Saat Pamela turun dari mobil, Kalana juga menurunkan jendela mobil dan mengucapkan kata-kata sinis padanya, lalu akhirnya berkata, "Kak Pamela, semoga kamu beruntung, ya!" Kemudian, dia menyuruh sopirnya untuk mengemudi lagi.Melihat mobil Keluarga Yanuar melaju pergi, Pamela memicingkan matanya.Tadi, Kalana tampak sangat percaya diri. Apakah dia benar-benar mengetahui atau hanya pura-pura mengetahui alasan "penting" Agam tidak bersedia mendaftarkan pernikahan dengan Pamela?Tanpa banyak pikir lagi, Pamela berbalik dan berjalan memasuki Kediaman Dirgantara.Begitu Pamela berjalan memasuki halaman Kediaman Dirgantara, dia melihat sebuah mobil mewah yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.Ada tamu, ya?Saat Pamela sedang memikirkan hal ini, seorang pembantu menyambutnya sambil berkata, "Nyonya, Anda sudah pulang, ya! Hari ini, Tuan Tomi dan Nyonya Frida sudah pulang. Tadi, mereka juga mencari Anda! Saat kami bilang Anda sedang bepergian, Nyonya Frida sangat kecewa. Cepat masuk, deh!"Te
Ekspresi Pamela tidak berubah, dia juga tidak menunjukkan emosi apa pun terhadap kejadian barusan. Dia hanya tersenyum dengan patuh sambil menjawab, "Aku hanya pergi mengobrol sebentar dengan temanku. Nenek, aku nggak tahu Kakek dan Nenek akan pulang hari ini. Kalau nggak, aku pasti akan menunggu di rumah."Frida menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak apa-apa, Pamela. Aku dan kakekmu juga tiba-tiba memutuskan untuk pulang hari ini, jadi kami nggak mengabarimu, bahkan Agam juga nggak tahu kalau kami sudah pulang!""Oh iya, kamu pasti lelah, 'kan? Istirahatlah di atas. Nanti, saat Agam pulang, Nenek akan memasakkan makanan enak untuk kalian!"Pamela menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah, terima kasih, Nenek."Dia memang merasa agak lelah. Sejak dia mengandung, stamina dan energinya tidak sebaik sebelumnya.Oleh karena itu, saat Frida membiarkannya pergi istirahat, dia juga tidak menolak.Sebenarnya, dia seharusnya tetap berada di lantai bawah dan menemani Kakek dan Nenek yan
Namun, Agam tidak mengetahui apa yang terjadi. Hanya karena Pamela memanggil namanya seperti ini, ekspresinya menjadi lebih serius. "Ada apa?" tanya Agam.Pamela menatap mata pria ini sambil bertanya, "Apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?"Agam terdiam sesaat, lalu dia mengulurkan tangannya untuk memegang pipi Pamela yang lembut sambil bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba tanya itu?"Pamela tidak menghindari sentuhan pria ini, tetapi ekspresinya tetap datar. Dia hanya menatap lekat-lekat pada pria ini sambil berkata, "Aku mimpi! Dalam mimpiku, kamu membohongiku! Jadi, aku mau tanya, adakah yang kamu sembunyikan dariku? Apakah kamu membohongiku?"Agam teringat akan kejadian semalam, saat Pamela terbangun karena mimpi buruknya, dia pun membuang napas dengan tidak berdaya dan berkata, "Kamu masih marah pada Paman karena mimpi buruk semalam, ya! Itu hanya mimpi, jangan terlalu dipikirkan."Dengan ekspresi tenang, Pamela berkata, "Agam Dirgantara, jawab pertanyaanku. Adakah yang kam
Pamela tersenyum dengan cuek dan berkata, "Baiklah, kalau begitu, lain hari, aku akan pergi mengganggumu di Perusahaan Dirgantara!"Agam tersenyum sambil mendekati Pamela dan berkata, "Kalau begitu, sebelum itu, biar Paman ganggu kamu dulu, ya?"Agam mau mengganggu Pamela?Sebelum Pamela bisa mencerna maksud ucapan Agam, rasa panas yang membara menyerang bibirnya, tatapannya dipenuhi oleh wajah tampan pria ini ....Pamela ditahan di kepala ranjang sambil dicium secara paksa oleh pria ini. Saat Pamela tersadar, dia langsung mendorong dada pria ini dengan kuat!Namun, karena perbedaan kekuatan yang jelas di antara kedua orang ini, sekuat apa pun Pamela mendorong, tubuh pria ini sama sekali tidak bergerak.Karena Pamela tidak bisa mendorong pria ini, dia hanya bisa menyerah dan tidak lagi menyia-nyiakan tenaganya. Dia merangkul leher pria itu dan membalas ciuman itu dengan penuh semangat.Agam tercengang sesaat, jelas-jelas dia terkejut dengan respons antusias gadis ini. Kemudian, dia ter
