"Dia memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, kemampuan bekerjanya juga bagus, dia jauh lebih hebat daripada kamu! Kamu nggak mungkin bisa kembali bekerja di sini lagi!"Pamela tetap tidak menanggapinya, bahkan tidak meliriknya sama sekali. Pamela hanya mengangkat lengannya dan mengorek-ngorek telinganya dengan jari kelingkingnya, seolah-olah mendengar suara-suara ribut yang mengganggu indra pendengarannya.Pergerakan sederhananya membuat karyawan wanita itu marah besar saking malunya. Dengan api amarah yang membara, dia menarik lengan Pamela dan berkata, "Eh! Aku sudah berbicara panjang lebar denganmu, apa kamu sudah tuli? Kenapa kamu sama sekali nggak menjawab pertanyaanku?! Dasar wanita nggak tahu sopan santun dan nggak terdidik!""Ting!"Pintu lift terbuka ....Begitu melihat situasi di dalam lift, ekspresi pria yang hendak memasuki lift langsung berubah menjadi muram.Setelah mengetahui adiknya berada di lantai bawah, Jason sudah mulai gelisah. Setelah menunggu cukup lama,
Melihat Kalana, karyawan itu seperti melihat penyelamatnya, dia pun berjalan maju dan menarik lengan Kalana sambil berkata, "Nona Kalana, Anda datang tepat waktu! Tadi, entah kenapa, Pak Jason memecat saya. Anda harus membantu saya!"Kalana mengayunkan tangannya dengan rasa jijik, seakan-akan dia menyentuh sesuatu yang sangat kotor. "Pergi sana! Memangnya kamu siapa?! Kamu kira kamu layak meminta bantuanku?!" seru Kalana.Karyawan ini tercengang sesaat, lalu dia berkata dengan ekspresi tidak percaya, "Nona Kalana? Sebelumnya, bukankah kamu bilang kamu sangat menyukaiku? Kamu meminta bantuanku untuk mengawasi Pamela di perusahaan. Kamu juga bilang ...."Kalana merasa kesal karena karyawan ini menghalangi jalannya, jadi dia langsung mendorong karyawan ini dan berkata, "Jadi kamu percaya saja? Kamu kira kamu siapa?! Dasar nggak tahu diri!"Karyawan ini langsung terjatuh, dia merasa kebingungan, dia sudah dipecat oleh Jason dan bahkan disingkirkan oleh Kalana!Mengapa hal ini bisa terjadi?
Jason bersikeras berkata, "Di sini, jangan takut buang-buang makanan." Dia benar-benar tidak tega melihat adiknya seperti ini."Pak Jason, menurutmu, sangat menyedihkan, ya, aku makan seperti ini?" tanya Pamela sambil menatap Jason dengan heran.Jason tercengang sesaat, lalu bergegas berkata, "Tentu saja nggak!"Tatapan Pamela menggelap. "Kalau nggak, tolong jangan ganggu cara aku makan," kata Pamela.Jason terdiam, dia hanya bisa duduk kembali di tempatnya sambil menatap adiknya dengan tidak berdaya dan mengikuti kemauan adiknya. Asalkan adiknya bahagia, Jason tidak berani berkomentar lagi.Pamela memakan sepotong daging dengan santai, lalu berkata, "Pak Jason, aku harap orang lain nggak mengetahui hubungan darah antara kita. Kamu seharusnya belum bilang ke siapa-siapa, 'kan?"Jason mengangguk dengan tegas dan berkata, "Iya, tenang saja, aku nggak memberi tahu hal ini pada siapa pun. Pamela, sebelum aku yakin kamu akan bersedia pulang ke rumah, aku nggak akan memberi tahu siapa pun."
