada Pak Rektor."Wanita yang memimpin terjadinya masalah ini tampak tidak percaya. "Kamu ... kamu bukan jurusan musik, kenapa kamu bisa memainkan kecapi dengan sebagus ini?"Pamela menjawab dengan cuek, "Aku nggak mahir, hanya bisa sedikit!"Mendengar nada bicaranya yang santai, wanita itu menggertakkan gig
Pamela tertawa. "200 juta? Isabella, kamu kira aku gampang ditipu, ya, hingga kamu mau menipuku seperti ini?"Isabella mendengus dengan sinis dan berkata, "Pamela, bukankah keluargamu sangat kaya? Keluargamu bahkan bisa menyumbangkan gedung untuk universitas kita. Mana mungkin kamu bahkan nggak sanggup ganti rugi sebuah kecapi?"Pamela memicingkan matanya dan bertanya balik, "Kalau aku nggak mau ganti rugi?""Kamu nggak mau ganti rugi?" Mata Isabella terbelalak. Dia pun mengancam Pamela, "Hari ini, kalau kamu berani nggak ganti rugi, aku akan lapor polisi! Bagaimanapun, ada sidik jarimu di kecapi ini. Tadi, semua orang juga sudah melihatmu memainkan kecapi ini, jadi kamu nggak akan bisa mengelak!"Pamela mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. Isabella jelas-jelas merasa kesal karena dia tidak berhasil menjadi pusat perhatian, jadi dia datang mencari masalah lagi dengan Pamela!Dasar wanita rendahan!"Baiklah, kamu bisa lapor polisi! Saat polisi datang, mereka bisa menilai apakah keca
"Jangan menangis, nanti riasanmu luntur," kata Derry.Derry mengeluarkan sebuah saputangan putih dari kantong bajunya dengan elegan dan menyeka air mata Isabella dengan sangat lemah lembut dan terampil.Karena diperhatikan oleh seorang pria tampan dan anggun seperti ini, jantung Isabella pun berdebar kencang. Dia merasa bahwa dirinya sendiri sangat menarik perhatian.Pria ini pasti adalah pangeran yang datang menyelamatkannya!Dia memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekat ke dekap Derry sambil berkata dengan sangat manja, "Terima kasih, aku nggak apa-apa.""Baguslah kalau begitu," kata Derry sambil tersenyum. Dia menyodorkan saputangannya ke tangan Isabella dan berkata lagi, "Tadi, aku mendengar seseorang memainkan kecapi di ruangan sebelah. Merdu sekali. Apakah itu kamu?"Ekspresi Isabella menjadi kaku. Bagaimana dia harus menjawab pertanyaan ini?Jika dia menjawab dengan jujur, bukankah dia memberikan kesempatan bagi Pamela sialan ini untuk menebarkan pesonanya di hadapan pangeran t
Sosok pria itu tinggi dan ramping, sedangkan gadis itu mengikuti di sampingnya dengan patuh. Entah mengapa, perbedaan tinggi badan mereka terlihat imut....Isabella berjongkok di lantai sambil menangis tersedu-sedu. Dia menyayangkan kecapinya yang dihancurkan begitu saja ....Awalnya, dia mengira bahwa dengan menangis, dia bisa mendapatkan simpati dari pria anggun yang menyeka air matanya tadi. Siapa sangka, setelah menangis sangat lama pun tidak ada yang membantunya berdiri!Begitu dia mengangkat kepalanya, dia melihat sosok pangerannya yang pergi begitu saja ....Mengapa pria tampan itu juga meninggalkannya?!Apakah pria itu tidak peduli dengan dirinya yang begitu menyedihkan?Isabella bergegas berdiri dan mengejar pria itu sambil berseru, "Tuan, tunggu sebentar ...."Derry menghentikan langkahnya dan menoleh sambil tersenyum. "Ada apa? Masih ada masalah apa?" tanya Derry.Isabella tercengang sesaat, dia merasa canggung ....Apakah ini hanya ilusinya? Pangerannya jelas-jelas sedang
"Terima kasih atas pujiannya," balas Pamela dengan cuek tanpa mengangkat kepalanya sama sekali.Agam memegang keningnya dengan sebelah tangannya dan melirik Pamela sambil bertanya, "Pernah belajar, ya?"Pertanyaan pria ini seperti sedang menggali informasi tentang Pamela karena Pamela bisa main kecapi dengan sangat mahir. Hal ini tidak masuk akal.Meskipun Agam hanya memilih Pamela sebagai istrinya karena sebuah kejadian yang tidak diduga, Agam juga sudah menyuruh seseorang untuk menyelidiki latar belakang gadis ini sebelumnya.Keluarga Alister memang termasuk keluarga tingkat menengah, tetapi Pamela adalah seorang anak haram yang tidak dihargai. Sejak kecil, dia dibesarkan oleh kerabatnya di desa. Dengan lingkungan pertumbuhannya yang mengkhawatirkan, dia tidak memenuhi syarat untuk mempelajari alat musik klasik apa pun.Namun, tanpa dasar musik yang kokoh dari pembelajaran selama tujuh hingga delapan tahun, lagu tadi sama sekali tidak bisa dimainkan hingga tingkatan itu.Gadis ini pe