Sebelumnya, semangkuk sup herbal yang dimasak oleh Frida membuat Pamela mimisan ....Mendengar cucunya mengungkit kejadian yang memalukan itu, Frida merasa malu. Dia menjulingkan matanya pada cucunya, lalu tersenyum pada Pamela dengan rasa bersalah dan juga rasa sayang."Pamela, sebelumnya, Nenek nggak sengaja. Kali ini, Nenek nggak akan membiarkanmu meminum terlalu banyak sup herbal setiap hari! Nenek melihatmu terlalu kurus, jadi Nenek mau memberimu makan lebih banyak. Kalau minum sup itu sesekali, nggak akan kenapa-kenapa, kok," kata Frida.Pamela mengangguk sambil tersenyum dan berkata, "Iya, aku tahu Nenek melakukannya demi kebaikanku."Cucu menantunya ini imut, patuh dan juga bijak, membuat Frida menyukainya. Sekarang, Frida sangat menyukai Pamela, tetapi dia merasa kesal dengan cucu sulungnya itu. Dia pun mengernyit dan berseru, "Agam, Nenek bukan mau mengataimu! Tapi, selama ini, bagaimana cara kamu menjaga Pamela? Kenapa Pamela menjadi sekurus ini?!"Agam juga menarik sebuah k
Seusai berbicara, Pamela meninggalkan ruangan ini dan mengikuti pembantu itu ke luar.Agam tahu bahwa Pamela memiliki hubungan yang rumit dengan "keluarganya", jadi Agam merasa khawatir dan ingin pergi mengikuti Pamela ...."Agam!"Namun, sebelum dia bisa pergi, dia mendengar suara kakeknya yang berwibawa.Agam menoleh dan bertanya pada kakeknya, "Ada apa, Kakek?"Dengan ekspresi masam, Tomi mengubah arah jalan kursi rodanya sambil berkata, "Datanglah sebentar ke kamarku, ada yang mau kutanyakan padamu."Agam berbalik dan melirik bayangan Pamela sekilas. Setelah berpikir sejenak, akhirnya dia mengikuti kakeknya ke kamar kakeknya....Begitu Pamela pergi ke pintu Kediaman Dirgantara, dia pun melihat mobil sport model lama yang berwarna merah milik Jovita.Jovita juga melihat Pamela, kedua matanya yang dirias dengan tebal langsung terbelalak!Pamela membiarkan pembantu yang berada di sisinya kembali melakukan pekerjaannya. Kemudian, Pamela berjalan keluar dari pintu Kediaman Dirgantara d
"Pamela, dulu, kamu melakukan begitu banyak perbuatan buruk dan mencelakai begitu banyak orang di desa. Sekarang, kamu malah menjadi menantu Keluarga Dirgantara dengan tenang di sini! Aku benar-benar menyesal sudah membesarkanmu!"Darius turun dari sisi penumpang mobil sport itu sambil memarahi Pamela dengan amarah yang masih menggebu-gebu, seperti sebelumnya.Wulan juga turun dari mobil dengan tampang senang atas penderitaan orang lain.Melihat kedatangan Darius dan Wulan, Pamela tetap tenang, dia berkata, "Paman Darius, apa maksud ucapanmu barusan? Perbuatan buruk seperti apa yang kulakukan? Hingga kalian repot-repot datang sekeluarga untuk menyerangku?"Darius menunjuk Pamela dengan penuh amarah sambil berseru, "Kamu nggak tahu apa yang kamu lakukan? Dulu, aku seharusnya membunuhmu supaya kamu nggak mempermalukanku! Dasar anak durhaka!"Anak durhaka? Pamela merasa bahwa kata-kata yang Darius gunakan untuk memarahinya sangat konyol.Darius tidak membesarkannya. Dari dulu, Darius juga
Tanpa sungkan-sungkan, Pamela berkata, "Kalau ada yang mau kalian katakan, katakan saja di sini. Kalau nggak mau, pergilah. Aku nggak mau buang-buang waktu di sini."Darius tidak senang melihat sikap Pamela yang arogan, jadi dia berseru, "Apa katamu? Pamela, jangan lupa, siapa yang membesarkanmu hingga sekarang!"Pamela merasa konyol mendengar ucapan Darius, dia pun berkata, "Tentu saja aku nggak akan melupakan siapa yang membesarkanku. Orang yang membesarkanku adalah Petapa Sujan dari kuil di desa, bukan kamu, Paman Darius.""Kamu!" Darius merasa marah hingga dia terdiam seribu bahasa, dia juga tidak bisa mempertahankan sikapnya sebagai seorang ayah angkat lagi ....Pada saat ini, Wulan berjalan maju dan merangkul lengan Darius. Dia membuang napas dan berkata dengan sinis, "Darius, sekarang, Pamela sudah menjadi menantu di Keluarga Dirgantara. Mana mungkin dia masih menganggap kita sebagai ayah dan ibu angkatnya!"Mendengar Darius menyebut dirinya sendiri sebagai ayah angkatnya, Pamel