Jason mengambil sendok itu, tetapi dia tidak mengambil makanan. Dia hanya menatap lekat-lekat pada Pamela dengan tatapan lembut.Melihat hal ini, Kalana merasa sangat tidak senang. Namun, dia tetap harus mempertahankan senyuman yang sopan. Dia mendorong salah satu kotak makanan ke hadapan Pamela sambil berkata dengan pura-pura baik, "Kak Pamela, cobalah makanan ini!"Pamela hanya berterima kasih dengan cuek, tetapi dia tidak memakan makanan yang dibawa Kalana.Kalana yang tidak mendapatkan tanggapan apa pun hanya bisa berdiri di satu sisi dengan canggung. Dia merasa seakan-akan dia menjadi pelayan yang sedang melayani orang lain, tetapi dia tidak bisa menunjukkan ketidaksenangannya. Dia pun menarik sebuah kursi dan duduk di sisi kakaknya.Sejak dia datang, kakaknya dan Pamela tidak lagi berbicara. Dalam hatinya, Kalana makin mencurigai hubungan antara Jason dan Pamela!Kalana mengeluarkan ponselnya dan melihat foto yang dia kirimkan pada Agam. Foto itu sudah terkirim, tetapi dia tidak
Jason sendiri juga mengetahui sifat adiknya yang keras kepala, jadi dia membuang napas dengan lelah dan bertanya dengan muram, "Tadi, dia panggil kamu dengan panggilan apa?"Calvin yang terus dipelototi oleh bosnya pun mulai merasa pusing. "Emm ... Nona Pamela sangat sopan, dia memanggil saya Kak Calvin," jawab Calvin.Jason langsung mendengus. "Huh!"Calvin hanya bisa terdiam....Di dalam lift, ada kamera pemantau, jadi Kalana tetap berhati-hati karena dia takut dia akan meninggalkan kelemahannya di tempat kakaknya. Oleh karena itu, dia tidak mengucapkan apa pun pada Pamela di dalam lift, hingga saat mereka keluar dari Perusahaan Yanuar dan naik ke mobil.Pada saat ini, Kalana baru berkata dengan sinis, "Kak Pamela, kamu benar-benar hebat, ya, bisa membuat orang seperti kakakku bersikap sebaik itu padamu!""Kamu terlalu memujiku," kata Pamela, lalu dia menguap dengan bosan. Tanpa melihat Kalana sama sekali, dia berkata pada sopir yang sedang mengemudi di depan, "Pak, tolong antarkan
Saat Pamela turun dari mobil, Kalana juga menurunkan jendela mobil dan mengucapkan kata-kata sinis padanya, lalu akhirnya berkata, "Kak Pamela, semoga kamu beruntung, ya!" Kemudian, dia menyuruh sopirnya untuk mengemudi lagi.Melihat mobil Keluarga Yanuar melaju pergi, Pamela memicingkan matanya.Tadi, Kalana tampak sangat percaya diri. Apakah dia benar-benar mengetahui atau hanya pura-pura mengetahui alasan "penting" Agam tidak bersedia mendaftarkan pernikahan dengan Pamela?Tanpa banyak pikir lagi, Pamela berbalik dan berjalan memasuki Kediaman Dirgantara.Begitu Pamela berjalan memasuki halaman Kediaman Dirgantara, dia melihat sebuah mobil mewah yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.Ada tamu, ya?Saat Pamela sedang memikirkan hal ini, seorang pembantu menyambutnya sambil berkata, "Nyonya, Anda sudah pulang, ya! Hari ini, Tuan Tomi dan Nyonya Frida sudah pulang. Tadi, mereka juga mencari Anda! Saat kami bilang Anda sedang bepergian, Nyonya Frida sangat kecewa. Cepat masuk, deh!"Te
Ekspresi Pamela tidak berubah, dia juga tidak menunjukkan emosi apa pun terhadap kejadian barusan. Dia hanya tersenyum dengan patuh sambil menjawab, "Aku hanya pergi mengobrol sebentar dengan temanku. Nenek, aku nggak tahu Kakek dan Nenek akan pulang hari ini. Kalau nggak, aku pasti akan menunggu di rumah."Frida menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak apa-apa, Pamela. Aku dan kakekmu juga tiba-tiba memutuskan untuk pulang hari ini, jadi kami nggak mengabarimu, bahkan Agam juga nggak tahu kalau kami sudah pulang!""Oh iya, kamu pasti lelah, 'kan? Istirahatlah di atas. Nanti, saat Agam pulang, Nenek akan memasakkan makanan enak untuk kalian!"Pamela menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah, terima kasih, Nenek."Dia memang merasa agak lelah. Sejak dia mengandung, stamina dan energinya tidak sebaik sebelumnya.Oleh karena itu, saat Frida membiarkannya pergi istirahat, dia juga tidak menolak.Sebenarnya, dia seharusnya tetap berada di lantai bawah dan menemani Kakek dan Nenek yan
Namun, Agam tidak mengetahui apa yang terjadi. Hanya karena Pamela memanggil namanya seperti ini, ekspresinya menjadi lebih serius. "Ada apa?" tanya Agam.Pamela menatap mata pria ini sambil bertanya, "Apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?"Agam terdiam sesaat, lalu dia mengulurkan tangannya untuk memegang pipi Pamela yang lembut sambil bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba tanya itu?"Pamela tidak menghindari sentuhan pria ini, tetapi ekspresinya tetap datar. Dia hanya menatap lekat-lekat pada pria ini sambil berkata, "Aku mimpi! Dalam mimpiku, kamu membohongiku! Jadi, aku mau tanya, adakah yang kamu sembunyikan dariku? Apakah kamu membohongiku?"Agam teringat akan kejadian semalam, saat Pamela terbangun karena mimpi buruknya, dia pun membuang napas dengan tidak berdaya dan berkata, "Kamu masih marah pada Paman karena mimpi buruk semalam, ya! Itu hanya mimpi, jangan terlalu dipikirkan."Dengan ekspresi tenang, Pamela berkata, "Agam Dirgantara, jawab pertanyaanku. Adakah yang kam